Baru sadar, bahwa manusia bukanlah tempat untuk bersandar. Dia bisa pergi karena kematian, pergi karena penghianatan atau dia pergi karena kebohongan dalam dirinya yang tersimpan rapih. Ketika kita semakin jatuh dan semakin dalam mencintainya kita akan dihadapkan pada kekecewaan yang teramat dalam.
Ya, aku sudah tidak percaya lagi pada manusia. Mereka ada hanya cukup sebagai rekan, bukan sahabat apalagi belahan jiwa. Cukup kenal alakadarnya, tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat biasa saja, sesuai kebutuhan pekerjaan atau hanya sekedarnya.
Manusia terlalu kepo terlalu memperhatikan apa yang ada dalam diri kita, mempertanyakan yang tak seharusnya ditanyakan dan menjawab sendiri berdasarkan pendapatnya sendiri tanpa perduli benar atau tidak.
Apalagi manusia bukan sandaran hati yang tepat! Aku percaya tidak ada cinta manusia yang benar-benar sempurna. Sama sekali tidak...
Aku pernah mencintai seseorang, hingga bertahan 5 tahun dalam hubungan toxic terus bertahan berharap dia benar-benar berubah, tapi nyatanya tidak. Lagi dan lagi melakukan kesalahan yang sama, tak ada perubahan. Hingga aku memilih pergi dalam sunyi, enggan berbicara dan enggan perduli meskipun berusaha untuk memulihkan hati. Aku bertahan jika memang dia benar-benar bersyukur atas keberadaanku, aku pergi karena memang tak dianggap. Aku lelah berjuang sendiri dan tak pernah dihargai, lelah... Tak pernah ada pengertian, meski akhirnya dia datang kembali dan berusaha meminta maaf namun hatiku enggan mengulangi kisah yang sama.
Akhirnya datang seseorang, yang menyembuhkan luka di hati. Aku pikir,dia satu-satunya akhir dari pencarianku, aku pikir tidak akan ada kata perpisahan. Karena sudah terlalu nyaman,nyatanya dia memilih pergi dan menikah dengan wanita yang lain di saat hatiku merasa dialah satu-satunya, nyatanya aku yang bukan satu-satunya.
Rasanya lelah dengan hal semacam itu, hingga akhirnya aku tak perduli dengan siapa aku akan mengarungi hidup ini. Siapa yang datang dialah yang serius. Percaya dengan hal yang baru bukanlah ide bagus,perlu penelusuran lebih dalam. Dan itu!!! Tidak aku lakukan !
Saat-saat ini, aku lebih hancur dari sebelumnya, berusaha memendam sendiri entah apa yang harus aku lakukan. Seketika batinku merasa lelah, inikah hidup yang aku pikir akan indah. Aku tak mampu berkata apa, aku benci diriku sendiri, aku marah, aku bodoh. Lalu siapa yang harus aku salahkan selain diri sendiri. Seperti tak punya harapan hidup semuanya terasa gelap tak ada semangat lagi. Tidak ada satupun yang tau apa yang ada dalam isi hatiku, betapa hancurnya. Rahasia yang akan aku bawa hingga aku mati, hanya aku dan Tuhan yang tau apa yang telah terjadi.
Jika aku mati nanti, aku tak ingin matiku merepotkan keluarga dan yang lainnya. Semoga Tuhan memudahkan kematianku. Aku diam dalam sunyi, betapa sakit apa yang aku alami,memendam sendirian tak mudah untukku menjaga agar diriku tetap waras menerima semua takdir ini yang aku sendiri butuh waktu yang lama hingga aku mampu memaafkan dan berdamai dengan diriku sendiri.
Aku.... Bisa apa? Aku manusia yang kadang lemah butuh teman hidup hanya sekedar untuk membuatku tertawa.
Banyak sekali rahasia yang aku pendam, sekarang aku hanya tak ingin kehilangan Tuhanku. Masa kecilku tak seindah mereka yang penuh ceria. Saat duduk di bangku SMP aku pernah memutuskan untuk mengakhiri hidupku, jika bukan karena Tuhanku mungkin saat itu aku sudah menabrakan diri, tubuhku berserakan di rel. Saat itu keputusanku benar-benar bulat bahwa kematian akan menyembuhkan luka dihatiku. Jika bukan. Karena bisikan hatiku "Tuhan kita menyayangi diri kita, jika kita mati Dia akan kecewa! Apa mau Tuhan kita marah?" seketika niatku buyar,karena Tuhanku berkali-kali menolong hidupku.
Padahal dulu hidup begitu sulit dan sakit, tapi kini aku membisu dengan luka dihatiku. Aku bisa apa? Jika memang ini jalan hidupku.
Aku ..... Entahlah. Saat ini, aku akan terus berjalan seperti waktu itu, saat harapanku mati dan hampir mengakhiri hidup Tuhanku yang menguatkanku. Saat ini pun sama. Percuma aku berjuang selama ini, jika akhirnya aku menyerah. Pada akhirnya aku akan kembali juga pada Penciptaku, semoga perjalananku menuju Dia dimudahkan, semua yang ada dalam diriku biar menjadi rahasia hingga aku mati.
Aku... Sedih kadang kenapa harus aku.???kenapa?
Lagi dan lagi, aku merasa hidup dewasa jauh lebih sulit.memilih pergipun aku tak mampu, bertahanpun aku tak sanggup!
Apa yang harus aku lakukan, selain memperbaiki diri dan menyiapkan semua nya agar aku bisa kembali dan diterima disisiNya. Tuhanku kuatkan aku, selama ini Engkau yang selalu menjaga dan menguatkan aku. Yakinkan aku, bahwa semua yang terjadi atas kehendakMu dan itu terbaik untukku meski aku sulit menerima ini semua. Meski tak mudah, ijinkan aku agar tetap denganMu. Tak ada manusia manapun yang benar-benar bisa aku percaya bahkan kepolosanku selalu menjadi senjata untuk mereka agar aku mudah dibodohi
Meski aku tau semua nya, aku memilih diam pura-pura bodoh dan tidak tau untuk saat ini. Aku merasa terlambat menyadari, hingga akhirnya aku sudah tak perduli lagi, dia memilih pergi atau bertahan. Hatiku sudah kaku, sakitku membuat aku terserah aku sudah terlalu sakit memendam ini sendirian.
Terima kasih luka, meski ini lebih sakit dari masa laluku. Setidaknya aku masih bisa bertahan. Kadang aku ingin pulang bertemu dengan Tuhanku dan berkata " Tuhan, manusia melukaiku lagi dan lagi. Dan ini lebih sakit benar-benar sakit, di dunia aku hanya diam dengan hati yang menganga dan terluka tapi aku hanya diam. Engkau tahu kenapa aku diam? Aku ingin ketenangan dalam matiku. Maafkan aku,aku bukan hambaMu yang patuh aku manusia yang melampaui batas, yang hanya ingin ampunanMu terima kasih selama ini sudah menjadi alasanku untuk berusaha kuat meski kadang aku tiba-tiba sedih saat teringat apa yang terjadi dalam diriku"
Terimakasih, tidak ada manusia yang baik-baik saja, semuanya sedang menghadapi ujian hidup nya masing-masing. Meski aku percaya bukan hanya aku satu-satunya dengan sakit seperti ini, tapi aku masih belajar menerima kenyataan hidup yang kadang aku merasa aku ingin ada seseorang yang bisa aku andalkan ketika aku ingin menjerit dan kecewa, tapi aku sadar kembali tak ada satupun manusia yang bisa menjadi sandaran hati.
Aku hanya ingin, rahasiaku terkubur bersama jasadku. Cukup hanya aku yang tahu betapa sakit nya menahan ini sendirian, membisu dan berusaha kuat.
Terima kasih sudah menghadirkan jiwa-jiwa suci dan polos disampingku. Semoga kelak mereka dewasa menjadi manusia yang berguna lagi.... Menjadi manusia kuat dan bahagia tanpa harus melahirkan luka , sehingga manusia lain tidak kecewa dan terluka.
Jika bukan mereka yang menjadi hiburanku meski kadang jengkel, tapi aku tersenyum dan bahagia karena kepolosan dan kejujuran mereka. Anak-anak kalian adalah hadiah dari Tuhanku untuk mengisi hari-hariku agar aku tetap kuat dan tersenyum.
Biarkan aku pergi dan terkubur mati dalam hening dan damai bersama rahasiaku. Terima kasih untuk goresan-goresan dihatiku, memberi luka, dan sakit yang luar biasa hebatnya. Aku.... Sudah kehilangan diriku, aku kini bukan yang dulu. Aku jalani saja, karena pada akhirnya semua ini akan berakhir. Tuhan tolong jaga aku, aku tak punya siapa-siapa yang bisa aku andalkan dalam hal ini. Bahkan aku tak percaya dengan diriku sendiri bahwa aku mampu menghadapi ini semuanya jika aku harus sendirian.
Mereka yang aku anggap tabu dan jauh, bahkan sesuatu yg terjadi pada diriku yang aku pikir tak ada hanya di belahan bumi lain. Ternyata ada dan aku terlibat dalam kehidupan dan perjalanan rumit ini. Semoga aku bisa memaafkan diri ku sendiri atas kebodohanku dan aku bisa memaafkan siapapun yang telah membuat goresan-goresan di hati. Apalagi ini kejadian maha dahsyat yang tak mungkin aku lupa bahkan hingga aku mati!