Home » , » LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN DENGAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PUISI BERORIENTASI GAYA BAHASA DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VIII SMP PASUNDAN 1 BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN DENGAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PUISI BERORIENTASI GAYA BAHASA DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VIII SMP PASUNDAN 1 BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020




HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS



1.    Judul Penelitian





2.    Identitas Peneliti
a.    Nama Lengkap
b.    NIM
c.    Bidang Studi
d.   Alamat
e.    No. HP
f.     Email
g.    LPTK
3.    Lama Penelitian
4.    Lokasi Penelitian
: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PUISI BERORIENTASI GAYA BAHASA  DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS VIII-B SMP PASUNDAN 1 BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2019/2020


: Indra Hadiat Permana, S.Pd
: 19021215610297
: Bahasa Indonesia
:  Kp. Sepatnunggal Rt 003 Rw 009
:  -
: Indrappg6@gmail.com
: Universitas Pasundan
: Tujuh Minggu
: SMP Pasundan 1 Bandung

Bandung, November 2019
Peneliti.


Indra Hadiat Permana. S.Pd.
NIM. 19021215610297

Menyetujui,

         Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)


Meiti Suratiningsih, M.Pd.
            NIPY. 15110769
            Guru Pamong PPL


            Sumiarsa, S.Pd.
            GTY. 102.1060

                          Mengetahui,
                      Koordinator PPG
                       Universitas Pasundan



                                     Dr. H. Dadang Iskandar, M.Pd.
                            NIP. 195906201983031001





ABSTRAK

Indra Hadiat Permana. 2019. Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Puisi Berorientasi Gaya Bahasa  Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learnig Pada Kelas VIII SMP  Pasundan 1 Bandung.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, beliau  juga mengemukakan masih ada beberapa faktor yang menjadi kendala lain  dalam penulisan puisi yaitu  pembelajaran menulis puisi hanya dilakukan dengan teori sesuai dengan buku paket. Pendidik menjelaskan materi tentang menulis puisi kemudian memberi tugas kepada peserta didik untuk langsung praktik menulis puisi. Akibatnya peserta didik terkesan pasif, diam dan hanya mendengarkan apa yang disampikan  oleh pendidik.
Sejalan dengan pernyataan itu, bahwa kemampuan peserta didik mengenai materi  menulis teks  puisi  berkaitan dengan kompetensi dasar menyajikan teks puisi masih berada di bawah Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) sebesar 70  Data hasil belajar peserta didik kelas VIII B tahun pelajaran 2019/2020 pada kemampuan menulis teks puisi  dari 34  peserta didik hanya 15 peserta didik (50 %) yang sudah mencapai Ketuntasan Belajar Minimal (KBM)
Salah satu model pembelajaran yang tepat dan dapat menumbuhkan minat

peserta didik dalam pembelajaran Menulis  teks Puisi  berorientasi gaya bahasa  yaitu menggunakan  model pembelajaran  discovery learning. Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, penulis memperoleh gambaran bahwa model pembelajaran Discovery Learning dapat memberikan hasil positif dan dapat meningkatkan kemampuan menulis teks puisi berorientasi gaya bahasa  dan Keberhasilan tersebut dibuktikan dengan peningkatan proses aktivitas peserta didik  dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan. Pada siklus kesatu, nilai hasil belajar peserta didik dalam menulis teks puisi berorientasi gaya bahasa   hanya mencapai rata-rata 65,03  Pada siklus pertama, peserta didik yang telah mencapai Kriteria Batas Minimal (KBM) sebesar 70 sebanyak 12 orang (35,29%)   dan sebanyak 22 orang  ( 64,71%) belum mencapai KBM. Pada siklus kedua, nilai hasil belajar peserta didik dalam menulis teks puisi  hanya mencapai rata-mencapai rata-rata 75,18. Pada siklus kedua, peserta didik yang telah mencapai Kriteria Batas Minimal (KBM) sebesar 70 sebanyak 25 orang  ( 73,53%)  dan sebanyak 9  orang  ( 26,47%) belum mencapai KBM. Pada siklus ketiga, semua peserta didik telah mencapai KBM sebesar 70.
Peningkatan nilai hasil belajar peserta didik tersebut sebagai dampak peningkatan nilai proses aktivitas  belajar peserta didik. Pada siklus pertama, rata-rata proses belajar peserta didik mencapai nilai 2,14 siklus kedua 3,00 pada kriteria baik, dan siklus ketiga 3,80 pada kriteria sangat baik. Data tersebut menunjukkan bahwa proses belajar peserta didik dalam menulis teks puisi berorientasi gaya bahasa   mengalami peningkatan.
Data di atas menunjukkan bahwa hipotesis penelitian dapat diterima. Artinya, model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar menulis teks puisi berorientasi gaya bahasa  pada peserta didik kelas VIII B SMP Pasundan 1 Bandung tahun pelajaran 2019/2020.



Kata Kunci   :    Pembelajaran, Menulis Teks Puisi, Discovery Learning
ABSTRACT

The senses hadiat permana .2019 .To enhance the ability write the text of poetry more long term perspectives which style in language by the use of rode for discovery learning model learnig to that class of viii junior high school 1 pasundan garbage generated by bandung residents
Based on interviews has been done, he also suggested there were several factors that into other obstacles in writing a poem that is learning to write poetry just done with the theory in accordance with textbooks.Educator explained the materials about writing poetry and given the assignment to direct students to write a poem. practicesAs a result students passive, impressed shut up and just listen to what disampikan by educators
In line with the statement , that their performance students write the text of a poem about material relating to the competence of the present text poetry are still under ketuntasan ( ) of teaching and learning at least 70 students learning outcomes data viii b class a year 2019 / 2020 in the write the text of a poem of 34 students only 15 students ( % ) 50 has reached at least ( ketuntasan teaching and learning
One of the right kind of classroom and can foster the students interest in learning wrote the text poetry oriented style in language that is using discovery learning. Model Based Learning  on the data processing, research writers get a description that kind of classroom discovery learning can give positive results and will raise the ability to write the text poetry oriented style in language and these successes evidenced by the increase in the process of the activity of students and the outcomes of learning to be implemented.At one point, cycle the value of learning outcomes students in writing the text of poetry oriented style in language only reached rata-rata 65,03 on, first cycle students have reached the criteria for minimum limit of kbm ( ) 70 12 amounting to as many as people ( 35,29 % ) and as many as people 22 ( 64,71 % ) kbm. have not reached
In the second, learning students scores in writing text poem rata-mencapai 75,18. only reached an average ofIn the second, students have reached the criteria of teaching and at least ( ) 70 25 ( 73,53 % as many as people with the ) 9 ( 26,47 % ) kbm. have not reachedIn the third, all students have reached 70. of teaching
increase in value study results the students as a result increase in value learning process of activity students .At first cycle , rata-rata learning learners reached the second 2,14 cycle 3,00 to a criterion good , and third cycle 3,80 to a criterion very good .The data indicates that students learning in writing text poetry oriented style of language increased
The above data indicates that hypothesis research acceptable .This means that , learning model discovery learning can improve learning outcomes write the text of a poem oriented style of language students viii b class in junior high school a year  pasundan 1 bandung 2019 / 2020




                                                     KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur Peneliti  sampaikan kehadirat Allah Swt, karena limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga peneliti  dapat menyelesaikan Penelitian  Tindakan Kelas  yang berjudul Peningkatkan  Kemampuan Menulis  Teks Puisi  Berorientasi  Gaya Bahasa  Dengan  Model Discovery Learning di  Kelas VIII SMP Pasundan 1 Bandung Tahun Pelajaran 2019-2020”.
Penelitian tindakan kelas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan (PPGDJ) yang dilaksanakan di Universitas Pasundan Bandung dan Penelitian ini juga dimaksudkan sebagai satuan  sistem pembelajaran peneliti supaya lebih baik lagi dalam mengajar
            Dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti  banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu Peneliti mengucapkan terima kasih  dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga Penelitian ini selesai.
 Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin  dapat menyelesaikan Penelitian  Penelitian Tindakan Kelas ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti  ingin mengucapkan terima kasih kepada
1.    Drs, H.Uus Toharudin, M,Pd sebagai Dekan FKIP Universitas Pasundan;
2.    Dr. H. Dadang Iskandar, M.Pd. sebagai Ketua Pendidikan  Profesi Guru  Universitas Pasundan
3.     Dr. Titin Nurhayatin, M.Pd, sebagai penanggung jawab kelas PPG Program Studi pendidikan  bahasa Indonesia FKIP Universitas Pasundan
4.    Para Instruktur PPG Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Pasundan.
5.    Bapak Sumiarsa, S.Pd sebagai Guru pamong  SMP Pasundan  yang telah memberikan kepercayaan, ide, saran, arahan, bimbingan, serta bekal ilmu pengajaran.
6.    Para guru dan karyawan di SMP Pasundan 1 Bandung yang telah memberikan kepercayaan, ide, saran, arahan, bimbingan, serta bekal ilmu pengajaran.
7.    Dewi sintiani, Lina nurhidayah, dan imas permasih  S.Pd selaku rekan PPL (dan rekan-rekan PPG Bahasa Indonesia Angkatan V yang turut memberikan dukungan, saran, inspirasi, motivasi dan solidaritasnya sehingga terbentuknya kebersamaan di antara kita.
8.    Semua peserta didik SMP Pasundan 1, khususnya kelas VIII A, B,dan I terima kasih atas kerjasamanya selama ini.
9.    Kedua orang tua, dan istriku tercinta  yang telah banyak memberikan inspirasi, motivasi dan berbagai bantuan lainnya.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada Peneliti mendapatkan balasan yang selayaknya dari Tuhan Yang Maha Esa. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan penelitian tindakan  ini masih terdapat kekurangan-kekurangan sehingga sudilah kiranya apabila ada yang memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan Penelitian mendatang.
Akhirnya Peneliti berharap semoga apa yang disajikan dalam penyusunan penelitian tindakan kelas ini memberikan manfaat kepada berbagai pihak pada umumnya dan Peneliti khususnya.
Wasalamualikum Wr.wb
        

                                                                
    DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK .......................................................................................      i
KATA PENGANTAR.....................................................................      ii
DAFTAR ISI ...................................................................................      iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................      v
DAFTAR TABEL............................................................................      vi
DAFTAR GRAFIK ........................................................................      vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... .     1
A.  Latar Belakang .............................................................................      1
B.  Perumusan Masalah ......................................................................      2
C.  Tujuan Penelitian...........................................................................      3
D.  Manfaat Penelitian.........................................................................     3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................      5
A. Kajian Teoretis ..............................................................................    5
B. Tinjauan Umum  ...........................................................................    15
C. Kerangka Berpikir .........................................................................    15
D. Hipotesis dan Tindakan ................................................................     17

BAB III METODE PENELITIAN ...............................................      18
A. Jenis Penelitian..............................................................................      18
B. Subjek Penelitian ..........................................................................      20
C. Tempat dan Waktu .......................................................................      20
D. Desain Penelitian ..........................................................................      20
E. Instrumen Penelitian .....................................................................      21
F. Teknik Analisis Data......................................................................      22
G. Indikator Keberhasilan..................................................................      23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............      24
A. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................    24
B. Pembahasan Umum ......................................................................      47

BAB V PENUTUP
A. Simpulan .......................................................................................      50
B. Saran .............................................................................................      50
DAFTAR PUSTAKA



DAFTAR GAMBAR

GAMBAR I : Kerangka Berfikir.......................................................      16
GAMBAR II : Bagan Rancangan PTK.............................................      21


DAFTAR TABEL

TABEL  1  :  Kriteria Keberhasilan Pembelajaran  ............................      22
TABEL II  : Analisis Proses  Aktivitas  Siklus I................................      27
TABEL III : Analisis Hasil Peneliti Teks Puisi  Siklus I....................      31
TABEL IV : Analis Proses Aktivitas Siklus II..................................      35
TABEL V   : Anaslis Hasil Menulis Teks Puisi Siklus II...................      38
TABEL VI  : Analis Proses Aktivitas Siklus III................................      43
TABEL VII : Anaslis Hasil Menulis Teks Puisi Siklus II..................      46


 BAB   I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
            Pembelajaran menulis puisi di sekolah sangat penting dan bermanfaat bagi peserta didik karena dapat menstimulus otak sehingga peserta didik mampu berfikir kreatif dan simpatik terhadap lingkungan disekitarnya. Namun dalam kenyataannya, banyak peserta didik cenderung menghindari pembelajaran menulis puisi. Mereka menganggap bahwa kegiatan menulis puisi adalah kegiatan yang sulit seperti yang terjadi di SMP Pasundan 1 Bandung
Berdasarkan hasil observasi awal Pada  Kelas VIII SMP Pasundan 1 Bandung  diperoleh informasi bahwa kemampuan Pendidik  dalam  menerapkan pembelajaran menulis puisi masih rendah. Hal tersebut  disebabkan  oleh   metode yang diterapkan  pendidik hanya menggunakan  metode ceramah  saja  dan   belum melibatkan peserta didik  secara aktif. dalam proses membelajaran berlangsung Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, beliau  juga mengemukakan masih ada beberapa faktor yang menjadi kendala lain  dalam penulisan puisi yaitu  pembelajaran menulis puisi hanya dilakukan dengan teori sesuai dengan buku paket. Pendidik menjelaskan materi tentang menulis puisi kemudian memberi tugas kepada peserta didik untuk langsung praktik menulis puisi. Akibatnya peserta didik terkesan pasif, diam dan hanya mendengarkan apa yang disampikan  oleh pendidik.
Sejalan dengan pernyataan itu, bahwa kemampuan peserta didik mengenai materi  menulis teks  puisi  berkaitan dengan kompetensi dasar menyajikan teks puisi masih berada di bawah Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) sebesar 70  Data hasil belajar peserta didik kelas VIII B  tahun pelajaran 2018/2019 pada kemampuan menulis teks puisi  dari 30 peserta didik hanya 15 peserta didik (50 %) yang sudah mencapai Ketuntasan Belajar Minimal (KBM)


Salah satu model pembelajaran yang tepat dan dapat menumbuhkan minat


peserta didik dalam pembelajaran Menulis  teks Puisi  berorientasi gaya bahasa  yaitu menggunakan  model pembelajaran  discovery learning




Model pembelajaran discovery learning dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada perserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi  Selain itu strategi ini dapat merangsang keterampilan-keterampilan yang diharapkan. Tujuan utama dari model pembelajaran discovery learning  adalah untuk meningkatkan daya pikir, membangun motivasi dari dalam dan luar, belajar caranya menemukan, dan mengembangkan pemikiran (Phan, dalam Suminar dan Rini, 2016).
Model discovery learning menekankan pada keaktifan Peserta didik proses belajar mengajar yang selama ini pasif berubah menjadi aktif dan kreatif. Peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan konsep, prinsip atau jawaban dari sesuatu yang dijadikan masalah, ada enam prosedur yang harus dilakukan, yaitu stimulation(stimulasi/pemberian rangsangan), problem statement(identifikasi masalah), data collection(pengumpulan data), data processing (mengolah data), verification (pembuktian), dan generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
(Syah dalam Kemendikbud, 2013:9—11). Model pembelajaran discovery learning memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1)   Menambah pengalaman Peserta didik dalam belajar,
2)   Memberikan kesempatan kepada Peserta didik untuk lebih dekat lagi dengan sumber pengetahuan selain buku,
3)   Menggali kreatifitas Peserta didik,
4)   mampu meningkatkan rasa percaya diri pada Peserta didik, dan
5)   meningkatkan kerja sama antar Peserta didik (Putrayasa dkk, 2014)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah:
1.    Apakah menerapkan model pembelajaran Discovery Learning meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran  menulis teks puisi di kelas VIII SMP Pasundan 1 Bandung tahun pelajaran 2019/2020?
2.    Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan prestasi peserta didik dalam menulis teks puisi di kelas VIII SMP Pasundan 1 Bandung tahun pelajaran 2019/2020?

C.  Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
 1. mendeskripsikan  keaktivan   peserta didik dalam   peningkatan  Pembelajaran menulis teks puisi berorientasi pada gaya bahasa   dengan menggunakan model pembelajaran  discovery learning  di kelas  VIII SMP Negeri 1 Bandung tahun pelajaran 2019/2020.
2. mendeskripsikan  penerapan model pembelajaran  discovery learning  dengan pembelajaran menulis teks puisi berorientasi pada gaya bahasa di kelas  VIII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Pelajaran 2019/2020

D.   Manfaat Penelitian  
Penelitian ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoretis maupun secara praktis.
1.  Manfaat Teoretis
a)      Menemukan teori atau pengetahuan tentang menulis teks puisi dengan penerapan  model pembelajaran Discovery learning
b)      Sebagai dasar penelitian selanjutnya. 
Penelitian ini diharapkan dapat menunjang dan mengembangkan teori-teori pembelajaran yang sudah ada dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery learning
2.      Manfaat Praktis
a)      Pendidik
Memberikan gambaran pada pendidik tentang penerapan model pembelajaran Discovery learning  untuk meningkatkan kemampuan menulis teks puisi berorientasi pada gaya bahasa
b)      Peserta Didik
     Meningkatkan kemampuan menulis teks puisi  berorientasi pada  gaya bahasa dengan model pembelajaran discovery learning
   Mengembangkan, melatih, dan meningkatkan kemampuan pendidik  dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik dan peningkatan kualitas sekolah.


 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Kajian Teoretis
1.        Pengertian Menulis
            Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Banyak para ahli mengungkapkan berbagai pandangan tentang pengertian  menulis. Akhadiah (1999: 3) menandang  menulis adalah sebuah proses yaitu proses penuangan gagasan atau ide ke dalam bahasa tulis.dalam praktiknya, proses menulis diwujudkan dalam  beberapa tahapan yang merupakan satu sistem yang utuh.  Berdasar pada pendapat di atas dapat diambil simpulan bahwa menulis merupakan proses untuk menghasilkan sasuatu yaitu tulisan. Tulisan yang dibuat merupakan ekspresi dari penulisnya.
Dengan demikian menulis adalah suatu proses penuangan gagasan atau ide dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan dalam pembelajaran Bahasa. Oleh karena itu, melalui kegiatan menulis diharapkan Peserta didik  mampu menuangkan ide-ide kreatifnya. Ide-ide kreatif tersebut dapat berupa: puisi, cerpen, artikel dan karya ilmiah lainnya.

2. Pengertian Puisi
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan –poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, pendidik , orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
            Hasanuddin (2002:5) menyatakan ″Puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif penyair yang masih abstrak dikonkretkan, untuk mengkonkretkan peristiwa-peristiwa yang telah ada di dalam fikiran dan perasaan penyair, dan puisi merupakan sarananya ″.
            Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa puisi itu merupakan aspek bunyi yang berbentuk imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang akhirnya dituangkan dalam bentuk tulisan dengan memperhatikan unsur pembangun teks puisi yaitu unsur fisik dan unsur batin.

3. Unsur Pembangun Teks Puisi 
Unsur puisi menurut Walyuo adalah sebuah unsur yang terdiri dari unsur-unsur pembangun. Unsur-unsur pembangun ini saling berkaitan satu sama lain. Puisi terdiri atas dua unsur pokok yakni unsur fisik dan unsur batin.

a)  Unsur Batin Puisi
Perasaan yang diutarakan dan yang disampaikan oleh para penyair dan pembuat puisi dinamakan sebagai unsur puisi (Waluyo, 1991). Unsur batin puisi secara utuh yang merupakan wacana teks puisi yang mengandung makna atau arti yang dapat kita rasakan dengan menghayati unsur unsur puisi ini. Unsur batin  teks puisi terdiri atas  4 bagian yang tidak terpisahkan tapi dapat dibedakan, yaitu : tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), amanat (intention) (Waluyo, 1991:180-181).

1) Tema
Tema sering diartikan sebagai ide dasar dari puisi atau semua bentuk karya.Tema menjadi inti dari keseluruhan makna dalam suatu puisi. Munculnya tema dalam puisi tertentu dalam pikiran penyair akan memberikan dorongan yang kuat untuk menghasilkan karya puisi yang sesuai tema yang kuat untuk menghasilkan karya puisi yang sesuai tema tersebut. Misalnya, ketika muncul ide atau gagasan yang kuat berupa hubungan antara penyair dan tuhan, maka puisinya akan bertema ketuhanan. Begitu pula ketika muncul ide atau gagasan yang berkaitan dengan persoalan sosial, maka puisi nya akan bertema kritik sosial.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa unsur puisi berupa tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh sang penyair yang terdapat dalam puisinya.

2)    Perasaan Penyair (Feeling)
Pengertian perasaan (feeling) sebagai unsur puisi adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan yang ditampilkan. Menurut Waluyo (1991:121) perasaan penyair dalam puisinya dapat dikenal melalui penggunaan ungkapan-ungkapan  yang digunakan dalam puisinya karena dalam menciptakan puisi suasana
hati penyair juga ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca. Sesuai dengan pendapat Tarigan (1984:11) bahwa rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terkandung dalam puisinya.

3)  Nada dan Suasana
Pengertian nada sebagai unsur unsur puisi menurut Tarigan (1984:17) nada adalah sikap sang penyair terhadap pembacanya atau dengan kata lain sikap sang penyair terhadap para penikmat karyanya, seperti, merenungkan, menertawai, memaharahi, menyindir, menasihati, mengpendidik i, menasehati, mengejek, dan lain-lain.

4. ) Amanat (Pesan)
Pengertian amanat atau pesan sebagai unsur unsur puisi adalah maksud yang hendak disampaikan atau imbauan, pesan, tujuan yang hendak disampaikan penyair melalui puisinya.. Oleh karena itu, puisi selalu ingin mengandung amanat (pesan). Walaupun menurut Waluyo (1991:130) dalam banyak puisi, para penyair tidak secara khusus dan sengaja mencantumkan amanat dalam puisinya. amanat tersirat di balik kata dan juga di balik tema yang diungkapkan penyair

b.  Unsur Fisik Puisi
       Menurut Waluyo (1991:71) bahwa unsur fisik puisi adalah unsur pembangun puisi dari luar. Puisi disusun dari kata dengan bahasa yang indah dan bermakna yang dituliskan dalam bentuk bait-bait. Unsur unsur fisik puisi terdiri atas diksi/pilihan kata, imaji atau imajinasi, kata konkret, majas, rima/ritme dan tipografi

1)        Diksi atau Pilihan Kata
       Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Dengan diksi yang tepat dan benar, ekspresi ekspresi jiwa penyair dapat “terlihat” oleh para pembaca bahwa oleh para pembaca pemula yang membaca puisi tersebut. Penyair puisi juga ingin mempertimbangkan perbedaan arti yang sekecil-kecilnya dengan cermat.
Dengan uraian singkat diatas, ditegaskan kembali betapa pentingnya diksi bagi suatu puisi. Tarigan (1984:30) menjelaskan bahwa dengan pilihan kata yang tepat dapat mencerminkan ruang, waktu, falsafah, amanat, efek, nada suatu puisi dengan benar

2) Citraan /Pengimajian
Pengertian Imaji adalah unsur unsur puisi yang memberikan gambaran dalam sebuah puisi, baik yang menyentuh indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan sebagainya. Tujuan dari penggambaran agar pembaca puisi dapat dibawa memasuki pengalaman yang diungkapkan penyair. Pembaca puisi dapat ikut merasakan dan mengalami serta diajak secara lebih jelas.
Dalam puisi kita kenal bermacam-macam (gambaran angan) yang dihasilkan oleh indera pengihatan, pendengaran, pengecapan, rabaan, penciuman, pemikiran dan gerakan. Selanjutnya terdapat juga imaji penglihatan (visual), imaji pendengaran (auditif) dan imaji cita rasa (taktil) (Waluyo, 1991:79).

3) Kata Konkret
Menurut Tardigan (1984:32) para penikmat sastra akan menganggap bahwa mereka benar-benar  melihat, mendengar, merasakan, dan mengalami segala sesuatu yang dialami oleh sang penyair puisi tersebut.  Pengertian kata konkret sebagai unsur unsur puisi adalah kata kata yang dapat ditangkap dengan indera manusia sehingga kata tersebut dinilai tepat dan memberikan arti yang sesungguhnya. Dengan menggunakan kata konkret.

4)   Majas atau Bahasa Figuratif
Menurut Abrams (1981:63) bahasa figuratif (figuratif language) adalah penyimpangan penggunaan bahasa oleh penutur dari pemahaman bahasa yang dipakai sehari-hari (ordinary), penyimpangan dari bahasa standar, atau penyimpangan makna kata, suatu penyimpangan rangkaian kata supaya memperoleh beberapa arti khusus.
Sesuai dengan pendapat Abraham bahasa figuratif adalah kata kias  untuk mengkonsentrasikan makna yang hendak disampaikan dan cara menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat
Berikut bahasa kias/Majas atau bahasa figuratif yang biasa digunakan dalam puisi ataupun karya sastra lainnya:
a)    Perbandingan/ Perumpamaan (Simile) adalah Perbandingan atau perumpamaan (simile) ialah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal yang lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti bagai, bak, semisal, seumpama, laksana dan kata-kata pembanding lainnya.
b)   Metafora adalah  Bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya tidak mempergunakan kata-kata pembanding seperti bagai, laksana dan sebagainya. Metafora ini menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga dengan yang lain yang sesungguhnya tidak sama.
c)    Personifikasi adalah  bahasa kias yang mempersamakan benda dengan manusia. Benda-benda  mati dibuat dapat berbuat, berfikir dan sebagainya. Seperti halnya manusia dan banyak dipergunakan penyair dulu sampai sekarang. Personifikasi membuat hidup lukisan di samping itu memberi kejelasan kebenaran, memberikan bayangan angan yang konkret.
d)   Allegori adalah  Cerita kiasan ataupun lukisan kiasan. Cerita kiasan atau lukisan kiasan ini mengkiaskan hal lain atau kejadian lain.
5)  Rima dan Ritma
Salah satu unsur unsur puisi yang penting dan ada dalam puisi sebagai unsur fisik yang membuat suatu puisi unik dan terdengar berbeda dengan yang lainnya adalah rima dan ritma. Berikut penjelas rima dan ritma sebagai unsur unsur fisik puisi:
a)    Rima: Pengertian Rima sebagai unsur puisi adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalisasi atau orkestrasi sehingga puisi menjadi menarik untuk dibaca. Rima membuat efek bunyi makna yang diinginkan oleh penyair puisi menjadi indah dan menimbulkan makna yang lebih kuat sehingga pesan dapat lebih tersampaikan kepada para pembaca puisi
b)   Ritma adalah Pengertian ritma sebagai unsur puisi menurut (1991:94) adalah pertentangan bunyi, tinggi rendah, panjang pendek, keras lemah, yang mengalun dengan teratur dan berulang-ulang sehingga membentuk keindahan.

6)  Tipografi atau Perwajahan
Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi

4.  Menulis   Teks Puisi
Menulis merupakan suatu proses, maka pembelajaran menulis puisi dilakukan secara bertahap-tahap sampai menciptakan hasil yang memuaskan. Utami Munandar (1993) menyimpulkan ada empat tahap dalam proses pemikiran kreatif untuk menulis puisi. Diantaranya adalah  Mengenai tahapan-tahapan dalam proses (pemikiran) kreatif dalam menulis puisi, sejumlah unsur ahli menyimpulkan dan menunjuk sejumlah unsur serta urutan yang kurang lebih sama. Menurut Sayuti (2002:5-8), terdapat beberapa tahapan dalam menulis kreatif yaitu:

a.    Tahap Preparasi atau Persiapan
Pada tahap persiapan dan usaha, seseorang akan mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan. Persiapan berupa pengalaman-pengalaman yang mempersiapkan seseorang untuk melakukan tugas atau memecahkan masalah tertentu. Semakin banyak pengalaman atau informasi yang dimiliki seseorang mengenai masalah atau tema yang digarapnya, semakin memudahkan dan melancarkan pelibatan dirinya dalam proses tersebut. Pada tahap ini pemikiran kreatif dan daya imajinasi sangat diperlukan.

b. Tahap Inkubasi atau Pengendapan
Setelah informasi dan pengalaman yang dibutuhkan serta berusaha dengan pelibatan diri sepenuhnya untuk membangun gagasan sebanyak-banyaknya, biasanya akan diperlukan waktu untuk mengendapnya. Pada tahap ini, seluruh bahan mentah diolah dan diperkaya melalui akumulasi pengetahuan serta pengalaman yang relevan.

c.   Tahap Iluminasi
Jika pada tahap pertama dan kedua upaya yang dilakukan masih bersifat mencari-cari, pada tahap ini iluminasi semuanya menjadi jelas, tujuan tercapai, penulisan (penciptaan) karya dapat diselesaikan. Seorang penulis akan merasakan suatu kelegaan dan kebahagiaan karena apa yang semula masih berupa gagasan dan masih samar-samar akhirnya menjadi suatu yang nyata.

d.  Tahap Verifikasi atau Tinjauan secara kritis
Pada tahap ini penulis melakukan evaluasi terhadap karyanya sendiri. Jika diperlukan, ia bisa melakukan modifikasi, revisi, dan lain-lain. Pada tahap ini penulis seakan-akan mengambil jarak, melihat karyanya secara kritis. Dilihat dari segi hakikatnya sajak atau puisi sebagai perwujudan kreativitas, pada dasanya merupakan konsentrasi dari pernyataan dan kesan. Di dalam sajak, seseorang mengutarakan banyak hal dan mengekspresikan sesuatu itu melalui tenik ungkap yang berbeda-beda sesuai dengan pilihannya. Kata-kata dalam sajak dipertimbangkan ketepatannya dari berbagai segi yang berkaitan dengan bunyi, bahasa kias, persajakan, diksi, citraan, sarana retorika, bentuk visual, dan makna. Berbagai tahapan dalam proses kreatif dapat dijadikan sebagai cara untuk mengimplementasikan ide atau gagasan ke dalam sebuah puisi.

5. Model Pembelajran Discovery Learning
Model pembelajaran penemuan (discovery learning) diartikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi ketika peserta didik tidak disajikan informasi secara langsung tetapi peserta didik dituntut untuk mengorganisasikan pemahaman mengenai informasi tersebut secara mandiri. Peserta didik dilatih untuk terbiasa menjadi seorang yang saintis (ilmuan). Mereka tidak hanya sebagai konsumen, tetapi diharapkan pula bisa berperan aktif, bahkan sebagai pelaku dari pencipta ilmu pengetahuan.
Berikut ini beberapa pengertian discovery learning dari beberapa sumber buku yakni Menurut Hosnan (2014:282), discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar penemuan, Peserta didik  juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang dihadapi. 
Menurut Kurniasih, dkk (2014:64), Model discovery learning adalah proses pembelajaran yang terjadi bila pelajaran tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,tetapi diharapkan Peserta didik  mengorganisasikan sendiri.
Dari berbagai pendapat para ahli saya menyimpulkan bahwa model  discovery learning adalah penemuan peserta didik  memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi banyak Peserta didik  dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan.

6. Kelebihan Discovery Learning 
      Suherman, dkk (2001:179) menyebutkan terdapat beberapa kelebihan atau   keunggulan metode Discovery Learning, yaitu:
a)    Peserta didik  aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
b)   Peserta didik  memahami benar bahan pelajarannya, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama untuk diingat. 
c)    Menemukan sendiri bisa menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorongnya untuk melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat.
d)   Peserta didik  yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks. 
e)    Metode ini melatih Peserta didik  untuk lebih banyak belajar sendiri.

7. Langkah-Langkah Operasional Model Pembelajaran Discovery Learning
a)   Langkah Persiapan
1)        Menentukan tujuan pembelajaran
2)        Melakukan identifikasi karakteristik Peserta didik  (kemampuan awal, minat, gaya  belajar, dan sebagainya)
3)        Memilih materi pelajaran.
4)        Menentukan topik-topik yang akan didiskusikan (dari contoh-contoh generalisasi)
5)        Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya
6)        Mengatur topik-topik pembahasan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang  konkret ke abstrak
b).  Langkah Pelaksanaan
(1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu Peserta didik  dalam mengeksplorasi bahan.

(2)   Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah pendidik  memberi kesempatan kepada Peserta didik  untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah

(3)   Data collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung pendidik  juga memberi kesempatan kepada para Peserta didik  untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya  hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

 (4)  Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para Peserta didik  baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu

(5 ) Verification (Pembuktian)
 Pada tahap ini Peserta didik  melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika pendidik  memberikan kesempatan kepada Peserta didik  untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
 (6 )  Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka  dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi

B. Tinjauan Umum

 a. Penelitian yang relevan
Penelitian   tentang   pengaruh   metode discovery   learning terhadap kemampuan  menulis  Peserta didik   bukan   merupakan  penelitian  yang  pertama  kali dilakukan.  Namun  telah  banyak  peneliti-peneliti  sebelumnya  yang  melakukan penelitian terhadap model  tersebut. Menurut pengetahuan penulis, penelitian ini pernah dilakukan diantaranya oleh  Mareta Aryana  dengan  judul  Pengaruh model discovery learning berbantuan media audiovisual terhadap keterampilan menulis teks prosedur Peserta didik  kelas VII  SMP Negeri 12 padang. Persamaan dari penelitian  Merita   Arviana  dengan penelitian ini adalah sama-sama menguji kemampuan menulis dengan  menggunakan model pembelajaran discovery learning
 Ada beberapa hal yang membedakan dari penelitian yang dilakukan  Mereta Arviana Andriana yaitu pada subjek dan objek penelitian. Pada penelitian yang akan peneliti lakukan mengambil subjek penelitian peserta didik kelas VII SMP   Negeri 12   Padang Pasundan  dengan masalah yang akan diteliti yaitu keterampilan menulis Objek penelitian berupa proses pembelajaran keterampilan menulis teks
puisi dengan model pembelajaran Discovery Learning hasil tulisan peserta didik berupa teks puisi.

C. Kerangka Berpikir
Kerangka pikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi  pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya. Simpulan dari pengertian tersebut adalah kerangka pikir merupakan suatu pemikiran yang paling mendasar dari pemikiran-pemikiran yang ada dan benar-benar dibuktikan kebenarannya.
Keterampilan menulis harus ada dan perlu dikembangkan dan diperhatikan benar dalam proses kegiatan pembelajaran di sekolah. Keterampilan menulis peserta didik harus selalu dilatih, karena dengan berlatih secara terus menerus maka peserta didik akan lebih mudah dan lebih terbiasa dalam menuangkan ide atau gagasan yang ada dalam pikiran mereka melalui tulisan. Peserta didik diharuskan menguasai keterampilan menulis karena dengan adanya keterampilan menulis mereka dapat dengan mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Pembelajaran menulis puisi, menuntut pendidik mampu dan pandai dalam memilih strategi. pengajarannya serta pandai dalam memilih media-media apa yang akan digunakan agar peserta didik merasa senang dengan pembelajaran menulis dan tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Kepandaian pendidik  dalam memilih suatu model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan keberhasilan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran tersebut.
Ketidaktepatan model pembelajaran yang tidak mengaktifkan peserta didik dalam menulis teks puisi juga menjadi salah satu hal yang membuat pembelajaran sastra khususnya pembelajaran puisi kurang menarik dan membosankan. Kenyataan itu terjadi pula di kelas VIII SMP Pasundan 1 Bandung.
Penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran keterampilan menulis teks puisi di SMP Pasundan 1  Bandung diharapkan bisa menjadi salah satu model pembelajaran yang efektif. Sehingga peserta didik akan menjadi terpacu untuk membuat karya sastra yang lain dengan baik terutama dalam bidang puisi.  
Penjelasan lebih lanjut tentang kerangka pikir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:



 Gambar I Kerangka Berfikir


D.  Hipotesis tindakan /Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan,  hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.
a.    Model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan aktivitas kemampuan keberhasilan  peserta didik kelas VIII SMP Pasundan 1 Bandung dalam menulis teks puisi  berorientasi pada gaya bahasa
b.    Model pembelajaran Discovery Learning, dapat meningkatkan kemampuan menulis teks puisi yang berorientasi gaya bahasa pada peserta didik kelas VIII SMP Pasundan 1 Bandung tahun pelajaran 2019/2020

BAB III
 METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dan dilakukan secara kolaborasi.  Peserta didik  bertindak sebagai praktisi yang menjalankan skenario pembelajaran yang telah dirancang bersama peneliti dan sekaligus peneliti melakukan observasi terhadap pembelajaran yang dijalankan oleh pendidik Penelitian ini akan di laksanakan di SMP Pasundan 1  kota bandung  Penelitian ini akan dilaksanakan dengan menggunakan 3  siklus di bulan Oktober- November 2019/20120 Arikunto Suharsimi(2014:16) memberikan penjelasan bahwa ada empat tahapan pentingnya,dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas antara lain:

1.    Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, siapa, dan bagaiman tindakan tersebut dilaksanakan. Penelitian yang ideal sebenarnya dilaksankana secara berpasangan antara pihak yang melaksanakan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan penelitian. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal, karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan (Arikunto Suharsimi, dkk. 2014: 17).
Adapun tahapan-tahapan perencanaan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, antara lain:
a.    menetapkan lamanya pembelajaran pada setiap siklus, yang dilaksanakan 1 kali tatap muka dalam setiap siklus sampai siklus 2. Konsep yang akan di pelajari adalah  langkah-langkah dalam  pembelajaran Menulis teks puisi
b.     peneliti bersama pendidik  membuat dan menyusun rencana.
c.    Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Model Discovery Learning
d.   peneliti bersama pendidik  menyusun angket dan soal yang akan diberikan pada setiap akhir siklus .
e.    Menyusun format lembar observasi pendidik  dan Peserta didik  pada pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.
f.     Menetapkan jenis data dan cara pengumpulan data baik data kualitatif maupun data kuantitatif untuk di olah lebih lanjut.

2. Tindakan (Action)
a)    Pada siklus pertama, pendidik  akan melaksanakan dalam proses pembelajaran materi Menulis Puisi sesuai dengan langkah- langkah atau fase-fase pada metode Discovery Learning.
b)   Pada siklus ke dua, pendidik  akan melaksanakan dalam proses pembelajaran materi Puisi dengan penggunaan  Model  Discovery learning

3. Pengamatan (Observation)
Untuk mengetahui efektifitas tindakan kelas yang dilakukan, maka diperlukan alat-alat pemantauan dan evaluasi yang terinci sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan. Data penelitian diperoleh melalui Ulangan Harian, lembar observasi Peserta didik , lembar observasi pendidik , dan tes kemampuan kognitif. Untuk mengumpulkan data digunakan hasil tes Peserta didik  dan catatan pendidik  sebagai umpan balik. Pemantauanya dilakukan secara kolaborasi antara pendidik  dan peneliti. Peneliti dan pendidik  akan melakukan. Pengamatan untuk memperoleh data terjadinya kegiatan belajar di kelas, suasana di kelas, hasil tes Peserta didik , nilai ulangan Peserta didik .

4. Refleksi (Reflection)
Kegiatan refleksi akan mengemukakan kembali apa yang dilakukan hasil dari pengamatan dengan tahapan sebagai berikut :
a.    Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan
b.    Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang rencan pembelajaran
c.    Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai evaluasi, untuk di gunakan pada siklus berikutnya.
d.   Evaluasi tindakan pertama, yakni terkait proses pembelajaran dan pencapaian indikator kinerja yang telah di tetapkan.



B.  Subjek  Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Peserta didik  kelas VIII SMP Pasundan 1 bandung   yang berjumlah 30  Peserta didik  terdiri dari 10 Peserta didik  laki- laki dan 20 Peserta didik  perempuan. Penelitian ini yang bersifat kolaborasi dengan pendidik , sehingga pendidik  yang menjalakan skenario perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan me nerapkan metode Discovery Learning  untuk meningkatkan pembelajaran menulis teks puisi

C.  Tempat  dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Pasundan 1 Bandung tahun pelajaran 2019/2020 di Jalan Pasundan No 32, Kelurahan Balonggede, Kecamatan Regol. Tanggal 21 oktober – 09  November 2019

D. Desain Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.  Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Kemmis dan Mc Taggar (dalam Suranto, 2002 hlm. 49) dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.  



E. Instrumen Penilaian
       Instrumen penilaian adalah suatu alat yang dipergunakan oleh pendidik  untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variable. Dalam bidang pendidikan instrument digunakan untuk mengukur prestasi belajar Peserta didik , faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar Peserta didik ,
keberhasilan proses belajar mengajar pendidik , dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu. Instrumen penilaian yang digunakan peneliti sebagai berikut :
1.    Lembar pengamatan Observasi, yakni pengamatan langsung proses belajar mengajar, yang dilakukan dengan menggunakan lembar obsevasi pendidik  dan Peserta didik .
2.    Tes yakni lembar evaluasi materi  Pembelajaran  Menulis  teks Puisi  berorientasi pada gaya bahasa


F.  Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif.
a.        Secara Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari data nontes, yaitu data observasi, dan dokumentasi foto. Analisis data dilakukan dengan menelaah seluruh data yang diperoleh, menyusunnya dalam satuan-satuan, dan dikategorisasikan.
Hasil analisis data secara kualitatif digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku peserta didik pada pembelajara siklus I, siklus II,dan siklus III  serta untuk mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dalam peningkatan Kemampuan menulis puisi berorientasi pada gaya bahasa
b.   Secara Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes menulis teks puisi yang berorientasi pada gaya bahasa  dengan model discovery learning   pada siklus I  siklus II. Dan siklus III  Analisis data tes secara kuantitatif atau deskriptif presentase ini dilakukan dengan menghitung nilai masing-masing aspek, merekap nilai peserta didik, menghitung nilai rata-rata peserta didik, dan menghitung presentase nilai. Presentase nilai dihitung menggunakan rumus:
               R
NP =  -------------- x 100%
               SM
Keterangan:
NP                            : nilai dalam persen
R                              : skor yang dicapai peserta didik
SM                           : skor maksimal ideal

Tabel I
Kriteria Keberhasilan Pembelajaran
Rentang Nilai
%
Nilai
Kriteria
85-100
100%
Amat Baik (A)
Berhasil
70 - 84
84%
Baik (B)
Berhasil
39 - 69
69%
Cukup (C)
Belum Berhasil
0-39
39%
Kurang (D)
Belum Berhasil

G. Indikator Keberhasilan
Untuk menilai keberhasilan tindakan yang diberikan, maka menggunakan indikator sebagai berikut;
1.        Hasil belajar peserta didik (KKM 70%)
2.        Persentase nilai peserta didik yang mencapai KKM minimal 85 %
3.        Aktivitas peserta didik dalam belajar menunjukkan hasil minimal 70%.
4.        Aktivitas pendidik dalam mengajar menunjukkan hasil minimal 70%.
5.        Tindadakan kelas pendidik  dapat merefleksikan hasilnya dan dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki pembelajaran.
 Penelitian tindakan kelas juga adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya baik antara pendidik  dan sekolah, pendidik  dan dosen maupun Peserta didik  dan pendidik , sehingga adanya partisipasi ini diharapkan mampu memperbaiki permasalahan dalam pembelajara


B. Pembahasan Umum
Setelah peneliti menyelesaikan penelitian ini, peneliti merasa perlu membahas hasil penelitian supaya lebih tergambarkan keberhasilannya.
Penelitian yang peneliti  laksanakan sudah berhasil dan cukup memuaskan. Keberhasilan penelitian ini dibuktikan dengan adanya perubahan nilai proses aktivitas dan hasil belajar Peserta didik pada siklus III  yang meningkat lebih baik dibandingkan dengan perolehan nilai proses Aktivitas  dan hasil belajar Peserta didik pada siklus I dan II  Untuk lebih jelasnya mengenai keberhasilan penelitian ini peneliti visualisasikan pada grafik perolehan nilai aktivitas  dan hasil belajar Peserta didik.
Perolehan nilai rata-rata proses belajar Peserta didik pada siklus satu adalah  2,14, sedangkan perolehan nilai proses belajar Peserta didik pada siklus dua adalah 2,91 serta  perolehan nilaai rata-rata  pada siklus III adalah 3,75  Hal tersebut menunjukkan adanya perubahan dan peningkatan perolehan nilai proses  aktivitas  belajar Peserta didik pada siklus tiga
Perolehan pada hasil belajar Peserta didik pada siklus satu adalah 65,03 sedangkan perolehan nilai hasil belajar Peserta didik pada siklus dua adalah 75.18 serta Perolehan nilai hasil belajar pesertadidik pada siklus III adalah 92,28
Aktivitas  proses dan hasil belajar Peserta didik pada siklus satu dan dua penulis jabarkan pada grafik berikut:

Gambar peningkatan aktivitas peserta didik  dan hasil  Belajar menulis  teks puisi berorientasi pada gaya bahasa dengan model pembelajaran discovery learning siklus  1, siklus II serta siklus III dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
 GAMBAR 3











Tampak pada grafik di atas, perolehan nilai  aktivitas belajar peserta didik  pada siklus satu masih rendah, dan pada siklus II Belum semuanay meningkat  signifikan yakni dari 2.14 menjadi 2,91 sehingga pada siklus III Sangat meningkat sekali yakni 3,75  Begitu pula perolehan nilai hasil belajar peserta didik  pada siklus I hanya 65,03  menjadi 75,18 Serta  pada siklus III  mengalami peningkatan yakni 92,85 Hal ini, menunjukkan bahwa penelitian yang penulis laksanakan berhasil.
Keberhasilan penelitian ini menunjukkan bahwa rumusan masalah penelitian ini dapat dijawab dengan benar dan dapat dipertanggungjawabkan yaitu model pembelajaran Discovery learning  dapat meningkatkan kemampuan menulis teks  puisi berorientasi gaya bahasa pada peserta didik kelas VIII Semester I SMP Pasundan Bandung  Tahun Ajaran 2019/2020  Keberhasilan penelitian ini tidaklah hanya didukung faktor teknik pembelajaran yang peneliti  gunakan saja, tetapi penelitian ini didukung berbagai faktor.
Salah satu faktor yang menemukan keberhasilan penelitian ini yaitu penulis mengatur aktivitas  belajar mengajar yang baik. Selain itu, yang paling utama menentukan keberhasilan pembelajaran ini adalah pembelajaran yang penulis laksanakan. Kedua hal tersebut saling ketergantungan satu  sama lain


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN


A.    Simpulan
Setelah peneliti  melaksanakan penelitian dan membahasnya pada bab pembahasan, dapat menyampaikan beberapa simpulan sebagai berikut.
Penelitian yang peneliti  laksanakan berhasil dan memuaskan. Adapun keberhasilan tersebut dibuktikan oleh adanya perubahan sikap dan kemampuan Peserta didik kelas VIII B  semester I  SMP Pasundan 1 Pangkalan Tahun Ajaran 2019/2020  dalam menulis teks puisi  berorientasi pada gaya bahasa  dengan model pembelajaran discovery learning

Perolehan nilai rata-rata proses aktivitas belajar Peserta didik pada siklus satu adalah  2,14, sedangkan perolehan nilai proses belajar Peserta didik pada siklus dua adalah 2,91 serta  perolehan nilaai rata-rata  pada siklus III adalah 3,75. Adapun  Perolehan pada hasil belajar Peserta didik pada siklus satu adalah 65,03 sedangkan perolehan nilai hasil belajar Peserta didik pada siklus dua adalah 75.18 serta Perolehan nilai hasil belajar pesertadidik pada siklus III adalah 92,28 Dengan demikian perolehan nilai hasil belajar siswa pada siklus ketiga  sudah 100% mencapai standar KKM yaitu 60
Peningkatan nilai baik pada proses aktivitas  belajar ataupun hasil belajar menunjukkan bahwa model pembelajaran  discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan menulis teks puisi  pada siswa kelas VIII B  semester satu SMP pasundan 1 Bandung  tahun ajaran 2019/2020 . Hal ini membuktikan bahwa hipotesis penelitian diterima.

B.     Saran
Pada kesempatan ini penulis dapat menyampaikan saran yang berkaitan dengan penelitian ini.
1.      Bapak dan Ibu pendidik , khususnya staf pengajar Bahasa Indonesia hendaknya mencoba menerapkan model Pembelajaran Discovery Learning  pada pembelajaran menulis teks puisi
2.      Bapak dan Ibu Pendidik , hendaknya lebih memahami metode, model, dan teknik pembelajaran dengan baik dan menerapkannya secara efektif dan efisien.
3.  Bapak dan Ibu Pendidik, hendaknya memberikan media pembelajaran yang menarik untuk memotivasi peserta didik

LAMPIRAN 

 untuk lebih lengkapnya silakan klik tautan di bawah ini :


/>

0 komentar:

.comment-content a {display: none;}