thumbnail

CONTOH PEMBUATAN PROPOSAL PAMERAN SENI RUPA : SBK KELAS IX

PROPOSAL KEGIATAN
PAMERAN SENI RUPA


KELOMPOK PANCASILA
ANGGOTA:
FAUZAN
RESTU RAMDANI
DIANA WULANSARI
ERNAWATI
RAHMAT S.M


SMPN 4 SODONGHILIR
Jl. Raden Ihrom Danaatmaja



BAB 1
PENDAHULUAN

  Latar Belakang
          serta potensi dikalangan siswa seharusnya kita tingkatkan supaya menciptakan generasi muda yang mandiri, kreatif, dan inofatif, serta generasi yang cinta akan bangsa dan negaranya, untuk itu kami menyelanggarakan sebuah pameran diharapkan dengan adanya pameran ini, siswa Smpn 4 sodonghilir menjadi lebih aktif dan lebih mencintai bangsa dan budayanya.
Tujuan Kegiatan
Sebagai wadah apresiasi bagi siswa.
Meningkatkan apresiasi seni siswa terhadap karya seni dan kecintaan terhadap bangsa Indonesia.
Memberikan motifasi siswa dalam berprestasi dan berkarya.
Manfaat Pameran
Dapat menumbuhkan serta menambah kemampuan apresiasi terhadap seni rupa.
Sebagai sarana promosi.
Dapat melatih untuk bekerja sama dengan orang lain.
Melatih sikap mandiri dan tanggung jawab
Dapat membangkitkan motifasi, dapat menghilangkan setres dan kejenuhan


BAB II
PEMBAHASAN

Tema kegiatan
     Pameran seni lukis yang akan kami laksanakan bertema“Melestarikan seni lukis” dengan harapan pengunjung tidak hanya mendapatkan pengetahuan lebih luas mengenai seni likis tetapi juga dapat melestarikan nya dibidang seni rupa khususnya seni lukis.
Waktu Kegiatan
Hari/tanggal : Selasa, 25 Februari 2020
Waktu            : 08.00 s/d 14.00
Tempat          : Sekolah SMPN 4 Sodonghilir
Susunan Kegiatan
Penanggung jawab : Fauzan Dilafua
Ketua Panitia           : Restu Ramdani
Sekertaris                 : Ernawati
Bendahara               : Diana WulanSari
Seksi-seksi
Seksi Acara              : Fauzan Dilafua
Seksi Publikasi         : Ernawati
Seksi Konsumsi       : Diana Wulansari
Seksi Dokumentasi : Resti Ramdani
Display                     : Rahmat
Logistik                    : Rahmat
Jadwa Kegiatan
08.00 – 09.00 : Sambutan dari kepala sekolah dan dewan guru
09.05               : Gunting pita secara resmi
09.10 – 12.30 : Pameran digelar
12.30 – 14.55 : Pameran kembali digelar
14.55              : Pameran ditutup


E. Pembiayaan (anggaran)
Pemasukan
Iyuran siswa Rp. 10.000 X 214 Siswa
Rp= 2.140.000
Subsidi dari sekolah (BDS)
Rp= 1.000.000
Sponsor
Rp= 1.000.000
Pengeluaran
Pelengkapan (Sonds, system, tratak, panggung, kursi dll)
Rp=1.900.000
Penggelaran (kertas, pigura, paku, kawat, lem, lakban,dll (pameran))
Rp=200.000
ATK(Alat tulis kertas)
Rp=115.000
Dokumentasi (video)
Rp= 500.000
Konsumsi
Rp= 5000X(214 Siswa+51 Guru)
Rp= 1.325.000
Lain-lain Rp= 100.000


BAB III
PENUTUP
  Demikian proposal ini disusun dengan harapan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan pameran seni rupa dikela LX SMPN 4 Sodonghilir
Simpulan
     Pameran kelas atau sekolah merupakan kegiatan studi untuk menampilkan hasil karya siswa menurut jenuisnya, pameran dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pameran umum, dan pameran lukis.
Saran
     Pameran memeiliki arti yang penting bagi siswa yaitu sebagai kegiatan penyajian prisual untuk menyampaikan ide kreatifnya kepada khalayak uimum. Karya seni yang ditampilkan, akan mendapat penilaian penghargaan, tanggapan, respon atau kritikan sehingga dapat meningkatkan kualitas berikutnya.

thumbnail

PENERAPAN RAGAM HIAS DENGAN TEKNIK MENYULAM : MATERI SBK KLS VII

Materi penerapan ragam hias pada bahan tekstil dilakuan dengan 2 teknik yaitu teknik lukis dan teknik batik.

Namun di daerah terpencil bagi saya, untuk membeli cat kain agak sulit didapat bahkan harus ke kota dan ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam.
Teknik membatik alat seperti canting,malam, kompor listrik dan wajan mini nya memang ada. Pernah dilakukn namun sampe tahap membatik tidak sampai mewarnai.

Ke dua teknik tersebut pernah di coba, untuk melukis membutuhkan biaya yang cukup mahal, namun soal mencoba sudah pasti pernah dicoba dan diaplikasin pada baju bekas anak - anak yang masih layak untuk dipakai, dengan harapn mereka dapat melukis aneka ragam hias sesuai yang mereka inginkan.

Teknik membatik juga sama dilakukan, pada kain bekas warna putih tapi untuk pewarnaan tentu tidak sampai, karena keterbatasan bahan.

Kali ini saya mencoba menerapkan ragam hias pada bahan tekstil dengan teknik menyulam. Sederhana namun hasilnya juga bagus.
Alatnya cukup sederhana:
Kain
Benang sulam
Jarum
Oval

Dasar sulam yang paling sederhana dapat menghasilkan gambar yang indah.

Kali ini kita mencoba menerapkan ragam hias pada bahan tekstil yaitu taplak meja

KELOMPOK: Wulan, Tasya dan Wafda




KELOMPOK: Dini, Zahra dan Resti



thumbnail

TUGAS DRAMA SENI BUDAYA KELAS IX SMP - FILM PENDEK HOROR AFTER SCHOOL

HOROR AFTER SCHOOL
Merupakan film pendek yang dibuat oleh siswa siswi keas IX SMPN 4 SODONGHILIR  sebagai bentuk tugas drama Seni Budaya.
Cerita ini dibuat oleh kelompok 5 yang terdiri dari 6 orang yaitu: Putra Ikhsan, Ihsan Nursi, Sahrul, Restu Ramdani, Nicken Sahira Anjani dan Anisa.

Bermula saat jam pelajaran telah selesai, kemudian mereka pulang. Diperjalanan salah satu teman mereka melihat ada penampakan yang sedang main ayunan, suasana semakin mencekam saat Imas yang diperankan oleh Nicken pingsan tak sadarkan diri.
Akhirnya teman - teman Imas membawa pulang ke rumahnya, tapi Nahas nyawa Imas tak tertolong dan meninggal mendadak, akhirmya Imas dikebumikan. Kematian Imas hingga kini masih menjadi misteri.
mi 5 sahabatnya terpukul dan merasa kehilangan. Hantu Penampakan yang dilihat Imas sebelum meninggal ternyata, penampakannya kini masih bergentayangan bahkan ada di dekat sahabat sahabat Imas.

Untuk lebih detail ceritanya silahkan klik tautan berikut untuk melihat tayangan videonya:

HOROR AFTER SCHOOL



thumbnail

TUGAS SBK KELAS VIII : PANTOMIM ( BERCOCOK TANAM )





Menurut wikipedia Pantomim (Bahasa Latinpantomimus, meniru segala sesuatu) adalah suatu pertunjukan teater akan isyarat, dalam bentuk mimik wajah atau gerak tubuh, sebagai dialog, Jenis pertunjukan ini telah dikenal sejak zaman Romawi Kuno dan sering digunakan dalam ritus keagamaan dengan cerita umumnya seputar mitologi Yunani. Pantomim kembali populer pada abad ke-16 dengan berkembangnya Commedia dell'arte di Italiayang membawa pantomim pada bentuknya yang sekarang yang mengutamakan pada lakon komedi.

Nah, pertunjukan pantomim juga menarik / mengundang perhatian. Karena tanpa dialog mampu membuat kita terhibur fan menikmati jalan ceritanya. Karena menarik dan mudah dipahami, maka banyak orang yang belajar untuk bisa melakukan pantomim.

Tapi kali ini saya ingin berbagi tentang salah satu tugas SBK kelas VIII dimana peserta didik harus mampu menguasai teori dan mencoba untuk menampilkan pertunjukan pantomim.

Ada salah satu tugas yang menarik dari salah satu kelompok yaitu dimana pantomim ini terdiri dari 4 orang yaitu: Anita Ropika Dewi, Nazwa, Yulia, Salsabela merupakan siswi kelas VIII SMPN 4 SODONGHILIR

Dimana tema cerita yang meraka angkat adalah tentang kegiatan bercocok tanam.

Dimana alkisah bermula, di pagi hari yang cerah 4 sekawan tersebut terbangun kemudian mandi dan bergegas ke kebun.
Di kebun mereka berempat bercocok tanam, namun ada salah satu dari teman mereka yang menjili teman yang lainnya hingga menangis. Disini penampilan mereka menarik karena mampu memainkan perannya. Bahkan diceritakan salah satu dari teman mereka ada yang sampai menangis karena kejahilan temannya. Namun setelah lama berselang teman yang jahil pun meminta maaf dengan memberikan es krim ( jenis makanan lainnya )
Dan akhirnya berhasil temannya yang menangis kembali tersenyum. Dan mereka melanjutkan kembali pekerjaanya. Setelah waktu begitu lama akhirnya mereka pun pulang

Untuk melihat tayangan video silahkan klik tautan di bawah ini:

TUGAS SBK KELAS VIII : BERCOCOK TANAM ( PANTOMIM )




thumbnail

TUGAS SBK KLS VII _ TARI TRADISIONAL JAWA BARAT ( JAIPONG )





Tari Jaipongan merupakan garapan yang menggabungkan beberapa elemen seni tradisi karawang seperti pencak silat, wayang golek, topeng banjet, ketuk tilu dan lain-lain. Iringan tari jaipong dengan instrument sederhana yang terdiri dari gendang, ketuk, kecrek, goong, rebab dan sinden atau juru kawih.
Tari Jaipongan banyak memengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa Barat, baik pada seni pertunjukan wayang, degung, genjring/terbangan, kacapi jaipong, dan hampir semua pertunjukan rakyat maupun pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan dengan Jaipong menjadi kesenian Pong-Dut.

Berikut tarian Jaipong:
Tugas Sbk kls VII Tari tradisional persembahan dari kelompok Selasa : Risma, Juwita, Rafly, Rizki, M Yoga
SMPN 4 SODONGHILIR KAB. TASIKMALAYA



Untuk melihat tayangan video silahkan klik di bawah ini:



thumbnail

TUGAS SBK SENI TARI _ TARI GENJRING




Merupakan tarian yang berasal dari Jawa Barat yang menceritakan tentang kecerian anak-anak dalam bermain. Tarian ini diiringi dengan musik gamelan yang menambah kesan bahagia saat anak - anak melompat. Tarian ini dipersembahkan oleh kelompok yang terdiri dari 6 orang yaitu Najwa, Mia, Jejen, Farid, Agil dan Afriyana dengan lokasi di SMPN 4 Sodonghilir kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat

Untuk melihat tayangan videonya, silahkan klik di bawah ini:
TARIAN GENJRING


thumbnail

TUGAS SBK SENI TARI KELAS VIII _ TARIAN TRADISIONAL ( MENANAM PADI )



Tarian ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran Seni Budaya. Tari ini memiliki cerita tentang 5 orang yang memiliki pekerjaan sebagai petani. Menceritakan sebuah desa dengan mayoritas penduduknya memiliki pekerjaan sebagai petani dengan kegiatan menanam padi. Kelompok ini terdiri dari 5 orang yaitu: Yulia, Rahma, Salwa, Alfarizy dan Aldi Lokasi : SMPN 4 Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya

Untuk melihat tayangan video silahkan klik di bawah ini:
TARIAN MENANAM PADI



thumbnail

TUGAS SBK KELAS VIII _ SENI TARI ( TARIAN DAERAH MOJANG PRIANGAN )


T
arian daerah dari Jawa Barat yang menceritakan seorang mojang ( gadis desa ) yang cantik yang menjadi perebutan jejaka. Namun sang mojang memilih jejaka yang sederhana. Namun jejaka yang sederhana pun ternyata menjadi perebutan gadis desa lainnya. Tarian ini merupakan kreasi dari kelompok yang terdiri dari : Anita, Rima, Herna, Anisa dan Zidan. Kelas VIII SMPN 4 Sodonghilir kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat

Untuk melihat tayangan video silahkan klik di bawah ini:
TARI JAIPONG MOJANG PERIANGAN ( TARIAN DAERAH JAWA BARAT )


thumbnail

TUGAS SBK KELAS VIII _ TARI TRADISIONAL JAWA BARAT ( TARI MERAK )




Tari merak merupakan tarian khas Tataran Sunda yang memiliki ciri khas penari melakukan gerakan tari seperti kebiasaan burung merak. Dengan gerakan yang indah ditambah siger berbentuk burung merak menambah kecantikan yang mempesona dalam tarian ini

Berikut merupaka tari merak yang akan ditampilkan oleh siswa - siswi SMPN 4 SODONGHILIR kelas VIII
Kelompok terdiri dari 5 orang yaitu : Ega, Ela, Zahra, Yusep dan Mikail


Untuk melihat tayangan video Tari Merak silahkan klik dibawah ini:
TARI MERAK


thumbnail

TUGAS SBK KLS VII SENI TARI_ TARI DAERAH ACEH ( BUNGONG JEMPA )


TARI SAMAN 




Kali ini kita akan membahas ragam tarian daerah. Indonesia kaya akan budaya, beragam, unik namun tetap perbedaanya menjadi pemersatu Bangsa. Kesenian menjadi salah satu cara untuk melestarikan kebuadayaan.
Salah satunya adalah tari saman yang berasal dari daerah Aceh. Tari ini biasanya ditampilkan untuk memperingati hari besar /menyambut sebuah perayaan.
Berikut adalah contoh tarian saman, yang coba dipraktikan oleh siswa – siswi SMPN 4 SODONGHILIR kelas VII yang terdiri dari Dela, Hilmi, Adam, Aditia dan Ila.

Untuk menyaksikan silahkan klik dinawah ini:


thumbnail

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI TEATER) (WAJIB PILIHAN) KELAS VII VIII IX SEMESTER 1 DAN 2 KURIKULUM 2013


SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI TEATER)
(WAJIB PILIHAN)

Satuan Pendidikan         : SMP N
Kelas /Semester            : VII./ 1 dan 2
Kompetensi Inti*
 KI 1:   Menerima, menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
 KI 2 :  Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, rasa ingin tahu, percaya diri, dan motivasi internal,  toleransi,  pola hidup sehat, ramah lingkungan dalam berinteraksi secara efektif  dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
 KI 3:   Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait  penomena dan kejadian yang tampak mata.
 KI 4:   Mencoba,  mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1.1.   Menerima, menanggapi dan menghargai  keragaman  dan keunikan seni  teater sebagai bentuk rasa syukur terhadap  anugerah Tuhan
Keterangan:
Nilai-nilai spiritual dan sosial merupakan proses pembelajaran nilai secara tidak langsung (indirect values teaching). Dalam arti bahwa keterkaitan KI 1 dan KI 2 hanya akan terjadi dalam proses pembelajaran KI 3 dan KI 4














2.1   Menunjukkan sikap  menghargai, jujur, disiplin,melalui aktivitas berkesenian 
2.2   Menunjukkan sikap bertanggung jawab, peduli, dan santun  terhadap  naskah drama, pertunjukan teater, pemain dan pembuatnya
2.3   Menunjukkan sikap  percaya diri , motivasi internal , kepedulian terhadap lingkungan dalam berkarya seni
3.1.     Memahami  teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa .
Teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa
Mengamati
·     mengumpulkan informasi dari berbagai sumber belajar tentang nilai-nilai keragaman seni teater  
·     mengidentifikasi nilai-nilai dari pertujukan  teater
Menanya
·     mendiskusikan teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa .
·     mencari inspirasi yang bersumber dari alam untuk olah tubuh, olah suara, dan olah rasa .
Eksperimen/explore
·   menghubungkan antara naskah drama dengan teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa
·   mencari teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa dengan kehidupan sosial dan budaya di masyarakat
Asosiasi
·   menunjukkan teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa yang mengacu pada sumber alam sekitar sebagai inspirasi.
·   membandingkan   teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa dengan sumber alam sekitar.
Komunikasi
·     memperagakan teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa yang mengacu pada sumber alam sekitar sebagai inspirasi.
·     mendeskripsikan teknik bermain teater dengan tema alam yang dipilih

Tugas.
membuat  kliping pertujukan teater

Observasi
format  pengamatan skala sikap 

Proyek
membuat pergelaran teater

Unjuk Kerja
memperagakan  teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa yang mengacu pada sumber alam sekitar sebagai inspirasi.
24 x (3x40 Mnt)
Anirun, Suyatna. 2002. Menjadi Sutradara. Bandung: STSI PRESS.
Brook, Peter. 2002. Percikan Pemikiran tentang Teater, Film, dan Opera. Yogyakarta: Arti.
Endraswara, Suwardi.2011. Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Mitter, Shomit, Stanislavski, Brecht, Grotowski,  Brook. 2002. Sistem Pelatihan Lakon. Yogyakarta: Arti.
Saptaria, Rikrik  El. 2006.  Panduan Praktis Akting untuk Film & Teater. Bandung: Rekayasa Sains.
Sitorus, Eka D. 2002. The Art of Acting–Seni Peran untuk Teater, Film, & TV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stanislavski, Constantin. 2008. Membangun Tokoh. Yogyakarta: KPG dan Teater Garasi.

VCD pertunjukan teater
Ensiklopedia teater Indonesia

4.1.       Menerapkan teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa yang mengacu pada sumber alam sekitar sebagai inspirasi.
3.2.     Memahami teknik penyusunan, konsep dan  naskah  drama.
Konsep /naskah  drama.
Mengamati
·     mengumpulkan informasi dari berbagai sumber belajar tentang teknik penyusunan, konsep dan  naskah  drama
·     mengidentifikasi tentang teknik penyusunan, konsep dan  naskah  drama
Menanya
·     mendiskusikan tentang teknik penyusunan, konsep dan  naskah  drama
·     mencari contoh  konsep dan  naskah  drama
Eksperimen/explore
·     menghubungkan antara   konsep dan  naskah  drama dengan tema alam dengan penataan pentas yang akan digunakan
·   mencari  ide   rancangan naskah drama   dengan tema alam
Asosiasi
·   menyusun  konsep dan  naskah  drama cerita lain yang mirip  dengan rancangan naskah drama yang dibuat
·   membandingkan   rancangan konsep dan  naskah  drama   dengan  lakon lain dan dengan pengalaman   yang pernah dialaminya
Komunikasi
·     membuat  konsep /naskah  drama yang berkaitan dengan tema alam

Tugas.
·  membuat  kliping pertujukan teater
·  membuat naskah drama sederhana yang berkaitan dengan tema alam

Observasi
format  pengamatan skala sikap 

Proyek
membuat pergelaran teater moderen

Produk
naskah drama sederhana yang berkaitan dengan tema alam
Anirun, Suyatna. 2002. Menjadi Sutradara. Bandung: STSI PRESS.
Brook, Peter. 2002. Percikan Pemikiran tentang Teater, Film, dan Opera. Yogyakarta: Arti.
Endraswara, Suwardi.2011. Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Mitter, Shomit, Stanislavski, Brecht, Grotowski,  Brook. 2002. Sistem Pelatihan Lakon. Yogyakarta: Arti.
Saptaria, Rikrik  El. 2006.  Panduan Praktis Akting untuk Film & Teater. Bandung: Rekayasa Sains.
Sitorus, Eka D. 2002. The Art of Acting–Seni Peran untuk Teater, Film, & TV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stanislavski, Constantin. 2008. Membangun Tokoh. Yogyakarta: KPG dan Teater Garasi.

VCD pertunjukan teater
Ensiklopedia teater Indonesia

4.2.       Membuat  konsep /naskah  drama yang berkaitan dengan tema alam.
3.3.     Memahami rancangan teknik  pementasan
Rancangan pementasan
Mengamati
·     membuat kliping tentang konsep manajemen pertunjukan
·     mengumpulkan informasi dari berbagai sumber belajar tentang manajemen pertunjukan  
·     mengidentifikasi konsep manajemen  pertujukan  teater
Menanya
·     mendiskusikan rancangan konsep produksi manajemen pertujukan teater
·     mencari contoh rancangan  manjemen pertunjukan teater
Eksperimen/explore
·   menghubungkan antara rancangan naskah drama dengan manajemen perunjukan
·   mencari  model manajemen pertunjukan  dengan kehidupan sosial dan budaya di masyarakat
·   mempraktikan konsep manajemen pertunjukan pada  konsep naskah , olah tubuh, olah rasa, dan olah suara
Asosiasi
·   menunjukkan persamaan  konsep manajemen pertujukan dengan manajemen organisasi lain
·   membandingkan   rancangan manajemen pertunjukan teater  dengan  pameran seni rupa, pertunjukan tari atau musik
Komunikasi
·   memaparkan model rancangan pementasan dan menerapkan prinsip kerjasama dalam   berteater
·     mendeskripsikan latar peristiwa sesuai dengan naskah drama
Tugas.
membuat  kliping tentang konsep manajemen pertunjukan

Observasi
format  pengamatan skala sikap 

Proyek
membuat pergelaran teater moderen

Produk
rancangan pementasan dan menerapkan prinsip kerjasama dalam   berteater
Anirun, Suyatna. 2002. Menjadi Sutradara. Bandung: STSI PRESS.
Brook, Peter. 2002. Percikan Pemikiran tentang Teater, Film, dan Opera. Yogyakarta: Arti.
Endraswara, Suwardi.2011. Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Mitter, Shomit, Stanislavski, Brecht, Grotowski,  Brook. 2002. Sistem Pelatihan Lakon. Yogyakarta: Arti.
Saptaria, Rikrik  El. 2006.  Panduan Praktis Akting untuk Film & Teater. Bandung: Rekayasa Sains.
Sitorus, Eka D. 2002. The Art of Acting–Seni Peran untuk Teater, Film, & TV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stanislavski, Constantin. 2008. Membangun Tokoh. Yogyakarta: KPG dan Teater Garasi.

VCD pertunjukan teater
Ensiklopedia teater Indonesia

4.3.       Merancang pementasan dan menerapkan prinsip kerjasama dalam   berteater
3.4.     Memahami teknik menampilkan pertunjukkan teater
Pertunjukan teater

Mengamati
·     membuat kliping tentang pertunjukan teater
·     mengumpulkan informasi dari berbagai sumber belajar tentang pertunjukan teater   
·     mengidentifikasi konsep   pertujukan  teater
Menanya
·     mendiskusikan  pertujukan teater
·     mencari contoh pertunjukan teater
Eksperimen/explore
·   menghubungkan antara pertunjukan teater  dengan kehidupan nyata
·   mencari  ide   pertunjukan teater  dengan kehidupan sosial dan budaya di masyarakat
·   memerankan tokoh sesuai rancangan  berdasarkan konsep naskah, olah tubuh, olah rasa, dan olah suara
Asosiasi
·   menunjukkan lakon/cerita lain yang mirip  dengan tokoh  teater  beserta hasil karyanya
·   membandingkan   karya  teater  dengan  pengalaman   yang pernah dialaminya
Komunikasi
·   menyajikan pergelaran teater moderen
·  mendeskripsikan karakter tokoh di dalam naskah drama
Tugas.
membuat  kliping pertujukan teater

Observasi
format  pengamatan skala sikap 

Proyek
membuat pergelaran teater moderen

Unjuk Kerja
mempergelarkan teater sesuai dengan tokoh dan lakonnya

Anirun, Suyatna. 2002. Menjadi Sutradara. Bandung: STSI PRESS.
Brook, Peter. 2002. Percikan Pemikiran tentang Teater, Film, dan Opera. Yogyakarta: Arti.
Endraswara, Suwardi.2011. Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Mitter, Shomit, Stanislavski, Brecht, Grotowski,  Brook. 2002. Sistem Pelatihan Lakon. Yogyakarta: Arti.
Saptaria, Rikrik  El. 2006.  Panduan Praktis Akting untuk Film & Teater. Bandung: Rekayasa Sains.
Sitorus, Eka D. 2002. The Art of Acting–Seni Peran untuk Teater, Film, & TV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stanislavski, Constantin. 2008. Membangun Tokoh. Yogyakarta: KPG dan Teater Garasi.

VCD pertunjukan teater
Ensiklopedia teater Indonesia

4.4.       Menampilkan pertunjukkan teater






















SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI TEATER)
(WAJIB PILIHAN)

Satuan Pendidikan         : SMP N 2 SUKARATU
Kelas /Semester            : VIII./ 1 dan 2
Kompetensi Inti*
KI 1  :    Menanggapi, dan  menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2   :   Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi internal,     toleransi, gotong royong dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3  :    Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penomena dan kejadian yang tampak mata.
KI  4  :  Mengolah,  menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang)  sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1.1.       Menerima, menanggapi dan menghargai keragaman  dan keunikan karya seni teater daerah sebagai bentuk rasa syukur terhadap  anugerah Tuhan

Keterangan:
Nilai-nilai spiritual dan sosial merupakan proses pembelajaran nilai secara tidak langsung (indirect values teaching). Dalam arti bahwa keterkaitan KI 1 dan KI 2 hanya akan terjadi dalam proses pembelajaran KI 3 dan KI 4













2.1     Menunjukkan sikap  menghargai,  jujur, disiplin, melalui aktivitas berkesenian
2.2    Menunjukkan sikap bertanggung jawab, peduli, santun  terhadap  naskah drama, pertunjukan teater, pemain dan pembuatnya
2.3    Menunjukkan sikap  percaya diri , motivasi internal , kepedulian terhadap lingkungan dalam berkarya seni
3.1.  Memahami penerapan teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa yang mengacu pada sumber budaya tradisional
teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa yang mengacu pada sumber budaya tradisional
Mengamati
·     mengumpulkan informasi dari berbagai sumber belajar tentang nilai-nilai keragaman seni teater  
·     mengidentifikasi nilai-nilai dari pertujukan  teater
Menanya
·     mendiskusikan teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa yang mengacu pada sumber budaya tradisional
·     mencari makna olah tubuh, olah suara, dan olah rasa yang mengacu pada sumber budaya tradisional
Eksperimen/explore
·   menghubungkan antara naskah drama dengan teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa yang mengacu pada sumber budaya tradisional
·   mencari  teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa yang mengacu pada sumber budaya tradisional dengan kehidupan sosial dan budaya di masyarakat
·   emerankan tokoh sesuai rancangan  berdasarkan konsep naskah, olah tubuh, olah rasa, dan olah suara
Asosiasi
·   menunjukkan lakon/cerita lain yang mirip  dengan tokoh  teater  beserta hasil karyanya
·   membandingkan   karya  teater  dengan  pengalaman   yang pernah dialaminya

Komunikasi
·      menampilkan  teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa yang mengacu pada sumber budaya tradisional
·      membuat deskripsi tentangkarakter tokoh di dalam naskah drama

Tugas.
membuat  kliping pertujukan teater dengan gaya teater tradisional

Observasi
format  pengamatan skala sikap 

Proyek
membuat pergelaran teater dengan gaya teater tradisional

Unjuk Kerja
memperagakan teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa yang mengacu pada sumber budaya tradisional
24 x (3x40 Mnt)
Anirun, Suyatna. 2002. Menjadi Sutradara. Bandung: STSI PRESS.
Brook, Peter. 2002. Percikan Pemikiran tentang Teater, Film, dan Opera. Yogyakarta: Arti.
Endraswara, Suwardi.2011. Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Mitter, Shomit, Stanislavski, Brecht, Grotowski,  Brook. 2002. Sistem Pelatihan Lakon. Yogyakarta: Arti.
Saptaria, Rikrik  El. 2006.  Panduan Praktis Akting untuk Film & Teater. Bandung: Rekayasa Sains.
Sitorus, Eka D. 2002. The Art of Acting–Seni Peran untuk Teater, Film, & TV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stanislavski, Constantin. 2008. Membangun Tokoh. Yogyakarta: KPG dan Teater Garasi.

VCD pertunjukan teater
Ensiklopedia teater Indonesia

4.1.    Menerapkan teknik olah tubuh, olah suara, dan olah rasa yang mengacu pada sumber budaya tradisional
3.2.   Memahami teknik  membuat naskah drama dari sumber budaya tradisional
Naskah drama  secara sederhana dari sumber budaya tradisional
Mengamati
·     mengumpulkan informasi dari berbagai sumber belajar tentang membuat naskah drama dari sumber budaya tradisional
·     mengidentifikasi nilai-nilai dari pertujukan  teater tradisional
Menanya
·     mendiskusikan membuat naskah drama dari sumber budaya tradisional
·     mencari contoh naskah drama dari sumber budaya tradisional
Eksperimen/explore
·   menghubungkan antara rancangan naskah drama  budaya tradisional dengan penataan pentas  yang akan digunakan
·   mencari  ide   rancangan naskah drama   dari sumber  budaya tradisionaldengan kehidupan sosial dan budaya di masyarakat
·   memerankan tokoh sesuai rancangan  berdasarkan konsep naskah, drama dari sumber budaya tradisional
Asosiasi
·   menunjukkan lakon/cerita lain yang mirip  dengan rancangan naskah drama dari sumber budaya tradisional yang dibuat
·   membandingkan   rancangan karya  teater  dengan  lakon lain dan dengan pengalaman   yang pernah dialaminya
Komunikasi
·     melakukan pertunjukan    teater berdasarkan hasil olah tubuh, olah rasa, olah suara sesuai dengan tema alam

Tugas.
·  membuat  kliping pertujukan teater dengan gaya teater tradisional
·  Membuat naskah drama sederhana dengan gaya teater tradisional

Observasi
format  pengamatan skala sikap 

Proyek
membuat pergelaran teater dengan gaya teater tradisional

Produk
 naskah drama sederhana dari sumber budaya tradisional
Anirun, Suyatna. 2002. Menjadi Sutradara. Bandung: STSI PRESS.
Brook, Peter. 2002. Percikan Pemikiran tentang Teater, Film, dan Opera. Yogyakarta: Arti.
Endraswara, Suwardi.2011. Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Mitter, Shomit, Stanislavski, Brecht, Grotowski,  Brook. 2002. Sistem Pelatihan Lakon. Yogyakarta: Arti.
Saptaria, Rikrik  El. 2006.  Panduan Praktis Akting untuk Film & Teater. Bandung: Rekayasa Sains.
Sitorus, Eka D. 2002. The Art of Acting–Seni Peran untuk Teater, Film, & TV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stanislavski, Constantin. 2008. Membangun Tokoh. Yogyakarta: KPG dan Teater Garasi.

VCD pertunjukan teater
Ensiklopedia teater Indonesia

4.2.     Membuat  naskah drama  secara sederhana dari sumber budaya tradisional
3.3.   Memahami  teknik dan rancangan pertunjukkan teater tradisional
Rancangan  pertunjukkan teater tradisional
Mengamati
·     membuat kliping tentang konsep manajemen pertunjukan
·     mengumpulkan informasi dari berbagai sumber belajar tentang manajemen pertunjukan  
·     mengidentifikasi konsep manajemen  pertujukan  teater tradisional
Menanya
·     mendiskusikan rancangan konsep produksi manajemen pertujukan teater tradisional
·     mencari contoh rancangan  manjemen pertunjukan teater tradisional
Eksperimen/explore
·   menghubungkan antara rancangan naskah drama dengan manajemen perunjukan
·   mencari  model manajemen pertunjukan  dengan kehidupan sosial dan budaya di masyarakat
·   memprktikan konsep manajemen pertunjukan pada  konsep naskah , olah tubuh, olah rasa, dan olah suara
Asosiasi
·   menunjukkan persamaan  konsep manajemen pertujukan dengan manajemen organisasi lain
·   membandingkan   rancangan manajemen pertunjukan teater  tradisional  dengan  pameran 
Komunikasi
·     memaparkan model rancangan manajemen pertunjukan yang akan digunakan

Tugas.
membuat  kliping tentang konsep manajemen pertunjukan  teater dengan gaya teater tradisional

Observasi
format  pengamatan skala sikap 

Proyek
membuat pergelaran teater dengan gaya teater tradisional

Produk
rancangan  pertunjukkan teater tradisional
Anirun, Suyatna. 2002. Menjadi Sutradara. Bandung: STSI PRESS.
Brook, Peter. 2002. Percikan Pemikiran tentang Teater, Film, dan Opera. Yogyakarta: Arti.
Endraswara, Suwardi.2011. Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Mitter, Shomit, Stanislavski, Brecht, Grotowski,  Brook. 2002. Sistem Pelatihan Lakon. Yogyakarta: Arti.
Saptaria, Rikrik  El. 2006.  Panduan Praktis Akting untuk Film & Teater. Bandung: Rekayasa Sains.
Sitorus, Eka D. 2002. The Art of Acting–Seni Peran untuk Teater, Film, & TV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stanislavski, Constantin. 2008. Membangun Tokoh. Yogyakarta: KPG dan Teater Garasi.

VCD pertunjukan teater
Ensiklopedia teater Indonesia

4.3.     Merancang  pertunjukkan teater tradisional
3.4.   Memahami teknik  pertunjukan teater dengan gaya teater tradisional
Pertunjukan teater dengan gaya teater tradisional
Mengamati
·     membuat kliping tentang pertunjukan teater tradisional
·     mengumpulkan informasi dari berbagai sumber belajar tentang pertunjukan teater tradisional  
·     mengidentifikasi konsep   pertujukan  teater tradisional
Menanya
·     mendiskusikan  pertujukan teater tradisional
·     mencari contoh rancangan  pertunjukan teater tradisional
Eksperimen/explore
·   menghubungkan antara pertunjukan teater  tradisional  dengan kehidupan nyata
·   mencari  ide   pertunjukan teater  tradisional dengan kehidupan sosial dan budaya di masyarakat
·   memerankan tokoh sesuai rancangan  berdasarkan konsep naskah, olah tubuh, olah rasa, dan olah suara
Asosiasi
·   menunjukkan lakon/cerita lain yang mirip  dengan tokoh  teater  beserta hasil karyanya
·   membandingkan   karya  teater  tradisional dengan  pengalaman   yang pernah dialaminya
Komunikasi
·      menyajikan pergelaran teater tradisional

Tugas.
membuat  kliping pertujukan teater dengan gaya teater tradisional

Observasi
format  pengamatan skala sikap 

Proyek
membuat pergelaran teater dengan gaya teater tradisional

Unjuk Kerja
mempergelarkan teater sesuai dengan tokoh dan lakonnya dengan gaya teater tradisional

Anirun, Suyatna. 2002. Menjadi Sutradara. Bandung: STSI PRESS.
Brook, Peter. 2002. Percikan Pemikiran tentang Teater, Film, dan Opera. Yogyakarta: Arti.
Endraswara, Suwardi.2011. Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Mitter, Shomit, Stanislavski, Brecht, Grotowski,  Brook. 2002. Sistem Pelatihan Lakon. Yogyakarta: Arti.
Saptaria, Rikrik  El. 2006.  Panduan Praktis Akting untuk Film & Teater. Bandung: Rekayasa Sains.
Sitorus, Eka D. 2002. The Art of Acting–Seni Peran untuk Teater, Film, & TV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stanislavski, Constantin. 2008. Membangun Tokoh. Yogyakarta: KPG dan Teater Garasi.

VCD pertunjukan teater
Ensiklopedia teater Indonesia

4.4.     Mempertunjukan teater dengan gaya teater tradisional


Mengetahui
Kepala SMP N 2 SUKARATU Negeri 2 Sukaratu




DENDIN WARDIANA, S.Pd., M.Pd.
NIP. 19651989111001

Tasikmalaya, Juli 2017
Guru Mata Pelajaran




Dadang Hudan Dardiri,S.Pd.,M.Pd.
NIP.197201322 200501 1 004




SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI TEATER)
(WAJIB PILIHAN)

Satuan Pendidikan         : SMP N 2 SUKARATU
Kelas /Semester            : IX ./  1 dan 2
Kompetensi Inti*

KI 1  : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2  : Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi internal, toleransi gotong royong, kerjasama, cinta damai  dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3  : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penomena dan kejadian yang tampak mata.
KI 4  : Mengolah,  menyaji, dan menalar dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasii, membuat  dan mencipta)  dan abstrak (menulis, membaca, menghitung, mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1.1.       Menerima, menanggapi dan menghargai keragaman  dan keunikan karya seni teater modern sebagai bentuk rasa syukur terhadap  anugerah Tuhan
Keterangan:
Nilai-nilai spiritual dan sosial merupakan proses pembelajaran nilai secara tidak langsung (indirect values teaching). Dalam arti bahwa keterkaitan KI 1 dan KI 2 hanya akan terjadi dalam proses pembelajaran KI 3 dan KI 4
2.1   Menunjukkan sikap  menghargai,jujur, disiplin, melalui aktivitas berkesenian 
2.2   Menunjukkan sikap bertanggung jawab, peduli, santun terhadap  naskah drama, pertunjukan teater, pemain dan pembuatnya
2.3    Menunjukkan sikap  percaya diri , motivasi internal , kepedulian terhadap lingkungan dalam berkarya seni

3.1.       Memahami  tehnik  olah tubuh, olah suara, dan olah rasa teater Modern Indonesia
Tehnik  olah tubuh, olah suara, dan olah rasa  teater Modern Indonesia
Mengamati
·     mengumpulkan informasi dari berbagai sumber belajar tentang nilai-nilai keragaman seni teater  
·     mengidentifikasi nilai-nilai dari pertujukan  teater
Menanya
·     mendiskusikan olah tubuh, olah suara, olah rasa, pembuatan konsep naskah  drama
·     mencari makna dan  simbol pada naskah drama  tentang kehidupan sosial dan budaya di masyarakat
Eksperimen/explore
·   menghubungkan antara naskah drama dengan teknik olah tubuh, olah suara dan olah rasa 
·   mencari  makna dan simbol naskah drama   dengan kehidupan sosial dan budaya di masyarakat
·   memerankan tokoh sesuai rancangan  berdasarkan konsep naskah, olah tubuh, olah rasa, dan olah suara
Asosiasi
·   menunjukkan lakon/cerita lain yang mirip  dengan tokoh  teater  beserta hasil karyanya
·   membandingkan   karya  teater  dengan  pengalaman   yang pernah dialaminya
Komunikasi
·     menampilkan   karya seni teater berdasarkan hasil olah tubuh, olah rasa, olah suara sesuai dengan tema alam
·     menyampaikan hasil pengumpulan dan
simpulan informasi yang diperoleh
Tugas.
membuat  kliping pertujukan teater teater Modern Indonesia

Observasi
format  pengamatan skala sikap 

Proyek
membuat pergelaran teater moderen

Unjuk Kerja
mempraktekkan  tehnik  olah tubuh, olah suara, dan olah rasa  teater Modern Indonesia
24 x (3x40 Mnt)
Anirun, Suyatna. 2002. Menjadi Sutradara. Bandung: STSI PRESS.
Brook, Peter. 2002. Percikan Pemikiran tentang Teater, Film, dan Opera. Yogyakarta: Arti.
Endraswara, Suwardi.2011. Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Mitter, Shomit, Stanislavski, Brecht, Grotowski,  Brook. 2002. Sistem Pelatihan Lakon. Yogyakarta: Arti.
Saptaria, Rikrik  El. 2006.  Panduan Praktis Akting untuk Film & Teater. Bandung: Rekayasa Sains.
Sitorus, Eka D. 2002. The Art of Acting–Seni Peran untuk Teater, Film, & TV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stanislavski, Constantin. 2008. Membangun Tokoh. Yogyakarta: KPG dan Teater Garasi.

VCD pertunjukan teater
Ensiklopedia teater Indonesia

4.1.        Menerapkan tehnik  olah tubuh, olah suara, dan olah rasa  teater Modern Indonesia
3.2.       Memahami rancangan  dan pementasan  teater Modern.
Rancang  dan mempersiapkan pementasan  teater Modern.

Mengamati
·     mengumpulkan informasi dari berbagai sumber belajar tentang persipan pementasan teater moderen  
·     mengidentifikasi nilai-nilai dari pertujukan  teater moderen
Menanya
·     mendiskusikan rancangan untuk olah tubuh, olah suara, olah rasa, pembuatan konsep naskah  drama
·     mencari contoh rancangan  pementasan teater modern
Eksperimen/explore
·   menghubungkan antara rancangan naskah drama dengan penataan yang akan digunakan
·   mencari  ide   rancangan naskah drama   dengan kehidupan sosial dan budaya di masyarakat
·   memerankan tokoh sesuai rancangan  berdasarkan konsep naskah, olah tubuh, olah rasa, dan olah suara
Asosiasi
·   menunjukkan lakon/cerita lain yang mirip  dengan rancangan naskah drama yang dibuat
·   membandingkan   rancangan karya  teater  dengan  lakon lain dan dengan pengalaman   yang pernah dialaminya
Komunikasi
·   melakukan pertunjukan    teater berdasarkan hasil olah tubuh, olah rasa, olah suara sesuai dengan tema alam
·     menyampaikan hasil pengumpulan dan
simpulan informasi yang diperoleh
Tugas.
membuat  kliping tentang  rancangan  dan pementasan  teater Modern.

Observasi
format  pengamatan skala sikap 

Proyek
membuat pergelaran teater moderen

Produk
rancangan  dan persiapan pementasan  teater Modern
Anirun, Suyatna. 2002. Menjadi Sutradara. Bandung: STSI PRESS.
Brook, Peter. 2002. Percikan Pemikiran tentang Teater, Film, dan Opera. Yogyakarta: Arti.
Endraswara, Suwardi.2011. Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Mitter, Shomit, Stanislavski, Brecht, Grotowski,  Brook. 2002. Sistem Pelatihan Lakon. Yogyakarta: Arti.
Saptaria, Rikrik  El. 2006.  Panduan Praktis Akting untuk Film & Teater. Bandung: Rekayasa Sains.
Sitorus, Eka D. 2002. The Art of Acting–Seni Peran untuk Teater, Film, & TV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stanislavski, Constantin. 2008. Membangun Tokoh. Yogyakarta: KPG dan Teater Garasi.

VCD pertunjukan teater
Ensiklopedia teater Indonesia

4.2.        Merancang  dan mempersiapkan pementasan  teater Modern.

3.3.       Memahami rancangan konsep produksi manajemen  pertunjukan teater
Rancang konsep produksi manajemen           pertunjukan teater
Mengamati
·     membuat kliping tentang konsep manajemen pertunjukan
·     mengumpulkan informasi dari berbagai sumber belajar tentang manajemen pertunjukan  
·     mengidentifikasi konsep manajemen  pertujukan  teater moderen
Menanya
·     mendiskusikan rancangan konsep produksi manajemen pertujukan teater
·     mencari contoh rancangan  manjemen pertunjukan teater modern
Eksperimen/explore
·   menghubungkan antara rancangan naskah drama dengan manajemen perunjukan
·   nencari  model manajemen pertunjukan  dengan kehidupan sosial dan budaya di masyarakat
·   memprktikan konsep manajemen pertunjukan pada  konsep naskah , olah tubuh, olah rasa, dan olah suara
Asosiasi
·   menunjukkan persamaan  konsep manajemen pertujukan dengan manajemen organisasi lain
·   membandingkan   rancangan manajemen pertunjukan teater  dengan  pameran seni rupa
Komunikasi
·     memaparkan model rancangan manajemen pertunjukan yang akan digunakan

Tugas.
membuat  kliping tentang konsep manajemen pertunjukan

Observasi
format  pengamatan skala sikap 
Proyek
membuat pergelaran teater moderen
Produk
rancangan konsep produksi manajemen  pertunjukan teater
Anirun, Suyatna. 2002. Menjadi Sutradara. Bandung: STSI PRESS.
Brook, Peter. 2002. Percikan Pemikiran tentang Teater, Film, dan Opera. Yogyakarta: Arti.
Endraswara, Suwardi.2011. Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Mitter, Shomit, Stanislavski, Brecht, Grotowski,  Brook. 2002. Sistem Pelatihan Lakon. Yogyakarta: Arti.
Saptaria, Rikrik  El. 2006.  Panduan Praktis Akting untuk Film & Teater. Bandung: Rekayasa Sains.
Sitorus, Eka D. 2002. The Art of Acting–Seni Peran untuk Teater, Film, & TV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stanislavski, Constantin. 2008. Membangun Tokoh. Yogyakarta: KPG dan Teater Garasi.

VCD pertunjukan teater
Ensiklopedia teater Indonesia

4.3.        Merancang konsep produksi manajemen 
           pertunjukan teater
3.4.              Memahami pertunjukan teater modern

Pertunjukan teater modern

Mengamati
·     membuat kliping tentang pertunjukan teater modern
·     mengumpulkan informasi dari berbagai sumber belajar tentang pertunjukan teater modern  
·     mengidentifikasi konsep   pertujukan  teater moderen
Menanya
·     mendiskusikan rancangan konsep produksi manajemen pertujukan teater
·     mencari contoh rancangan  manjemen pertunjukan teater modern
Eksperimen/explore
·   menghubungkan antara pertunjukan teater  dengan kehidupan nyata
·   mencari  ide   pertunjukan teater  dengan kehidupan sosial dan budaya di masyarakat
·   memerankan tokoh sesuai rancangan  berdasarkan konsep naskah, olah tubuh, olah rasa, dan olah suara
Asosiasi
·   menunjukkan lakon/cerita lain yang mirip  dengan tokoh  teater  beserta hasil karyanya
·   membandingkan   karya  teater  dengan  pengalaman   yang pernah dialaminya
Komunikasi
·     menyajikan pergelaran teater moderen
·     membuat laporan hasil pementasan teater melalui tulisan
Tugas.
membuat  kliping pertujukan teater modern
Observasi
format  pengamatan skala sikap 
Proyek
membuat pergelaran teater moderen
Unjuk Kerja
mempergelarkan teater sesuai dengan tokoh dan lakonnya

Anirun, Suyatna. 2002. Menjadi Sutradara. Bandung: STSI PRESS.
Brook, Peter. 2002. Percikan Pemikiran tentang Teater, Film, dan Opera. Yogyakarta: Arti.
Endraswara, Suwardi.2011. Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Mitter, Shomit, Stanislavski, Brecht, Grotowski,  Brook. 2002. Sistem Pelatihan Lakon. Yogyakarta: Arti.
Saptaria, Rikrik  El. 2006.  Panduan Praktis Akting untuk Film & Teater. Bandung: Rekayasa Sains.
Sitorus, Eka D. 2002. The Art of Acting–Seni Peran untuk Teater, Film, & TV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stanislavski, Constantin. 2008. Membangun Tokoh. Yogyakarta: KPG dan Teater Garasi.

VCD pertunjukan teater
Ensiklopedia teater Indonesia

4.4     Menampilkan  pertunjukan  teater modern






.comment-content a {display: none;}