thumbnail

SEJARAH PEMBENTUKAN BPUPKI DAN HARI LAHIRNYA PANCASILA



BPUPKI dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945 dalam bahasa Jepang BPUPKI disebut dengan " dokuritsujunbi cosakai". Dengan anggota 62 orang dari Indonesia dan 7 orang dari Jepang
Ketua : Dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat
Wakil ketua : Ichibangase Yosio ( Jepang ) dan RP. Soeroso ( Indonesia )
Sidang resmi dilaksanakan pada tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945 membahas tentang Dasar Negara

Rumusan dasar Negara usulan M. Yamin secara lisan tanggal 29 Mei 45:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Tertulis:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Tangg 31 Mei 1945 ProfDr Mr Soepomo SH mengemukakan 5 asas tentang dasar negara
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan sosial

1 Juni 1945 Ir. Soekarno menyampaikan rumusan mengenai dasar negara dan diberi nama PANCASILA
Isinya sebagai berikut:
1. Nasionalisme ( Kebangsaan Indonesia )
2. Internasionalisme ( Peri Kemanusiaan )
3. Mufakat dan Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Sidang resmi kedua tanggal 10 - 17 Juli 1945 membahas tentang Rancangan UUD . Pancasila secara resmi disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
Sebelum menjadi PANCASILA rumusan dasar negara bernama PIAGAM JAKARTA

1 Juni 1945 dijadikan sebagai hari lahirnya PANCASILA karena pada saat itu Soekarno menyampaikan 5 dasar negara yang disebut PANCASILA

Rumusan PANCASILA yang terdapat pada pembukaan UUD 45 merupakan rumusan yang ditetapkan oleh wakil-wakil bangsa Indonesia tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang PPKI

3 macam PANCASILA yaitu:
1. Ir. Soekarno (   1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI)
2. Panitia sembilan dalam PIAGAM JAKARTA  22 Juni 1945
3. Rumusan pembukaan UUD 45 disahkan oleh PPKI  tanggal 18 Agustus 1945

MPR NO.XI / MPR / 1978, PANCASILA merupakan 1 kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima silanya. Sila ke 1 disebut dengan CAUSA PRIMA / SILA PERTAMA

thumbnail

Sejarah bahasa indonesia sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan


1.       Sejarah  bahasa indonesia sebelum kemerdekaan
Pada dasarnya Bahasa Indonesia yang kita pakai sekarang ini berasal dari bahasa Melayu, suatu bahasa yang hidup di daerah Riau dan Johor. (Amran, 2.3: 2009). Bahasa Indonesia yang pada awalnya adalah sebagai bahasa penghubung (Lingua Franca). Kehidupan bahasa Melayu sendiri ketika dipakai sebagai bahasa lingua franca tidak terbebas dari bahasa lain atau bahasa asing.  Pada zaman sriwijaya  bahasa melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di nusantara  dab sebagai bahasa yang digunakan  dalam perdangangan  antara pedagang  dari dalam  nusantara dan luar nusantara Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antar pedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur. Pada zaman Sriwijaya bahasa Melayu sudah berfungsi sebagai bahasa kerajaan, Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-atauran hidup dan sastra dan Bahasa melayu berfungsi sebagai bahasa penghubung antarsuku bangsa yang berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perdagangan di kerajaan tersebut.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang bayak memberikan pengaruhnya terhadap penambahan kosakata bahasa Melayu, begitupun dengan bahasa Portugis. Bahkan bahasa Portugis pernah menjadi bahasa lingua franca di daerah Melayu. Bahasa yang turut andil dalam memperkaya kosakata bahasa Melayu adalah bahasa Sansakerta, bahasa Tamil, dan bahasa Cina. Hal ini terjadi karena bahasa Melayu sudah dipakai sebagai bahasa perdagangan dari berbagai negara tersebut. Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna.
Ada empat faktor yang menyebabkan  bahasa melayu di angkat menjadi bahasa indonesia
1.       Bahasa melayu sudah merupakan  lingua franca di indonesia bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan
2.        Sistem bahasa melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus
3.       Suku jawa,suku sunda dan suku-suku yang lainnya dengan suka rela menerima bahasa melayu menjadi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
4.        Bahasa melayu mempunyai  kesanggupan  untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan  dalam arti yang luas
Berdasarkan hal tersebut maka pada 28 Oktober 1928 diikrarkanlah kedudukan bahasa Indonesia dalam suatu Sumpah Pemuda Indonesia yang kita kenal dengan “Sumpah Pemuda” yaitu berisi:
(1)    Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
(2)    Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
(3)    Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia

 Jadi dapat saya simpulkan bahawa Perkembangan bahasa Melayu yang berubah menjadi bahasa Indonesia didasarkan pada segi politik dan segi ekonomi. Secara kronologis bahasa Melayu berkembang dari lingua franca menjadi bahasa persatuan, dan menjadi bahasa negara hingga sekarang. Sumber dari terciptanya bahasa Indonesia adalah bahasa melayu. Secara sosiologis, bahasa Indonesia resmi dipakai sebagai bahasa persatuan sejak tanggal 28 Oktober 1928. Akan tetapi, secara yuridis Bahasa Indonesia diakui pada saat setelah kemerdekaan Indonesia yaitu tanggal 18 Agustus 1945.
2.    Sejarah bahasa Indonesia sesudah kemerdekaan.
Setelah bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya, bahasa Indonesia mulai mengalami perkembangan yang pesat. Setiap tahun jumlah pemakai bahasa Indonesia bertambah. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara juga semakin kuat. Perhatian terhadap bahasa Indonesia baik dari pemerintah
maupun masyarakat sangat besar. Pemerintah orde lama dan orde baru menaruh perhatian yang besar terhadap perkembangan bahasa Indonesia diantaranya melalui pembentukan lembaga yang mengurus masalah kebahasaan yang dinamakan Pusat Bahasa, sekarang menjadi Badan Bahasa dan menyelenggaraan kongres bahasa Indonesia. Perubahan ejaan bahasa Indonesia dari Ejaan van Ophuijsen ke Ejaan Soewandi hingga Ejaan yang Disempurnakan selalu mendapat tanggapan dari masyarakat. (Depdiknas, 2006: 12)
Perkembangan bahasa indonesia setelah kemerdekaan Seiring berjalannya waktu dan berhasilnya Indonesia dalam memproklamirkan kemerdekaan, bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa resmi Negara Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945. Jika kita kelompokan setidaknya terdapat 3 kali bahasa Indonesia mengalami perkembangan setelah kemerdekaan. Adapun proses perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Ejaan LBK
LBK merupakan kepanjangan dari lembaga bahasa dan kesusasteraan yang bertugas membuat konsep ejaan yang lebih sempurna dari sebelumnya. Dengan adanya ejaan baru ini, pada tahun 1967 pemerintah Indonesia mengumumkan diberlakukan-nya bahasa Indonesia dengan Ejaan LBK.
2.    EYD
Seiring perkembangan dan evaluasi yang dilakukan, pada tahun 1972 pemerintah kembali mengumumkan perubahan ejaan bahasa Indonesia yang digunakan, yakni dengan dikeluarkannya Kepres. Nomor No. 57 tahun 1972 yang kemudian dikenal dengan sebutan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
3.     Revisi EYD 1987
Pada perkembangan berikutnya Bahasa Indonesia dengan Ejaan Yang Disempurnakan kembali mendapat revisi dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987.
4.     Revisi EYD 2009
Tidak banyak yang mengetahui bahwa pada tahun 2009 pemerintah kembali menyempurnakan EYD dengan dikeluarkannya PERMEN Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 terkait Pedoman Umum Penggunaan EYD.
Terdapat peristiwa-peristiwa penting yang berhubungan dengan perkembangan bahasa Indonesia?
(1)      Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. Van Ophuiysen dan dimuat dalam kitab logat Melayu
(2)      Pada tahun 1908 pemerintah Hindia Belanda mendirikan Commisie voor de Volkslectuur (Komisi untuk Bacaan Rakyat) melalui surat ketetapan gubermen tanggal 14 September 1908 yang bertugas: mengumpulkan dan membukukan cerita rakyat atau dongeng yang tersebar dikalangan rakyat, serta menerbitkannya dalam bahasa Melayu setalah diubah dan disempurnakan, menerjemahkan atau menyadur hasil sastra Eropa, menerima karangan pengarang muda yang isinya sesuai dengan keadaan hidup di sekitarnya.
(3)      Tahun 1917, badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama commise voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), diubah menjadi Balai Pustaka, badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nur Baya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
(4)      Pada 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal itulah para pemuda pilihan memancangkan tonggak yang kokoh untuk perjalanan bahasa Indonesia.
(5)      Pada 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya Pujangga baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan kawan-kawan. Pada masa Pujangga Baru ini bahasa yang digunakan untuk menulis karya sastra adalah bahasa Indonesia yang dipergunakan oleh masyarakat dan tidak lagi dengan batasan-batasan yang pernah dilakukan oleh Balai Pustaka
(6)      Pada 1938, dalam rangka memperingati sepuluh tahun Sumpah Pemuda, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia 1 di Solo, Jawa Tengah. Kongres ini dihadiri oleh bahasawan dan budayawan terkemuka pada saat itu, seperti Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat, Prof. Dr. Poerbatjaraka, dan Ki Hajar Dewantara. Dalam kongres tersebut dihasilkan beberapa keputusan yang sangat besar artinya bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Keputusan tersebut, antara lain:
a. Mengganti Ejaan Van Ophusyen
b. Mendirikan institut Bahasa Indonesia
c. Menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam badan Perwakilan
(7) Masa pendudukan Jepang (1942-1945) merupakan suatu peristiwa penting. Jepang memilih  bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi resmi antara pemerintah Jepang dengan rakyat Indonesia karena niat menggunakan bahasa Jepang sebagai pengganti bahasa Belanda, tetapi akhirnya tidak terlaksana. Bahasa Indonesia juga dipakai sebagai bahasa pengantar dilembaga-lembaga pendidikan dan untuk keperluan ilmu pengetahuan. Pada 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
(8) 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia dinyatakan secara resmi sebagai bahasa negara sesuai dengan bunyi UUD 1945, Bab XV pasal 36, bahasa negara adalah Bahasa Indonesia.
(9) 19 Maret 1947 (SK No. 264/Bhg. A/47) Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Mr. Soewandi meresmikan Ejaan Republik sebagai penyempurnaan atas ejaan sebelumnya. Ejaan Republik ini juga dikenal dengan sebutan Ejaan Soewandi
(10) Pada 1954 diselenggarakan kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara. Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
(11) Pada 1972 Menteri Pendidikan dan kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (wawasan nusantara)
(12) Pada 25 - 28 Februari 1975 di Jakarta diselenggarakan Seminar Politik Bahasa Indonesia
(13) Pada 1978, bulan November, di Jakarta diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III
(14) Pada 21 -26 1983 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta
(15) Pada 27 Oktober- 3 November 1988 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta
(16) Pada 28 Oktober- 2 November 1993 berlangsung kongres Bahasa Indonesia VI di  Jakarta
17.  Tanggal 26-30 Oktober 1998 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Dengan diselenggarakannya kongres tersebut guna mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.

oleh indra hadiat permana


thumbnail

RPP PPKN KELAS VII KURIKULUM 2013 - KEBERAGAMAN

(RPP)

Sekolah                      : SMP NEGERI 4 SODONGHILIR
Mata Pelajaran          : PPKn
Kelas/Semester        : VII / dua
Materi Pokok     : Keberagaman Suku,Agama,Ras, dan antargolongan   dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Alokasi Waktu         : 15 JP ( 5 Pertemuan )

A.  Kompetensi Inti
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2.      Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan  tanggungjawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional. 
3.      Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif  pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4.      Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam ranah konkret dan abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B.   Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
1.4  Menghormati keberagaman norma-norma, suku, agama, ras, dan antargolongan  dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika secara adil sebagai sesama ciptaan tuhan.

    1.4.1  Bersyukur atas keberagaman yang dimiliki bangsa  Indonesia.
1.4.2  Menghargai keberagaman norma, suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

2.4   Menghargai keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai   Bhinneka Tunggal Ika.

    2.4.1  Memiliki keinginan kuat untuk mempelajari keberagaman suku, agama, ras,
              dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
    2.4.2  Memiliki sikap tidak membedakan teman yang berbeda suku, agama, dan ras.

3.4   Mengidentifikasi keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai  Bhinneka Tunggal Ika.

3.4.1  Menjelaskan pengertian keberagaman masyarakat Indonesia.
    3.4.2  Mengidentifikasi faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia.
    3.4.3  Mendeskripsikan keberagaman suku,agama,ras dan antar golongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
    3.4.4  Menjelaskan arti penting keberagaman SARA dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
           3.4.5  Menyebutkan manfaat keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

4.4   Mendemonstrasikan hasil identifikasi suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai  Bhinneka Tunggal Ika.

    4.4.1  Menyusun laporan hasil identifikasi tentang keberagaman suku, agama, ras, dan   antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
    4.4.2  Menyajikan laporan hasil identifikasi keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.


   
C.  Tujuan Pembelajaran
Melalui simulasi siswa dapat menunjukkan prilaku :
1.      Bersyukur
2.      Menghargai
3.      Toleransi
4.      Peduli
        Pertemuan Kesatu , melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah siswa dapat :
                   1.   Menjelaskan pengertian keberagaman masyarakat Indonesia.
                   2.   Mengidentifikasi faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia.
        Pertemuan Kedua , melalui diskusi kelompok siswa dapat :
1.      Mendeskripsikan keberagaman suku,agama,ras dan antar golongan dalam bingkai        Bhinneka Tunggal Ika
         Pertemuan Ketiga , melalui diskusi kelompok siswa dapat :
1.      Menyebutkan arti penting keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
         Pertemuan Keempat , melalui discovery learning , siswa dapat :
1.      Menyebutkan beberapa manfaat dari adanya keberagaman SARA dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
        Pertemuan Kelima , melalui kerja kelompok dan simulasi siswa dapat :
                   1.   Menyusun laporan hasil identifikasi tentang keberagaman suku, agama, ras, dan       antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
                   2.   Menyajikan laporan hasil identifikasi keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

D.    Materi Pembelajaran
Materi Reguler
1. Faktor penyebab keberagaman suku dan  budaya dalam masyarakat Indonesia.
2.  Pengertian keaneka ragaman  suku dan  budaya dalam masyarakat Indonesia                                  3.  Pengertian dan macam-macam norma                                                                                             
 4. Arti penting norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara                                           
    a. Dalam hidup bermasyarakat
    b. Dalam hidup berbangsa dan bernegara                                     
 5. Perilaku sesuai dengan norma dalam kehidupan sehari-hari

Materi Pengayaan
Mengidentifikasi suku bangsa yang ada di lingkungan tempat tinggal siswa

Materi Remedial
Membuat kesimpulan dalam buku / kertas selembar tentang keberagaman suku,agama,ras dan antar golongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
E.     MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1.      Media                    :  Gambar dan Vidio pembelajaran yang berkaitan dengan
                                 Keberagaman SARA dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
2.      Alat/ Bahan           :  Infokus, Laptop
3.      Sumber Belajar      :  Buku siwa PPKn kelas VII Edisi Revisi Tahun 2016 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia , Koran, Majalah, Buku Sumber  lain yang relevan

F.   Metode Pembelajaran
1.      Pendekatan      : Saintifik
2.      Model              : PBL
3.      Metode                        : Diskusi Kelompok , Curah Pendapat , Simulasi



G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan
                           Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan









Inti








Kegiatan Penutup












Pertemuan ke 2
Kegiatan Pendahuluan








Kegiatan Inti















Penutup













Pertemuan Ketiga
Kegiatan Pendahuluan






Kegiatan Inti





















Kegiatan Penutup




Pertemuan Keempat
Kegiatan Pendahuluan






Inti






Penutup




Pertemuan Kelima
Pendahuluan








Inti




















Penutup
1 Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan melakukan berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik,kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru memberi motivasi dengan menyanyikan salah satu lagu daerah di Indonesia dan menanyakan makna yang terkandung dalam lagu tersebut
3. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab suku dan budaya yang ada di Indonesia dan mengamati gambar keberagaman bangsa Indonesia.
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi yang akan dicapai.
5. Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.

1.Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 siswa.
2. Guru memberi permasalahan yang berkaitan dengan keberagaman suku,agama,ras dan antar golongan (masing-masing kelompok berbeda permasalahan)
3. Siswa melakukan identifikasi permasalahan dan melakukan curah pendapat yang di fasilitasi guru melalui pengisian LK terlampir (Tahu – Ingin – Prediksi)
4. Mengumpulkan data terkait dengan permasalahan
5. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari solusi penyelesaian masalah.
6. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan kelompok lain menanggapi


1.Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya jawab secara klasikal
2. Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan berkaitan keberagaman suku dan budaya dalam masyarakat perumusan, dengan meminta peserta didik menjawab pertanyaan berikut ini.
a. Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari keberagaman suku dan budaya dalam masyarakat?
b. Apa sikap yang kalian peroleh dari proses pembelajaran yang telah dilakukan?
c. Apa manfaat yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang telah dilakukan?
d. Apa rencana tindak lanjut akan kalian lakukan?
e. Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
3. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil telaah kelompok.
4. Guru memberikan tugas secara individu untuk mengidentifikasi keberagaman SARA di lingkungan sendiri


1.Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan melakukan berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik,
kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru memberi motivasi melalui penayangan gambar tentang budaya yang ada di  Indonesia .
3. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab ras, agama dan antargolongan di Indonesia.
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi yang akan dicapai.
5. Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.


1.Guru membagi kelas menjadi enam kelompok
2. Guru membimbing peserta didik mengamati keanekaragama suku, agama, ras,dan antargolongan dalam masyarakat di sekitar peserta didik, dan mengkaji berbagai keanekaragaman bangsa Indonesia yang ada di buku paket maupun di sumber belajar lainnya.
3. Guru membimbing peserta didik mengidentifikasi pertanyaan berkaitan keberagaman ras, agama, dan antargolongan dalam masyarakat Indonesia.
4. Guru membimbing menyusun pertanyaan agar sesuai indikator pencapaian kompetensi, seperti : siapa, apa, kapan, bagaimana, mengapa keberagaman ras,agama, antargolongan dalam masyarakat Indonesia dan faktor-faktor penyebab keberagaman tersebut.
5. Guru membimbing peserta didik dan mendiskusikan pertanyaan yang disusun dan melakukan Aktivitas 4.2.
6. Guru membimbing peserta didik menghubungkan berbagai informasi yang diperoleh dan mengkajinya dengan nilai-nilai luhur Pancasila yang seharusnya tetap ada dalam masyarakat Indonesia.
7. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam keberagaman suku dan budaya dalam masyarakat.
8. Guru membimbing peserta didik menyusun hasil telaah nilai-nilai luhur Pancasila dalam keberagaman ras, agama,antar golongan dalam masyarakat. Laporan hasil telaah dapat bentuk bahan tayang, display, atau bentuk lain.
9. Guru membimbing peserta didik menyajikan hasil telaah keberagaman hasil telaah nilai-nilai luhur Pancasila dalam keberagaman suku, agama, ras dan antargolongan dalam masyarakat.

1 Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya jawab secara klasikal
2. Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan berkaitan keberagaman ras, agama, antargolongan dalam masyarakat perumusan, dengan
meminta peserta didik menjawab pertanyaan berikut.
a. Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari keberagaman ras, agama,antargolongan dalam masyarakat?
b. Apa sikap yang kalian peroleh dari proses pembelajaran yang telah dilakukan?
c. Apa manfaat yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang telah dilakukan?
d. Apa rencana tindak lanjut akan kalian lakukan?
e. Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
3. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil telaah kelompok.
4. Guru melakukan post test dengan menggunakan Uji Kompetensi 4.2 atau soal yang disusun guru sesuai indikator pencapaian kompetensi secara lisan atau tanya jawab



1.Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan melakukan berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik,kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru memberi motivasi dengan menayangkan gambar tempat ibadah agama – agama yang diakui di Indonesia.
3. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab mengenai arti penting keberagaman agama di Indonesia.
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi yang akan dicapai.
5. Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.

1.Guru membentuk kelas menjadi 6 kelompok, dengan jumlah anggota enam orang.
2. Kelompok menentukan satu topik masalah untuk bahan kajian arti penting keberagaman masyarakat Indonesia, seperti keberagaman suku ,agama, ras yang ada di sekolah.
3. Peserta didik membaca berbagai berita dan perisiwa berkaitan dengan topik yang dipilih sesuai tugas Aktivitas 4.3, dan peristiwa yang terjadi di sekitar peserta didik.
4. Guru membimbing peserta didik mengidentifikasi pertanyaan berkaiatan dengan berita atau peristiwa sesuai topik yang dipilih.
5. Guru membimbing peserta didik menyusun pertanyaan agar sesuai indicator pencapaian kompetensi, seperti :
a. Apa manfaat memelihara keberagaman agama di lingkungan sekolah?
b. Apa akibat jika tidak menghargai keberagaman agama di lingkungan sekolah?
d. Bagaimana cara agar keberagaman agama dalam lingkungan sekolah agar  tidak berakibat negatif ?
6.Wawancara terhadap berbagai sumber, seperti peserta didik, guru yang berbeda agama dan berbeda suku bangsa.
7. Guru membimbing kelompok dengan memfasilitasi berbagai sumber belajar,seperti buku teks, buku penunjang, dan internet untuk mencari informasi tentang keberagaman agama.
8. Guru membimbing peserta didik menyusun laporan hasil telaah arti penting keberagaman agama di sekolah.
Laporan dapat berupa display, bahan tayang, maupun dalam bentukkertas lembaran.
9. Guru membimbing setiap kelompok untuk menyajikan hasil telaah di kelas. Kegiatan penyajian dapat setiap kelompok secara bergantian di depan kelas. Atau melalui memajang hasil telaah (display) di dinding kelas dan kelompok lain saling mengunjungi dan memberikan komentar atas hasil telaah kelompok lain.
Guru dapat juga melakukan bentuk penyajian sesuai kondisi sekolah.

1.Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya jawab secara klasikal.
2. Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan, sikap yang diperoleh, manfaat materi pembelajaran, sikap dan tindakan yang akan dilakukan.
3. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil laporan


1.Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan melakukan berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik,kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru memberi motivasi dengan menayangkan gambar tentang ras yang ada di Indonesia
3. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab mengenai keberagaman ras di Indonesia
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi yang akan dicapai.
5. Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.


1.Guru membentuk kelas menjadi enam kelompok dengan topik yang berbeda seperti toleransi terhadap keberagaman ras di lingkungan sekolah
2. Guru meminta peserta didik mengamati perilaku keberagaman ras di berbagai lingkungan kehidupan.
3. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok secara dialogis untuk mengkaji keberagaman ras.
4. Peserta didik menyatakan pendapatnya tentang pentingnya keberagaman ras,

1.Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya jawab secara klasikal.
2. Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan, sikap yang diperoleh, manfaat materi pembelajaran, sikap dan tindakan yang akan dilakukan.
3. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil laporan


1.Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan melakukan berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik,
kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru memberi motivasi dengan membimbing peserta didik menyanyikan lagu dari sabang sampai merauke
3. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab mengenai praktik kewarganegaraan melalui perilaku toleransi di lingkungan sekolah
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensiyang akan dicapai.
5. Guru membimbing peserta didik melalui tanya jawab tentang manfaat prosespembelajaran.
6. Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.

1.    Guru membentuk kelas menjadi dengan anggota 4 sampai dengan 5 orang,dengan anggota yang berbeda-beda, seperti jenis kelamin, agama, asal daerah,dan sebagainya.
2. Guru meminta peserta didik mengamati gambar. Juga berbagai budaya daerahyang ada di Indonesia dan sekitar lingkungan peserta didik, seperti tarian, lagu,musik, pakaian, dan sebagainya.
3. Kelompok menentukan satu bentuk budaya yang akan ditampilkan dalam pentas budaya Indonesia di kelas.
4. Guru membimbing peserta didik mengidentifikasi pertanyaan berkaitan dengantugas praktik kewarganegaraan.
5. Guru membimbing peserta didik menyusun pertanyaan agar sesuai indicator pencapaian kompetensi.
6. Guru membimbing kelompok mengumpulkan informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah disusun, dengan mengamati bentuk interaksi secara langsung dan atau wawancara dengan nara sumber. Juga membaca berbagai sumber bacaan atau internet.
7. Guru juga dapat menjadi nara sumber atas pertanyaan peserta didik dikelompok.
8. Guru membimbing kelompok berlatih sesuai budaya yang akan ditampilkan,dengan kerjasama dengan orang tua.Guru membimbing peserta didik menghubungkan berbagai informasi yang diperoleh dalam praktik kewarganegaraan, seperti berikut ini.
a. Makna dari budaya daerah.
b. Manfaat budaya daerah.
10. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan praktik kewarganegaraan
11. Guru membimbing setiap kelompok untuk menyajikan budaya daerah dalam pentas budaya Indonesia.
12. Guru membimbing kelompok lain untuk memberikan penilaian dan apresiasi atas penampilan kelompok lain.

1.Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya jawab secara klasikal.
2. Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan, sikap yang diperoleh, manfaat materi pembelajaran, sikap dan tindakan yang akan dilakukan.
3. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil laporan
4. Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan berikutnya bahwa setiapkelompok untuk melakukan proyek kewarganegaraan.

















 



















           
H.     Penilaian
1.  Penilaian Kompetensi Sikap
1.1 Teknik               : Observasi dalam bentuj jurnal
1.2 Alat Penilaian              : Jurnal
1.3 Instrumen                     : Terlampir
   2.   Penilain Kompetensi Pengetahuan :
         2.1 Teknik                           : Tes Tertulis, Lisan, dan Penugasan
         2.2  Alat                               : Soal (PG dan Uraian), Daftar Pertanyaan, dan
                                                        Panduan Tugas
         2.3  Instrumen                    : Terlampir
   3.   Penilaian Kompetensi Ketrampilan :
         3.1 Teknik                           : Produk (hasil) dan Praktek
         3.2 Alat                                : Lembar Penilaian Produk dan Lembar Penilaian
                                                        Praktek
         3.3 Instrumen                     : Terlampir

1.       Perhatikan pernyataan berikut ini!
                       1.     Suka menonjolkan suku bangsa sendiri,
                       2.     mau bergaul dengan teman yang berbeda suku,
                       3.     memberikan pujian terhadap keindahan budaya suku bangsa lain,
                       4.      menjelek-jelekkan suku bangsa lain,
                       5.     menyaksikan pertunjukan kesenian daerah lain
Berdasarkan pernyataan diatas, berbagai cara yang dapat di lakukan sebagai wujud sikap menghargai dan menghormati keanekaragaman suku bangsa dan budaya, ditunjukkan oleh nomor . . . .
A.        1, 3, dan 4 
B.         1, 4, dan 5                                        
C.         2, 3, dan 4                                 
D.        2, 3, dan 5

2.       Tradisi  kaum wanita menggunakan anting- anting pemberat untuk memperbesar kuping / daun telinga menurut kepercayaan mereka, semakin besar pelebaran lubang daun telinga semakin cantik , dan semakin tinggi status sosialnya di masyarakat. Pernyatan tersebut merupakan tradisi dari suku ....
A. bugis                                                     
B.  melayu
C. dayak                                                     
D. toraja

3.       Salah satu contoh  konflik akibat tidak adanya pemahaman terhadap terhadap keberagaman suku adalah ....
A.      peristiwa semanggi
B.      peristiwa tanjung periok
C.      kerusuhan sambas kalimantan
D.       peristiwa GAM Aceh

4.       Perhatikan pernyataan di bawah ini  :
(1)     Perpecahan dalam masyarakat
(2)     Terjalinnya kesatuan dan kesatuan bangsa
(3)     Kehancuran Nilai- nilai dan Norma social yang  ada
(4)     Terciptanya Kerukunan beragama
(5)     Kerugian harta benda dan korban manusia
Akibat negatif yang ditimbulkan oleh terjadinya konflik keberagaman  adalah…
A.       1. 2  dan 3
B.       1, 2 dan 4
C.       1, 3  dan 4
D.       1, 3  dan 5



Mengetahui                                                         Sodonghilir Januari  2017
Kepala Sekolah,                                                             Guru Mata Pelajaran PPKn



       Hj. SURYAKANIA, S.Pd.,M.Pd                         INDRA HADIAT PERMANA, S.Pd
NIP. 196610301988032008

                                                                                                                                                            

.comment-content a {display: none;}