
CERITA DI BALIK DALAM PENCARIAN JODOH
Tak
banyak hal yang ingin aku lakukan saat ini, hanya ingin terdiam dalam sepi dan
sendiri. Malas rasanya harus keluar rumah, mulutku seakan terkunci tak
bersuara, bising rasanya mendengar orang berbicara. Mumet tingkat akut hari
ini, saat ini dan detik ini juga. Ya mumet sekali…
Ini
perjalananku dalam mencari jodoh, termotivasi oleh sahabatku yang sukses lewat
taaruf, maka saya pun mengambil langkah yang sama. Mencari jodoh dengan bantuan
perkenalan, berharap beberapa bulan kemudian menikah
Perkenelan
pertama
Salah
seorang temanku mengenalkan seorang laki-laki yang katanya sudah berumur dan
mencari istri bukan kekasih, ya saya setuju dan mau kenalan. Tahap pertama
lewat telpon dan sms, dan perkenalan yang lebih serius dan ini benar-benar
syok. Laki-laki itu hampir setengah tubuhnya di hiasai tato, tangannya juga
habis di tato. Pada awalnya saya harus berfikir objektif bahwa tak semua
laki-laki bertato itu penjahat, karena saya merasa yakin pada dasarnya semua
orang adalah baik, maka saya lanjutkan pada tahap selanjutnya ingin mengenal
kepribadiaanya. Alhasil dia pribadi yang mudah tersinggung dan marah, dari cara
berbicaranya dia seperti pencandu alcohol. Maka saya berhenti melanjutkan
karena merasa cukup dengan mengetahui karakter pemarahnya.
Perkenalan
kedua
Masih
di kenalkan oleh teman saya, namun teman yang berbeda. Saya setuju di kenalkan
dengan laki-laki berumur yang ingin cepat-cepat menikah. Mendengar bahwa
laki-laki itu seorang pengajar dan pribadi yang soleh maka saya setuju. Perkenalan
via sms, telpon dan di medsos. Photo yang ia kirim di medsos memperlihatkan
wajah yang sangar dan menakutkan. Aku berusaha berfikir objektif lagi, yang aku
cari adalah kepribadian seorang pemimpin bukan wajah sangar atau imut tak
penting dengan rupa. Maka perkenalan pun berlanjut, hingga ia berniat baik
datang ke rumah dan berkenalan dengan kedua orang tua ku. Pas liat wajahnya tak
seseram yang aku bayangkan. Tapi????????????? Pas dia ngomong seperti wanita,
bibirnya genit ke sana ke mari, suaranya persis wanita, kalo ngomong lehernya seperti
pegas terus goyang-goyang. Aku syokkkk bukan main, dalam hati aku berusaha
untuk tetap tenang semoga ini hanya cara bicaranya saja, sifatnya tidak seperti
wanita. Dan ternyata saat berjalan pinggulnya seperti perempuan, aku berusaha
untuk tetap sabar lagi dan menenangkan diri. Sesi paling kaget adalah sesi
terakhir ketika dia membicarakan kegagalan dalam pernikahannya, yang aku tak
suka dia membuka aib mantan pasangannya. Menjelek-jelekkannya, rasanya gak adil
dia seperti itu, biasanya laki-laki kalo di Tanya kenapa gagal? Jawabannya adalah
tidak cocok. Entahlah laki-laki yang satu ini juga biang gossip, aku gak suka,
aku syokkkkk. Kalo saja dia biasa mungkin aku gak takut. Mulutnya tak bisa di
jaga, bagaimana nanti jika ada perselisihan dalam rumah tangga ?
Pencarianku
masih berlanjut, rasanya sudah lelah kenalan malas pengen ada yang terbaik. Tapi
orang bilang jangan pantang menyerah …buktinya sahabatku 3 x kenalan yang
terakhir jadi. Jangan pernah putus asa ya!

SEKELUMIT KISAH CINTA YANG RUMIT - CINTA DAN PERSAHABATAN
Dalam
hidup kadang kita tak sadar kita akan mencintai siapa? Orang yang sempurna yang
selalu kita inginkan, atau orang yang bergelimang dengan harta atau bahkan
dengan orang biasa yang kadang selalu di anggap sebelah mata. Kadang kita tidak
mengetahui cinta datang sejak kapan dan bagaiamana bisa jatuh hati. Cinta itu
tidak melihat siapa orang yang kita cintai itu seperti apa.
Sekelumit
kisah rumit tentang cinta dan persahabatan yang aku jalani hampir menyita
seluruh perhatian dalam hidupku. Bagaimana tidak? Aku jatuh hati pada sahabatku
sendiri, sejak dulu saat kita masih menuntut ilmu hingga berjuang
memperjuangkan nasib selalu bersama. Komunikasi terjalin dengan baik, serasa
lengkap hidupku hingga aku tak tertarik mengenal pria lain dalam hidupku. Hidupku
serasa lengkap dan sempurna dengan hadirnya, bertemu dengannya serasa lepas
semua bebanku, mendapat kabar darinya sehari serasa suntikan semangat yang
membuat hari semakin menyenangkan. Aku sadar menyayanginya telah lama, aku pun
merasa dia begitu namun aku selalu ragu, dia memang baik, perhatian dan penuh
kasih sayang dan selalu membelaku. Namun sejenak aku terhenti teringat
kelakuannya yang suka dengan banyak wanita, makiannya ketika ia sedang marah
seolah rasa dan yakin ku sirna. Aku mengubur semua yang aku rasa dan menganggap
dia hanya sahabat dalam hidup, kelak kita akan menemukan pasangan kita
masing-masing dan mendapat sahabat terbaik hingga menuju akhirat. Aku berpikir
mungkin dia dan aku hanya sebatas sahabat atau saudara saja.
Saat
itu, dia di mutasi ke luar kota tepatnya dekat dengan salah satu pantai di Jawa
Barat, dia meminta tolong agar aku mau mengantarnya ke salah satu teman kami
saat kuliah untuk menitipkan barang sementara agar saat pindah semua akan
mudah. Dari kota kami, kami menuju tempat tujuan sekitar 3 sampai 4 jam jika
melaju dengan kecepatan normal. Sahabatku memang gila, seperti orang kesetanan
di jalan, kami menempuh perjalanan dua jam kurang. Aku serasa kaget, takut di
jalan. Dan memang kami hampir celaka. Setelah sampai di rumah teman kami, kami
berbincang. Kebetulan teman kami sudah memiliki keluarga bahkan memiliki anak
usianya sekitar 3 tahun. Tiba-tiba aku berbincang masalah jodoh “mba, ada gak kenalan laki-laki yang sudah
dewasa sedang mencari istri. Jika ada kenalkan sama aku, barang kali cocok”.
Tiba-tiba temanku yang memang beda satu tahun dari aku itu menjwab “gak mau ah mba kalo begini, kalian
seumur-umur berdua barang kali kamu nikah sama dia”. Agak kecewa aku
dengernya soalnya aku gak di percaya padahal serius. Lalu sahabatku tersenyum
dan membalas jawaban dari temanku “
jangan mba, dia orang nya gak bener asli dia gak pernah serius”. Seketika aku
melotot dan menyubitnya “ enak aja,
bohong asli mba aku gak bercanda aku udah tua”. Lalu sahabatku menginjak
kakiku aku balas memukul lengannya dan kami saling melotot. Tiba-tiba temanku
berkata “ asli ni kelakuan kalian kaya
gini? Udah tua kaya anak-anak? Gak mau nikah kalian berdua? Kenapa kalian
berdua gak nikah aja?” sahabatku gak mikir malah senyam senyum, aku terdiam
perkataanya serasa menampar kami berdua. Betapa kami kekanak-kanakan.
Lalu
sore pukul 3 kami pulang menuju kota kami, sepanjang perjalanan kami bercanda
dan bernyanyi, serasa menyenangkan serasa tak pernah mau berlalu perjalanan
ini, serasa bahagia meski lelah menyelimuti namun semua terasa indah saat
bersama dengannya.
Hari
berikutnya, dia sudah berada di luar kota, dia mengrim pesan kapan aku akan
main ke tempat kerjanya nanti menginap di rumah teman kami.
Aku
tak menjawabnya serasa bingung lalu aku membalas pesannya “ aku tak mungkin main ke tempatmu dan menginap di rumah mba Neni, kamu
sendiri tau dia berkata apa? Dia pikir kita ada hubungan, sementara aku meminta
kenalan saja tak di percaya, bagaimana jadinya jika aku ke sana. Kamu gak punya
hati, ngatain aku wanita gak bener. Gak kasihan kah kamu sama aku yang semakin
hari semakin tua, dukung aku jangan jelek-jelekan aku. Kamu pacar 3 pernah gak
aku ngejelek-jelekin kamu. Kelakuan kamu gak berubah, tiap aku dekat dengan
laki-laki kamu marah-marah kaya kesetanan, kamu licik sementara kamu sendiri
sudah di jodohkan oleh ibumu, aku meminta kenalan malah di jelek-jelekin. Aku gak
mau, kalo sifat kamu gak pernah berubah. Apa mau kamu?”, aku merasa aneh
tapi rasanya tak mungkin orang seperti sahabatku menyukai aku. Lalu dia
menjawab “ memang benar aku sakit dan
sedih meihatmu dengan laki-laki lain, memang ada perasaan lain di hati, aku
memang sayang kamu. Maaf jika aku salah, maaf selama ini aku menghalangimu
untuk bahagia. Aku hanya ingin terus bersamamu”. Aku memang merasakan kasih
sayang dan perhatiannya yang berlebih tapi mana bisa, pacar dia yang aku tahu
ada 3 belum lagi dia dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Lalu aku
menjawab “ benarkah itu? Tapi?? Bagaimana
bisa sementara pacaramu banyak, dan kamu sudah di jodohkan.” Lalu dia
menjawab” inilah hal sulit dalam hidupku,
aku tak bisa memilih dan serasa ingin berteriak saat semuanya terasa begitu
memusingkan saat tak tau apa yang harus aku lakukan”
Terdiam
sesaat, kadang aku merasa menjadi wanita paling bodoh, sebelum perjodohan itu
di lakukan orang tuanya pernah bertanya dan memintaku menjadi menantunya, tapi
aku menjawab dengan tidak serius dan tak menganggap karena selalu berfikir hal
mustahil. Dan aku juga tak mengerti sikap sahabatku yang selalu mengajakku
untuk selalu menemaninya, bahkan konon seorang laki-laki tak akan pernah
menyimpan tabungannya jika ia tidak percaya terhadap orang nya, padahal selama
ini sahabatku sebelum itu selalu menabung dan aku yang memegangnya. Namun saat
kami sadar akan perasaan masing-masing kami sedih tak ada hal yang bisa kami
lakukan, tak mungkin aku merusak kekerabatan orang tua sahabatku dengan orang
tua yang di jodohkannya. Perlahan aku mundur tak mungkin sedekat dulu, tak
mungkin selalu bersama dan merusak hubungan mereka. Aku memutuskan untuk meninggalkan
sahabatku. Selang hanya sehari tak berbagi kabar dia mengirim pesan bahwa dia
tak sanggup jika tidak denganku memintaku tidak meninggalkannya. Hal yang
paling aku takutkan adalah aku takut aku semakin mencintainya dan tidak bisa
lepas darinya.
Betapa
rumitnya, kami mengorbankan peraaan kami karena kami sadar tak banyak yang bisa
kami lakukan, sahabatku bilang jika semua pacarnya adalah hanya pelariannya
saja. Jika memang seperti itu tetap kami tak bisa merubah keadaan. Cinta dan
persahabatan kadang rumit untuk di jalani. Tapi kini akupun tak sendiri ada
seseorang yang datang menemaniku, meski tak cinta aku berusaha menerimanya agar
aku keluar dari kesulitan yang aku hadapi dengan sahabtku. Kini kami saling
mendukung pasangan kami masing-masing. Aku tau rasanya hambar hidup bersama
orang asing yang tak pernah bisa masuk dalam hatiku, tapi aku harus belajal
ikhlas menerima keadaan. Perjodohan itu tak mungkin di batalkan dan tak mungkin
aku menghancurkannya.
Cinta
memang banyak ceritanya, namun benar tak semua cinta bisa saling memiliki dan
bersatu. Dukungan terbesar dalam cinta yang kami miliki adalah saling mendukung
dan menguatkan. Jika pun jodoh pasti ada jalanya, namun jika tidak kami
berharap kami mendapatkan pendamping yang terbaik.
Dan
aku sadar, aku bukanlah wanita sempurna yang ia harapkan, aku hanya wanita
biasa. Dan aku berharap sahabatku mendapatkan seseorang yang sangat
mencintainya. Perjalanan kami saat bersama begitu panjang, kami terbiasa
bersama dan saling memberi semangat saling mendukung satu sama lain. Meski terkadang
ada pertengkaran kecil tak membuat kami menjadi saling membenci. Andai saja
kami beruntung seperti mereka bisa bersatu dan bersama, namun kami yakin ada
rencana Allah yang indah untuk kita berdua yang tidak kita ketahui, tapi
percayalah rencanya pasti indah.
Jika
ingat akan perasaan ini betapa sedihnya, betapa bahagianya saat kami bersama
namun tak bisa melakukan apa-apa hanya tangis dan doa yang menemani pilu di
hati ini.

KELAK AKU AKAN MATI - TIAP YANG BERJIWA PASTI AKAN MATI
Kelak
aku yakin bahwa aku akan mati meninggalkan semua yang aku kasihi dalam hidup
ini, kelak entah seperti apa caraku pergi meninggalkan dunia dan berpamit pada
kehidupan yang telah memberikanku kesempatan untuk belajar menjalani hidup ini.
Aku tak pernah tahu bagaimana cara nya aku meminta maaf kepada orang-orang yang
telah dengan sengaja aku lukai atau tanpa aku sengaja. Hidup…serasa begitu
cepat berlalu, usia bertambah bertanda sisa waktu akan semakin berkurang. Bagaimana
jadinya jika di hantui dengan kematian, terbayang apa yang akan terjadi dengan
orang yang kita tinggalkan, kekhawatiran secara berlebihan. Mati itu adalah
sebuah kepastian “tiap yang berjiwa pasti akan mati” aku yakin kelak aku akan
mati, tapi bukan berarti aku harus berdiam diri menyambut kematianku. Aku hanya
ingin setidaknya dengan kematianku meninggalkan kenangan yang indah, orang
mengenalku pribadi yang semangat dan menyenangkan. Bagaiamana caranya
mempersiapkan diri menyambut kehidupan yang baru? Mati tidak mengenal waktu
bisa saja, saat ini, esok atau kapanpun menjemput kita. Mati juga tidak melihat
keadaan, jadi berusahalah kita melakukan hal yang terbaik. Entah penat atau
apa, tiba-tiba aku terpikir mungkin saja esok aku akan mati, betapa takutnya
pikiran mati serasa menerkam jiwa. Bukan kematiaannya yang di takutkan, namun
bagaiaman berhadapan dengan Sang Pencipta dalam keadaan diri hina dan kotor,
seperti juragan dosa yang akan berhadapan dengan Sang Pemilik kehidupan, takut diri
ini penuh dengan dosa, dengan siksaan, dosa yang besar kelak takut menjadi aib
di akhirat, dimana mulut terkunci dan tangan berbicara dan menjadi saksi. Serasa
tak siap, memohon agar memiliki waktu untuk memperbaiki diri, manata kembali
kehidupan, takut jiwa ini menghadanpNya dalam keadaan hina.
Sebelumnya
aku percaya dan bahkan tenang bahwa kematian adalah hal yang biasa terjadi
dalam kehidupan, tapi ketenaganku terusik saat malam aku tertidur bermimpi
sedang bermain di salah satu rumah temanku, tapi tempat itu serasa asing dan
teman yang aku miliki juga terasa begitu asing. Saat itu aku sedang berdiri tiba-tiba
almarhum nenekku menghampiriku, beliau seperti biasa memakai pakaian hangat
berwarna merah yang sering di pakainya semasa hidup. Nenekku datang membawa dua
ojek yang menjemputku, tapi tukang ojek itu rupanya aneh sekali serasa asing di
bilang manusia mirip sedikit di bilang bukan juga ada hal yang tidak wajar atau
tidak mirip dengan manusia. Nenekku saat itu tidak banyak bicara, beliau
seperti menggunakan bahasa isyarat untuk menjemputku. Lalu beliau naik ojek
pertama, dan aku mengikuti nya dengan naik ojek yang ke dua, nenekku sepertinya
sudah sampai di rumah duluan, namun di tengah perjalanan aku berhenti dan
memasuki rumah orang lain, orang asing seorang wanita yang sama sekali aku
tidak mengenalnya, dan ada perdebatan sengit di rumah itu, antara pemilik rumah
dan salah satu temannya. Aku seperti seorang penonton di rumah itu, tiba-tiba aku
sadar bahwa aku harus segera pulang. Maka aku pamit keluar rumah dan naik ojek
kembali. Aku menyusul nenekku yang telah sampai duluan, tibalah aku di salah
satu rumah, aku merasa menuju rumah dan jalan pulang. Tapi sesampainya aku
memasuki rumah yang terasa sangat asing. Aku memasuki ruang tamu semua cat
berwarna putih, di sana ada seorang bayi bertelanjang sedang tidur, dan ada
kakakku seperti sedang memasak. Tapi aku terus mencari nenekku, aku yakin
nenekku ada di sana, meski hatiku terasa asing dengan tempat yang aku singgahi,
aku terus mencari. Namun aku tak menemukannya…
Mimpi
ini kali kedua aku di ajak oleh almarhum nenekku untuk ikut dengannya, mimpi pertama aku menolak dengan tegas tak mau ikut. Mimpi pertamaku aku merasa syok
karena meski dalam mimpi aku sadar bahwa nenekku telah meninggal, dan ini
mimpiku yang ke dua dan aku juga sadar dalam mimpi tersebut bahwa nenekku juga
telah meningal, tapi mimpi kali ini aneh aku malah mengikuti dan mencarinya. Aku
kaget ketika terbangun takut bahwa ternyata esok mungkin aku tak akan bernafas
kembali, sempat syok karena takut mimpi itu pertanda sempat down dalam sehari,
namun hati meyakinkan bawa kematian adalah sebuah kepastian kita harus
memperbaiki diri. Sempat semangat kembali tersenyum dan mulai berbenah diri. Tapi
di malam berikutnya setelah selang beberapa hari dari mimpi tersebut aku
bermimpi kembali. Kali ini aku keluar malam dengan menggunakan mukena naik
motor mengelilingi kota, saat hendak mau pulang tiba-tiba aku turun dari motor
karena jalan sempit. Jalan setapak di genangi air, di depan ada gerbang
terkunci dan air tergenang di mana-mana bahkan di depan pintu gerbang seperti
lautan luas yang dalam. Terhenti karena gerbang tak terbuka, hampir terjatuh
dan tenggelam, tiba-tiba ada seseorang yang berkata dan menyuruhku untuk shalat
taubat. Saat terbangun aku sedih kembali, kali ini semangatku serasa hilang
teringat akan bayang-bayang dosa besar di masa lalu, aku merasa makhluk yang
paling menjijikan dan hina, serasa tak pantas untuk hidup. Malu akan kelakuan
di masa lalu dan di saat ini, merasa berdosa terhadap ke dua orang tua.
Sedih
benar-benar menyelimuti diri, setiap perjalanan menuju tempat kerja bibir dan
hati terus mengingat Allah Swt, takut ajal menjemputku di jalan, aku memohon
keselematan dan kematian yang mudah atau baik. Setiap perjalanan teringat akan
kematian, bukan hanya itu serasa nelangsa melihat kedua orang tua yang semakin
lanjut usia, namun hingga saat ini belum mampu membahagiakannya hanya bisa
menyusahkan mereka, dan jika aku mati saat ini, aku sedih meninggalkan ke dua
orang tua yang semakin lanjut usia.
Terhenti
sejenak, semua harapan seolah sirna. Mati serasa akan mati beberapa detik lagi,
tak terbayang betapa pilunya hatiku kelak jika mimpi ini pertanda kematianku
semakin mendekat, aku tak punya apa-apa yang bisa di berikan sepeninggalku. Barang-barang
yang ku miliki saat ini berharap semuanya masih berharga dan bisa di
manfaatkan, tapi apa yang aku punya?? Seandainya ini adalah detik-detik akhir
dari perjalanan hidupku semoga aku mempunyai banyak kesempatan untuk
membahagiakan orang-orang yang aku cintai, bertaubat akan semua dosa-dosaku dan
kesempatan untuk memperbaiki diri setiap hari.
Aku
harus segera shalat taubat, berharap semua dosa akan terhapus, tapi hanya
karena kasih sayangNya lah yang mampu memaafkan semua kesalahanku Allah Al
Ghafur aku percaya hanya kasih dan sayangNya yang akan menyelamatkanku. Semoga Allah
senantiasa menjagaku dan seluruh keluargalu serta orang-orang yang aku cintai.
Jika
ini hari terakhirku…ijinkan aku memperbaiki diriku, aku ingin Allah meridhoiku,
dan aku ingin jauh dari murkaNya karena kelakuanku di masa hidupku.
Kelak
aku akan mati terkubur lemah tak berdaya, meninggalkan orang-orang yang aku
kasihi. Kelak akan berjumpa kembali di kehidupan baru, semoga saat pertemuan
itu dosa-dosa kita akan terhapus dan kita terselamatkan, hanya Allah yang akan
mempertemukan dan menyelamatkan, semoga kita mempunyai kesempatan untuk
memperbaiki diri saat ini.

HAMPARAN PEMANDANGAN HIJAU YANG MEMBUAT MATA TERPESONA (TASIKMALAYA, JAWA BARAT)
Perjalanan
yang paling penat adalah meuju ke tempat yang agak jauh namun di jalan terjebak
macet, bising dengan bunyi klakson dan juga merasa di kejar waktu yang membuat
kita gelisah, kadang selap selip bukan untuk gaya-gayaan tapi mengejar waktu
agar sampai tepat pada waktunya. Tapi bagi saya, perjalanan menuju tempat
dimana saya berbagi ilmu dengan anak-anak cukup membuat mata terpana dan menyejukkan
mata, meski memang menempuh waktu yang cukup lama tapi terbayar dengan
pemandangannya. Ada beberapa tempat dimana saya berhenti sejenak untuk
mengambil gambar, saya share hanya sebagian mungkin nanti lebih rajin lagi
hehhee…
Karang anyar, Mangkubumi
Karang anyar, Mangkubumi
Jalan Gub. Suaka Bypass
Lokasi dekat tempat pembuangan sampah Tasikmalaya
Ciangir, Tasikmalaya
Tepat di belakang Sekolah
Hamparan pemandangan hijau di sepanjang jalan, membuat mata terpana dengan pemandangannya, bagaimana perjalanan anda menuju lokasi tempat anda bekerja? menyenangkan tidak? semoga menyenangkan dan membuat anda semakin bersemangat :)

RESEP DAN CARA MEMBUAT KUE SRIKAYA KUKUS
Suka
dengan yang manis dan legit? Kue srikaya memang menjadi favorit keluarga
rasanya yang enak dan juga bikin kenyang. Nah bagi anda yang ingin mencobanya
di rumah, ini dia resep sederhana dan cara yang paling mudah untuk membuat kue
srikaya!
Bahan:
2
butir telur
2
scahet kara (santan)
2
sendok teh makan tepung terigu
5
sendok teh gula pasir
3
sendok teh margarine
3
sendok teh susu bubuk
10
lembar roti tawar di cincang (potong dadu)
Cara membuat:
Kocok
lepas dua butir telur, masukan gula kocok kembali. Setelah itu masukan santan,
dan 1 sachet susu bubuk, kocok lepas hingga merata. Masukan tepung terigu kocok
hingga semua bahan tercampur, setelah itu masukan margarine (agar lebih mudah dan
merata panaskan margarine hingga mencair) kocok rata kembali, terakhir masukan
potongan roti tawar aduk hingga semua bahan tercampur.
Masukan
ke dalam wadah/Loyang lalu kukus selama 30 menit, nah setelah itu angkat dan
kue srikaya siap di santap. Untuk menambah rasa biar lebih maknyussss tambahkan
toping keju atau cokelat di atas kue srikaya.
Nah
mudah bukan? Selamat mencoba dan selamat menikmati!