Ada dibelahan bumi, atau disudut pandang mata kita yang tak terlihat, selalu ada tangis dan air mata seorang anak dan ibu. Mereka berlari, mereka sembunyi, mereka berusaha menyelamatkan diri mereka.
Siang ataupun malam, serasa larut dalam kegelapan tak ada masa dan sang surya yang indah menyapanya. Seakan dunia menghantamnya bertubi-tubi.
Hidup merasa berat untuk melangkah dan berdiri, berharap mati terkadang menjadi sebuah angan-angan yang diharapkan.
Dunia tak seindah itu, hening dalam kepedihan yang tak berujung. Ketenangan hanya sesaat, kadang semua bisa hancur seketika.
Tak jarang, orang-orang yang bersembunyi dibalik rasa takut dan pedih menampilkan topeng yang menawan, raut wajahnya seolah selalu gembira.
Adakah orang seperti mereka?
Ada banyak sekali, siapa sebenarnya yang menjadi duri dalam kehidupan mereka? Siapa yang sudah merusak ketentraman hidup mereka jika bukan suami / ayah mereka sendiri.
Terkadang, seorang laki-laki yang memikul sebuah beban rumah tangga dan menjadi pemimpin bagi anak dan istrinya, lupa akan peran yang dijalaninya.
Bersyukur, jika seorang kepala rumah tangga berperan dan menjalani kewajibannya, namun disudut lain begitu banyak laki-laki yang seakan mereka tak memiliki nurani.
Seorang wanita, bekerja banting tulang untuk mencukupi kehidupan rumah tangganya,menyekolahkan ketiga anaknya. Rela bangun lebih pagi, menyiapkan semua kebutuhan semua anggota keluarganya, lalu kemudian pergi mencari nafkah. Berharap, semua anaknya bisa mengenyam indahnya pendidikan, agar bisa keluar dari peliknya kehidupan.
Namun, wanita itu kadang patah semangatnya, tatkala melihat pria yang menjadi ayah dari anak-anaknya hanya diam, asik bermain media sosial, dan memiliki pribadi yang keras dan ringan tangan. Pernah suatu malam, wanita itu mengahadapi nasib malang, saat keheningan di malam itu tiba-tiba terpecahkan dengan suara minta tolong dan tangisan. Anaknya sembunyi di dalam kamar, dan wanita itu malang mendapatkan keker3r454n dalam rumah tangga. H4ntam4n dan p_kul4n tak henti-henti menimpanya. Hingga hampir seluruh badannya m3m4r, adakah tetangganya yg menolong?
Ada, namun siapapun yang mendekat dan mencoba menolong, ia tidak segan untuk m3nghant4m tetangga nya yang menolong dengan sebuah p4r4ng
Malam itu, semua berjaga di depan rumahnya, hingga tengah malam barulah suara teriakan dan tangisan itu menghilang.
Itu dari sebagian kecil cerita dari pilunya kehidupan.
Jadilah laki-laki penuh tanggung jawab, terhadap anak dan istri. Jadilah laki -laki yang lemah lembut agar terukir senyum manis di bibir mereka.
Tapi.......
Jangan robek hati anak-anak itu dengan duka dan tangisan, yang akan mereka kenang bahkan hingga mati
0 komentar:
Post a Comment