Komitmen dalam rumah
tangga adalah kesepekatan bersama, menjalin kerja sama, dan mewujudkan
kehidupan yang damai dan penuh kasih sayang, setiap pasangan mendambakan
ketentraman di dalamnyaa terdapat saling
mencintai, menyayangi, berbagi dalam suka maupun duka, dan percaya satu sama
lain.
Setiap insan saat
berkomitmen hidup untuk bersama pasti berharap abadi selamanya, setidaknya
menikah sekali seumur hidup, damai dan langgeng hingga kakek nenek. Tapi dalam
rumah tangga tidak semulus yang kita lihat , di dalamnya semeraut dan banyak perdebatan,
banyak hal yang tidak disepakati atau bahkan mungkin banyak hal yang selelau
menjadi persoalan. Namun sebelum berumah tangga kita harus meluruskan
niat, kuncinya adalah saling memahami
dan mengerti, hidup bersama dalam ikatan pernikahan itu tandanya adalah
menyatukan dua kepala ( pemikiran ) yang berbeda dalam pondasi yang sama,
membangun sebuah kerja sama yang hebat dan kuat agar penjadi perekat di
dalamnya untuk mempertahankan keutuhan berumah tangga.
Masing – masing
pasangan harus mengetahui kebiasaan baik dan buruk setiap pasangannya, sehingga
jika ada perbedaan selisih / pemahaman kita bisa mengerti dan mampu
menghadapinya, jika si A seperti ini maka si B akan seperti ini, untuk meredam
emosi, saling mengalah dan memaafkan juga menjadi dasar utama dalam menjalankan
hidup bersama.
Tahu detail pasangan
mulai dari kebiasaan baik dan buruk, jangan hanya melihat sekilas “saya
menerima dia apa adanya” namun kita tidak mengetahui tentang pasangan
kita, yang kelak justru menjadi perdebatan hebat dan menjadi penyebabnya
perceraian.
Maka dari itu mencintai
apa adanya namun tidak memahami sama saja dengan kebohongan besar, berbeda
dengan mencitai ada apanya, maksud disini adalah kita tahu pasangan kita semua
tentangnya dan kita tahu keburukannya namun kita mampu bertahan. Keburukan yang
seperti apa? Jika pasangan kita ternyata bukanlah orang yang hebat, kaya, memeliki
paras yang tampan tapi kita mampu menyeimbangi maka itu tidak jadi masalah. Di
banding berkata mencintai apa adanya tapi dalam konotasi yang terlihat hanya
yang baik-baik sementara keburukan nya tidak terlihat inilah yang akan menjadi
boomerang.
Nah sahabat perceraian
atau perpisahan terjadi karena di rasa ada ketidaknyamanan dalam berumah
tangga, yang berujung terjadinya perpisahan.
Nah bagi anda bisa
mempelajari disini, beberapa hal yang mengakibatkan hubungan rumah tangga
kurang harmonis berdasarkan kasus yang terjadi disekitar kita, diantaranya
adalah;
1.
Kurangnya pelayanan istri pada
suami
Seorang
suami sejatinya ingin mendapatlan perhatian yang lebih dari istrinya, sekedar
menyapa dan memberi senyuman saja sudah membuat si suami betah di rumah dan
merasa dicintai. Apalagi jika istri pandai menghidangkan kudapan yang disukai
si suami, kemudian si istri harus pintar bersolek di depan si suami agar si
suami tidak merasa bosan, kalau bisa buatlah terobosan baru setiap harinya.
Pelayanan disini banyak sekali, bukan sekedar melayani dalam hal makanan,
pakaian, namun kebutuhan biologis juga. Malah ada pepatah yang bilang “seorang istri itu harus seperti p3l4cur di
depan suaminya sendiri”.
Beri
perhatian, jika pulang kerja atau hendak berangkat kerja berilah amunisi
seperti senyuman, hidangan yang lezat, keramahan dan kasih sayang dari kita.
Agar suami betah dirumah
Kasus
yang terjadi ketika si istri kurangnya pelayanan pada suami adalah; si suami
lebih betah di luar, mencari perhatian kepada yang lain ( karena kurangnya
perhatian di rumah), melirik yang lain karena merasa bosan dengan suasana
rumah, keadaan rumah kurang harmonis dengan suasana dingin yang membosankan
akhirnya yang terjadi adalah suami tergoda wanita lain, yang memberinya
perhatian lebih dibandingkan si istri. Lalu siapa yang salah???. Disini bukan
menyalahkan siapa yang salah, namun hal terbaik berbenahlah untuk menyelamatkan
hubungan anda
2.
Salah satu pasangan terlalu masa
bodoh
Kedewasaan
dalanm rumah tangga tentu harus dari dua belah pihak, jangan berpikir saya cape
kerja seharian, hingga saat sampai di rumah melihat pasangan seperti pembantu
ingin di layani ini dan itu, saat waktu istri menghampiri dan melayani si suami
malah asik maen game dengan alasan jenuh di kantor, maen medsos, nonton tv
hingga istri terabaikan, saat istri komplen si suami hanya minta pengertian
dari si istri semuanya ingin di layani dan bersikap egois, dalam banyak kasus
tidak jarang si istri mencari bahu untuk bersandar karena merasa lelah dengan
keadaan yang seperti itu
Lalu
bagaimana kalau si istri yang malas dan merasa masa bodoh, merasa lelah
mengurus anak di rumah, merasa tak memiliki waktu luang untuk beristirahat
sehingga rumah dan suami tak terurus, jangankan merawat rumah dan suami dirinya
yang kelelahan selalu bangun kesiangan, tak perduli si suami berangkat kerja
makan atau tidak, menuntut si suami lebih tetapi tidak memahami keadaan si
suami saat pulang kerja betapa penat dan lelahnya. Bayangkan suami anda pergi
dan pulang kerja melihat rumah yang acak-acakan, anda tidur berdua bersama anak
saat ingin makan karena lapar setelah kerja sama sekali tidak ada hidangan
apapun. Apa yang terjadi? Suami pergi keluar sekedar makan, mencari teman
ngobrol yang nyaman. Bagaimana jika
nyamannya menjadi ketergantungan??? Dari banyak kasus inilah yang
menjadi penyebab terjadinya perselingkuhan
Sahabat
para istri / suami disini harus ada komunikasi, jangan merasa lelah sendiri,
harus saling memahami bahwa peran istri / suami memiliki tantangan yang berbeda
sama berat dan lelahnya, tapi jika ikhlas disini maka yang terjadi akan kerja
sama, sama – sama kerja, saling memberi perhatian dan memanjakan satu sama
lain. Itulah salah satu pertahanan keutuhan rumah tangga yang sering terlupakan
3.
Keadaan ekonomi yang lemah
Matre
ke laut aje lho? Atau bahkan ada pepatah makan tuh cinta, memangnya beli beras
pake cinta
Saat
muda ketika menjadi sepasang kekasih semua memang tersa indah saat bersama,
terbayangkan kehidupan yang memyenangkan di depan sana yang penuh harapan dan
impian.
Mungkin
banyak yang lupa saat kita menikah, tentunya menikah harus memahami atau
mengetahui kerjaan si pasangan kita, kemampuan dan keadaannya jika memang kita
bisa bertahan sementara kita mengetahui keadaan dan mampu berdua berusaha
merubah keadaan mengapa tidak anda jalani? Jika ternyata anda mengetahui lalu
tidak memikirkan kedepan seperti apa, dan saat anda lelah dengan keadaan yang
mrenghimpit anda akan merasa lelah, bosan dan ingin mengakhiri semuanya.
Seharusnya adalah saat posisi jatuh kita harus ingat dan mempertanggung
jawabkan bahwa pasangan kita adalah pilihan kita
Dalam
banyak kasus, ujian dalam perekonomian yang lemah kebanyakan yang tidak mampu
menanggung keadaan adalah sang istri, mungkin wajar jika si istri matre, karena
memang untuk memenuhi kebutuhan hidup di butuhkan uang untuk berbelanja atau
membayar kebutuhan yang lainnya. Diharapkan disini kepala keluarga lebih gesit
dan aktip melancarkan segenap usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Namun jika yang anda dapat masih dirasa kurang oleh si istri, atau kebanyakan
kasus merasa tidak puas dengan apa yang diberi oleh si suami, maka keharmonis
keluarga anda akan terancam. Perselisihan dan pertikaian terus terjadi, dan hal
yang paling buruk terjadi adalah terjadinya perselingkuhan si istri mencari
sandaran yang kokoh menurut dirinya dan meninggalkan si suami, dari beberapa
kasus ini terjadi karena kurang puasnya istri terhadap apa yang diberi suami.
Suami
adalah ujung tombak dalam keuttuhan rumah tangga, karena menjadi imam dan juga
membri nafkah. Jika mampu memberi pengarahan dan mampu mengetahui sisi lemah si
istri maka mungkin keutuhan masih bisa dipertahankan.
Istri
yang merasa kurang dari pemberian si suami tidak akan pernah merasa puas dengan
apa yang didapatkan sehingga akan mencari yang lebih.
Suami
kerja kurang saja ditinggalkan , apalagi jika hanya berdiam diri dan numpang
hidup?. Nah ayo para pemimpin rumah tangga, harga diri laki-laki adalah ia yang
bekerja bukan pemalas
4. Sikap kekanak-kanakan
Usia
memang tidak mempengaruhi seseorang berpikir dewasa atau tidak. Dalam berumah
tangga masalah sudah bisa terjadi dan hilir mudik, bisa terjadi karena selisih
paham atau hal tak terduga lainnya.
Namun
jika di sikapi dengan kepala dingin dan berfikir panjang, setiap masalah akan
menjadi bumbu dalam rumah tangga yang akan membuat atau menimbulkan kerinduan
yang luar biasa. Namun jika salah satu pihak menyikapi masalah teerlalu berat
dan berpikiran pendek hal yang akan terucap adalah meminta untuk bercerai,
salah satu pasangan tetap bertahan dan berusaha memahami, namun jika setiap
terjadi permasalahan tidak diselesaikan hanya meminta untuk cerai lagi, maka
lama kelamaan adalah salah satu pasangan akan merasa bosan dan mengiyakan
permintaan anda. Apalagi jika yang meminta atau berkata cerainya adalah si
suami. Di dalam hukum Islam jika si suami menjatuhkan/ mengatakan cerai maka itu
sudah turun talak. Bayangkan jika si suami sering mengatakan perceraian, berapa
banyak dosa yang terjadi akibat jatuhnya talak. Ada kasus yang terjadi seperti
ini, dan si istri mengiyakan karena memang sudah beberapa kali turun talak. Nah
bagi anda yang sering berkata cerai segara berhenti karena perbuatan tersebut
adalah perbuatan dosa dan akan menyakiti si salah satu pasangan merasa tidak
dihargai dan dibutuhkan lagi, dan jangan menyalahkan pasangan anda jika
pasangan anda meyalahkan anda. Maka dari itu belajarlah menyikapi masalah
dengan bijak dan dewasa
0 komentar:
Post a Comment