Pernah menonton film India Taare
Zamen Paar? seorang anak yang kesulitan dalam membaca. Semua hurup yang di
lihatnya terbalik dan tidak bisa membedakan susunan angka urutan terbesar atau
terkecil. Anak tersebut di anggap bodoh karena beberapa kali tidak naik kelas,
sampai suatu hari anak tersebut di sekolahkan di sebuah asrama yang jauh dari
rumahnya. Untunglah bertemu dengan guru yang tepat, dengan penanganan yang
tepat anak tersebut dapat mengatasi kesulitan dalam membaca. Disleksia bukanlah
kategori idiot tetapi hanya memiliki kesulitan, namun setiap anak terlahir unik
dan memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan luar biasa. Nah tahukah anda
pengertian disleksia? Gejala dan penyebabnya? Berikut akan di bahas tentang
disleksia.
Disleksia adalah sebuah
gangguan dalam perkembangan baca-tulis yang umumnya terjadi pada anak menginjak
usia 7 hingga 8 tahun. Ditandai
dengan kesulitan belajar membaca dengan lancar dan kesulitan dalam memahami
meskipun normal atau diatas rata-rata
3 aspek kognitif
penderita disleksia:
Pendengaran,
Penglihatan,
dan Perhatian.
Disleksia mempengaruhi perkembangan bahasa seseorang.
Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang
untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam
berbagai macam urutan, termasuk dari atas ke bawah, kiri dan kanan, dan sulit
menerima perintah yang seharusnya dilanjutkan ke memori pada otak. Hal ini yang
sering menyebabkan penderita disleksia dianggap tidak konsentrasi dalam
beberapa hal. Dalam kasus lain, ditemukan pula bahwa penderita tidak dapat
menjawab pertanyaan yang seperti uraian, panjang lebar.
Dua Tipe Disleksia:
developmental dyslexsia
aquired dyslexsia
Beberapa penelitian menyebutkan
bahwa penyakit ini berkaitan dengan disfungsi daerah abu-abu pada otak. Disfungsi tersebut berhubungan dengan perubahan
konektivitas di area fonologis (membaca). Beberapa tanda-tanda awal disleksia
bawaan adalah telat berbicara, artikulasi tidak jelas dan terbalik-balik,
kesulitan mempelajari bentuk dan bunyi huruf-huruf, bingung antara konsep ruang
dan waktu, serta kesulitan mencerna instruksi verbal, cepat, dan berurutan.
Pada usia sekolah, umumnya penderita disleksia dapat mengalami kesulitan
menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan membaca, kesulitan memegang alat
tulis dengan baik, dan kesulitan dalam menerima.
Tanda-Tanda Gejala
Awal Yang Dapat Didiagnosa:
keterlambatan
dalam berkomunikasi (pengucapan),
huruf terbalik
satu sama lain atau menulis seperti dalam bayangan cermin,
kesulitan dalam
memahami arah kiri ke kanan atau sebaliknya,
dan mudah
terganggu dengan kejadian dimasa lampau.
Umur anak-anak penderita disleksia di sekolah bisa berbeda
satu sama lain. Gejala-gejala dapat termasuk kesulitan mengidentifikasi atau
menghasilkan kata-kata berima, atau menghitung suku kata dalam kata-kata
(kesadaran fonologi).
Penyebab
disleksia:
kerangka/anatomi
saraf,
faktor
keturunan/genetik,
pengaruh interaksi
lingkungan.
Pengarahan serta pengajaran yang tepat akan membuahkan hasil.
Kepedulian menjadi kunci dari keberhasilan belajar anak penderita disleksia.
Setiap anak itu unik, memiliki bakat tersendiri. Anak penderita disleksia
bukanlah anak yang idiot, malas belajar, atau tidak mau belajar. Akan tetapi
memang mereka mengalami kesulitan dalam belajarnya. Karena setiap pemahaman
setiap anak tidaklah sama. Tolak ukurnya tidak dapat dilihat dari perbandingan.
Orang tua dan guru menjadi pemeran utama dalam mendidik anak penderita
disleksia. Mereka bukan untuk dijauhi tapi untuk didekati.
0 komentar:
Post a Comment