PENGGORGANISASIAN
INFORMASI /PENGETAHUAN DALAM INGATAN
MANUSIA
MAKALAH
Sebagai salah satu tugas Akhir Modul 3
dalam Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Oleh;
INDRA
HADIAT PERMANA
PROGRAM
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM
JABATAN
MATA
PELAJARAN BAHASA INDOESIA
UNIVERSITAS
PASUNDAN BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abad 21 adalah Era dimana
perkembangan informasi yang sangat cepat dengan adanya berbagai media digital
yang telah tersedia. Pembelajaran abad 21 pun tidak seperti era sebelumnya yang
hanya berpusat pada guru dan buku sebagai sumber belajar. Informasi pada abad
21 telah tersedia dimanapun dan kapanpun melalui jaringan internet dan
teknologi digital.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah
laku yang disebabkan oleh pengalaman.
Belajar merupakan proses mendapatkan pengetahun, keterampilan, nilai-nilai,
pilihan atau pemahaman-pemahan yang baru yang melibatkan proses sintesis dari
jenis informasi yang berbeda-beda hal ini dikarnakan belajar sangat ditentukan
oleh penggorganisasian informasi dalam ingatan manusia.
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan
kerja otak. Proses berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat
dilihat secara langsung bagaimana otak bekerja dan informasi diolah. Informasi
yang diterima melalui alat indera akan dipersepsikan oleh bagian-bagian yang
berfungsi secara khusus. Berpikir juga dapat dikatakan sebagai proses
pengorganisasian informasi dalam ingatan. Berpikir mencakup banyak aktivitas mental. Berpikir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
diartikan sebagai menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang dalam ingatan.
Teori pemrosesan informasi
didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting.
Dalam proses pembelajaran terjadi adanya proses informasi kemudian diolah
sehingga menciptakan suasanya yang terencana, dan suasana pembelajaran yang
mendukung (Ellen, 2016:225). Teori pemrosesan informasi ini merupakan teori
kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan
kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan
bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu
yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menjelasakan penggorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia tertentu
yang dapat memudahkan semua informasi diproses dalam otak melalui beberapa
indera.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
“Bagaimanakah
pengorganisasan informasi atau pengetahuan
dalam ingatan manusia?”
C.
Tujuan
Adapun
tujuan penulisan dalam makalah ini adalah Supaya kita dapat mengetahui dan
memahami pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia
D.
Sistematika
Penulisan
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
b.
Rumusan Masalah
c.
Batasan Masalah
d.
Tujuan Penulisan
e.
Sistematika Penulisan
BAB
II PEMBAHASAN
a.
Pengorganisasian
Informasi Dalam Ingatan Manusia
b. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi
BAB III Penutup
a.
Simpulan
b.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengorganisasian Informasi dalam Ingatan Manusia
Informasi
mencakup pengetahuan apapun yang terrekam dalam buku, artikel majalah,flm,
video ataupun pengetahuan yang disampaikan secara lisan dalam suatu percakapan,
ceramah, pidato dan sebaginya. Dengan adanya pengorganisasian informasi,
individu dapat terbantu untuk menyimpan, mengorganisasi, dan mengungkapkan kembali
informasi tersebut Ingatan manusia dibagi
menjadi dua, yaitu; memori Jangka Pendek (Short
Term Memory atau STM): Memori yang memiliki kapasitas terbatas dan hanya
berlangsung selama 20-30 detik dalam keberadaannya; dan Memori Jangka Panjang (Long Term Memory atau LTM): Memori yang
tidak memiliki batasan kapasitas dan berlangsung mulai dari hitungan menit hingga
selamanya (Rehalat, 2014). Ingatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai alat (daya batin) untuk
mengingat atau menyimpan sesuatu yang pernah diketahui (dipahami, dipelajari,
dan sebagainya). Informasi yang kita peroleh terekam di dalam ingatan melalui
proses berpikir.
Informasi yang masuk kemudian
diproses dan tersimpan berkaitan erat dengan kemampuan kognisi seseorang
(Frishammar, 2002). Dengan kata lain, pemrosesan informasi dipengaruhi oleh
faktor memori dan kognisi termasuk kecerdasan seseorang (Frishammar, 2002). Resnick
(1981) berpendapat bahwa dalam psikologi pemrosesan informasi memfokuskan pada
struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana pengetahuan dimanipulasi,
ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa pemecahan masalah.
Pemrosesan informasi didalam pikiran berlangsung terus-menerus selama adanya
informasi baru yang masuk dalam pikiran.
Komponen pemrosesan informasi
dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses
terjadinya. Komponen tersebut adalah:
1. Sensory Memory (SM)
Sensory
Memory (SM) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima
dari luar. Di dalam SM informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam
waktu sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti.
2. Working Memory (WM)
Working
Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi
perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas
(informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan
informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya.
3. Short Term Memory (STM)
Short Term Memory (STM) atau memori jangka
pendek memiliki kapasitas yang kecil sekali, namun sangat
besar peranannya dalam
proses memori, yang merupakan
tempat dimana kita memproses stimulus
yang berasal dari lingkungan kita.
4. Long Term Memory
(LTM)
Long
Term Memory (LTM) diasumsikan; (a) berisi semua pengetahuan yang
telah dimiliki individu; (b) mempunyai kapasitas tidak terbatas; ( c) sekali
informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.
Teori proses masuknya rangsangan ke penyimpanan dan ingatan digambarkan sebagai berikut (Surgenor, 2010):
Stimulus yang masuk melalui
pancaindra diterima oleh Sensory Memory, sensory
memory menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman, dan haptic) untuk periode yang sangat singkat
dalam bentuk sensoriknya yang mentah. Melalui perhatian yang selektif (selective attention) informasi
dipindahkan ke dalam kesadaran dan memori jangka pendek (short term memory), sedangkan informasi yang tidak lolos attention dilupakan. Hubungan antara memori jangka pendek dan memori kerja (working memory) masih belum jelas namun diibaratkan
jika memori jangka pendek adalah memori sadar maka maka memori kerja adalah
setara dengan catatan post-it. Selanjutnya
dengan rehearsal and encoding
informasi yang telah dipelajari disimpan di memori jangka panjag (Long Term Memory).
Contohnya saat kita ingin mengingat nomor telepon. Sebagai
stimulus awal nomor telepon ditangkap oleh pancaindra (bisa melalui telinga
jika dalam bentuk suara, atapun mata jika dalam bentuk tulisan). Nomor telepon
yang ditangkap melalui pancaindra disimpan di working memory. Saat kita mengingat nomor telepon untuk sesaat
berarti kita menyimpannya di short term
memory. Ketika kita mengulang secara verbal secara terus menerus dan
sewaktu-waktu kerap diulang kembali (recalling)
nomor tersebut akan disimpan di memori jangka panjang (long term memory).
Adapun implikasi teori pemrosesan
informasi terhadap kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.
Model pemrosesan informasi dari belajar dan
ingatan memiliki signifikasi yang besar bagi perencanaan dan desain
pembelajaran dalam proses pendidikan. Belajar dimulai dengan pemasukan
stimulasi dari reseptor dan diakhiri dengan umpan balik yang mengikuti performa
pembelajar.
2.
Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan
kepada pembelajar selama pembelajaran berfungsi mendukung yang terjadi pada pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Simpulan
Simpulan dari makalah ini adalah Pemrosesan
informasi di dalam pikiran berlangsung
terus-menerus selama adanya informasi baru yang masuk dalam pikiran. Psikologi pemrosesan informasi memfokuskan
pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana pengetahuan dimanipulasi,
ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa pemecahan masalah. Stimulus yang masuk melalui pancaindra
diterima oleh sensory
memory. Sensory memory
menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran,
penciuman, dan
haptic) untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah.
Sifat informasi yang mudah diingat oleh
manusia yaitu informasi yang unik, bermuatan emosi, dan kedetailan
Melalui perhatian yang selektif (selective attention) informasi
dipindahkan ke dalam kesadaran dan memori jangka pendek (short term memory), sedangkan informasi yang tidak lolos attention
dilupakan. Hubungan antara memori jangka pendek dan memori kerja (working memory) masih belum jelas namun
diibaratkan jika memori jangka pendek adalah memori sadar maka maka memori
kerja adalah setara dengan catatan post-it.
Selanjutnya dengan rehearsal dan
encoding informasi yang telah dipelajari disimpan di memori
jangka panjag (long term memory)
.
B. Saran
Jadi saran yang tepat dalam
menyampaikan informasi harus disampaikan dengan cara unik dan kreatif melalui
audiovisual atau cara lainnya suapaya menarik perhatian dan mudah di ingat,
karena sesuatu yang menarik itu membekas dalam ingatan
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, B.F. 1980. The Complete Thinker: A Handbook of Theniques For Creative and Critical
Problem Solving. New Jersey: Englewood Cliffs
Muhibbin Syah. 2001. Psikologi belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu.
Rasyad, A. 2003. Teori
belajar dan pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.
Wardani, I.G.A.K. 2011. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta:Universitas Terbuka
0 komentar:
Post a Comment