thumbnail

PUISI KEHIDUPAN - PELABUHAN HIDUP

gelap yang kelam akan tiba
raga dan ruhmu akan lepas sejenak melayang
kibasan angin gelap yang merasuk menusuk rongga kehidupan
perlahan, namun sengit, menjamahi apa yang ada

terlupa sudah memori palsu itu
hanya terlewat takkan abadi
jiwa murka selalu ditengahi suka
kerangka buruk akan terbentuk

kelam berubah
muram kalah
suram tak berjamah

tanda mulai mengatas
imaji jadi pasti

teori akan jadi kondisi yang sesungguhnya
terpikir dan terukir di pelipis mata
hilang sekajap namun akan kembali mereda

KARYA : YUDA ARDIANSAH

thumbnail

PUISI PAHLAWAN -IBU

berjalan di pagi buta
gelap dingin sunyi
hanya suara dari toa Masjid
yang membingmu
menyinari gelapnya pagi

menyelapkan dinginya alam
memerintahankan burung
mengusir kesunyian kau juga ajarkan pada kami

tak peduli gelapnya hidup
karena kau akan datang
tak peduli dengin pandangan merdeka
karena kau akan memeluku
dan aku tak takut kesepian
karena kau selalu medengarkanku


Karya Anggi Daniati ( Nepaso)


thumbnail

PUISI PAHLAWAN -PAHLAWANKU

Pahlawanku sungguh kerasnya perjuanganmu
tak kau hiraukan maut membayangimu
demi satu harapan yang kau tuju
kau bangit tiada ragu

demi negeri kita
demi bangsa
demi merdeka
kau jadi pelita harapan semua

walaupun darah mengucur di tubuhmu
itu tak akan memadamkan semangatmu
walaupun peluru bersarang di ragamu
itu tak akan menghentikan langkahmu

satu nusa
satu bangsa
satu bahasa
dalam kata indonesia merdeka

Karya Yusep Dian P ( Nepaso)

thumbnail

ANTALOGI PUISI -Panorama Kehidupan

angin bertiup ke sang penghidupan
menikmati panorama di pagi hari
merasakan sejuknya alam yang damai

para burug  mulai keluar dari sangkarnya
berterbangan dan mencari
apa yang harus ia cari

awan hitam yang menyelimuti
kini berupa menjadi biri indah
lukisan yang menghiasi langit pagi menambah kedamaian hati
yang membuat mata kagum

Itulah tuhan
sang khaliq abadi
ciptakan segala rupa
dan menikmati hasil karnyanya tentang indahnya panorama kehidupan



Karya Yuda Ardiansah    Nepaso

thumbnail

Antalogi Puisi - Mantan


Kutulisan Namamu dilautan
Laut menghempasnya
kutuliskan namamu di hati
engkaupun menyanyatnya

bukan air mata yang mengalir
kau nodai kisah yang bukan sandiwara
bukan pula debu yang membelenggu
kau rantaikan rindu yang penuh dosa


dari Kenang yang melahirkan sunyi
kini ku kenang menjadi prasasti


Karya Anggi Daniati ( Nepaso)

thumbnail

Antalogi Puisi - Tawaqal

Tawaqal

Kerdip lilin menyayat detik
hanya berkutif 
mimbar tergantung menunggu
hidayah berjalan

harta titik utama
buta dunia
tombak-tombak emas
ras mun gila
anginpun tak sayup- sayup
adakalanya 
gelap gulita

pajar ilahi terlihat di sana 
tinggal sang raja kembali 
menegur kebodohan
jiwa ini 



Karya Agus Maulana Nepaso



thumbnail

ANTALOGI PUISI -SEUTAS SENAR

Seutas Senar

Hari yang murung/
ketika beranjak/ dari hitam kusam//
dengan sepiring nasi bungkus/
bersaing /dengan garam//

Kubangun kembali/
dengan beberapa petik/
membagi-bagi/ tangga nada ilustrasi//

Ku tunggu di bus itu/
hanya/ keramaian sedetik//
merangkul kebahagiaan/
dari bising karbu//

satu hari penuh/
kota yang mulai istirahat//
berkeluh merenung/
sesaat pajar datang //



Karya Agus  Maulana  Nepaso 2018

thumbnail

MALAM PANJANG DALAM KEHENINGAN


Malam ini begitu panjang, entah sampai kapan malam ini akan berahir. Waktu terasa begitu lambat.... aku terdiam sendiri dalam sepinya malam di temani hujan di luar sana, nyaris tak ada kehidupan semua mata terpejam. Kecuali mataku, ada begitu banyak hal yang menggangguku. Entahlah mungkin hanya pikiranku saja yang memang membuat ku tak nyaman dengan ini semua. Kadang aku ingin diam sendiri saja, memikirkan semua hal membersihkan isi yang ada di kepalaku.
Aku merasa ada sesuatu yang hilang, merasa terisolasi dengan kehidupan luar, jenuh benar-benar jenuh. Aku hanya ingin mempunyai teman hanya sekedar untuk sharing yang bisa aku percaya dan memberi saran yang cukup membangun dan membuang rasa gundah di hatiku.
Jika saat sepi merasa hidup sendiri dan paling aneh seperti ini, aku jadi rindu sahabatku. Dia yang dulu buatku tertawa, datang saat aku benar-benar dalam keadaan terpuruk, menggangguku dengan semua ocehannya. Andai saja, semua masih terjalin dengan baik, andai saja saat itu tak ada ungkapan yang aneh, pasti semua tak akan berahir seperti ini.
Sahabatku, apakah kau sering mengunjungi halamanku, membaca semua yang aku tulis baik tentangmu atau tentang apapun. Jika kau ada saat ini di sampingku seperti dulu, aku ingin bercerita tentang banyak hal. Lama tak bertemu membuat aku merasa rindu, meski kadang kau membuatku kesal tapi terlalu banyak tingkahmu yang membuatku terkesan hingga aku tak mampu melupakanmu. Rasanya aku ingin mengucapkan banyak terimakasih atas waktu yang telah terlewati saat itu, tak ada hari yang membosankan setiap hari terasa begitu cepat berlalu. Pertemuan yang hanya seminggu sekali seperti pertemuan penting dan istimewa yang selalu ku nanti saat itu, hanya duduk bersama sambil melihat cahaya bintang dan membicarakan tentang kejam dan manisnya kehidupan cukup membuat hidupku begitu terasa ringan.
Saat ini aku merasa ingin sekali ada waktu dimana kita bertemu, aku lelah dengan semua ini. Aku butuh sahabat sepertimu, aku benar-benar rindu pada sahabat sepertimu yang mampu memahamiku, yang selalu siap siaga.
Kejadian Januari 2016 benar-benar mengubah semuanya, perasaan bercampur pilu saat itu karena sikap kekanak-kanakan kita yang satu sama lain takut kehilangan membuat semuanya hilang begitu saja. Andai saja saat itu kita tahu bahwa apa yang kita ucapkan mampu merubah segalanya mungkin aku lebih baik diam.
Kau pernah marah, begitupun aku. Apa nomor baru yang mengirim pesan dan bertanya tentang kabarku itu adalah kamu? Nomor baru?
Sahabat apa iya kamu lupa tentang semuanya? Aku disini masih berharap andai aku punya jeda dalam kehidupan yang saat ini aku jalani aku sudah pasti ingin memilih beristirahat dan mengahbiskan waktu denganmu, sekedar saling berbagi tentang penatnya hidup ini.
Hmmmm.... dulu kuhabiskan malam denganmu meski berjauhan tapi kita mampu membuat suasana seolah kita begitu terasa dekat. Jika larut malam saat gundah aku tak segan menggangumu meski lewat ponsel.
Aku saat ini merasa sendiri, aku merasa sedih kawan. Duniaku membisu tanpa hadirmu, tak ada satupun orang yang bisa aku percaya hanya sekedar untuk berbagi kehidupan. Benar katamu aku keras kepala, tapi hanya kamu yang mampu bertahan. Jika seperti ini, akupun jadi ingat ibumu..hmmm andai saat itu aku bilang iya, tapi tak ada yang perlu di sesali mungkin ini saat yang aku takutkan dulu sedang berlangsung dan terjadi. Hal yang aku takutkan hidup berjauhan, kamu pernah berkata hidup berjauhan begitu pedih, baru terasa sekarang oleh ku.
Semoga kamu di sana baik-baik saja, dengan kehidupan barumu. Iya aku tak punya nomor kontak apapun tentangmu, jikapun punya aku tak akan sebebas dulu mengganggu malammu.
Ya ampun dulu aku bebas berkata, menyampaikan semuanya kamu menampung semua ocehanku. Kini sama sekali duniaku terbatas, salah bicara bisa saja jadi malapetaka, aku merindukanmu yang tak pernah lelah mendengar ocehanku, aku merindukanmu yang selalu faham saat aku marah dan sedih. Aku merindukanmu saat ini sahabatku.... aku benar-benar ingin menceritakan bebanku.
Kadang aku merasa tak sanggup menjalani ini semua, tapi aku harus bisa. Dulu kamu pernah bilang, bahwa setelah kejadian itu kamu mengatakan bahwa aku bagian dari hidupmu dan akan menjadi bayang-bayangmu. Malah sebaliknya kamu yang menjadi bayang-bayangku, sama sekali nyaris setiap hari aku mengingatmu, ingat tentang semuanya dimana dunia tak pernah sesunyi ini, ingat bahwa aku merasa bebas untuk mengatakan semua hal terburuk yang aku alami. Aku merasa saat itu kau selalu menjadi pendengar setiaku, hingga saat ini semua telah berubah aku masih berharap kamu masih sahabatku seperti dulu.
Apa iya kamu mampu melupakanku, diantara semua manusia yang aku kenal di bumi ini, hanya kamu yang mampu memahamiku dan tahu harus bersikap apa dengan situasi dan kondisi yang aku alami.
Duniaku hening aku merasa sendiri, sahabatku andai saja masih boleh aku menyandarkan bahuku menceritakan semua beban dalam hidupku mungkin semua akan terasa ringan tak sebaerat ini, malam panjang ini ingin segera berahir. Aku ingin sebentar saja menceritakan semuanya.
Tapi aku sadar, menjauh darimu saat ini adalah hal terbaik untuk kita. Agar tidak menimbulkan kesalah fahaman dalam kehidupan baru kita yang masing-masing memiliki pendamping.
Saat semua berubah saat itu pula nyaris kehidupanku berubah drastis tak seindah dulu...
Aku butuh pendengar setia sepertimu, tapi tak mungkin
Apalagi saat ini, dulu saja selalu menimbulkan kesalah fahaman di mata orang lain tentang kita. Meski begitu cukup dalam hati aku berharap dan berkata bahwa aku ingin bertemu denganmu, kamu sahabatku yang paling hebat yang pernah hinggap dalam hidupku, kakakku yang paling mengerti dengan keadaan dan kondisi yang aku jalani, orang paling heboh dan bodoh hingga kita bisa tertawa lepas.

Aku hanya akan selalu mendoakanmu semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan menyayangimu, salam rindu dariku untuk Munding paling cerewet di dunia. Aku rindu omelanmu... aku ingin tak sebisu ini

thumbnail

SAYAP - SAYAP PATAH (CINTA MEMBUNUH DALAM SEPI)

Sayap-sayap patah melumpuhkan asa dalam dukaku
Merintih pilu dalam asaku
Menangis dan terluka sangat dalam
Tak bisa terbang menyambut mentari yang tersenyum
Tak bisa melihat dunia yang penuh dengan keindahan
Kini aku terkurung sepi dalam sedihku
Aku tak mampu terbang mengepakkan sayapku
Aku tak mampu menari di atas awan
Sayapku patah….
Aku lemah….
Duniaku gelap seolah tak sempurna lagi
Duniaku sepi seolah tak berpenghuni lagi
Tanpa kedua sayap aku tak mampu terbang lagi
Kebahagiaanku terenggut kembali
Cinta tak mungkin bisa terbang meraih mimpi
Jika salah satu sayap patah maka sisi sayap yang lain tak berarti

Maka cinta perlahan membunuh dalam sepi

thumbnail

PUISI KLASIK - PANTUN - KUMPULAN PANTUN NASIHAT

Ini dia kumpulan puisi klasik berupa pantun nasihat:





thumbnail

PUISI GALAU - SENDIRI MELAWAN WAKTU


Jiwa ini terasa sepi dalam kesendirian
Hati mulai membeku dalam gelapnya kehidupan
Perlahan layu dan mulai kesepian

Seperti terhempas badai
Terdampar di pesisir pantai yang sunyi
Seolah tak ada satupun kehidupan
Diam dan sendiri dalam tangisnya kehidupan

Betapa gersangnya jiwa ini
Betapa sepinya hati ini
Menanggung kehidupan tanpa genggaman tangan
Berdiri melawan waktu menembus kesepian

Seolah semua lari dan tak perduli
Meninggalkan duka yang tersimpan di hati
Pergi menjauh dan perlahan mulai menghilang
Seperti gelap yang menelan teraang

Raga lemah tak berdaya
Dada sesak menahan tangis
Tak ada cahaya yang dapat menerangi jiwa

Terasa sepi dan hening
Terasa pahit hingga sesakan di jiwa
Saat jiwa hampi menyerah
Hati berkata

“bertahanlah hingga menemukan titik terang”

thumbnail

PUISI CINTA - CINTA DALAM DUKA


sentuhan lembutmu yang hangat
mampu menyentuh hati hingga dasar jiwa
membuat jiwa melayang terbang tinggi
menari di atas awan hingga melesat ke langit
terukir senyuman manis dalam indahnya dunia
rona bahagia terpancar hingga melambung tinggi

hayal angan mulai bermain di jiwa
keindahanmu terbayang dan terus tersimpan di dalam pikiran
asaku bernyanyi kegirangan
bahagia ini sungguh mendamaikan jiwa

aku terus bernyanyi
dan aku terus menari
tak ada yang mampu menghentikanku
hingga aku melayang lebih tinggi lagi

lalu sosokmu berdiri tepat di hadapanku
dan mulai berkata hal yang tak mungkin aku dengar
kau rontokan jiwa ini hinga jatuh ke dasar bumi
menjatuhkan semua harapan dan impian yang telah terukir
harapan ini mulai hilang dan mati

kau sentuh hatiku
lalu kau robek hati dan asaku
perlahan sosokmu mulai menghilang
menyimpan luka yang akan terus aku kenang

pergilah…..menjauhlah….!

tangis ini tak perlu kau dengan

thumbnail

BADAI HEMPASKAN JIWA DALAM ASA - PUISI


Hilang terkikis waktu
Lemah tak berdaya melawan arus
Terdiam dan berdiri di tengah gelombang di samudera
Terhempas, terlempar, dan terbaring lemah dalam duka
Dalam dada begitu sesak
Tak ada kobaran api penuh perjuangan
Semuanya padam termakan dalam kegelisahan
Tertungkup dan tak mampu untuk bangkit
Deraian air mata, mengikis jiwa
Luka-luka dalam tubuh merontokan asa
Diam dalam isak tangis
Diam dalam masa penuh duka
Tatapan mata kosong begitu tajam menatap ke tengah samudera
Ingin rasanya berlayar kembali
Dan temukan tepian penuh keindahan
Tapi badai kehidupan dan gelombang hempaskan jiwa
Tak ada perahu yang bisa ku dayuh
Hancur
Harapan kian menghilang
Gelap sudah, hancur sudah dalam asa
Tangisan, jeritan tak mampu sembuhkan luka
Salah siapa?
Raga tak berdaya untuk berdiri
Salah siapa?
Batin terluka dalam ke dasar samudera
Dan salah siapa?
Jiwa serasa melayang dan mati rasa
Aku jatuh
Aku terpuruk sepi
Aku….bagai ranting kering yang mudah rapuh
Salahku tak mampu bangkit dalam pedihnya jiwa
Tolong….
Tolong aku
Bebaskan dalam duka yang tak mampu ku tahan
Tolong katakana padaku
Bahwa aku masih punya perahu untuk ku dayuh
Bahwa aku masih bisa berlayar ke tengah samudera
Temukan hidupku
Tamukan mimpiku
Dan temukan apa yang tak pernah aku temukan


thumbnail

SATU JIWA YANG TELAH MENGHILANG - PUISI


Dalam sepinya malam
Tak sanggup untuk memejamkan mata
Tertatih dan merintih dalam duka
Genggaman itu hilang
Bahagia itu lenyap

thumbnail

KESUNYIAN JIWA - PUISI


Kering dan layu
Terjatuh menuju ke dasar yang paling dalam
Kesunyian jiwa mengisi kekosongan hati
Terdiam dalam ruang tak berpenghuni
Diam…. kemudian tetesan air mata terjatuh
Melihat keluar kehidupan dunia
Ceritanya teramat pahit

thumbnail

DALAM GERSANGNYA JIWA - PUISI CINTA


Hembusan angin saat itu begitu damai
Menyejukan dan mendamaikan jiwa
Melambaikan kegembiraan
Menebarkan senyum dan keindahan dalam damainya jiwa
Hembusan angin itu kian menghilang

thumbnail

TAK SEPERTI SAAT ITU (MASA ITU)

Damai dunia saat itu
Saat hangat nya udara menyapa jiwa
Saat sejuknya pagi tersenyum bersama mentari
Saat itu dunia seolah menari dalam alunan kehidupan
Tak ada keindahan lain yang bisa menandinginya
Tapi kini…

thumbnail

SEPI JIWA

Jiwaku sepi
Asaku melayang jauh
Aku sendiri disini
Aku ya aku
Terdiam dalam kebingungan
Adakah waktu akan mempertumakanku pada satu masa
Masa yang mengenalkanku akan kehangatan hati
Sepi melompong saat ini
Rasanya jiwa hampir berkarat menahan pilu dalam kesendirian
Luntur sudah semangatku
Sesaat seperti kepala terbanting ke tanah
Raga yang terinjak-injak mereka yang hidup
Jiwaku saat ini seolah mati tak berdaya
Sudahlah...
Bangkitlah...
Hidup masih bisa bangkit
Jika aku mau berdiri
Selama masih ada sisa sisa harapan

Masih bisa mengobarkan api kemenangan

thumbnail

NELANGSA HATI

Nelangsa hatiku...
Hanya bisa diam tanpa berbuat
Sedih rasanya....
Ketika rindu menggebu
Rasa amarah yang dulu ada tercampur pilu karena menahan rindu
Kau yang ada di sana
Adakah kau sekali saja mersakan hal yang sama?
Perjalanan panjang yang sia-sia
Harapan sirna seketika
Pergulatan waktu yang amat panjang
Dalam lelah aku diam dalam senyum kepastian
Ku tunggu mimpi kita hingga menjadi nyata
Namun sia-sia
Terhapus sudah karena kebodohan ku dan keegoisanmu
Aku bodoh karena terlalu percaya hingga menunggu lama
Dan kau egois hanya ingin bahagia tanpa pedulikanku
Ya sudah, barangkali ini memang jalan kita
Berjalan bersama
Namun ke arah yang berbeda
Kita takkan pernah jadi satu.......


thumbnail

Kesedihanku

Bayang itu..kian pergi dan menghilang
Terlepas dari genggaman yang aku pertahankan
Kau memaksa untuk pergi
Kau memaksa untuk tetap berlari
Aku...enggan melepasmu
Tapi apa daya...kau hapus rasa yang pernah ada
Kau sengaja berlalu dan tak kembali
Janji manismu hilang berasama bayangmu
Harapan ku hilang bersama dengan kepergianmu
Asa ku merintih pilu
Jiwaku terjatuh ke dalam asa yang paling hancur
Duniaku sunyi senyap seakan pupus semua semanggatku
Kasih...meski kau jauh
Meski aku sakit dan pilu disini
Jika ini bahagiamu...aku berusaha menerima meski ku tak mampu

.comment-content a {display: none;}