Dan lagi, dia hadir dalam mimpiku datang dan mengulurkan tangannya sambil tersenyum seolah tau apa yang sedang aku rasakan. Saat terbangun ada rasa bahagia, namun ada penyesalan yang tak akan pernah berakhir.
Hmmm... Beginikah nasibku setelah saat itu? Hampir 8 tahun setelah saat itu, namun aku masih merindukan sosoknya. Bayangkan saja dulu dia tempatku bercerita, melampiaskan semua apa yang aku rasa, baik ketika sedih ataupun kecewa begitupun saat bahagia, orang pertama yang selalu aku kabari.
Saat ini hidupku hancur, saat aku memutuskan untuk melanjutkan hidup setelah semuanya berakhir. Andai, bahwa kesendirian itu lebih baik setelah dia pergi lebih baik aku benar-benar sendiri.
Aku pikir jatuh cinta setelah menikah itu ada, mungkin ya bagi sebagian orang. Tapi bagiku? Sulit sekali, seperti terperangkap di masa lalu. Atau justru memutuskan hidup bersama orang lain sebagai pelampiasan dan berharap jadi obat ( penyembuh kehilanganku), betapa sakitnya aku saat itu ketika dia memutuskan untuk mengakhiri segalanya?
Aku bodoh, langkahku sesat. Aku memutuskan tanpa berfikir panjang. Bahwa langkah yang aku ambil benar-benar menghancurkan masa depanku aku, membahayakan kesehatanku sendiri.
Aku bertahan? Atau aku pergi dari perjalanan hidup yang dari awal aku jalani setengah hati?
Tuhan.... Andai kata ada mesin waktu, aku lebih baik hidup sendiri. Menikmati masa-masaku dalam semangatnya bekerja, menikmati hasil keringatku sendiri, jalan-jalan buang penat.
Langkahku salah, mencoba melupakan seseorang dengan orang asing yang tak begitu aku kenal. Dan benar saja, aku bodoh! Aku benar-benar menyerahkan hidupku pada orang yang salah. Aku pikir dia bisa menjadi obat, hingga mampu membuatku jatuh cinta. Meski aku berusaha setengah mati menjalani kewajibanku, aku ikhlas atas pilihanku, aku bertanggung jawab pada Tuhanku, belum tentu kita akan mendapatkan balasan terbaik dari orang yang kita perlakukan baik.
Dia di masa lalu tetap menjadi pemenangnya, dia laki-laki normal, hanya saja saat itu aku telat menyadari betapa besar rasa kasih dan pedulinya. Andai aku bisa berbicara tentang apa yang ada dalam pikiranku saat itu, mungkin ini tidak akan terjadi!
Tidak akan pernah mencintai pasanganku saat ini bahkan hingga akhir hidup. Bukan tidak bersyukur, seleranya bukan aku. Dan begitupun dia aku hanya jadi tameng dalam pernikahannya. Aku yang berusaha mengobati luka hatiku hingga menikah dengan orang asing yang aku anggap normal, meski aku pada akhirnya tau dia menyimpang. Aku pikir, itu tidak masalah.
Malah aku semakin terjebak dengan masa lalu, tetap dia pemenangnya.
Mustahil aku mencintai orang yang memang tak menjadikan bahwa wanita itu bisa dicintainya. Uhhhh salah pilih, salah langkah. Andai aku tidak terluka dalam, aku tidak akan melampiaskan dan berharap seseorang bisa menyembuhkan lukaku.
Hmmmm.... Aku jadi was-was setiap melihat laki-laki lain. Aga jiji memang, ngeri.
Ko ada batang suka batang, ya bagaimana bisa?aku bertahan sejauh ini? Aku pikir terlanjur hidupku hancur ya sudahlah
Tapi, aku ingin lepas dari kepalsuan ini. Aku ingin menikmati hidupku yang berharga ini, aku tak ingin terjebak di masa lalu dan aku tak ingin jadi tameng buat siapapun.
Setiap kali hatiku sedih, benar saja photo masa lalu dengan dia terkadang menjadi penghibur di kala hati sedang lara.
Dia laki-laki normal yang tak aku sadari keberadaanya saat itu, hingga dia memutuskan pergi. Malah aku yang pada akhirnya kelabakan sendiri, hingga percaya membuka hati berharap sebagai obat. Malah terperangkap dengan orang yang salah...
Aku lebih baik sendiri saja, menikmati semua kenikmatan aktivitasku sehari-hari
Daripada terus berfikir bahwa aku tak pernah layak untuk dicintai
Padahal aku juga berharga, aku juga perlu berjuang untuk mengakhiri sandiwara ini. Lama-lama enek juga liat perilaku menyimpangnya.
Hmm masih ada waktu, aku gak mau lebih hancur lagi dan lagi. Aku pikir, aku tinggal melanjutkan hidupku dengannya tak masalah sambil menunggu waktunya mati, tapi dipikir-pikir seumur hidup itu terlalu lama, ahhhhhhhh........
Pantas saja aku tak peduli seperti apa orang ini dibelakangku, pasangan alaynya datang ngelabrak, aku B aja, tapi dipikir aku juga perlu suasana baru, seperti ini justru membuat aku semakin terjebak di masa lalu.
Aku happy aku sendiri sudah biasa, aku tak butuh status ini lagi. Aku ingin bebas, aku ingin menyayangi diriku sendiri, aku ingin bahagia...