Laba-laba merupakan salah satu hewan yang tertulis dalam Alquran.
Kata al-‘Ankabut merupakan nama salah satu surat di dalam
al-Quran, yaitu Surah al-‘Ankabut ( Surah ke 29), yang terdiri dari 69 ayat.
Meskipun al-‘Ankabut merupakan nama surat, kata al-‘Ankabut itu sendiri hanya
ditemukan dua kali di dalam Alquran, yaitu pada Surah al-‘Ankabut (29)
Pelajaran yang bisa di
ambil dari kehidupan laba-laba
Jaring laba-laba selalu terkena panas, dingin, angin, dan hujan.
Sebenarnya, jaring itu tidak melindungi laba-laba dari apa pun. Fungsi utamanya
adalah menangkap serangga lain untuk dimakan oleh laba-laba dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Inilah mekanisme yang paling tidak stabil
dan tidak aman. Setiap orang yang
meyakini bahwa ia sudah merasa tenang dengan berbagai kebiasaan budayanya, yang
tidak sesuai dengan firman Tuhan, berarti berpegang pada premis yang sama
lemahnya dengan jaring laba-laba.
Keterikatan, ketakutan, dan berbagai kebiasaan seseorang sama
rapuhnya dengan pikiran yang melahirkannya. Tempat perlindungan terakhir adalah
bersama Allah. Manusia berlindung kepada
Allah jika ia mencari pengetahuan tentang Tuhan Yang Maha benar dengan
menyadari bahwa segala sesuatu selain Allah bersifat relatif dan tidak memuaskan
seperti rumah laba-laba, ketika hujan turun, jaring itu akan menjadi berat dan
terkoyak.
Dengan berlindung kepada Allah, manusia meninggalkan apa yang
relatif dan tidak aman, serta dapat mengarahkan dirinya kepada sumber segala
sesuatu. Ia berlindung dari kebodohan dengan pengetahuan tentang Allah. Semakin
dekat ia dengan pengetahuan itu, semakin ia menemukan relativitas segala
sesuatu. Kemampuan membedakan dan
kebijaksanaan memungkinkan dirinya menangani dengan lebih tepat hukum-hukum yang
mengatur kehidupan. Ia mendapati bahwa hukum-hukum itu mudah ditangani dan,
karenanya, menghadapi kesulitan paling sedikit dalam kehidupan ini.
Cara termudah untuk mengenali hukum-hukum kehidupan itu adalah
berusaha keluar dari keterikatan emosional dari apa yang ada dalam jaring
seseorang. Jaring adalah segala sesuatu
yang ditenun oleh seseorang yang dianggap penting dalam hatinya. Jika ia
meninggalkan semuanya itu, maka hatinya akan terbebas dari segala ilusi. Fungsi
hati bersifat alami dan sesuai dengan fitrah. Seseorang yang terlalu terikat
dengan suatu tempat atau situasi juga akan merasakan bahwa hatinya seolah-olah
telah diambil darinya dengan paksa. Ini hanyalah imajinasinya belaka.laba-laba
akan meninggalkan jaring yang telah terkoyak dan memintal jaring lainnya tanpa
kesulitan. Manusia biasanya duduk dan menangis serta mengutuki nasib buruknya.
Akan tetapi, ia dianugerahi fakultas kesadaran tambahan. Dengan fakultas
tambahan ini, ia bisa menyadari bahwa ia sedang menderita. la sadar akan kesadarannya.
Jika ia tenggelam dalam kesadaran murninya, maka ia pun tinggal bersama sumber
sejati.
Dari berbagai hadis, kita mengetahui bahwa merenung selama satu
jam lebih baik ketimbang ibadah tujuh puluh tahun. Merenungkan penciptaan
adalah salah satu tindakan tertinggi yang dapat dilakukan seseorang dalam
kehidupan ini. Salat, puasa, dan semua pilar transaksi dalam kehidupan
sangatlah bermanfaat sama seperti halnya struktur dan fondasi suatu mmah
bermanfaat bagi penghuninya. Tinggal dengan nyaman dalam sebuah rumah merupakan
tujuan paling utama yang hanya bisa dicapai dengan renungan yang mendalam. Waktu terbaik bagi seseorang untuk merenung
adalah ketika ia telah tersentak, ketika jaring seseorang telah koyak oleh
derita berupa hilangnya tempat bergantung.
ARTIKEL TERKAIT:
KLASIFIKASI ILMIAH DAN SISTEM REPRODUKSI PADA LABA-LABA
KEANEKA RAGAMAN JENIS LABA - LABA
0 komentar:
Post a Comment