Home » » SEBUAH HARAPAN DALAM PENCARIAN JODOH

SEBUAH HARAPAN DALAM PENCARIAN JODOH


Setiap orang pasti berharap bertemu dengan belahan jiwanya. Pemilik tulang rusuknya, dan sahabat dalam menjalani perjalanan cerita hingga akhir hayatnya. Hidup tak semudah itu, perjalanan panjang untuk terus mencari sosok yang mampu mengisi kekosongan hati. Begitu pula dengan aku. Pencarian yang tak kenal lelah, namun semua itu kita terus berusaha dan berdoa.
Dalam menjalani perjalanan pencarian belahan jiwa ini, kita terkadang di hadapakan dengan pilihan yang sulit. Saat orang yang datang pada kita, hati kita menentang dan menolak dengan keras dengan alasan tidak nyaman atau tidak mencintai.
Perjalanan kali ini unik, di saat semua teman-teman hampir telah memiliki keluarga aku dan sahabat malah sibuk mencari dan saling mendoakan.
Aku selalu berkata pada sahabatku “ sahabat kamu masih ingat mami? Teman kita, dia pernah berkata bahwa sekali-kali kita tidak boleh bersandar pada manusia. Karena yang kita dapatkan hanya kecewa”. Aku sering katakana itu, agar ketika kita menemukan seseorang kita tidak menaruh harapan secara berlebihan. Namun ada juga nasihat lain yang selalu aku katakan pada sahabatku “ kamu ingat mak? Dia sahabat kita, dia pernah berkata “ jika kamu memang serius meminta jodoh, rajinlah shalat malam. Insya Allah kamu akan mendapatkannya”.
Dari nasihat kedua teman aku, aku berusaha mempraktekannya bersama sahabat dalam kehidupan sehari-hari. Berdoa dan berjuang bersama. Saling memotivasi dan saling membantu selama kita mampu.
Kita sudah terbiasa bersama, aku masih ingat ketika sahabatku merengek menyuruhku meminta no telpon mantannya, dengan besar hati aku berusaha untuk memintannya. Padahal aku tak kenal, memberanikan diri untuk sahabatku. Untung dia balas pesan inbox ku di facebook.
Tapi perjalanan kita terlalu panjang, membuat kita terbiasa bersama. Namun kita sadar, kita hanya sahabat tak mungkin akan menjadi lebih dari hubungan persahabatan.
Siang itu, sahabatku menghubungiku memintaku agar ke rumah orang tuanya. Karena keadaan yang tak mungkin untuk saat ini sahabatku tinggal di luar kota. Keperluan yang sangat penting menurutku, menyampaikan pesan terhadap kedua orang tuanya. Aku selalu berfikir mungkin saja, orang tua sahabatku ini bosan melihat wajahku yang selalu wara wiri di rumahnya. Aku merasa terlalu sering aku ke rumah orang tuanya. Namun aku hanya berusaha menyampaikan amanah. Aku merasa tak enak, kadang aku merasa malu karena sering berkunjung ke rumahnya. Takut di cap jelek. Sesampainya di rumah ada hal yang tak biasa yang aku dengar. Hingga aku merasa sesak nafas sesaat, mulutku seakan terkunci, suara ku begitu sulit untuk mengucapkan sesuatu. Orang tuanya berkata kepadaku “ de, aku kadang bingung sebenarnya anakku mau mencari wanita seperti apa? Aku selalu meyuruh, nak cepat menikah mama sudah tak sabar ingin melihatmu bahagia? Sehingga suatu hari aku bertanya pada anakku. Anakku ibu dan bapak setuju jika kamu menikah dengan sahabatmu ini, bagaimana kalo kamu menikah dengannya? Coba tanyakan padanya apa dia punya perasaan terhadapmu? Apa dia mencintaimu? Sudahlah ibu dan bapak setuju jika kamu menikah dengannya”. Orang tuanya melihat padaku dan tersenyum, seolah bertanya langsung pada ku. Hanya saja secara tidak langsung atau mungkin karena tak mendapat jawaban. Sesaat aku tersenyum, namun kaget setengah mati. Suaraku tiba-tiba sulit untuk mengatakan sesuatu. Ibunya seperti menaruh harapan besar terhadapku, dan menunggu sebuah jawaban yang pasti. Namun aku kaget benar-benar kaget, tak menyangka ibu dan bapaknya menyukaiku. Tiba-tiba aku ingat bahwa sahabatku ini saat ini memiliki kekasih 3 orang. Lalu aku tersenyum dan menjawab “ibu, sebenarnya anak ibu udah punya pacar. Malah yang aku tahu dia punya pacar 3”. Raut wajahnya berubah menjadi kecewa, aku takut perkataanku salah. Tiba-tiba mamanya berakata “yah anakku, ada ada aja”. Panjang lebar kami bercerita banyak. Aku masih merasa kaget setengah mati, kedua orang tua kami memiliki harapan yang sama , ternyata mereka ingin melihat kami bersatu. Tapi aku sendiri bingung, apakah bisa?
Malam telah tiba, sahabatku mengirim pesan padaku “ selama ini kita mnecari pasangan yang terbaik, kita khawatir dengan usia kita. Takutnya semua nya ktelat. Aku harap kita mendapat yang soleh”. Aku masih heran, sepertinya mamanya menghubungi sahabatku dan menceritakan apa yang ia katakan kepadaku. Karena mama nya selalu bercerita jika aku datang ke rumahnya. Masih ingat ketika sandalku hanyut terbawa hujan, mamanya menceritakan pada sahabatku sampai dia tertawa terbahak-bahak.
Aku sebenarnya, jika boleh jujur perasaan lebih itu memang ada dari dulu, namun yang menjadi pembatas adalah pemikiran tidak mungkin ada cinta di antara kami. Tapi jika pun mungkin pasti semuanya teramat mudah.
Bukan hanya ke dua orang tua kami yang berharap agar kami berdua menyatu. Namun sahabat-sahabat yang lain meyuruh kami agar kami bersatu, merekan melihat kedekatan kami pemikiran mereka mungkin kami punya hubungan. Entahlah seperti apa jadinya kami?
Namun, ada permasalahan yang selalu membuatku takut. Sahabatku jika dia menikah, mungkin semuanya akan berbeda tak lagi sama seperti ini, bebas bercerita, bebas tertawa dan bebas menjadi diri sendiri. Suatu saat jika kita menemukan pendamping hidup kita tidak akan sedekat ini, tapi aku selalu berpikir jika aku tak mampu kehilangan sahabatku, aku putuskan untuk pergi ke luar kota. Mengobati hatiku yang kosong dan rasa kehilanganku, aku selalu berfikir aku tak akan sanggup kehilangan dia. Apakah sahabatku memiliki kekhawatiran yang sama?
Dia yang terbaik yang pernah ada, anugerah terindah dalam hidup. Kadang aku berfikir andai saja harapan mereka dapat terwujud lalu kemudia kita bersatu, mungkin aku tak akan sehawatir ini. Perkataan orang tuanya mengganggu otakku. Hingga aku berangan andai saja, kami bersatu.
Harapan ini semoga menjadi doa yang terkabul, susah senang kita jalani bersama. Namun apakah kita akan mencari teman hidup yang lain?

Hidup ini misteri, entah apa yang akan terjadi pada kita di masa depan nanti. Tapi aku bahagia, orang tuanya menyukaiku namun aku juga hawatir barangkali sahabatku tak pernah punya rasa. Entahlah kita hanya belajar ikhlas dan berdoa yang terbaik. Agar kita berdua mendapatkan jodo yang terbaik dari Allah Swt. aamiin


/>

0 komentar:

.comment-content a {display: none;}