Aku ingin mengakhiri tanpa menyakiti, aku ingin pergi tanpa melukai.
Aku baru sadar, makna bahwa kaca yang pecah tidak akan pernah bisa utuh kembali. Sulit meskipun mencoba untuk merangkai kembali. Dia tidak akan kembali seperti semula. Luka dulu yang menganga aku pikir sudah sembuh dan mengering. Ternyata tidak!!!
Bayang-bayang masa lalu selalu datang, aku tak pernah berniat untuk membalas tapi sikapku yang berubah akupun tak tau. Mungkin ini menyakiti perasaan, tapi ketika dulu aku yang tersakiti aku bisa apa? Aku diammmmmmm hanya bisa diammmm
Tah apa yang terjadi, kamu yang dulu angkuh dan arogan kini terkapar lemah. Aku bisa apa? Aku sudah berusaha untuk tetap bertahan, tapi sikap kasar di masa lalu sulit di hapus.
Kadang aku berfikir, jika saja badanmu seperti dulu mungkin aku akan selalu diinjak dan selalu berada di bawah kakimu.
Aku berusaha memaafkan, tapi sikapku berubah dingin. Aku bisa apa? Kalo ada kecewa yang tak kunjung sembuh.
Aku, yang bertahan meski selalu disakiti, aku yang mencoba memahami meski kadang tersakiti dan aku yang mencoba menerima keadaan meski dalam keadaan sulit, ternyata aku tak mampu untuk tetap berdiri dan selalu mengikuti apa maumu.
Usahaku, tak pernah dihargai, bahkan aku selalu dicurigai. Padahal aku tak pernah bermain curang dari awal, lalu mengapa aku disamakan dengan kecurangan yang pernah kalian lakukan padaku.
Aku miskin? Ya aku miskin, tapi tak pernah sedikitpun orang tuaku mendidikku untuk rakus, aku tak berkelas? Ya aku tak berkelas, tapi tak sedikitpun aku menguasai apa yang kau dapatkan.
Aku disini siapa? Siapa aku? Apa posisiku?
Aku lupa siapa aku disini? Peranku apa disini? Mengapa baru mempertanyakan ketika semuanya sudah terasa ringan? Lalu dulu kemana? Apa perjuanganku yang membantu mencari sesuap nasi tak pernah ternilai? Sampai saat ini aku masih membantu.
Lalu Akupun dianggap orang yang akan mencuri apa yang kamu dapatkan?
Lalu aku siapa disini? Jika memang, jalan terbaik adalah berpisah. Semoga tidak pernah menjadikan perjalanan waktu dimasa lalu menjadi sebuah kebencian hingga terlahirnya permusuhan.
Aku cape, harus selalu memahami. Aku juga lelah, dianggap yang tidak-tidak padahal aku sudah berkorban habis-habisan
Aku lelah, jika dengan keadaanku tak mampu membuatmu bersyukur. Carilah seseorang yang mampu membuatmu bersyukur.
Sampai disini aku hanya kecewa, mampu memaafkan tapi enggan tuk melupakan. Akupun minta maaf, suaraku yang tiba-tiba lantang dan membangkang, mampu menyakitimu. Tidak seperti itu maksudku, aku berusaha melupakan tak pernah bermaksud untuk membalas kecewa dan sakit hati dulu. Tapi entah mengapa saat kau lemah, aku justru meniru sikapmu, bersuara lantang enggan peduli kau tersakiti ataupun tidak. Padahal setelah aku mengatakan sesuatu aku sadar aku salah, apa bedanya aku dengan kamu jika begini?
Aku tak mau selalu menyakiti, tanpa sadar sekarang semuanya berbalik. Dan aku tak mau situasi seperti ini.
Aku ingin berhenti membencimu, aku tak ingin menyakitimu, aku hanya ingin berhenti sampai disini kita berjalan
Slogan masa lalu " kerja sama, sama-sama kerja " hanya bohong belaka, ketika semua usahaku tidak dihargai bahkan cendrung dicurigai.
Aku bingung kemana langkahku setelah ini? Bertahan saling menyakiti? apakah berpisah kita akan berhenti saling menyakiti dan mencurigai?
Aku lelahhhhh, aku tau aku salah saat ini. Tapi tak sedikitpun aku ada niat untuk membalasmu.
Dirimu yang pernah aku agungkan diatas segalanya, bahkan aku mampu bertahan walaupun terus tersakiti. Aku minta maaf, aku lelah berjuang sendirian.
Raguku dan ragumu sama, kita sama-sama ragu dengan perasaan kita. Ragu posisi kita? Ragu siapa kita?
Maaf, hanya itu yang bisa aku ucapkan saat ini. Dan aku berusaha memaafkan kesalahan masa lalumu itu yang sedang aku usahakan. Aku hanya ingin berdamai dengan keadaan dalam situasi yang tak menentu seperti ini.
Akupun hanya ingin berhenti saling menyakiti dan saling mencurigai. Cukup sampai disini kita sama-sama terluka.
0 komentar:
Post a Comment