thumbnail

Bagaimana Caraku Melupakanmu?

Semua telah usai dan berlalu, semua sudah berubah. Seperti orang asing yang tak pernah saling kenal, sebegitu cepatnya waktu berlalu hingga merubah hati dan perasaan seseorang.

Bagaimana dengan aku yang masih disini? Bagaimana dengan aku yang masih di bayang-bayangi masa lalu. Setiap hari tanpa lelah aku mengingatmu dan setiap hari juga aku berusaha melupakanmu.

Semakin dalam dan berusaha aku melupakanmu semakin sakit hati ini. Waktumu habis hingga masa itu, tapi aku masih disini berharap sekali saja aku bertemu denganmu hanya sekali. Berulang kali aku sibukkan diriku hingga tak punya alasan atau waktu untuk mengingatmu, tapi semua itu gagal. Meski aku sibuk, selalu saja ada waku dimana aku teringat akan hadirmu.

Bisakah bayang dan kenanganmu pergi? Aku disini sedih, hingga tak tahu harus bagaimana. Apa kabar kamu di sana? Sudah lupakah tentang hadirku? Iya aku hanya orang asing dan tetap orang asing.

Sungguh ini semua menyiksaku, hari-hariku berusaha mendapatkan kabarmu. Ingin rasanya aku melihatmu dalam keadaan baik-baik saja, agar aku tenang agar aku yakin kamu baik-baik saja.

Dulu kau bagian terindah dalam hidupku, bahagiaku, moodku dan harapanku satu-satunya. Tapi seiring waktu semua berlalu dan hilang seolah tak pernah ada cerita kita. Aku rindu candamu, aku rindu didengarkan aku rindu semuanya. Bisakah aku sadar, bahwa semua tak lagi sama? Bisakan aku ikhlas melepasmu? Bisakah aku berdamai dengan keadaanku.

Aku rindu, aku benar-benar rindu, aku mohon sekali saja aku mendengar suaramu. Sekali saja melihatmu meski jauh.

Jika kau ada disini ijinkan aku mengatakan sesuatu " tak pernah sedikitpun aku membencimu, bahkan aku tak mampu melupakanmu hingga kini. Waktu berlalu sangat lama, lama sekali. Tapi bertahun-tahun aku tak mampu menghapus dirimu dalam ingatanku. Aku bahagia saat itu, aku tenang dan nyaman saat itu. Aku bodoh saat itu tak mampu peka terhadap hadirmu, hingga saat nya kau memutuskan pergi barulah aku sadar bahwa tak ada yang mampu menghapus hadirmu dalam ingatanku. Terimakasih pernah menjadi kebahagiaanku, terimakasih dimasa itu kau tak pernah lelah mendengar ocehanku, dan terimakasih telah menjadi bagian dari orang yang teramat peduli padaku. Salah satu sahabat bilang bahwa kau pernah menelponnya dengan panik hanya untuk menanyakan keadaanku, andai aku sadar waktu itu aku tak mungkin begini. Oh ini penyesalan terbesar dalam hidupku. Aku terperangkap dalam penyesalan, hingga aku tak mampu melupakanmu. Caraku cukup berbeda untuk melupakanmu, karena aku sadar kau tak sendiri lagi begitupun aku, saat komunikasi kita mulai membaik aku putuskan untuk memusuhimu agar kita semakin jauh, karena aku tak mau merusak kehidupanmu. Sialnya malah aku semakin sulit melupakanmu, bisakah aku berdamai dengan masa laluku? Bisakah aku memaafkan kebodoh-kebodohanku. Sekali saja biarkan aku bernapas dan hidup dengan damai, tanpa bayang-bayangmu. Meski hati kecilku selalu menginginkan dan berharap melihatmu tanpa sengaja dan melihatmu baik-baik saja, itu akan cukup mengobati rasa rinduku selama ini"

.comment-content a {display: none;}