Setiap
orang pasti berharap bertemu dengan belahan jiwanya. Pemilik tulang rusuknya,
dan sahabat dalam menjalani perjalanan cerita hingga akhir hayatnya. Hidup tak
semudah itu, perjalanan panjang untuk terus mencari sosok yang mampu mengisi
kekosongan hati. Begitu pula dengan aku. Pencarian yang tak kenal lelah, namun
semua itu kita terus berusaha dan berdoa.
Dalam
menjalani perjalanan pencarian belahan jiwa ini, kita terkadang di hadapakan
dengan pilihan yang sulit. Saat orang yang datang pada kita, hati kita
menentang dan menolak dengan keras dengan alasan tidak nyaman atau tidak
mencintai.
Perjalanan
kali ini unik, di saat semua teman-teman hampir telah memiliki keluarga aku dan
sahabat malah sibuk mencari dan saling mendoakan.
Aku
selalu berkata pada sahabatku “ sahabat
kamu masih ingat mami? Teman kita, dia pernah berkata bahwa sekali-kali kita tidak boleh bersandar pada manusia. Karena yang kita
dapatkan hanya kecewa”. Aku sering katakana itu, agar ketika kita
menemukan seseorang kita tidak menaruh harapan secara berlebihan. Namun ada
juga nasihat lain yang selalu aku katakan pada sahabatku “ kamu ingat mak? Dia sahabat kita, dia pernah berkata “ jika kamu memang serius meminta jodoh,
rajinlah shalat malam. Insya Allah kamu akan mendapatkannya”.
Dari
nasihat kedua teman aku, aku berusaha mempraktekannya bersama sahabat dalam kehidupan
sehari-hari. Berdoa dan berjuang bersama. Saling memotivasi dan saling membantu
selama kita mampu.
Kita
sudah terbiasa bersama, aku masih ingat ketika sahabatku merengek menyuruhku
meminta no telpon mantannya, dengan besar hati aku berusaha untuk memintannya. Padahal
aku tak kenal, memberanikan diri untuk sahabatku. Untung dia balas pesan inbox
ku di facebook.
Tapi
perjalanan kita terlalu panjang, membuat kita terbiasa bersama. Namun kita
sadar, kita hanya sahabat tak mungkin akan menjadi lebih dari hubungan
persahabatan.
Siang
itu, sahabatku menghubungiku memintaku agar ke rumah orang tuanya. Karena keadaan
yang tak mungkin untuk saat ini sahabatku tinggal di luar kota. Keperluan yang sangat
penting menurutku, menyampaikan pesan terhadap kedua orang tuanya. Aku selalu
berfikir mungkin saja, orang tua sahabatku ini bosan melihat wajahku yang
selalu wara wiri di rumahnya. Aku merasa terlalu sering aku ke rumah orang
tuanya. Namun aku hanya berusaha menyampaikan amanah. Aku merasa tak enak,
kadang aku merasa malu karena sering berkunjung ke rumahnya. Takut di cap
jelek. Sesampainya di rumah ada hal yang tak biasa yang aku dengar. Hingga aku
merasa sesak nafas sesaat, mulutku seakan terkunci, suara ku begitu sulit untuk
mengucapkan sesuatu. Orang tuanya berkata kepadaku “ de, aku kadang bingung sebenarnya anakku mau mencari wanita seperti
apa? Aku selalu meyuruh, nak cepat menikah mama sudah tak sabar ingin melihatmu
bahagia? Sehingga suatu hari aku bertanya pada anakku. Anakku ibu dan bapak
setuju jika kamu menikah dengan sahabatmu ini, bagaimana kalo kamu menikah
dengannya? Coba tanyakan padanya apa dia punya perasaan terhadapmu? Apa dia
mencintaimu? Sudahlah ibu dan bapak setuju jika kamu menikah dengannya”. Orang
tuanya melihat padaku dan tersenyum, seolah bertanya langsung pada ku. Hanya saja
secara tidak langsung atau mungkin karena tak mendapat jawaban. Sesaat aku
tersenyum, namun kaget setengah mati. Suaraku tiba-tiba sulit untuk mengatakan
sesuatu. Ibunya seperti menaruh harapan besar terhadapku, dan menunggu sebuah
jawaban yang pasti. Namun aku kaget benar-benar kaget, tak menyangka ibu dan
bapaknya menyukaiku. Tiba-tiba aku ingat bahwa sahabatku ini saat ini memiliki
kekasih 3 orang. Lalu aku tersenyum dan menjawab “ibu, sebenarnya anak ibu udah punya pacar. Malah yang aku tahu dia
punya pacar 3”. Raut wajahnya berubah menjadi kecewa, aku takut perkataanku
salah. Tiba-tiba mamanya berakata “yah anakku,
ada ada aja”. Panjang lebar kami bercerita banyak. Aku masih merasa kaget
setengah mati, kedua orang tua kami memiliki harapan yang sama , ternyata
mereka ingin melihat kami bersatu. Tapi aku sendiri bingung, apakah bisa?
Malam
telah tiba, sahabatku mengirim pesan padaku “ selama ini kita mnecari pasangan yang terbaik, kita khawatir dengan
usia kita. Takutnya semua nya ktelat. Aku harap kita mendapat yang soleh”. Aku
masih heran, sepertinya mamanya menghubungi sahabatku dan menceritakan apa yang
ia katakan kepadaku. Karena mama nya selalu bercerita jika aku datang ke
rumahnya. Masih ingat ketika sandalku hanyut terbawa hujan, mamanya
menceritakan pada sahabatku sampai dia tertawa terbahak-bahak.
Aku
sebenarnya, jika boleh jujur perasaan lebih itu memang ada dari dulu, namun
yang menjadi pembatas adalah pemikiran tidak mungkin ada cinta di antara kami. Tapi
jika pun mungkin pasti semuanya teramat mudah.
Bukan
hanya ke dua orang tua kami yang berharap agar kami berdua menyatu. Namun sahabat-sahabat
yang lain meyuruh kami agar kami bersatu, merekan melihat kedekatan kami
pemikiran mereka mungkin kami punya hubungan. Entahlah seperti apa jadinya
kami?
Namun,
ada permasalahan yang selalu membuatku takut. Sahabatku jika dia menikah,
mungkin semuanya akan berbeda tak lagi sama seperti ini, bebas bercerita, bebas
tertawa dan bebas menjadi diri sendiri. Suatu saat jika kita menemukan
pendamping hidup kita tidak akan sedekat ini, tapi aku selalu berpikir jika aku
tak mampu kehilangan sahabatku, aku putuskan untuk pergi ke luar kota. Mengobati
hatiku yang kosong dan rasa kehilanganku, aku selalu berfikir aku tak akan
sanggup kehilangan dia. Apakah sahabatku memiliki kekhawatiran yang sama?
Dia
yang terbaik yang pernah ada, anugerah terindah dalam hidup. Kadang aku
berfikir andai saja harapan mereka dapat terwujud lalu kemudia kita bersatu,
mungkin aku tak akan sehawatir ini. Perkataan orang tuanya mengganggu otakku. Hingga
aku berangan andai saja, kami bersatu.
Harapan
ini semoga menjadi doa yang terkabul, susah senang kita jalani bersama. Namun apakah
kita akan mencari teman hidup yang lain?
Hidup
ini misteri, entah apa yang akan terjadi pada kita di masa depan nanti. Tapi aku
bahagia, orang tuanya menyukaiku namun aku juga hawatir barangkali sahabatku
tak pernah punya rasa. Entahlah kita hanya belajar ikhlas dan berdoa yang
terbaik. Agar kita berdua mendapatkan jodo yang terbaik dari Allah Swt. aamiin
0 komentar:
Post a Comment