thumbnail

KAPAN NIKAH? - PERTANYAAN KEPO YANG BIKIN GREGETAN

Ini tentang kesunyian hati, tentang kekosongan dalam tiap ruangan hati yang sendu. Aku melangkah tanpa ada seseorang yang menemani perjalanan hidupku, aku masih bertahan sendiri melawan waktu. Tiba-tiba aku bertemu dengan sahabatku, dia sudah memiliki anak, dia bertanya “ kapan kamu menyusul?” aku tak menjawab hanya tersenyum sesaat. Lalu dia berkata “kamu terlalu banyak memilih terlalu sibuk mencari yang sempurna!” aku enggan menanggapinya. Lalu dalam hati aku berkata, mungkin mereka tidak pernah tahu, bahwa aku pun telah berusaha mencari pendamping yang mau menerima aku apa adanya, aku mengukur diri tak ada makhluk yang sempurna dan aku pun jauh dari kata sempurna. Setiap kali aku bertemu pasti mereka bertanya “ kapan menikah, ko betah hidup sendirian?” bosan seringkali aku ingin menjawabnya, namun toh mereka juga tidak akan mengerti. Terlalu sering mereka bertanya membuatku jadi tambah bingung dan bertanya sendiri “ kapan aku bertemu dengan jodohku?”. Semua orang pasti akan mengalami pertanyaan tersebut. Pernah suatu ketika, aku berjalan dengan adik kelasku tiba-tiba dia nyeloteh sangat tidak sopan menurutku “ kakak, ko aneh ya sepertinya gak mikir gitu, usia segini belum nikah”. Dalam hati aku berkata aduh ini anak ngomong sembarangan. Lalu aku menjawab “ bukannya gak mikir, kita cari dan berdoa sudah cukup namun tak perlu menyesali diri dan terlihat bodoh karena menunggu jodoh yang belum kunjung datang” Lalu dia berkata “ iya si kak, tapi temen kakak yang itu aneh belum nikah seperti orang stress, mikir yang .aneh- aneh nulis status yang lebay-lebay.” Lalu aku menjawab “ ya memang setiap orang bebas berekspresi, mungkin dia nulis status karena rasa kesepian, ingin mendapat tanggapan dari orang lain, atau ya memang nyamannya seperti itu. Setiap orang kan berbeda, bukan berarti aku tak menulis status yang alay aku gak mikir itu kembali ke masing-masing orang.” Lalu dia terdiam, aku dulu biasa saja, tak pernah gelisah dengan yang namanya jodoh. Namun seiring usia bertambah, kicauan tetangga dan teman-teman aku merasa tertekan sendiri terasa waktu begitu menghimpit seolah tak ada kesempatan untuk bergerak dan merasa seperti nenek-nenek yang tak berhak mendapatkan kesempatan untuk mengecup manisnya hidup. Di tambah kakakku yang bawel, hari libur kerja biasanya aku tidur panjang, kakakku marah-marah karena orang seperti aku harusnya main, aku bingung semua terasa begitu kacau. Lalu dia berkata “ kamu sudah tidak bisa santei-santei lagi, usiamu bukan anak usia 18 tahun” Semua terasa seperti bunyi alarm yang berbunyi setiap saat dan dimana saja. Rasanya aku ingin lari ke luar negeri mengungsi beberapa tahun dan kembali-kembali bawa suami, itu pikirku jika sedang di gempur dengan pertanyaan kapan menikah?
Lalu sahabatku yang baru saja menikah menyarankan agar aku bersikap agresif, gesit dan maksa laki-laki untuk menikah. Aku geleng-geleng kepala rasanya aku malu jika seperti itu, orang membombardir kapan nikah itu rasanya seperti polisi yang nanya tersangka yang harus di jawab dengan jawaban yang pasti. Rasanya jika pun ada orangnya (jodohnya) ya saya akan undang semua, kalemin aja rasanya ingin seperti itu. Tapi??? Kesunyian memang tidak bisa di bohongi, banyak orang yang belum menikah dan melakukan berbagai macam cara agar tidak menjadi beban dalam hidupnya
Ada yang hobi nulis status di medsos
Nyalurin hobi
Ada yang senang travelling dan shoping
Menyibukkan diri dengan pekerjaan

Macam-macam yang penting jangan sampai depresi saja. Aku percaya pernikahan (di pertemukannya kita dengan pasangan kita) itu merupakan drama kehidupan yang waktu dan tempatnya sudah di rancang sedemikian sempurna sebagai kado istimewa yang di berikan Tuhan untuk semua hambanya. Semua sudah ada dalam takdirnya. Namun sekarang bagaimana kita beusaha dan berdoa tiada henti, jangan cemas dengan perkataan orang. Mereka asal bicara karena mereka tidak pernah tahu posisi orang seperti kita, di usia yang seperti ini belum berjumpa dengan kekasih hati. Sudah lah berpikir poistip aja , jangan mikir yang aneh-aneh.

thumbnail

TENTANG HUJAN, RINDU DAN MEMORI DI MASA LALU

Ini tentang rindu yang masih tersimpan, ini tentang kenangan yang sulit terhapus, ini tentang rasa yang sulit terucap hingga kini. Aku memang masih menyimpan rindu dan harapan tentangnya, namun sulit bagiku untuk memulai dari awal lagi. Terkadang hati begitu merindukan kehadirannya, namun di sisi lain hati juga menolak tentang keberadaannya. Bagaimana tidak? Dia pergi tanpa memberikan kabar dan menghilang begitu saja, saat hati menjerit tak ada kabar pasti yang bisa menjelaskan tentang keputusannya pergi begitu saja. Aku tahu, betapa besar rasa cintanya untukku, aku bisa merasakannya, ketulusannya, kasih sayang nya dan juga perhatiannya saat itu, itulah mengapa hingga saat ini tak ada yang mampu menggantikannya. Namun aku tak bisa menerima alasan apapun ketika dia pergi berhari-hari tanpa kabar, aku menghubunginya berkali-kali namun dia menolaknya, mengirim pesan singkat tak ada balasan. Saat itu aku sedih sekali, hati ku terluka di tinggalkan tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba dia datang kembali pertama memang aku mencoba memahami sikapnya dan alasannya. Namun aku yang selalu berfikir dia mencintaiku tidak meungkin pergi tanpa alasan yang jelas. Saat itu aku memang tahu, betapa hatinya terluka karena dia tidak setuju ayahnya menikah lagi. Ibunya sudah meninggal sekitar 4 tahun yang lalu, dia merasa tertekan dan memang jika masalah mengahampirinya dia selalu pergi dari rumah hingga lupa bahwa ada aku yang selalu menunggu kabar darinya. Salahnya dia ketika di rundung masalah selalu melampiaskan amarahnya kepadaku, beberapa kali aku memahaminya beberapa kali aku menerimanya kembali. Tapi hubungan ini bukan tempat yang bisa ditinggalkan begitu saja, lalu datang kembali tanpa penyesalan. Setiap kali mengahadapi masalah imbasnya ujung-ujungnya hubungan ini yang terancam bubar. Dia seperti tak menganggap arti hadirku, dia tak pernah mau berbagi duka denganku, dia selalu pergi dan datang tanpa permisi. Setiap hubungan pasti memiliki tujuan untuk di bangun dan di jalani bersama. Jika sudah masuk pada pernikahan apa bisa dia berubah sikap dan lebih menghargai keberadaanku. Namun kecerobohannya selalu di ulang, dia benar-benar pergi hingga berbulan-bulan lalu dia datang lagi, menelpon ku tanpa henti dan mengirim pesan untukku. Tapi aku malas menanggapinya, dia selalu melakukan salah yang sama. Andai saja salahnya tak pernah di ulang, andai saja aku di anggapnya sebagai sahabat agar bisa berbagi, tapi?? Dia sepertinya tidak nyaman jika harus bercerita dengan ku, aku selalu berfikir apakah ini yang akan terjadi jika suatu saat kita menikah dan mengalami suatu masalah, apakah dia akan pergi meninggalkanku? Seribu Tanya hinggap menghampiriku dan enggan pergi, tapi aku pun bukan satu kali memberinya kesempatan agar tidak mengulang salah yang sama. Aku abaikan saja telpon darinya, aku mengirim pesan singkat bahwa hubungan kita memang sudah berakhir sejak dia pergi tanpa alasan yang jelas untuk kesekian kalinya. Sudah hampir 3 tahun perpisahan kami hingga saat ini. Namun terkadang aku masih mengingatnya dan sulit untuk menghapus bayangnya. Ingatanku kembali ke masa lalu saat aku pulang kerja, mengendarai motor sendiri, untuk pertama kalinya saat itu hujan turun setelah kemarau yang cukup panjang, di perjalanan tiba-tiba aku teringat sosok yang dulu pernah mengisi hidupku. Lalu aku berhenti sejenak untuk berteduh, melihat tetesan air hujan serasa membawa ku kembali ke masa lalu, di mana dulu jika hujan seperti ini kita sedang dalam perjalanan kita akan meneruskan perjalanan atau berhenti sejenak dan berteduh bersama. Semua terasa hangat, semua terasa indah meski takut dengan kilatan dan petir, kita berdiri di ruko-ruko dan kita melihat air hujan bersama. Tiba-tiba aku teringat itu semua, padahal perjalananku menuju rumah masih jauh, langit begitu mendung aku berteduh dan melihat tetesan air hujan, tapi aku tak mau diam dan larut dalam sedihku. Aku beranjak pergi, air membasahi wajahku hingga seluruh tubuhku tak ada yang tahu, dalam turunnya hujan aku meneteskan kerinduan di masa lalu. Aku selalu ingat saat dulu masih bersama, saat suasana sedang hangat jalan-jalan mengendarai motor menuju tempat-tempat wisata selalu berdua saat itu masih terasa indah, tapi kini tinggal kenangan. Beberapa hari kemudian, saat malam telah tiba. Suara hp ku berbunyi dan aku lihat ada undangan pertemanan baru, ternyata itu dia aku tersenyum dan menerimanya. Mungkin diapun teringat ke masa lalu, aku sendiri tak tahu dari mana dia tahu pin ku. Akhirnya kita berbincang-bincang suasana terasa hangat. Tapi?? Aku tahu sekarang dia sudah tidak sendiri, namun dia ingin kembali. Aku tak bisa, jika ada orang yang menemaninya tak mungkin bisa aku menyingkirkannya, aku menolaknya dan aku menghapusnya. Aku tak mampu lagi berandai-andai untuk kembali ke masa itu, karena aku tahu sikap dia tak pernah berubah yang datang dan pergi secara tiba-tiba. Tapi hujan selalu mengingatkanku pada kehangatan yang di balut oleh suara rintik air hujan, hujan itu tentang memori, rindu, harapan dan guyuran kenangan yang terpercik tiap tetes yang turun.

Ini tentang rinduku, ini tentang rasaku, tapi ini tentang kesunyian dalam hatiku tanpa hadirnya lagi. Kini aku melangkah dan berharap hujan mampu menghapus jejaknya dalam hidupku, karena kini aku tahu dia tak sendiri lagi, dan aku harus mampu berjalan melawan waktu melupakan masa lalu. Meski sulit aku menahan rindu, meski hati terselimuti sepi tapi aku yakin waktu dapat menyembuhkan luka ini dan kembali menatap kehidupan yang penuh dengan kepastian.

thumbnail

KARENA AKU WANITA - CERITA CINTA


Saat itu tiba-tiba aku teringat pada seseorang yang telah mengisi hidupku selama kurang lebih 5tahun, rasa rindu hadir saat dimana aku mengingatnya. Semakin hari rasa rindu itu pun semakin kuat. Saat malam tiba, rindu semakin besar tak tahu apa yang harus aku lakukan, akhirnya aku memutuskan untuk berdoa agar tetap tenang. Dalam doa aku berharap banyak, agar Tuhan memberikanku kesempatan satu kali lagi, agar aku bisa bertemu dengan nya meski hanya beberapa menit saja. Dalam doa yang penuh harap, aku juga berharap bisa mengobrol dengannya menanyakan kabar apa yang telah terjadi selama kita tak bersama. Hari demi hari telah berlalu, tepat tengah malam, aku semakin sulit untuk memejamkan mata. Lalu tiba-tiba telepon genggam ku berbunyi, aku lihat dan aku mulai tersenyum. Orang yang selama ini aku rindukan tiba-tiba ada dan meminta undangan pertemanan di salah satu medsos akun milikku.

Aku menerimanya, rasanya ingin  memulai obrolan namun semua serasa kaku. Akhirnya aku hanya melihat-lihat statusnya. Aku pikir sudahlah, tak perlu aku yang memulai. Tapi selang beberapa menit kemudian dia memulai obrolan, dia berkata bahwa dia masih menyimpan rasa, dan selalu ingat namun bingung untuk memulai. Obrolan semakin hangat, lalu dia meminta agar kita bisa bertemu langsung dan meminta kesempatan untuk memulai semuanya dari 0 kembali. Tanpa berfikir panjang aku pun mengiyakannya, aku ingin bertemu dan ingin banyak bertanya tentang semuanya, aku selalu merasa hubungan ini tak ada kata yang terucap secara pasti hingga kita benar-benar berpisah. Kami memutuskan akan bertemu di dekat tempat kerja aku, aku sudah tak sabar menunggu waktu itu. Tiba-tiba aku teringat semua yang telah terjadi, aku ingin sekali jika dia memang serius dan memulai semuanya dia mampu membuktikan dengan niat yang serius dengan membawa orang tua nya ke rumah ini. Aku teringat saat dimana hubungan kami memasuki usia ke-4 saat itu, ayahku menanyakan bagaimana tentang kelanjutan hubungan kami, lalu tiba-tiba selama hampir dua minggu dia menghilang tak ada kabar, dan datang kembali serta memberikan alasan yang saat itu aku masih mau menerimanya dia tak berani datang ke rumah dan sempat menghilang, memasuki usia hunbungan kami yang ke-5 semua terasa sia-sia dan sulit, apa yang aku perjuangkan dan aku pertahankan serasa sia-sia. Bagaimana tidak, hubungan ini serasa hambar, dingin dan tak ada tujuan yang pasti. Bahkan dia terkesan cuek. Aku jadi teringat saat hubungan kita memasuki usia ke-3 dia pernah selingkuh, dia pernah pergi saat aku banyak tugas kuliah dan banyak masalah. Dengan seenaknya dia pergi hampir berbulan-bulan, hingga aku anggap saat itu kita telah berpisah. Lalu tiba-tiba dia datang lagi, bahkan Dia meminta maaf dan berjanji tak akan mengulang salah yang sama. Aku bertahun-tahun yakin bahwa dia akan berubah dan aku selalu menunggunya, tapi??? tahun ke-5 adalah tahun yang amat sangat berat. Dimana hubungan ini seharusnya memiliki arah dan tujuan, setiap aku menanyakan rencana pernikahan  dia selalu menghindar. Tibalah saat aku di uji Tuhan dengan masalah yang hebat dengan segudang masalah dan keadaan yang sangat sulit yang harus aku hadapi, janji akan berubah pun hanya omong belaka. Untuk ke dua kalinya dia pergi meninggalkanku saat aku susah. Rasanya sakit sekali, saat masalah tiba ingin rasanya orang yang kita sayang memberikan kita semangat agar bisa menjalaninya. Saat itu hidup serasa sulit, aku harus hadapi sendiri, sangat sakit hati ini, serasa tak berarti lagi. Namun mata mulai terbuka saat itu, aku yang begitu mencintainya dan mengharapkannya tiba-tiba mati rasa dan dingin, aku tak perduli lagi. Cukup tau, jika memang dia adalah orang yang menyayangi kita dia tak akan tega meninggalkan kita dengan masalah yang kita hadapi, bukan nya menolong malah pergi dengan enaknya. Aku selalu bertahan dalam kondisi dan apapun meski dia susah sekalipun, tapi ini balasan yang ia berikan. Aku mulai sadar bahwa dia tidak benar-benar mencintai aku. Aku teringat semuanya dengan kejadian di masa itu. Aku mulai berfikir kembali jangan sampai aku bodoh dan jatuh dalam ke salahan yang sama, menjalani hidup tak pasti dengan orang yang hanya datang di saat dia butuh. Lalu aku bertanya, kenapa orang ini setelah dua tahun hubungan ini berakhir datang tanpa merasa bersalah dan meminta memulai kembali dari awal. Aku bingung, aku yakin dia akan melakukan salah yang sama. Aku mencari aman, lalu aku bertanya tentang pekerjaannya. Dia bilang saat ini masih menunggu panggilan kerja, setelah habis kontrak. Dalam hati aku mulai berkata “ oh pantas dia menganggur makanya dia datang lagi, saat dia kerja apa dia ingat sama aku ?”. lalu akupun tak ingin ambil resiko seperti dulu lagi, aku yang menunggunya saat dia belum lulus dan belum kerja jika di pikir aku hanya menghabiskan waktu dan materiku. Jika aku ingat kembali, aku tak pernah berani meminta sepeserpun uang darinya. Tapi dengan tanpa malu dia sering memintaku dengan cara halus untuk ingin beli ini dan itu. Aku mikir lagi, jangan sampai materi dan waktuku terbuang percuma untuk orang yang datang pada kita saat butuhnya saja dan meninggalkan kita saat kita mendapat masalah. Akhirnya aku putuskan untuk tidak bertemu, janji kami untuk bertemu pun batal, karena aku sudah mencium hal buruk yang dulu pernah terjadi akan terulang lagi. Lalu aku katakan padanya, datanglah bersama orang tua mu ke rumahku. Jika niatmu adalah baik, maka kita akan meresmikan hubungan kita setidaknya orang tua kita tahu, jika niatmu benar maka kamu akan datang ke rumah, jika memang kamu datang maka aku akan menunggumu. Dan alhasil dia pun mundur dan megatakan maaf untuk datang ke rumah tidak bisa. Aku terpikir bahwa hubungan yang di jalin oleh dua orang, bukan hanya menyatukan hubungan di antara mereka saja. Namun menghubungkan dua keluarga. Sayangnya lagi ke dua orang tua ku juga tak berharap orang itu datang lagi dalam hidupku. Aku sadar dia tak akan berubah, entah apa yang membuat aku mencintainya. Saat teringat semua tentang apa yang ia lakukan, aku rasa aku tak akan bisa untuk memulai hubungan lagi dengannya. Ini adalah hal bodoh, tindakan bodoh dan juga perlakuan bodoh yang pernah saya alami. Akhirnya, aku menghapus pertemanan dan aku merasa lebih tenang setidaknya aku tahu, bahwa dia tidak pantas untuk di tunggu. Jika laki-laki yang benar saat di tantang untuk datang ke rumah dia pasti akan datang, tapi ini? Banyak omongan dan alasan tak jelas. Dulu aku memang wanita yang teramat bodoh, tapi aku tak mau di bodohi lagi. Orang yang telah di berikan kesempatan berkali kali dan membuat kesalahan yang sama dan berkali kali juga, tak pantas untuk di percaya lagi. Karena aku seorang wanita, butuh kepastian dalam sebuah hubungan, butuh laki-laki yang menjadi rekan dan teman hidup yang baik, bertahan dalam keadaan susah dan senang. Bukan pergi saat salah satu pasangan tertimpa musibah, dan datang saat butuhnya saja. Hmmmmm…. Bodoh jika aku mengharapkannya lagi. Benar-benar bodoh, untuk doa ku terjawab sudah, setidaknya aku tahu dia tidak pantas untuk di harapkan.

thumbnail

NASIB ANAK BANGSA DI DAERAH TERTINGGAL


Saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman saya mengajar di dua situasi berbeda, yang pertama saya akan bercerita tentang sekolah pertama, lingkungan dan sumber daya manusia nya agak kurang.
Sekolah Di Daerah Tertinggal
Pertama saya menginjakkan kaki di tempat ini serasa 20 tahun mundur ke kehidupan jaman dulu, rumah warga di sekitar sekolah kebanyakan masih rumah panggung, jalannya rusak, anak-anaknya seperti yang jarang mandi. Dan bahasa yang mereka gunakan sangat kasar, apalagi banyak anak yang lulus sekolah SD sudah menikah dan menjadi sebuah adat, bahwa wanita turun ke dapur. Ketika saya menuju perjalanan seolah sedang menuju hutan, di sepanjang jalan yang saya lihat adalah pohon-pohon besar, dan rumah dari satu rumah ke rumah lainnya berjauhan. Saya merasa berada di tempat primitive untuk menuju lokasi sekolah. Apalagi jalan rusak menuju lokasi membuat nyali saya menciut takut terperosok. Maka saya putuskan untuk menitipkan kuda besi saya, ke salah satu rumah warga untuk berjalan kaki menuju lokasi. Sekolah nya masih baru, ruang kelasnya baru ada dua, muridnya kelas VII 13 orang dan kelas VIII 21 orang, semua terlihat jauh dari modern. Saya pikir tak ada tempat seperti ini, saya juga mengetahui bahwa salah satu murid tidak bisa membaca dan menulis. Saya mengajar IPA terpadu untuk kelas VII dan kelas VIII, sekolah di sini SDM sangat rendah, dan bahkan mereka gampang mudah untuk lupa. Pertama melakukan ulangan harian saya kaget bukan main. Rata-rata anak nilainya mendapat do re mi, seolah tamparan yang keras bahwa saya gagal mengajari mereka. Lalu salah satu guru bahasa Inggris mencurhakan isi hatinya yang kesal dengan nilai yang hampir sama juga, lalu kami berbagi cerita. Ternyata bukan hanya saya yan mendapat kesulitan saat mengajar, coba bayangkan nilai ulangan paling besar adalah 40, sisanya do re mi rata-rata kebanyakan mendapat nilai 0. Saya tak terima dengan nilai sejelek ini, dulu jaman saya SMP saya malah takut dapat nilai sejelek ini. Saya putuskan untuk remedial lisan, bisa gak bisa. Lalu di hari berikutnya remedial tes lisan, hampir dari beberapa anak bisa menjawab karena persiapan yang matang. Saya mendapati salah satu siswa yang setiap di tanya kebingungan, apalagi melihat isi jawabannya yang sama sekali tidak menyambung. Ketika saya membuat soal dia menjawab asal dan hampir jawabannya semuanya berupa angka. Lalu aku kaget, aku mencoba mengetes nya untuk menulis beberapa hurup abjad. Bahkan dia kebingungan, aku pikir ini anak tak mampu baca dan tulis. Maka saya putuskan untuk menulis semua abjad dia menyebutkan, alhasil aku yang habis akal karena da benar-benar buta hurup. Lalu aku Tanya kondisi orang tuanya, tempat tinggalnya barangkali ini anak malas belajar membaca karena stress di rumah. Tapi ternyata saya mendengar jawaban bahwa keluarganya masih harmonis, saya mencoba mengajarinya dia malah berkata “ kemaren saya sudah belajar tentang hurup dan abjad bu”. Lalu karena saya merasa tertolak dengan niat saya yang tulus saya mencoba memintanya kembali untuk menyebutkan alhasil nihil, karena saya juga masih penasaran saya mengetes tentang perhitungan saya hanya bertanya 10-5 berapa? Dia makin bingung, justru aku yang bingung disini kenapa anak tidak mampu membaca dan menulis bisa lulus SD dan masuk sekolah SMP, saya agak kecewa tentang sekolah dasar tersebut tidak bertanggung jawab meluluskan anak yang sama sekali tidak tau hurup apalagi baca. Lalu saya bertanya lagi ke guru-guru yang lain, ternyata guru-guru yang lain juga kerepotan dengan anak ini. Namun pemilik yayasan merasa kasihan dan akan bekerja keras mengajarinya membaca menulis, selain itu pemilik yayasan dan murid tersebut lokasi rumahnya berdekatan. Sedangkan kami guru-guru yang lain mengajarkannya jika kami ada jadwal mengajar,  untuk mengajari membaca dan menulis untuk anak tersebut karena kami mengajar di beberapa sekolah, dan waktu tempuh kami untuk menuju lokasi sekolah yang ini menempuh waktu 1 jam bahkan lebih. Lokasi yang di pedalaman akses jalan yang rusak menjadi kendala. Namun yang saya heran mengapa anak ini bisa naik kelas, apalagi lulus? Apa yang ada di pikiran guru SD nya. Dan peran orang tua nya tidak ada sama sekali, suatu waktu kami bercerita di ruangan guru dan saya mendapati kenyataan bahwa, di kampung ini sekolah bukanlah kebutuhan pokok dan kurang penting. Masyarakat disni hanya memikirkan makan dan tempat tinggal sudah cukup. Serta pola pikir mereka masih jauh dan tergolong primitive ini adalah kesuliatn bagi kami, tantangan juga namun cukup berat. Bukan hanya medannya yang jauh, namun yang bikin soak adalah tingkah laku dan sopan santun dari mereka juga bikin batin merinding. Namun lambat laun saya mencoba memakluminya dan mengajarkan secara perlahan dan memberikan bimbingan moral beberapa menit sebelum mengajar. Sulit rasanya menerangkan pelajaran IPA tentang Fisika kepada mereka, banyak rumus yang harus di selesaikan. Kendalanya adalah mereka tidak bisa perkalian 1 sampai 10. Ini merupakan tantangan berat bagi saya, maka saya bagikan pembagian dan perkalian untuk setiap siswa, saya berharap mereka menghapalnya agar proses belajar berjalan lancar. Kadang saya mengajari mereka dari dasar dulu agar mereka tidak kebingungan. Saya tidak ikhlas jika di pembahasan berikutnya ketika saya mengadakan ulangan mereka nilainya do re mi lagi, setiap selesai menngajar saya membiasakan untuk memanggil seorang siswa untuk menjawab pertanyaan yang saya ajukaan, atau sebelum pelajaran di mulai saya selalu menanyakan pembahasan sebelumnya. Alhamdulillah sedikit berhasil nilai do re mi berkurang, hanya satu siswa yang hobi mendapat nilai 0. Sulit mengajari membaca, hampir setiap hari belajar baca tulis namun masih tidak bisa, kesalahan entah pada siapa, atau mungkin ini anak ada kelainan sehingga mengalami kesulitan untuk membaca dan menulis. Ketika hampir semua siswa berhasil mendapat nilai bagus dan keluar dari do re mi, dia masih tidak faham. Tapi aneh nya di tes lisan juga masih tidak bisa menjawab, entah dimana pikirannya ketika saya sedang menjelaskan materi. Saya selalu berharap nilai 0 sudah tidak ada lagi, maka saya selalu imingi mereka yang mendapat nilai terbaik mendapat hadiah kadang berupa makanan atau alat tulis, dan selalu memuji siswa yang nilai bagus agar yang lain juga ada kemauan untuk meningkatkan belajar mereka. Kadang hati lelah itu saat anak-anak mendapat nilai kecil, kita pengajar menempuh jalan jauh dan lokasi dengan medan yang jelek serasa tak di hargai, untuk bensin pun kadang uang tidak ada, pasti tahukan seorang honorer pendapatnnya bagaimana? Kami tidak mendapatkan gaji di atas 300rb, malah kurang dari itu tiap bulanya. Kalau bukan karena ingin memajukan anak bangsa, mungkin kami sudah menyerah. Rata-rata honorer seperti kami selesai mengajar kami berdagang atau bekerja serabutan untuk kehidupan kami sehari-hari. Ingin rasanya kerja sama antara murid dan kami itu saling, mereka belajar dan jangan asal pun kami sudah bahagia. Memajukan anak bangsa, ya melihat kondisi mereka kami pun kasian dan sedih, teringgal dari kota-kota yang sudah maju. Ketika setiap anak saya Tanya karena nilai jelek, ada pertanyaan yang bingung anak-anak jawab adalah ketika saya bertanya “ kenapa kalian malas belajar, apa kalian tidak ingin sukses? Ibu mau tahu cita-cita kamu kalau sudah besar ingin menjadi apa?” banyak yang bingung menjawab pertanyaan ini, mereka seolah tidak memiliki rasa percaya diri bahwa mereka bisa sukses, motivasi dan semangatnya seperti luntur total dan tidak punya harapan. Maka dari itu saya selalu menyuntikan semangat pejuang untuk mereka setiap selesai mengajar, jika aku sedang memberi motivasi anak-anak antusias mendengar pepatah ini. Stidaknya mereka terdorong agar mau berjuang dan tidak malas belajar. Kesulitan kami mengajar juga adalah fasilitas, saya selalu berusaha matia-matian ngemodal sendiri membeli kertas untuk print materi dan gambar-gambar penting agar mereka mudah memahaminya. Untuk LKS saja orang tua siswa tidak mengeluarkan biaya, sekolah SMP di sana benar-benar gratis, masuk tanpa biaya baju batik dan baju olah raga pun di berikan secara Cuma-Cuma, semoga anak-anak kedepannya lebih termotivasi untuk sekolah, mumpung ada sekolah gratis. Tapi saya melihat kesulitan dari anak-anak adalah medannya yang jauh juga menuju sekolah. Seperti ninja hatori mereka naik turun gunung, yang paling seram adalah mereka melewati jembatan yang terbuat dari bamboo yang hampir rusak, yang saya takutkan adalah mereka terjatuh dan terbawa hanyut. Mungkin mereka saat belajar jatuhnya jadi kelelahan. Bekal anak-anak untuk jajan saja tidak banyak hanya seribu rupiah. Kadang miris liat mereka, saya sendiri gak bisa galak sama mereka. Wajah-wajah mereka kadang bikin teduh saat saya telah menempuh perjalanan jauh. Mereka benar-benar polos. Kami memang mengalami tantangan yang berat, tapi disini saya juga berharap uluran tangan pemerintah, tentang fasilitas sekolah dan yang lain-lain agar anak-anak di daerah tertinggal bisa maju. Karena mereka juga generasi bangsa. Ini sekolah SMP yang banyak hal yang harus kami lakukan agar mereka lebih maju. Dan semoga anak-anak yang lainnya juga tergoda untuk melanjutkan sekolah. Kebanyakan dari mereka setelah lulus SD sedikit yang meneruskan ke SMP. Semoga perjuangan kami tidak sia-sia. Tapi selain di SMP saya mengajar di salah satu SMK
Kondisi Buruk Membuat Anak-Anak Jenuh Dan Malas
Di salah satu SMK saya mengajar tentang FISIKA untuk kelas X, XI dan XII. Sekolah kejuruan ini juga merupakan SMK yang didirikan oleh sebuah yayasan dsan pesantren. Kondisi pesantren kurang terurus, bangunannya sebagian hampir roboh yang paling miris fasilitis WC di sana bikin elus dada, sedikit dengan jumlah orang yang banyak mana cukup. SMK tersebut belajar di lokasi pesantren, kami para guru selalu datang tepat pada waktu, namun siswa datang selalu terlambat, dengan alasan tidur jam 11 bangun jam 3. Kegiatan dari jam 3 selesai jam 10, jam 10 mereka baru mandi dan makan. Sementara pelajaran di mulai pukul 10 tepat, sekolah ini sepenuhnya di atur oleh pihak yayasan, padahal kami guru-guru komplen soal waktu. Kami bisa berbuat apa? Sekolah disini seolah mati, tak ada semangat. Beberapa siswa dari kelas X banyak yang pindah, itu terjadi karena alasan yang tidak betah dengan kondisi tersebut. Aku selalu berfikir andai aku yang memiliki pesantren ini. Maka kegiatan pesantren akan aku kurangi selesai jam 8 malam, agar dari jam 8 sampai jam 9 anak-anak bisa mengerjakan tugas dan istirahat yang cukup. Entahlah? Ini benar-benar membuat kasian liat anak-anak, saya sendiri tidak bisa galak dengan mereka melihat kondisi mereka yang lemas dengan wajah seperti di film vampire pucat melihat mereka saya Cuma berharap anak-anak mau belajar, saya kadang memberi pengarahan kepada mereka tentang makanan yang berbigizi agar kondisi badan fit. Oke lah untuk kelas X dan XII sudah bikin saya bangga, karena mereka termotivasi untuk bejalar dan cepat faham. Tapi kelas XI???? Hampir semua guru mengeluh, sampai ada yang keluar sambil kecewa, sedang saya sendiri mengalami ketika masuk kelas anak-anak sudah bubar entah kemana??? Saya kecewa, maka saya tegaskan bahwa yang mau belajar oke silahkan yang tidak silahkan keluar, dan untuk nilai tak aka nada perbaikan dan bantuan. Syukur sebagian sudah mulai ketakutan. Disini yang saya lihat kondisi dan lingkungan begitu buruk, saya sendiri melihatnya begitu jenuh, disiplin waktu amat buruk karena kegiatan terlalu padat, peraturan yang di buat selalu di langgar tanpa hukuman yang jelas. Proses mengajar benar-benar tergganggu, fasilitas juga amat sangat rendah. Aku sendiri ingin fasilitas siswa terpenuhi, karena ini juga merupakan hak mereka untuk mendapatkan fasilitas itu. Tapi setidaknya disini meski mereka cape dengan segudang kegiatan mereka tidak terlalu pelupa untuk mengingat pelajaran.
Kadang ke dua sekolah ini selalu membuat saya banyak pikiran, memutar otak agar anak-anak masih semangat dan terus semangat,
Yang membuat saya tidak bisa tidur adalah, ketika salah satu siswa di keluarkan dari sekolah dan pesantren karena masuk genk motor. Padahal ini adalah tantangan membuat siswa agar faham dan ke arah yang lebih baik, dan siapapun berhak mendapat kesempatan. Tapi pihak pesantren?? Ingin mengeluarkan anak tersebut, padahal pihak sekolah sudah memohon agar di beri kesempatan. Sebenaranya apa yang salah disini??? Ingin rasanya sekolah SMK lingkungan nya berpisah dari lingkungan pesantren. Karena kondisi yang jenuh membuat anak-anak semakin buruk dengan kurang nya motivasi belajar. Dan waktu yang terlalu padat membuat mereka kelelahan, semoga jika sekolah selesai di bangun, kami pindah mendapat suasana baru dan anak-anak bisa lebih ceria dan semangat belajar.
Ya, sekolah ini banyak cerita, aku mendengar salah seorang siswa kelas XII ada yang mengidap penyakit leukemia, saya kaget dan sedih. Pantas wajahnya begitu pucat, tapi anak tersebut rajin masuk sekolah hanya jika di periksa anak tersebut jarang masuk dan saya berharap ada keajaiban hingga anak itu sembuh. Siswa tersebut adalah orang yang pernah melihat saya jatuh dari motor dan menolong saya. Semoga Allah SWT memberikan pertolongan dan kesembuhan untuk anak itu. Aamiin

Dari kedua situasi tersebut semoga ada jalan keluar agar motivasi anak-anak lebih termotivasi. Dan saya harap uluran tangan pemerintah untuk memberi bantuan sarana dan prasarana nya agar kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan baik.  Bagi anda yang memiliki pendapat solusi, kirimkan komentar anda.

thumbnail

CINTA DATANG TERLAMBAT - MENCINTAI DALAM DOA (CERITA CINTA YANG MENGHARUKAN)

Waktu berlalu, andini melepas masa lajangnya dan menikah dengan teman SMA nya. Memang di antara ke dua nya tidak menjalin hubungan special (pacaran). Ke duanya bertemu di reunian SMA. Andini dan Rangga sudah cukup matang dari segi usia, dan cukup mapan dari segi materi. Saat itu hanya mereka saja yang belum menikah, saat itu teman-temannya menjodohkan ke duanya. Lalu mereka lebih dekat dan bersahabat baik, tapi perasaan cinta tak pernah menghampiri Rangga bahkan setelah menikahpun demikian. Rangga menikahi Andini tak lebih hanya ingin membahagiakan orang tuanya dan hanya sekedar status, sedang Andini sendiri berharap pernikahan yang normal pada umumnya. Rangga seorang karyawan swasta yang memiliki posisi yang cukup penting di salah satu perusahaan sedangkan Andini sendiri adalah seorag pengajar Sekolah Luar Biasa.
Awal pernikahan Andini berharap bahagia, saat pernikahan pun Andini merasa bahagia tanpa beban sedang Rangga sendiri biasa saja, dalam pikirannya yang penting perubahan status dan menyenangkan ke dua orang tua nya.
Setelah menikah keduanya pindah di rumah baru yang Rangga beli sebagai kado pernikahan , agar mereka berdua hidup jauh dari orang tua Andini maupun Rangga. Karena Rangga yang tak bisa mencintai Andini tiba-tiba yang tadinya hangat sebagai sahabat berubah menjadi dingin dan cuek, sementara Andini merasa kaget merasa sedih dengan keadaan yang sebenarnya. Hari pertama pernikahan Rangga menjelaskan kepada Andini bahwa Rangga menikah hanya demi status dan menyenangkan ke dua orang tuanya. Rangga minta maaf kepada Andini, dan Rangga akan berusaha untuk mencintai Andini, namun Rangga ingin kamar mereka terpisah. Rangga merasa risih jika harus satu kamar bersama orang yang tidak ia cintai. Awal pernikahan Andini memang kecewa, lambat laun Andini pun setuju untuk tidur secara terpisah, Andini berpikir akan mencoba mendekatinya dengan cara halus tanpa terburu-buru dan berharap suatu saat nanti Rangga mencintainya.
Andini berpikir sikap Rangga tidak akan berubah menjadi dingin, namun akan bercanda saat mereka bertemu sewaktu reunian dan berkomunikasi baik sebagai seorang sahabat.
Rumah serasa sepi, Rangga hanya pulang kerja kemudian makan, dan masuk kamar. Sedang tak ada yang bisa memecahkan kesunyian. Jika pun Andini membuka pembicaraan Rangga seolah tak perduli selalu pergi meninggalkan Andini. Waktu terus berlalu ada perasaan jenuh yang menghampiri Andini. Ada kejadian sewaktu pagi hari, Andini memasak sayur untuk sarapan. Saat Rangga mencicipi sayur tersebut rasanya hamar, lalu Rangga mengatakan “jika kamu sudah tidak mau memasak untukku, kamu tak perlu repot-repot. Aku akan beli di luar”. Andini minta maaf bahwa dia tidak sengaja memasak sayur dengan rasa yang kurang enak. Sikap Rangga bukan hanya dingin dan diam seribu bahasa, namun kini ia mulai mengatakan hal-hal yang dapat menyakiti Andini.
Malam itu Andini mengetuk pintu kamar Rangga“ mas, boleh buka pintunya. Saya ingin mengetakan banyak hal” Lalu Rangga membuka pintu “ya, ada apa? Tolong katakana cepat saya lelah ingin istirahat!” meski dengan perasaan ragu, Andini coba menjelaskan perasaannya yang seolah tak di anggap “mas, hampir satu tahun pernikahan kita. Aku cukup berusaha sabar dengan keadaan ini. Kita pura-pura bahagia dan hangat di depan orang tua kita. Jika mas memiliki wanita idaman lain, demi kebahagian mas. Mas boleh menikah lagi dan mas boleh menceraikan saya. Saya merasa tak ada banyak hal yang bisa saya lakukan, komunikasi di antara kita pun benar-benar seulit dan mas bersikap dingin seolah jijik ketika melihat saya.”. Rangga marah mendengar kata itu, itu tandanya Andini ingin bercerai darinya”apa maksudmu? Kamu ingin membuat kaget orang tua saya dengan cara bercerai atau saya menikah lagi. Tak ada dalam keluarga saya yang menikah lagi! Aku menikah denganmu, aku memberi nafkah setiap bulannya. Apa itu kurang cukup? Sebagai istri harusnya kamu sadar, sudah beruntung saya nikahi. Jika tidak kamu hanya akan menjadi perawan tua, apa kamu mau menjadi janda dan membuat malu orang tuamu?.” Andini merasa terpukul dengan ocehan dari suaminya, Andini bingung merasa jenuh dan merasa tak berharga, dia berpikir ribuan kali jika benar ia bercerai orang tuanya pasti sedih, belum perkataan tetangga dan teman-temannya. Andini pergi meninggalkan kamar Rangga, dan menangis di dalam kamar. Bukan hanya uang yang dapat membuat bahagia, namun tentu kehangatan keluarga juga ia harapkan, menikah bukan hanya melepas atau merubah status dan pura-pura. Setiap malam tiba Andini lebih rajin menjalankan shalat malam, jika ia sedih dia mulai menulis di buku. Menceritakan kisah pilu nya yang tak mampu di dengar oleh sahabat atau temannya. Tempatnya mengadu hanyalah Allah, dalam shalat dan doa dia meminta yang terbaik. Jika sedih Andini menulis menceritakan hidupnya lalu di bacanya kembali, lalu kemudian di simpan di tempat yang aman. Rangga semakin menjadi, jika Andini telat pulang maka Rangga akan marah, Andini sebagai seorang istri dia termasuk istri yang sabar dan menurut dan berharap suatu saat Rangga akan berubah karena sikap Andini. Waktu terus berjalan, Andini semakin tidak bersemangat dan lelah. Kadang ia ingin pergi jauh namun tak tahu harus kemana. Rangga bukan hanya cuek dan dingin naun ia juga sering mengatakan hal yang membuat Andini bersedih. Kesehatan Andini mulai menurun, nafsu makannya berkurang, dan badannya semakin kurus. Rangga mengira Andini hanya melakukan diet biasa saja. Pernah suatu ketika Andini pingsan di sekolah karena badannya yang lemah, ketika Andini sadar Andini di antarkan pulang oleh Hermanto dan Rosa. Rosa adalah seorang guru teman Andini. Saat sampai di rumah Andini, kebetulan Rangga belum pulang. Andini merasa nyaman karena Rangga tidak mengetahuinya.
Andini biasanya pergi ke sekolah sendiri dengan menggunakan sepeda motor, tak pernah di antar sekalipun. Saat itu sore pukul 5 Andini baru pulang dari sekolah (banyak kegiatan). Tiba-tiba hujan turun , Andini bingung jika ia meneduh ia akan telat pulang ke rumah, namun jika tidak ia akan kedinginan, ia tak mau ribut dengan Rangga yang membuatnya pusing. Andini melanjutkan perjalanan, saat itu lampu merah di jalan lalu Andini berhenti, berhenti tepat di samping mobil suaminya (Rangga) namun Andini tidak sadar akan keberadaan suaminya yang ada di sampingnya, namun saat itu Rangga tak sendiri dia bersama Hermanto , ternyata Hermanto adalah rekan kerja Rangga. Hermanto yang saat itu melihat ke arah samping dia melihat Andini. Tiba-tiba Hermanto berkata “coba kamu lihat wanita yang di samping itu? Dia teman istriku?”. Lampu hijau mulai menyala Andini melaju kencang sekali, Rangga hanya melihatnya dari mobil. Lalu Rangga berkata “ oh ya! Bagaimana menurutmu tentang wanita itu?” . lalu Hermanto menjawab “dia wanita yang hebat, istriku bilang banyak murid yang menyukainya. Dia cantik, namun sepertinya dia punya penyakit yang cukup parah. Kata istriku badan nya mulai kurus, dia sering pingsan. Sekali saya pernah mengantarkan ke rumahnya bersama istriku” . Rangga hanya diam dan tersenyum, Hermanto tidak mengetahui kalo wanita yang di bicarakan itu adalah istri Rangga.
Pukul 7 malam Rangga pulang, Andini menunggu kepulangan Rangga. Rangga yang baru pulang bukan menyapa dengan hangat malah berbicara yang menyakitkan “ aku melihatmu di jalan ketika hujan turun dengan derasanya. Apa kamu mau mati ngebut di jalan? Apa kamu sudah tidak waras bukannya berteduh?”. Andini hanya menjawab “ maaf mas, saya tidak mau pulang telat lalu ribut. Saya berharap kematian saya menjadi kado terindah buat mas”. Andini menangis dan meninggalkan Rangga, Rangga mulai kesal Andini mulai berani menjawab. Rangga menggedor-gedor pintu kamar Andini dan mendobraknya, Andini ketakutan dan pintu pun terbuka. Rangga marah karena kesal “ sini kamu, sejak kapan kamu  mulai berani berbicara yang aneh-aneh. Aku hanya ingin kamu berteduh saat hujan, kalo kamu sakit aku yang repot Andini.” Adini hanya menjwab “maaf mas”. Karena kesal Rangga menampar Andini. Pertama kali Andini di tampar, Andini merasa sakit hati. Sejak saat itu Andini tidak bisa tidur, dan selalu tidur larut tengah malam. Suasana semakin dingin, Andini serasa gila jika terus begini. Malam itu pun tiba, saat Andini terbangun dari rasa sakit yang hebat, perut, pinggang dan panggulnya terasa sakit hebat. Tiba-tiba keluar darah dalam jumlah yang banyak. Andini mencoba menahan rasa sakit yang hebat. Seketika Andini pingsan, Andini yang biasanya bangun pagi dan mulai kegiatannya. Kini ia terlambat bangun, pukul 7 dia baru bangun/sadar. Rangga kesal dia menanti Andini di depan pintu kamarnya, Andini saat itu yang masih lemas merasa bingung akan sakit yang di rasakan. Tubuhnya begitu lemas, wajahnya pucat. Dia mulai merapihkan diri dan mulai keluar kamar, tiba-tiba dia kaget melihat Rangga dengan wajah kesal. “mas, maaf mas saya kesiangan. Saya harap mas tidak marah, saya malas untuk berdebat hari ini. Badan saya serasa lelah mas. Saya juga mau minta ijin ke dokter, saya pergi sendiri mas. Dan maaf saya tidak memasak hari ini”. Rangga melihat ada yang aneh dengan Andini, Ranggapun hanya melihat Andini, dan berkata “ya”. Lalu pergi meninggalkan Andini, sejuta Tanya di hati Rangga, Andini sakit apa dan apa yang terjadi dengan Andini.
Andini pergi memeriksakan kesehatannya, dia memanggil taksi karena tak sanggup naik motor. Dia berangkat ke salah satu Rumah Sakit, dia memohon kepada sopir taksi untuk mengantarnya sampai selesai pulang dari dokter, dengan imbahan uang lebih untuk membayar sopir tersebut. Karena iba sopir tersebut mau. Hari pertama dr yang memeriksa Andini, meminta untuk tes lebih lanjut, untuk memastikan penyakit Andini dengan benar, Andini mulai melakukan rangkaian tes yang di minta oleh dr. karena dari gejala sebenarnya dr sudah mengetahui penyakit Andini. Hasil pemeriksaan akan keluar dalam beberapa hari.
Lalu Andini pulang di antar sopir tersebut, Andini kaget Rangga sudah di rumah. Andini meminta maaf karena dia tidak berangkat sendiri, di depan pintu tiba-tiba Andini pingsan, lalu Rangga dan sopir tersebut menggotongnya ke dalam rumah.tiba-tba sopir itu berkata “pak, sepertinya istri bapak mengalami sakit yang cukup parah. Dr belum memberikan hasil pemeriksaannya nanti dalam beberapa hari hasilnya akan keluar, tadi istri bapak juga tidak kuat jalan dan meminta saya untuk menemaninya, saya kasihan dan saya temani dia. Dia tak banyak biacara hanya terus meangis dan terus melihat poto dalam domptenya. Saya lihat sepertinya poto pernikahan pak. Maaf jika saya sudah lancang, saya harap bapak bisa memberinya kekuatan agar istri bapak tetap semangat. Semoga istri bapak cepat sembuh” lalu sopir itu pun pamit pergi. Rangga menunggu Andini untuk sadar, saat Andini sadar Andini hanya menangis menahan rasa sakit yang muncul lagi. “mas tolong bawa tas saya, di sana ada obat yang di berikan dr, obat penahan nyeri” Rangga merasa bersalah, sikap Rangga mulai berubah. Peduli dan hangat, Andini merasa, sakit ternyata dapat membuat seseorang yang beku hatinya mencair. Rangga meminta Andini untuk tidak mengajar dalam beberapa hari. Andini pun setuju, Andini merasa baikan akhirnya meminta ijin kepada Rangga untuk mengajar. Saat Rangga mulai pergi meninggalkan rumah, Andini tidak pergi ke sekolah namun pergi ke rumah sakit. Saat itu dr bingung menjelaskan karena Andini datang sendirian, namun apa boleh buat dr harus menjelaskannya. Ternyata gejala penyakit Andini sudah lama, namun secara bertahap sakitnya akan semakin hebat. Seperti tersambar petir Andin terkena kanker serviks stadium 4. Andini menangis histeris dan pingsan, awalnya kaget, marah dan sedih. Lalu beberapa lama kemudian Andini sadar, dan pulang ke rumah. Wajahnya semakin pucat. Lalu dia shalat dan berdoa untuk menenangkan hatinya “ya Allah, ini begitu berat. Tapi jika ini yang terbaik kuatkan aku, cintai aku. Aku tahu selalu ada hikmah dari segala kejadian, aku percaya Engkau menyayangiku, jika penyakit ini membuat ku lebih dekat denganMu aku ikhlas.”
Andini sadar, kemungkinan untuk sembuh sudah tidak ada lagi harapan, Andini yang dulu merasa jenuh dan ingin pergi jauh. Akhirnya berpikir, ini adalah kesempatan terakhirnya sebagai seorang istri, anak, dan guru. Harus memberikan yang terbaik sebelum ajal tiba. Andini semangat menjalani hari, memberikan yang terbaik sebelum semuanya berakhir.
Saat itu Rangga mulai menyayanginya, dan mulai perduli. Rangga begitu hangat, suatu ketika malam itu pun tiba. Saat Rangga memberikan kejutan untuk Andini, Andini menangis haru merasakan cinta dari Rangga. Andini merasa bahagia, namun Andini tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Andini tiba-tiba di bayangi rasa takut yang sagat hebat, takut akan kematian, takut akan kesendirian. Pernah dia meminta Rangga menemaninya tidur, Rangga pun tak keberatan. Lalu larut tengah malam Andini pun merasa kesakitan yang hebat Rangga kebingungan dan berusaha menenangkan Andini, Andini meminta obat yang ada di dalam lacinya. Tampa di sadari Andini di sana ada hasil pemeriksaan dr, Rangga mengambilnya lalu mnyimpannya dalam saku. Rangga memberikan obat kepada Andini, dan menunggu Andini tidur pulas. Saat Andini tidur pulas Rangga yang penasaran membuka hasil kesehatan Andini, Rangga kaget seketika dirinya terdiam lalu menangis. Rangga merasa dirinya tak berguna, dia menatap wajahn Andini, dan mengingat semua kejadian dan perlakuan buruknya kepada Andini, Rangga tidak sanggup membayangkan jika harus kehilangan Andini dan Rangga teringat akan kata-kata Andini kematian adalah kado terindah untuknya. Lalu Rangga tak kuat menahan tangis dan segera memeluk Andini dan tidur di sampingnya sambil menangis. Andini terbangun dan kaget melihat Rangga tidur di sampingnya sambil menangis, “mas hei kenapa menangis? Ada apa mas?” Rangga terpaku hanya memeluk dan mencium kening Andini, dia terus menangis. Andini pun semakin bingung “mas, katakana ada apa?mas tolong jangan buat saya khawatir?” lalu Rangga berkata “kenapa kamu sembunyikan ini? Kenapa tidak bilang yang sebenarnya. Sekarang ijin kan aku untuk selalu di sampingmu, aku tak ingin kamu menahan sakit ini sendiri, aku suamimu berbagilah denganku ceritakan apa yang terjadi denganku, aku tau dari laci itu. Kamu tidak bisa sembunyikan ini lagi!”. Andini bingung harus mulai dari mana, kemudian Andini mulai menangis dan menceritakan “ya mas, saya kanker stadium 4. Harapan untuk hidup lebih lama rasanya mustahil, mas saya tidak ingin ada yang mnegetahui ini. Tapi kadang, saya bingung dan saya takut menahan rasanya kematian di depan mata, saat ini yang saya lakukan berusaha memberikan yang terbaik, sebelum akhirnya aku pergi” Lalu Rangga memeluknya erat, dia berjanji akan menjadi suami terbaik buat Andini. Andini dan Rangga saat itu menangis berdua, saling menguatkan dan meyakinkan semuanya akan baik-baik saja.
Setiap hari Rangga berikap hangat dan bersahabat, memberikan cinta dan hadiah untuk Andini. Saat makan malam, Andini yang tidak nafsu makan, dengan badan makin lemas hanya terdiam melihat makan. Lalu Rangga berkata “masakan nya tidak enak ya? Sini mas suapin “ Andini menangis, merasakan tubuhnya sudah tidak sekuat dulu lagi dan berkata “mas, jika nanti tiba saatnya saya pergi. Saya yakin mas bisa menerima kepergian saya, mas masih muda jika mas menikah lagi. Tolong mas jangan perlakuakn wanita manapun seperti mas memperlakukan saya dulu. Rasanya sendirian itu sakit mas, tapi saya bahagia di penghujung usiaku mas dapat membuka hati buat saya. Saya selalu mencintai mas dan berusaha menjadi istri yang terbaik buat mas. Maaf kan saya mas, yang belum pernah mampu membahagiakan mas. Apa lagi saat ini saya hanya membuat mas repot dengan sakitku”. Rangga menangis saat itu, ia teringat kembali akan apa yang ia lakukan pada Andini, dan ia menyesal dan meminta maaf kepada Andini, Rangga tak punya niat untuk menikah lagi, baginya mencintai Andini adalah hal terindah dan Andini lah wanita pertama yang membuat hatinya luluh dan mencintainya. Saat itu Andini juga minta maaf telah mengingatkan hal yang Rangga anggap adalah kesalahan terbesarnya. Hari demi hari pun terus berlajut, Rangga semakin cinta terhadap Andini, Andini pun bahagia. Hari menjelang pagi, Andini membangunkan Rangga, saat Rangga meminta Andini untuk memeluknya Andini pun tersenyum duduk di sampingnya dan mulai memeluknya. Rangga merasakan kehangatn yang dahulu belum pernah ia rasakan, Rangga bahagia memiliki istri yang soleh. Saat Rangga hendak terbangun, Andini tidak sadarkan diri di pangkuannya. Andini pun tak bernapas, Rangga panic bukan main. Rangga menelpon keluarganya, dan saat itulah Rangga kehilangan orang yang paling ia cintai. Kepergian Andini membuatnya terpukul, kehidupannya semakin tak karuan, menangis, down, merasa bersalah seumur hidupnya. Bayangnya kembali ke masa lalu saat memarahi Andini. Kini saat dia terbangun tak lagi melihat sosok istri yang ia kagumi di saat-saat terakhirnya. Penyesalannya sangat besar, seumur hidup ia tak mampu memaafkan dirinya, tak banyak orang tahu bahwa sikapnya dulu yang membuat Andini selalu menangis, dalam pernikahannya dia abaikan Andini, kini saat ia mulai mencintai dan bahagia dia harus kehilangan Andini. Di tambah Rangga menemukan buku harian Andini yang membuatnya semakin larut dalam kesedihan, banyak kata-kata cinta dalam buku itu yang ia rangkai untuk Rangga. Waktu terus berlalu, Rangga mulai bangkit dan menjalankan roda kehidupannya, namun bayangan Andini masih melekat dalam pikirnya. Mencintainya hingga akhir hayatnya, menahan rindu yang tak mampu ia ucapakan, hanya dalam doa dia merasa tenang, hingga menua Rangga hanya mencintai Andini. Dan Rangga hidup sendiri, baginya cinta hanya untuk Andini wanita hebat dan soleh yang ia banggakan seumur hidupnya. Kenangan dan bayangan Andini selalu hidup dalam hatinya. Rangga hanya berdoa, berharap kelak dapat berjumpa lagi dengan Andini, mencintai Andini dalam doa membuat Rangga bertahan hingga menua.



Begitulah cinta, jika ada memang kadang kita lupa untuk mempertahankan dan menghargainya, namun ketika ia pergi barulah terasa akan arti hadirnya orang itu. Hargailah apa yang kamu miliki, cintailah dan syukurilah. 

thumbnail

CINTA YANG HILANG KARENA PENGHIANATAN


Hari ini langit mendung, tiba-tiba Indah menangis pilu mengingat sosok Peri yang masih terbayang. Peri adalah kekasih Indah dia meninggal dalam keadaan yang sangat tragis.
Mendungpun mengantarkan Indah pada kenangan masa lalu, dahulu sewaktu mereka duduk di bangku kuliah, Peri dan Indah adalah pasangan kekasih yang paling romantic, saling menguatkan dan saling mengasihi. Ke duanya adalah mahasiswa yang berprestasi, seiring waktu berjalan mengantarkan ke duanya pada kelulusan dan meraih gelar sarjana, dengan nilai terbaik.
Peri mencari kerja ke ibu kota, sedangkan Indah bekerja di dalam kota saja. Peri berhasil dan sukses mendapatkan pekerjaan yang baik, begitu pula dengan Indah. Saat itu, ke duanya merencanakan bahwa setahun setelah mereka kerja atau mengumpulkan uang keduanya berniat untuk menikah. Tapi karena komunikasi dan jarak yang tak selancar saat bersama, maka Indah tergoda oleh laki-laki lain yang memiliki pekerjaan yang lebih bagus daripada Peri. Namun Indah tetap menjalin hubungan dengan Peri. Awalnya hubungan Indah dengan Widodo (selingkuhan Indah ) tergolong lancar, hingga suatu ketika Widodo melihat kenyataan pahit bahwa Indah sebenarnya telah memiiki kekasih. Widodo pura-pura tidak tahu dan bersikap lebih manis sebagai pembalasan terhadap Indah, namun di balik sikap manis Widodo terismpan rencana jahat.
Suatu ketika Peri pulang ke kampung halaman, Indah yang padai berbohong berhasil mengelabui Peri, dan pertemun itupun berjalan lancar, tanpa di ketahui Indah bawah Widodo mengikuti ke duanya dari kejauhan.
Tanggal pernikahan semakin dekat, Widodo nekat pergi ke Ibu kota dan menceritakan semuanya kepada Peri. Peri marah dan tidak menerima karena Peri sangat percaya terhadap Indah. Betapa kagetnya Peri saat melihat poto-poto mesra Indah dan Widodo. Peri terpukul, dan sangat terpuruk. Widodo akhirnya kembali, dan berniat bertemu dengan Indah. Saat bertemu dengan Indah, Widodo yang memiliki niat busuk karena sakit hati akhirnya melancarkan niat jahatnya. Widodo menodai Indah, setalah melakukannya Widodo masih bersikap biasa. Indah yang masih kaget dan tak terima dengan perlakuan Widodo akhirnya menangis, namun Widodo meyakinkan akan bertanggung jawab. Indah bingung, akhirnya Indah mengabari Peri bahwa dirimya tidak bisa melanjutkan hubungan dan memutuskan secara sepihak. Sehari telah berlalu, pikiran Peri semakin semeraut, sementara Widodo menjauh dan pergi meningglakan Indah, Widodo mengatakan pada Indah bahwa dia tidak ingin bertemu dengan seorang pendusta. Widodo menceritakan apa yang dia tahu, akhirnya Indah semakin terpukul, harus kehilangan Peri dan Widodo pergi meninggalkannya. Malam telah tiba, langit begitu mendung dan hujan pun turun saat itu Peri yang masih pikirannya semeraut, ingin mendengar kata-kata Indah secara langsung. Dia berangkat dari ibu kota menuju kampung halamannya menggunakan sepeda motor dengan jarak waktu yang cukup lama sekitar 5 jam. Karena malam semakin pekat, tak sadar Peri bahwa bahaya sedang mengintainya. Penjahat yang menginginkan motor Peri (atau serang begal )meneb*s punggung Peri hingga peri terjatuh dan terluka, punggungnya berdarah akibat luka. Akhirnya Peri di larikan ke rumah sakit, pukul 01.00 dini hari Peri menghembuskan nafas terakhirnya. Peri meninggal pihak ke polisian mengabarkan pada keluarganya dan sampailah kabar itu pada Indah. Indah merasa bersalah dan sangat terpukul, ia merasa ini adalah kesalahannya, andai saja dia tidak melakukan penghinatan itu Peri tidak mungkin pulang dalam keadaan larut malam. Naas bagi Peri meninggal dalam keadaan hati yang terluka, dan kini Indah harus menanggung perbuatannya, ternodai dan harus kehilangan orang yang terbaik yang tulus mencintainya.

Seperti itulah, kadang cinta yang di sertai nafsu terlihat indah namun hanya sementara, namun cinta sejati tak akan pernah mati meskipun raga tak bernyawa. Kejadian dalam kehidupan kita, selalu mencari yang lebih baik dan membandingkan padahal kenyataannya apakah kita sudah menjadi yang terbaik? Dan apakah kita sudah cukup pantas untun mendampingi orang yang terbaik? Jika memang cinta, waktu dan jarak bukanlah pemisah keduanya, namun waktu dan jarak akan mewarnainya dengan kerinduan. Sikap saling mengerti dan memahamilah yang akan menguatkannnya. Jika salah satunya tak mengerti, hancurlah cinta dan perasaan yang telah lama di bangun.

thumbnail

KETIKA AKU MENCINTAIMU - CINTA YANG PEDIH

Ada hal yang ingin aku jelaskan, ketika aku benar-benar memilih pergi dari sisimu. Kamu yang jauh di sana, perlakuanmu membingungkan ku. Kadang aku berfikir kita begitu dekat, namun kadang aku berfikir semua ini begitu semu dan palsu. Kamu cukup menyentuh hatiku, hingga aku merasa kurang waras untuk menyukai dan mencintaimu. Bukankah dari awal aku berjanji akan berusaha agar jangan sampai jatuh cinta?

Kadang aku berfikir, kamu adalah salah satu orang yang terindah dan terhebat yang aku miliki, kamu luar biasa mampu memberiku kekuatan untuk tetap bertahan, menyembuhkan luka di masa lalu ku. Kita dekat seperti saudara, namun perasaan ku yang halus karena aku wanita, hatiku tersentuh kagum oleh sikapmu. Tapi aku berusaha untuk menahannya agar kamu tak pernah tahu jika aku menggumi dan menyukaimu. Sikapmu yang dewasa, lembut dan bijak membuatku bertahan untuk tetap menjadi sahabatmu. Namun cinta merubah pandangan dan segalanya, dulu saat semua terasa biasa kita sering bercanda saling menghina hingga kita tertawa lepas bersama, semua tanpa beban tanpa ada rasa sakit hati. Kini semua telah berubah, aku selalu berusaha untuk bersabar menerima semua makianmu, tapi sebagai perempuan jika kamu menghina salah satu bentuk fisik yang tidak di sukai nya siapapun akan marah. Serta tak adil, kadang aku berfikir benar aku harus jauh darimu, berhenti menjadi pendengarmu dan menyerah oleh semua sikapmu. Jika aku bertahan semua akan menimbulkan luka yang semakin dalam.

Kamu sadar apa yang kamu katakan padaku? Apa kamu tahu apa yang kamu lakukan, seolah kamu mencintaiku. Saat aku putuskan untuk hidup bersama orang lain, kamu seolah menghalangiku dan selalu marah tak jelas.hingga aku putuskan untuk mengakhiri semuanya dengannya. Aku pikir benar kamu mencintaiku, tapi aku mendengar kenyataan pahit. Ketika kamu mengatakan merasa jiji, takut mendekatiku jika aku mencintaimu. Kamu memang mengatakannya dengan santai, tapi aku sendiri yang mendengar cukup tersinggung. Lama aku berfikir, kehidupan tak mungkin aku terus di bawah kemauan kamu. Aku melihat cinta yang indah, fatamorgana yang membutakanku dan akan membuatku terluka dan terjatuh. Lalu aku berfikir, kamu manusia paling licik, memiliki pacar yang banyak, menggoda banyak wanita dan tebar pesona. Tapi jika aku sedikit saja dekat dengan yang lain, kamu marah. Awalnya aku berfikir kamu juga menyukaiku tapi ternyata salah, ada sesuatu yang berbeda semua terasa berubah, aku semakin tak nyaman berada di dekatmu. Setiap hari berfikir keegoisanmu. Aku selalu mendukungmu jika kamu bahagia berkenalan dengan wanita lain. Meski kadang aku merasa sedih tapi aku berusaha mendukung apa yang kamu sukai. Aku memang sering bercanda, tapi saat aku serius aku akan memujimu mengatakan hal-hal yang baik agar terpacu sikap positip sehingga motivasi dalam dirimu terpencar. Dan hari-harimu semangat, aku katakan hal-hal yang baik. Berusaha menjadi motivator mu. Tapi saat aku mulai tak kuat dengan keadaan ini, dimana aku akan kamu tinggalkan, dimana semuanya akan berubah. Aku semakin takut kehilangan dan semakin menjadi. Aku meminta agar komunikasi kita terputus dan kita menjauh, kamu marah seketika lalu aku jelaskan bahwa aku mencintaimu. Aku tau dari pengkauan itu, aku tahu isi hatimu. Benar saja kamu merasa jijik kepadaku, menghinaku tak karuan. Sikap bercandamu berbeda, kamu mulai menghina bentuk fisiku dengan mengatakan wajah jelak, dan hal yang membuatku perasaanku down. Yah aku jelek, aku memang menjijikan . semakin kuat keinginanku untuk mejauh, dengan harapan bisa menenangkan diri. Aku mengatakan aku mencintaimu, bukan memintamu untuk mencitaiku atau harapan kamu iba. Aku hanya ingin kamu mengerti dan mulai memahami semua maksud ku untuk sejenak pergi menjauh. Jika kamu ingin tahu, bahkan aku pun tak ingin berdoa kamu mencintaiku atau kita berjodoh. Aku selalu berada di bawah kakimu, awalnya aku menurut karena aku selalu ingin melakukan yang terbaik untuk menjadi sahabat terbaikmu. Jika kamu benci karena perasaanku, aku tak memintamu untuk terus menjadi bagian dari hidupku, aku hanya berharap sedikit saja jaga perkataanmu. Bahkan yang paling menyakitkan kamu selalu menganggapku wanita paling hina dan rendah. Lebih dari kupu-kupu malam, aku tak pernah meminta agar kamu mencintaiku. Aku mengatakannya karena aku hanya ingin sendiri dan menenangkan diri. Saat aku ingin menjauh kamu memang menahanku untuk tidak pergi, saat aku bertahan hinaanmu tentang wanita yang hina membuatku semakin tersudut. Aku lebih baik sendiri, tapi kamu mengatakan aku akan bergaul dan hidup di jalan lagi. Tugasku menjadi sahabatmu, namun jika kamu sudah menghina dan merasa jijik pantaskah aku bertahan? Setidaknya hargailah aku sebagai sahabatmu, perasaan jijikmu begitu besar sehingga kamu menghinaku habis-habisan. Tapi??? Aku juga jenuh dengan sikap mu yang seolah mencintaiku, tapi kini aku yakin bahwa kita tak perlu bersama. Kamu temukan hidupmu sendiri dan aku akan mencari hidupku sendiri.
Tapi aku tak akan lupa, bahwa dahulu kamu sahabatku paling baik, pengertian, penyayang dan pendengar yang baik. Sikapmu yang mampu menyentuh hatiku, kamu tahu? Menyesal aku akui segalanya jika akhirnya kamu membenciku, minimal aku hanya ingin menjadi saudaramu. Bermimpi jadi pendampingmu pun aku tak mampu, aku sadar aku adalah wanita yang kamu kenal sangat hina setelah kamu merasa jijik.

Lalu kenapa dulu kamu menghalangi langkahku untuk menggenggam tangan yang lain.
Sahabat…..bencimu sangat tak beralasan. Kita sudah seperti saudara, tiba-tiba kamu menghinaku mati-matian. Aku tak pernah memintamu untuk mencintaku. Jangan pernah menyentuh hati, jika tak ingin melukai. Beriskaplah seperti sewajarnya seperti dahulu saling berbagi karena kita seperti saudara. Aku tak akan mengangganggu mu lagi. Aku pergi…….aku yakin ketika aku pergi kamu tak akan pernah merasa sepi. Kata-kata mu bohong besar ketika megatakan “ aku beruntung mengenalmu, jika tidak aku bisa gila” sikapmu yang berubah menjadi benci sudah cukup mewakili hatimu. Aku tak pernah menyesal pernah menyukaimu, tapi aku tahu semua semu ini adalah hal yang tak mungkin. Karena aku pernah berfikir kamu memiliki rasa yang sama karena perlakuanmu. Tapi saat ini aku cukup tahu, kenanglah aku sebagai sahabatmu. Namu, jika kamu memandang hina diriku, peliharalah pandanganmu. Karena tak ada yang meyuruhmu untuk memandangku indah.
Terimakasih dahulu kita pernah berjuang bersama, bahkan saat susahpun bersama. Kini aku pergi, berharap kamu meredam rasa benci dan kamu tak perlu buang energy untuk menghinaku lagi. Aku ingin sendiri dalam sepi dan berharap ketika aku merasa tenang, semua tindakanmu bisa aku lupakan.


thumbnail

KISAH HIDUP OEMAR BAKRI DI MASA KINI - CERITA PILU DI BALIK SOSOK SEORANG GURU



Tas hitam dari kulit buaya
"Selamat pagi!", berkata bapak Oemar Bakri
"Ini hari aku rasa kopi nikmat sekali!"
Tas hitam dari kulit buaya
Mari kita pergi, memberi pelajaran ilmu pasti
Itu murid bengalmu mungkin sudah menunggu

(*)
Laju sepeda kumbang di jalan berlubang
S'lalu begitu dari dulu waktu jaman Jepang
Terkejut dia waktu mau masuk pintu gerbang
Banyak polisi bawa senjata berwajah garang


Bapak Oemar Bakri kaget apa gerangan
"Berkelahi Pak!", jawab murid seperti jagoan
Bapak Oemar Bakri takut bukan kepalang
Itu sepeda butut dikebut lalu cabut, kalang kabut, cepat pulang
Busyet... Standing dan terbang

Reff.
Oemar Bakri... Oemar Bakri pegawai negeri
Oemar Bakri... Oemar Bakri 40 tahun mengabdi
Jadi guru jujur berbakti memang makan hati
Oemar Bakri... Oemar Bakri banyak ciptakan menteri
Oemar Bakri... Profesor dokter insinyur pun jadi
Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri


Kembali ke (*)
Bapak Oemar Bakri kaget apa gerangan
"Berkelahi Pak!", jawab murid seperti jagoan
Bapak Oemar Bakri takut bukan kepalang
Itu sepeda butut dikebut lalu cabut, kalang kabut
Bakrie kentut... Cepat pulang
Oemar Bakri... Oemar Bakri pegawai negeri
Oemar Bakri... Oemar Bakri 40 tahun mengabdi
Jadi guru jujur berbakti memang makan hati
Oemar Bakri... Oemar Bakri banyak ciptakan menteri
Oemar Bakri... Bikin otak orang seperti otak Habibie
Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri
Di atas  adalah lirik lagu Oemar Bakrie yang di nyanyikan oleh Iwan Fals, mungkin kisah Oemar Bakri tidak tercermin bagi mereka yang telah menjadi PNS, namun betapa tidak seorang Guru Honorer adalah cerminan dari kehidupan Oemar Bakrie itu sendiri. Ya, saya ingin sekali mencurahkan isi hati saya, sebab rasanya sedih dan harus bagaimana lagi?...
Suka duka menjadi seorang Oemar Bakri itu sendiri banyak sekali.
Ada beberapa hal yang menyenangkan saat kita menjadi seorang guru, pertama melihat anak didik seperti melihat cahaya, dan tumbuhnya keyakinan akan menciptakan generasi bangsa yang lebih baik, senyuman anak-anak membuat kita bertahan dengan pekerjaan yang kita jalani, rasa ingin menyampaikan ilmu dengan harapan anak-anak bisa pandai dan keluar dari kebodohan serta bahagia menyampaikan ilmu dan membangun jiwa anak-anak agar penuh motivasi. Bagi kami seorang tenaga honorer sendiri, melihat anak-anak dengan penuh harapan, serta menyampaikan ilmu dengan tujuan merubah menjadi lebih baik adalah hal yang paling menyenangkan. Tak hanya menyampaikan ilmu kepada mereka, namun memberi contoh yang baik dan mendidik anak-anak bersikap baik merupakan tanggung jawab kami. Meski lelah di perjalanan tapi setidaknya lelah pun hilang ketika melihat mereka yang menunggu kita di ruang kelas untuk belajar. Ya itu yang saya rasakan, mengajar juga sangat menyenangkan melihat tingkah anak-anak yang lucu pun membuat kita merasa awet muda. Tapi kita juga belajar tentang berbagai karakter anak-anak dari latar belakang keluarga yang berbeda. Bukan hanya menyampaikan ilmu, namun kita juga menambah ilmu.
Jika di lihat dari duka , sulit sekali untuk di ungkapkannnya. Ya meski kadang ini menjadi persoalan yang cukup rumit kalo di pikir-pikir. Jujur saja awal mengajar saya sendiri memang berpikir realita, uang adalah salah satu sarana untuk menyambung kebutuhan hidup. Dengan gaji Rp. 300.000 per bulan, kadang membuat bingung. Sekolah yang saya tuju lokasinya sangat jauh. Saya sendiri mengajar di dua sekolah, tiap sekolah sebulan saya mendapat honor sekita 150rb, jika di gabung total sekitar 300rb. Kadang bingung untuk membeli bensin, dalam seminggu saya mengajar 4 hari. Salah satu sekolah tempatnya sangat jauh, tepatnya di pedalaman, yang namanya Hp saja masih jarang, apalagi internet belum masuk desa tersebut. Sekolah SMP hanya satu-satunya dari lokasi tersebut dengan fasilitas boleh di bilang kurang. Jalannya pun gak semulus jalan tol, selain belokan yang agak tajam, selebihnya jalan berbatu dan berliku. Dari rumah saya menghabiskan waktu satu jam untuk menuju lokasi, udara yang dingin dan masih sejuk setidaknya manjadi obat di saat letih di perjalanan. Sangat jauh dari kata modern. Ada hal unik di tempat tersebut, ketika pelajaran sedang berlangsung terdengar suara pesawat terbang , lalu tiba-tiba anak-anak berbondong-bondong melihat dari jendela dan berharap pesawat tersebut menjatuhkan uang. Sering saya ingatkan, bahwa pesawat mana pun tak akan menjatuhkan uang di lokasi manapun. Tapi mereka bahagia bisa melihat pesawat terbang melintas di atas sekolah kami. Anak-anak di desa tersebut berasal dari keluarga yang tidak mampu, dengan latar belakang keluarga yang hampir setiap murid memiliki masalah yang rumit. Saya sendiri berusaha menjadi sahabat bagi mereka, teman cerita dan setidaknya berusaha menahan emosi ketika anak-anak tidak bisa di atur. Awalnya sulit sekali mengatur mereka, namun dengan perjalanan waktu mereka selalu mengucapkan  “ibu, ibu kami rindu ibu!”. Bagaimana bisa saya merasa letih, kalo tiap datang saya di sambut hangat oleh mereka. Hal yang pernah terjadi hampir saja membuat saya trauma adalah, ketika saya hendak pulang menuju rumah. Di perjalanan tiba-tiba ada mobil mewah yang berusaha menyelip, dan kejadian kurang enakpun terjadi. Saya terguling bersama motor yang saya kendarai, bukan maen kaget luar biasa. Seluruh tubuh menjadi lemas, tanpa sadar saya mengatakan hal yang kasar pada pengendara mobil tersebut dengan kesal dan mengatakan “mobil edan, gak liat-liat” seketika saya menangis karena kaget, dan saya merasa pengap gak bisa bicara dan ternyata dari mobil keluar sepasang kekasih, yang laki-laki meminta maaf yang perempuan berkata “mba saya obatin , luka-luka mba tapi tolong ganti kaca spion saya”. Menurut saya sendiri wanita itu sudah gila, ada juga saya yang ganti rugi. Tapi saya merasa masih selamat dan tidak kekurangan apapun tak ada luka yang parah, maka saya mengatakan “tak ada yang luka, saya hanya kaget” namun orang-orang di sekitar yang menolong saya, marah pada pengendara mobil tersebut, saya menekankan tak ada hal buruk yang terjadi dan saya meyakinkan mereka saya hanya kaget. Mungkin mereka kesal dengan wanita itu, akhirnya kami memutuskan untuk berdamai. Perjalanan jauh, nyawa yang menjadi taruhannya dan mendapat gaji yang ya begitulah adanya. Kadang sedih jangankan bisa menabung, untuk bensin saja ya seperti itulah adanya, bingung. Itu adalah cerita saya di SMP, laen SMP laen SMK. Saya sendiri di SMK mengajar Fisika dan Ipa, 3 kelas yang saya ajar, dari ketiga kelas obat anti stress saya hanya kelas XII, mereka aktif, pintar dan menyenangkan. Jika kelas X masih adaptasi dari sifat anak SMP menuju agak kedewasaan. Jika kelas XI apa yang saya sampaikan mereka faham, tapi di kasih tugas mereka banyak yang salah rumusnya. Kerja keras yang dahsyat, bagaimana caranya agar mereka faham. Tugas kami banyak tak hanya mendidik mereka agar faham terhadap pelajaran, tapi bagaimana merubah sikap mereka agar menjadi lebih baik lagi. Saya sadar jika hanya mengandalkan gaji mengajar, jangankan untuk makan tapi untuk bensin pun tidak ada. Saya mencoba peruntungan jualan online. Yang saya jual adalah aneka cemilan pedas, berharap usaha ini lancer untuk menyambung hidup. Biasanya siang saya mengajar, malam saya memasak. Dan pulang sekolah saya mengantarkan pesanan, saya berharap semoga gaji seorang guru honorer jangan Rp 5000/jam. Semoga setidaknya honor kami sesuai UMR , agar kami pun tidak kesulitan untuk memenuhi kebutuhan. Ibu Sri salah satu guru di sana pernah berkata “betapa gaya nya kita, memakai pakaian rapih keluar dari rumah dan menjadi seorang guru, anggapan tetangga, kita ini banyak uang, nyatanya untuk beli popok saja nihil” lalu saya pun menjawab dengan canda “ya ini lah hidup, hidup itu perih sekali. Namanya juga Oemar Bakri” mendengar kata Oemar Bakri, seolah membuat kita larut dalam tawa tapi dalam hati kami betapa sedihnya keadaan ini. Saya dua kali mendapat tawaran kerja dengan gaji di atas rata-rata. Tapi dua kali saya menolak dengan alasan mengajar, saya saat ini tidak bisa meninggalkan sekolah meski hanya Rp 5000/jam tapi tanggung jawab kami besar, tak terpaku dengan nilai uang Rp. 5000.
Semoga kesejahteraan juga mendekat pada kami, karena kami butuh bensin untuk menuju sekolah.
Semoga pemerintah juga memperhatikan pendidikan di pedalaman/pedesaan yang masih agak primitive, dan juga di kabupaten yang masih kurang lengkap sarana dan prasana nya. Karena pendidikan adalah tolak ukur suksesnya suatu bangsa.

Maaf ini memang hanya pengalaman hidup saya, barangkali anda bernasib seperti saya. Apapun yang kami lakukan di dunia pendidikan adalah panggilan jiwa meski dengan bayaran paling murah, tapi apakah kami juga tidak layak untuk hidup layak? hal yang membuat kami agar tetap bertahan adalah semoga ini menjadi amal dan ibadah di sisi Allah SWT. Aamiin….karena gaji kami minimum selebihnya semoga menjadi ibadah. namun tolong perhatikan pendidikan di negeri ini, baik kesejahteraan guru dan juga fasilitas sekolah nya..

thumbnail

PERASAAN YANG RUMIT - CINTA SAHABAT


Pernahkan kamu jatuh cinta? Pernah kamu merasa begitu takut kehilangan orang yang kamu cintai, tapi di saat kamu tahu bahwa semua akan berakhir dan berpisah kamu hanya di tuntut harus sabar dan berusaha menutupi rasa takut akan kejadian itu. Kadang cinta memang sulit untuk di sembunyikan, tetapi kadang cinta terlihat berbeda dalam tingkah lakunya, cerminan hati kadang tidak bisa di dustai. Rasanya berat sekali, merahasiakan perasaan yang sesungguhnya dalam waktu yang sangat lama, semua serba membingungkan dan semua serasa memang harus di sembunyikan. Mungkin jika perasaan ini ada yang mengetahui perasaan ini tentu tidak nyaman, meski menyembunyikan juga jauh lebih tidak terasa nyaman. Namun setiap orang berbeda ada yang lebih nyaman mengutarakan nya ada juga yang lebih nyaman/ lebih baik di sembunyikan. 
Perasaan seperti ini tidak lahir dengan tiba-tiba lalu kemudian menyimpan perasaan, namun datang nya pun tidak di sadari semua berjalan seperti biasanya dan apa adanya, memang kebersamaan dalam waktu yang lama dan komunikasi yang baik hingga lahir lah perasaan yang seperti ini, tapi apakah yang akan terjadi. Jika kita mengetahui orang yang kita sayangi bahkan akan menjalani hidup dengan orang lain. Sementara kita hanya mengetahui dan hanya bisa mengucapkan selamat. Ya, memang mencintai itu tidak butuh balasan, ato kita mencitai bukan untuk menarik perhatiaanya. Selama ini yang aku lakukan dengan perasaan ku hanya menyimpan jauh di dalam dasar hatiku dan berharap tak ada yang mengetahui, pertama karena aku tak mau merusak persahabatan yang sudah lama terjalin, persahabatan ini bahkan seperti saudara dan lebih. Namun apa yang terjadi jika aku egois dengan perasaan ini, mungkin sesuatu yang buruk yang tidak di ingingkan akan terjadi. Pertama sampai saat ini aku hanya mendukung setiap keputusannya, aku hanya menemani dan memberinya motivasi, apapun itu aku hanya melakukan yang terbaik tanpa berfikir meminta imbalan agar ia menyukaiku. Bagiku biarkan saja semuanya berjalan apa adanya, biarkan waktu yang akan membawaku bagaimana akhirnya akan terjadi. Tapi aku hanya berharap, sahabatku mendapatkan pendamping yang terbaik dalam hidupnya, semoga harapan dalam membangun impiannya benar-benar tercapai. Selama bersama kita memang saling menguatkan, menjadi pendengar yang baik dan memberikan yang terbaik dalam setiap momen. Waktu yang saat ini tersisa kita gunakan menjadi yang terbaik, satu sama lain hanya menjalankan menjadi sahabat yang terbaik. Dan aku selalu meyakinkan dalam diri aku jadilah yang terbaik dan memberikan yang terbaik tanpa ada keinginan agar mendapatkan balasan. Namun  jika kita melakukan yang terbaik setidaknya kita telah melakukan tugas yang benar tanpa merusak kehidupan orang lain.
Iya, aku bersyukur setidaknya aku memiliki kesempatan untuk mengenalnya, untuk dekat dengannya dan mengahabiskan waktu untuk selalu bersama, setidaknya hingga saat ini. Dia pendengar yang baik, dia selalu peduli dengan keadaanku dia melakukan yang terbaik sebagai seorang sahabat tanpa meminta imbalan sedikitpun, aku baru mengetahui bahwa ada orang yang seperti ini. Merasa kita nyaman, merasa kita ada dan berharga. Bagaimana tidak? Dia selalu membuatku tersenyum dan bahagia, pernah sesekali aku berfikir apa yang di lakukannya terlalu berlebihan, tapi aku percaya dia mustahil mencintai aku yang begitu banyak kekurangan. Semakin aku bingung, semakin aku terperosok dalam perasaan yang semakin hari membuat bingung. Kadang aku pun berfikir, dia hanya melakukan yang terbaik hanya karena aku sahabat terbaiknya, karena mungkin itu dan tidak lebih. Jangan sampai aku berfikir hal yang lain, jika aku berfikir dia mencintaiku mungkin hubungan yang kita jalin dari jaman kita muda akan hancur karena kesalah fahaman. Bagiku mungkin setiap orang punya hak untuk menyukai bahkan mencintai, tapi bagiku untuk memberi tahu perrasaan ini butuh momen yang tepat dan keadaan yang memungkinkan. Dan bagiku ini bukanlah hal yang memungkinkan biarkan semuanya terjadi begitu saja, berusaha untuk tetap bersabar agar semunya berjalan dengan baik. Tak seharusnya aku memiliki perasaan seperti ini, meski kadang mengganggu tapi aku bahkan tidak tahu cara untuk menyingkirkan perasaan ini. Kadang aku bahagia dengan perasaan ini, kadang aku di buat bingung dan takut. Tapi yang menjadi peganganku sampai saat ini adalah, bagaimana aku mendampingi sahabatku hingga ia benar-benar meraih apa yang ia mau, aku akan berada di sampingnya hingga ia butuhkan, jika dia sudah tidak butuh lagi, maka akupun akan pergi. Karena yang aku inginkan adalah membuatnya bahagia tanpa membuatnya merasa bingung. Ya, orang beranggapan kita adalah pasangan yang baik, pasangan yang mungkin jika bersama akan melahirkan kebahagian. Mungkin itu yang mereka lihat dari luar, namun kami tak seeperti itu. Percayakah kalian akan persahabatan antara laki-laki dan perempuan tanpa melibatkan perasaan?
Seebenarnya sering aku berusaha untuk pergi jauh dari hidupnya, ketika aku merasa tak mampu menutupi perasaanku, ketika aku merasa terluka karena hal yang menurutku aku tak berhak untuk cemburu, namun tetap hati bukanlah sebuah mesin yang bisa kita atur agar kita tidak memiliki perasaan yang seperti ini. Hati ini seperti hidup dan tahu apa yang harus di lakukan, namun benar sekali merasa tak nyaman dan merasa tersiksa. Sampai kapan sebenarnya perasaan ini akan tersimpan?
Ada banyak hal yang mebuatku bingung, banyak yang ia lakukan hingga aku berfikir kadang merasa dia begitu mencintaiku, mungkin aku terlalu GR dan mungkin aku salah faham.
Suatu hari hujan begitu lebat dan hari semakin gelap, saat itu aku masih memiliki pasangan tapi dia sahabatku menelpon menayakan apakah aku sudah pulang kerja? Apakah aku masih di tempat kerja? Tapi aku mengatakan jangan khawatir aku akan segera pulang dan akan ada orang yang menjemputku. Tapi lama sekali hampir satu jam aku menunggu dia yang ku tunggu tak kunjung datang, sahabatku menanyakan dan menelpon lagi, apakah aku sampai di rumah? Jika belum pulang maka dia akan menjemputku. Tapi aku bertahan untuk menunggu orang yang aku tunggu , jika 10 menit tak kunjung datang maka aku akan pulang bersama sahabatku. Kekhawatirannya yang berlebihan kadang membuatku bingung, bahkan ketika aku bermasalah dengan hubungan ku yang telah kandas, bahkan setiap malam hingga larut malam meski via telpon sahabatku mendengarkan apa yang aku curahkan, dia tak pernah bosan, dia selalu menghiburku dan jika ada waktu untuk main, kita main bersama. Aku lupa bahwa dia pun memiliki hubungan dengan orang lain. Hingga tiba saatnya wanita itu cemburu dan menuduh yang tidak-tidak, aku merasa berdosa dan bersalah, maka saat itu aku putuskan untuk tidak telalu dekat dan tidak untuk bertemu, dan ingin menjadi seperti biasa tak seperti ini, namun sahabatku datang ke rumah  dan mengatakan bahwa menjauhi nya bukanlah jalan yang terbaik, dia selalu meyakinkan bahwa pertengkaran dengan wanita itu bukanlah salah aku, kita hanya menjadi sahabat yang terbaik bukan untuk hal yang tidak-tidak. Sebenarnya aku tetap ingin menjauh tapi begitu sulit benar-benar sulit. Saat kuliah aku selalu ingat dia menungguku pulang saat aku kebagian waktu malam saat sidang, aku selalu ingat membeli buku bersama, bagaimana dia melakukan hal yang terbaik sebagai seorang sahabat. Tapi apa yang ia lakukan lama-lama membuatku semakin terperosok semakin dalam.
 Apalagi setelah lulus, bersama sudah biasa. Tapi aku tahu bahwa dia menjalin hubungan serius dengan seorang wanita, memang kadang sulit sekali manjadi sahabatnya. Takut menjadi orang ketiga dan membuat kegagalan yang menurut aku sendiri posisi aku tak salah, tapi menurut wanita itu jelas salah. Tapi kami bersama dari sejak kuliah dan kami tahu masing-masing kehidupan kita. Tapi begitulan dia perhatiannya terlalu berlabihan, apapun ia lakukan yang terbaik. Hingga tiba hubungannya kandas dengan wanita itu, herannya wanita itu jelas membuat posisiku terpojok dan menjadikan orang ketiga yang bersalah. Ya , memang aku tahu sahabatku itu pacaranya dimana-mana, aku tahu sahabatku itu pacaranya bukan Cuma wanita itu, dan aku bingung wanita mana yang di ajaknya kelak menjadi wanita / pasagannya yang serius. Dan wanita itu menurutku salah telah menuduh, karena aku hanya mendukung sahabatku mencari yang terbaik, melakukan yang terbaik. Bosan rasanya memperingatkan sahabatku agar berhenti terus mencari wanita hinga ia menemukan yang membuatnya nyaman. Hubungan yang mana dan wanita yang mana yang ia ingin ajak serius. Kadang memang aku merasa sahabatku memberikan perhatian yang berlebihan, tapi aku tak boleh terjabak boleh saja aku jatuh cinta padanya tapi aku tak boleh yakin bahwa dia mnecitaiku. Bagiku peria seperti sahabatku mustahil mencintaiku sementara aku tahu kelakuannya tak berubah dan pacarnya banyak. Meski aku tahu dia pacaranya banyak kadang hatiku masih saja bodoh dengan peraasaan yang ada dalam hatiku. Tapi dari awal aku sudah yakin kami hanya akan tetap menjadi sahabat dan pendengar yang terbaik. Tentunya aku pun akan menjadi yang terbaik, karena bagiku adalah anugerah mendapat sahabat seperti dia aku yakinkan dalam hati bahwa dia adalah saudarakau yang terlahir dari ibu yang berbeda hanya itu.  Karena hanya berfikir seperti itu agar aku mampu membatasi diri, agar aku tidak terlalu jatuh meski aku tak sanggup menolak perasaan seperti ini.
Hingga saat ini kami masih bersama, meski dia sibuk mencari wanita yang ingin ia jadikan sebagai pendampingnya, meski banyak tapi masih tak ketemu juga wanita yang ia cari. Tapi kami sering mengatakan bahwa kita akan hidup dan mati bersama, seperti janji anak-anak. Tapi ini sungguh adalah harapanku juga, namun juga ini yang ia inginkan. Aku selalu di sampingnya untuk mendukung apapun yang ia pilih, apapun yang ia jalani, sahabatku percaya kepadaku sampai keuangannya aku yang atur dan simpan. Tapi bagiku ini sebuah beban yang besar, aku merasa tak bisa lari darinya, bagaimana bisa aku mencari calon pendamping dalam hidupku jika seperti ini kedekatan kita, meski aku memiliki perasaan aku pun punya harapan dalam membangun sebuah keluarga. Tapi?? Aku tak mau meninggalkannya dalam keadaan sendiri, aku juga bingung sampai kapan kami bersama. Tapi aku hanya ingin bersama nya hingga waktunya tiba dia menemukan pendamping dalam hidupnya, saat ini aku tidak bisa mencintai orang lain, tapi aku juga tak banyak harapan agar sahabatku tahu. Yang aku lakukan hanya menemaninya hingga ia memutuskan segalanya, bahwa semua telah berbeda.
Suatu hari aku pernah tidak sadar marah kepadanya karena alasan yang menurutnya tak masuk di akal, tapi bagiku karena ini berat aku terima. Tapi aku lupa bahwa aku tak punya hak untuk cemburu. Saat itu aku ingat, waktu dimana dia di jodohkan dengan seorang wanita, yang wanita tersebut adalah anak dari kerabat ayahnya. Aku pun merasa bahagia sekaligus merasa terpuruk, bahagia karena wanita itu begitu cantik dan mampu memikat sahabatku, dan dengan begitu sahabatku akan bahagia hidup bersama wanita itu, aku bahagia karena ini adalah harapan sahabatku menemukan wanita solehah yang ia idamkan. Ia sering berkata, wanita memang banyak, tapi tak mudah mencari yang benar-benar tulus. Aku berharap wanita ini benar-benar tulus.
Saat itu aku menyambutnya bahagia, dan mengatakan salam terakhir. Karena aku pikir jika aku terus bersamanya akan menimbulkan masalah baru, sebagai orang ketiga atau perusak hubungan orang. Dan aku tak berhak mengahancurkan hubungan itu. Aku pikir tugasku selesai untuk menemaninya, aku pikir akan ada orang yang lebih ia butuhkan. Dan aku hanya orang yang berada dalam hidupnya hanya di masa muda nya saja, dan sebagai sahabat terbaiknya dan bukan pnghancur harapannya. Aku katakan, bahwa aku bahagia mendengar kabar gembira ini, tapi aku minta maaf aku tidak bisa menjadi orang yang selalu di salahkan dan terus-terusan di anggap yang menjadi perusak. Aku saat itu memutuskan untuk tidak menghubunginya lagi, berusaha menjauhinya dan berpikir tugasku sudah selesai. Tapi dia marah, dia mengatakan bahwa aku cemburu karena manjauhinya, dia berkata tak sepantasnya sahabat meninggalkannya meski dalam keadaan apapun. Tak ada perjanjian untuk meninggalkan, aku pikir dia tidak tahu kalo sedikit banyak aku memang cemburu, tapi apa hanya itu yang dia tahu? Alasanku lebih kuat, hanya ingin proses perjodohan ini berjalan lancar, tak banyak orang yang mengerti bahwa memang kita hanya sahabat dan tidak lebih. Tapi dia juga tidak mengerti perasaanku, bahwa aku hanya menahan sakit karena orang yang selama ini bersama kita akan hidup bersama orang lain, dan bagiku sulit merubah keadaan dan kebiasaan menjadi biasa dan menghilang tanpa kabar. Aku hanya takut hidupku tak seindah ini, aku takut betapa aku tak mampu jika hanya harus berdiri sendirian. Tapi aku lupa, bahwa benar aku sahabatnya. Mungkin karena dia tidak mencintaiku makanya dia tak peduli dengan rasa sakit yang menjadi ketakutan dan kekhawatiranku bahwa sebentar lagi kita akan berpisah. Bukan hanya itu yang membuatku semakin kuat ingin pergi, tapi ternyata wanita itu masih ada jalinan persaudaraan dengan silsilah keluargaku. Dan ternyata kita masih saudara satu keturunan dari uyut yang sama. Meski aku sendiri tidak tahu, tapi ibuku tau tentang silsilah keluarga wanita itu, dan ibu ku saat lebaran saja konon bersilaturahmi ke rumahnya. Bukan hanya terpukul, tapi aku semakin bingung. Pertama aku tak mau menjadi perusak, ke dua aku hanya ingin sahabat ku bahagia, dan yang ketiga aku tak ingin menjadi orang yang di salahkan jika mereka gagal karena akan membuat malu keluargaku. Jalan satu-satunya adalah dengan pergi secara perlahan. Aku pikir aku memang harus pergi, tapi ternyata proses perjodohan itu tidak berajalan dengan mulus. Konon wanita itu masih kuliah dan tidak memberi jawaban yang jelas. Tapi sahabatku tetap berharap agar wanita itu mau. Aku juga ingin dia bahagia, aku tak akan menikah sebelum dia menikah. Karena bagaiamana bisa, aku bingung menjalin hubungan dengan orang lain. Aku pun tak mampu membuka hati, dan aku tak ingin meninggalkan dia dalam keadaan sendiri. Meski pacar dia diamana-mana, tapi aku tahu kelamahan sahabatku, aku tahu dia rapuh, meski jail dan nakalnya mendunia tapi dia tetap orang yang rapuh yang aku lihat. Aku…tak bisa menjauh, aku masih menemaninya, jika saja aku pergi maka dia akan marah-marah gak jelas, meski hanya mulutnya yang galak, tapi dia gampang down. Aku tahu seperti apa dia, aku tahu karaketrnya. Aku tak bisa meninggalkannya...jika aku terlihat cemburu kadang ia bertanya keheranan, tapi aku berusaha menolak dan menipu diri. Tapi kadang aku juga tak terima jika dia cemburu dengan orang yang ada di sekitarku, ketika dia membahas bahwa aku tak boleh cemburu, maka akupun membahas bahwa dia pernah kelewat batas. Ya, dia pernah marah besar..ketika 4 bulan yang lalu aku mencoba menjalin hubungan dengan seorang laki-laki, harapanku agar laki-laki itu mampu membuat aku jatuh cinta lagi, karena aku merasa tersiksa dengan perasaanku terhadap sahabatku. Saat dia tahu, dia marah besar “hebat dia akan kamu jadikan sebagai pendamping, sementara orang itu baru kamu kenal. Sementara aku yang menemanimu kamu anggap aku apa? Dia laki-laki paling jelek yang pernah aku liat, dia gak pantas untukmu. Dia benar-benar menyeramkan wajahnya saja benar-benar seperti preman. Kamu gak boleh pasang wajah dia di social media manapun, aku gak ikhlas melihatnya”
Mendengar itu aku kebingungan dia makhluk licik di muka bumi, pacarnya saja lebih dari tiga kenapa dia marah ketika aku hanya menjalin hubungan dengan satu pria? Lalu aku marah balik, dan menagatakan bahwa dia tak berhak untuk marah, bahwa sahabatku juga pacarnya banyak dan aku tak pernah melarangnya. Aku katakan ini hidupku…lalu aku bertanya. “apa kamu cemburu?” dia malah tertawa dan menjawab “tidak mana mungkin aku cemburu, hanya saja aku sama dia gantengan aku. Dia jelek dia gak pantas”.
Kadang aku kesal di buatnya, selama hubungan itu berjalan dia tidak berhenti marah-marah. Akhirnya ku putuskan nanti saja aku mencari pasangan hidup biarkan sahabatku dulu yang menikah. Pikiran itu seperti telah mendarah daging dalam pikiranku, bahwa aku hanya akan mencari pendamping saat dia telah mendapatkan orang yang tepat.
Aku tak tahu apakah dia cemburu atau tidak, tapi lebih baik aku sendiri dulu dengan begitu, semuanya aman terkendali telingaku serasa adem gak ada yang marah-marah. Aku heran sampai kapan seperti ini, sahabatku memang licik aku main dengan teman-temanku saja di telpon, kalo aku tutup dia marah. Ya padahal aku selalu berusaha untuk mengerti, jika malam sabtu waktunya dia kumpul bareng temannya ato malam minggu tiba aku tak mau menghubungi dia karena takut mengangganggu, tapi dia malah marah jika aku tidak kasih kabar/menghubunginya. Heran aku salah lagi, siang dan malam bahkan bangun tidur dan mau tidur aku tak pernah jauh dari ponselku, karena aku wajib menghubunginya. Kadang aku juga pernah tidak medapat kabar seharian saat dia sibuk bekerja dalam hati ada rasa tidak tenang, khawatir berlebihan . memang jika tak ada kabar darinya meski setengah hari membuat otakku pusing hatiku gelisah, tapi aku gak pernah marah hanya menahan rasa kekhawatiranku yang berlebihan.
Kadang aku berpikir dia itu aneh, jika tak ada kabar sehari saja maka akan marah-marah kaya burung beo. Jika aku lupa atau ketiduran tak menguhubunginya dia akan marah. Dia cerewet, tapi hidup tanpa dia juga sungguh sepi dan tak bahagia.
Aku nikmati setiap detik bersamanya, karena kami punya keyakinan bahwa kita tak akan pernah berjodoh karena mustahil, dia menanti wanita yang menjadi impiaannya. Sementara aku juga menanti laki-laki yang mampu memalingkan hatiku padanya. Terus saja sampai saat ini begitu, padahal aku makin gak karuan dengan perasaaku yang kadang membuatku ingin semua orang tahu, tapi tak perlu orang lain tahu dan gak boleh ada yang tahu.
Tapi aku pernah bahagia saat dulu ibunya mengatakan sesuatu namun kaget, saat berkata “ibu setuju jika anak ibu menikah dengan kamu” seketika dadaku sesak, karena kaget. Rasanya seperti sebuah impian yang ingin terwujud tapi tiba-tiba aku sedih karena itu hal yang tak mungkin, karena sahabtku pacarnya banyak. Aku hanya bisa tersenyum dan tak mampu menjawab.
Tapi sahabatku, adalah hal yang terindah yang aku miliki. Meski suatu saat semua akan berbeda tak lagi sama, setidaknya aku pernah melakukan yang terbaik dan selalu mendukungnya.
Perhatiaanya, kepedulaiannya sungguh berlebihan itulah mengapa akhirnya aku jatuh cinta. Suatu hari aku pernah berkata kepadanya “sungguh aku bersyukur, aku memiliki sahabat seperti mu. Bagaiamana jadinya aku tanpa kamu, mungkin aku akan menjadi manusia paling stress. Karena kamu adalah sahabatku, pendengar terbaikku dan orang yang paling berharga di dunia dan aku bahagia bisa bersamamu”dan dia berkata “justru aku adalah manusia yang paling bersyukur bisa bersamamu, jika aku tanpamu aku bisa gila” jika aku mengatakan hal seperti itu, sikap dia langsung berubah menjadi lebih baik dan lembut tanpa cerewet. Tapi jika aku lupa mengabarinya bumi gonjang ganjing seperti ada burung beo yang lepas. Dia itu aneh, aku saja heran di buatnya, pacaranya banyak. Tapi kenapa semua pacarnya iri dan marah padaku. Padahal aku bukan pacarnya, pacar dia kan banyak masa cemburu sama aku yang bukan pacarnya. Apa ya yang ada dala hatinya, kenapa dia begitu percaya dan baik sama aku. Kenapa uang yang nilanya besar dia simpan di aku. Aku selalu berusaha menjadi yang terbaik, aku hanya ingin menjadi yang terbaik dan melakukan yang terbaik karena aku hanya ingin bahagia. Meski perasaa aneh seperti ini menyiksaku. Aku dan dia selalu bertanya “dimanakah jodoh kita?” tapi kadang aku selalu menjawab nya “semoga mereka (jodoh kita) datang di waktu yang sama, agar kita bisa bahagia bersama. Karena aku tak mau meninggalkan dan di tinggalkan dalam keadaan sendiri. Aku hanya ingin kau bahagia, dan aku bahagia. Aku tak ingin jodohku datang terlebih dahulu karena aku benar-benar tak ingin meninggalkanmu dalam keadaan sendiri, aku hanya ingin bahagia kita datangnya bersama”
Baginya aku adalah motivasi dalam hidupnya itu yang pernah ia katakan, tapi bagiku dia adalah kekuatanku untuk menjalani hari-hariku.

Tapi pertanyaannya, ini yang kita jalani sebenarna jalan nya kemana? Aku tak ingin dia jauh, dan dia selalu memintaku agar tidak menjauh darinya. Tapi dia menjalin dengan banyak wanita, tapi wanitanya kenapa hampir semuanya marah dan iri padaku, padahal aku tak pernah bertemu dengan mereka. Tapi mereka seperti orang yang kehabisan akal, semua sosmed ku di cari nya dan mereka pernah memakiku di sosmed. Lalu apa yang ada dalam pikiran sahabatku, dia hanya bilang mereka cemburu kepadaku, tapi sahabatku memang begitu selalu mengabaikan mereka. Tapi???? Apa iya dia juga punya rasa yang sama? Kalo ia kenapa pacar dia banyak? Kalo enggak kenapa dia memberi perhatian dan cemburu yang berlebih. Disini apa yang sedang kami jalani, aku lebih dari bingung!

.comment-content a {display: none;}