Gerak lurus beraturan
GERAK - MATERI IPA UNTUK SMP KELAS VII
Gerak
lurus beraturan (GLB) adalah gerak
lurus suatu obyek, dimana dalam gerak ini kecepatannya tetap atau tanpa
percepatan.
Gerak lurus berubah beraturan
Gerak
lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak
lurus suatu obyek, di mana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya
percepatan yang tetap. Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak
lagi linier melainkan kuadratik.
2.
Gerak Ganda Gerak ganda
3.
Gerak Lurus Gerak lurus
KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR - MATERI IPA UNTUK SMP KELAS VII
A. KALOR DAN PENGARUHNYA
Kalor adalah suatu bentuk energi yangg
secara alamiah dapat berpindah dari benda yang suhunya tinggi menuju suhu yang
lebih rendah saat bersinggungan.
Kalor adalah suatu bentuk energi
yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu
atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran
dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas
baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda
1. Kalor
Mengubah Suhu Benda
Besarnya kalor (Q) yang dibutuhkan
untuk mengubah suhu berbanding lurus dengan
massa benda (m), kenaikan suhu dan kalor jenis.
massa benda (m), kenaikan suhu dan kalor jenis.
Selain joule (J), terdapat satuan
kalor yang sering dipergunakan dalam kehidupan sehari-sehari, yaitu kalori.
Satu kalori dapat didefinisikan kalor yang diperlukan tiap 1 gram air ,
sehingga suhunya naik 10C. Terdapat kesetaraan antara satuan joule dan satuan
kalori yang biasa disebut tara kalor mekanik.
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
1 joule = 0,24 kalori
Kalor jenis adalah
banyaknya kalor yang diperlukan tiap satu satuan massa zat untuk menaikkan suhu
1 kilogram zat sebesar 1°C.
Kapasitas kalor adalah
banyaknya kalor yang diperlukan suatu zat untuk menaikkan suhu sebesar
1°C.
2.Kalor
Mengubah Wujud Benda
Besarnya energi kalor (Q) yang
dibutuhkan untuk mengubah wujud suatu zat berbanding lurus dengan massa benda
(m) dan kalor laten (L)
Q= m x L
Dengan L = kalor laten
Kalor Laten adalah
kalor yang dibutuhkan tiap satu satuan massa zat untuk mengubah wujudnya tanpa
mengalami perubahan suhu. Terdapat dua kalor laten yaitu:
a) Kalor
Lebur (L) : Banyaknya kalor ynag dibutuhkan tiap satu satuan massa zat
untuk melebur pada titik leburnya. Besar energi kalor yang dibutuhkan:
Q= m x L , dengan L=
kalor lebur (J/kg)
) Kalor
uap (U) : Banyaknya kalor ynag dibutuhkan tiap satu satuan
massa zat cair untuk menjadi uap pada titik didihnya. Besar energi kalor yang
dibutuhkan:
Q= m x U , dengan U=
kalor uap (J/kg)
Faktor yang dapat dilakukan mempercepat
penguapan pada zat cair antara lain:
a) Memanaskan
atau dipanaskan
b) Memperluas
permukaan
c) Meniup
udara di atas permukaan
d) Mengurangi
tekanan udara di permukaan
Secara
umum wujud zat adalah padat, cair dan gas. Zat mampu berubah wujud jika diberi
kalor dari luar sistem ataupun melepas kalor ke lingkungan. Terdapat 6 macam
perubahan wujud zat, yakni :
Dari keenam perubahan wujud tersebut, dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis
perdasarkan penyerapan atau pelepasan kalor oleh sistem.
1. Perubahan wujud yang memerlukan kalor (menyerap kalor)
a. Mencair
b. Menguap
c. Menyublim
2. Perubahan wujud yang melepaskan kalor
a. Membeku
b. Membeku
c. Mengkristal
1. Perubahan wujud yang memerlukan kalor (menyerap kalor)
a. Mencair
b. Menguap
c. Menyublim
2. Perubahan wujud yang melepaskan kalor
a. Membeku
b. Membeku
c. Mengkristal
B. ASAS
BLACK
Dua buah benda yang berbeda suhunya
jika dicampur maka benda yang bersuhu rendah akan menyerap kalor dan benda yang
bersuhu tinggi akan melepas kalor. Sesuai dengan asas Black menyatakan bahwa
besarnya kalor yang diserap sama dengan kalor yang dilepas.
Qlepas
= Qterima
m x c x Δt = m x c x Δt
m x c x Δt = m x c x Δt
Hubungan konversi energi listrik
menjadi energi kalor dirumuskan:
W = Q
P x t = m x c x Δt
Keterangan:
W = energi listrik (joule)
Q = jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan (joule)
P = daya listrik (watt)
t = selang waktu pemakaian listrik (sekon)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis zat (joule/kg °C)
W = Q
P x t = m x c x Δt
Keterangan:
W = energi listrik (joule)
Q = jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan (joule)
P = daya listrik (watt)
t = selang waktu pemakaian listrik (sekon)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis zat (joule/kg °C)
C. PERPINDAHAN
KALOR
1Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor
melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut.
Contoh:
Pemanas batang besi
Alat masak yang terbuat dari logam
2Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor
pada suatu zat yang disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut.
Contoh:
Peristiwa memasak air
Terjadinya angin darat dan angin
laut
3Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas
tanpa melalui perantara. Contoh:
Cahaya matahari dapat sampai ke bumi
Api unggun untuk menghangatkan anak
pramuka
Pembuatan pengapian di rumah
PEMUAIAN - MATERI IPA UNTUK SMP KELAS VII
PEMUAIAN
Sebagian besar zat akan memuai bila dipanaskan dan menyusut ketika didinginkan. Bila suatu zat dipanaskan (suhunya dinaikkan) maka molekul-molekulnya akan bergetar lebih cepat dan amplitudo getaran akan bertambah besar, akibatnya jarak antara molekul benda menjadi lebih besar dan terjadilah pemuaian. Pemuaian adalah bertambahnya ukuran benda akibat kenaikan suhu zat tersebut. Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, cair, dan gas.
Pemuaian Zat Padat
Pemuaian yang terjadi pada benda, sebenarnya terjadi pada seluruh bagian benda tersebut. Namun demikian, untuk mempermudah pemahaman maka pemuaian dibedakan tiga macam, yaitu pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume.
1. Pemuaian Panjang
Pernahkah kamu mengamati kabel jaringan listrik
pada pagi hari dan siang hari? Kabel jaringan akan tampak kencang pada pagi
hari dan tampak kendor pada siang hari. Kabel tersebut mengalami pemuaian
panjang akibat terkena panas sinar matahari. Alat yang digunakan untuk
menyelidiki pemuaian panjang berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar
kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.
2. Pemuaian Luas
Jika yang dipanaskan adalah suatu lempeng atau plat tipis maka plat tersebut akan mengalami pemuaian pada panjang dan lebarnya. Dengan demikian lempeng akan mengalami pemuaian luas atau pemuaian bidang. Pertambahan luas zat padat untuk setiap kenaikan 1ºC pada zat seluas 1 m^2 disebut koefisien muai luas (β). Hubungan antara luas benda, pertambahan luas suhu, dan koefisien muai luas suatu zat adalah
3. Pemuaian Volume
Jika suatu balok mula-mula memiliki panjang P0, lebar L0, dan tinggi h0 dipanaskan hingga suhunya bertambah Δt, maka berdasarkan pada pemikiran muai panjang dan luas diperoleh harga volume balok tersebut sebesar
Pemuaian Zat Cair
Pada zat cair tidak melibatkan muai panjang ataupun muai luas, tetapi hanya dikenal muai ruang atau muai volume saja. Semakin tinggi suhu yang diberikan pada zat cair itu maka semakin besar muai volumenya. Pemuaian zat cair untuk masing-masing jenis zat cair berbeda-beda, akibatnya walaupun mula-mula volume zat cair sama tetapi setelah dipanaskan volumenya menjadi berbeda-beda. Pemuaian volume zat cair terkait dengan pemuaian tekanan karena peningkatan suhu. Titik pertemuan antara wujud cair, padat dan gas disebut titik tripel.
ZAT, WUJUD ZAT DAN MASSA JENIS - MATERI IPA UNTUK SMP KELAS VII
A. WUJUD ZAT
Konsep: Zat
adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.
Apakah benda-benda memerlukan
tempat? Misal tersedia air yang berada di dalam gelas. Tuanglah air
tersebut ke dalam kaleng. Apakah air menempati kaleng? Ternyata air
memerlukan tempat atau wadah. Selanjutnya jika air dalam wadah itu
ditimbang ternyata memiliki massa. Demikian halnya dengan udara ternyata
juga menempati ruang dan memiliki massa.
Di sekitarmu terdapat benda-benda
yang dapat kamu kelompokkan kedalam tiga wujud zat. Beberapa benda seperti
besi, kayu, aluminium termasuk zat padat. Air, minyak termasuk zat cair,
sedangkan gas elpiji, udara termasuk zat gas. Pada prinsipnya
terdapat tiga wujud zat yaitu : zat padat, zat
cair dan zat gas.
1. Perubahan Wujud Zat
Selepas kamu melakukan kegiatan olah
raga tentu akan merasakan haus. Diantara teman kamu mengajak pergi ke
kantin sekolah untuk membeli es teh. Tahukah kamu bagaimana cara membuat
es? Ketika air dimasukkan ke dalam freezer akan mengalami perubahan
wujud yaitu dari cair menjadi padat. Dapatkah kamu menjelaskan
perubahan wujud yang terjadi ketika air dipanaskan kemudian mendidih? Perubahan
wujud apa pula yang terjadi pada kapur barus yang dimasukkan pada almari
pakaian? Coba kamu temukan jawabannya!
Perubahan wujud zat digolongkan
menjadi enam peristiwa sebagai berikut.
a. Membeku
Peristiwa perubahan wujud dari cair
menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas.
b. Mencair
Peristiwa perubahan wujud zat dari
padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.
c. Menguap
Peristiwa perubahan wujud dari cair
menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.
d.
Mengembun
Peristiwa perubahan wujud dari gas
menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas.
e.
Menyublim
Peristiwa perubahan wujud dari padat
menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.
f.
Mengkristal/deposisi
Peristiwa perubahan wujud dari gas
menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas.
B. TEORI PARTIKEL ZAT
Konsep: Molekul
adalah bagian terkecil suatu zat yang masih memiliki sifat zat itu. Atom
adalah partikel yang sangat kecil penyusun suatu benda.
Zat tersusun atas partikel-partikel
yang sangat kecil. Partikel-partikel itu yang dinamakan molekul. Mengapa
zat mempunyai bentuk tetap? Mengapa zat cair mempunyai bentuk yang
berubah-ubah sesuai dengan wadahnya? Bagaimana bentuk zat gas? Untuk lebih
jelasnya ikuti penjelasan berikut ini.
1. Partikel Zat dapat Bergerak
Ternyata saat minyak wangi belum
disemprotkan kamu tidak akan mencium aroma minyak wangi itu. Tetapi
setelah disemprotkan kamu dapat mencium aroma minyak wangi itu. Hal ini
membuktikan sekaligus menunjukkan bahwa zat gas memiliki jarak
antarpartikel lebih jauh dan bergerak bebas.
2. Susunan dan Gerak Partikel Pada
Berbagai Wujud Zat
a. zat
padat
Zat padat mempunyai sifat bentuk dan
volumenya tetap. Bentuknya tetap dikarenakan partikel-partikel pada zat
padat saling berdekatan, tersusun teratur dan mempunyai gaya tarik antar
partikel sangat kuat. Volumenya tetap dikarenakan partikel pada zat
padat dapat bergerak dan berputar pada kedudukannya saja.
b. zat
cair
Zat cair mempunyai sifat bentuk
berubah-ubah dan volumenya tetap. Bentuknya berubah-ubah dikarenakan
partikel-partikel pada zat cair berdekatan tetapi renggang, tersusun
teratur, gaya tarik antar partikel agak lemah. Volumenya tetap dikarenakan
partikel pada zat cair mudah berpindah tetapi tidak dapat
meninggalkan kelompoknya.
c. zat gas
Zat gas mempunyai sifat bentuk
berubah-ubah dan volume berubah-ubah. Bentuknya berubah-ubah dikarenakan
partikel-partikel pada zat gas berjauhan, tersusun tidak teratur, gaya
tarik antar partikel sangat lemah. Volumenya berubah-ubah
dikarenakan partikel pada zat gas dapat bergerak bebas
meninggalkan kelompoknya.
3. Menjelaskan Perubahan Wujud Zat
Berdasarkan Teori Partikel
Saat zat padat dipanaskan,
mengakibatkan partikel-partikel zat padat bergerak lebih cepat dan gaya
tarik antarpartikel menjadi lemah. Akibatnya partikel-partikel dapat
berpindah tempat menyebabkan wujud zat berubah dari padat menjadi
cair. Bila zat cair dipanaskan, mengakibatkan partikel-partikel zat
cair bergerak cepat dan gaya tarik antarpartikel menjadi lemah.
Akibatnya partikel-partikel dapat berpindah tempat menyebabkan wujud
zat berubah dari cair menjadi gas.
C. KOHESI DAN ADHESI
Konsep: Kohesi
adalah gaya tarik menarik antar partikel zat sejenis. Adhesi adalah gaya
tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis. Cembung dan cekungnya
permukaan zat cair dalam tabung disebut meniskus.
Teteskan air raksa di atas permukaan
kaca, bagaimana bentuk raksa itu? Ternyata setetes air raksa itu berbentuk
bola dan tidak membasahi permukaan kaca. Mengapa dapat terjadi? Karena
kohesi air raksa lebih besar daripada adhesi air raksa dengan permukaan kaca.
Teteskan air di atas permukaan kaca, bagaimana bentuk air itu? Ternyata
setetes air itu menyebar dan membasahi permukaan kaca. Mengapa dapat
terjadi? Karena kohesi air lebih kecil daripada adhesi air dengan
permukaan kaca.
D. Kapilaritas
Gaya kohesi dan gaya adhesi
berpengaruh pada gejala kapilaritas. Kapilaritas adalah gejala naik atau
turunnya cairan di dalam pipa kapiler atau pipa kecil. Sebuah pipa kapiler
kaca bila dicelupkan pada tabung berisi air akan dijumpai air dapat naik
ke dalam pembuluh kaca pipa kapiler, sebaliknya bila pembuluh pipa
kapiler dicelupkan pada tabung berisi air raksa akan dijumpai bahwa
raksa di dalam pembuluh kaca pipa kapiler lebih rendah
permukaannya dibandingkan permukaan raksa dalam tabung. Jadi, kapilaritas sangat
tergantung pada kohesi dan adhesi. Air naik dalam pembuluh pipa kapiler
dikarenakan adhesi sedangkan raksa turun dalam pembuluh pipa kapiler
dikarenakan kohesi.
Peristiwa Kapilaritas
Sekarang banyak dikembangkan
teknologi yang mendasarkan pada gaya adhesi maupun kohesi. Beberapa
tekstil kain tiruan menghasilkan kain yang kohesif terhadap debu. Jadi,
pakaian dari bahan tersebut tidak mudah kotor. Di lain pihak, banyak
ditemukan bahan-bahan adhesif serbaguna, lem alteco, dan sejenisnya sangat berguna
bagi kehidupan. Bahkan, luka bekas operasi sekarang tidak perlu dijahit
melainkan cukup dilem dengan lem khusus yang adhesif dengan jaringan kulit
dan otot.
Beberapa contoh gejala kapilaritas
yang berkaitan dengan peristiwa alam yaitu:
1. peristiwa naiknya air dari ujung
akar ke daun pada tumbuhtumbuhan;
2. naiknya minyak tanah pada sumbu kompor;
3. basahnya tembok rumah bagian dalam ketika hujan. Ketika terkena hujan, tembok bagian luar akan basah, kemudian merembes ke bagian yang lebih dalam.
2. naiknya minyak tanah pada sumbu kompor;
3. basahnya tembok rumah bagian dalam ketika hujan. Ketika terkena hujan, tembok bagian luar akan basah, kemudian merembes ke bagian yang lebih dalam.
D. MASSA JENIS
Untuk menentukan massa jenis suatu
zat dapat dilakukan dengan melakukan membagi massa zat dengan volume zat.
Jika massa jenis zat (baca
rho), massa zat m dan volume zat V maka diperoleh persamaan:
Rumus Massa Jenis
Keterangan:
p = massa jenis zat (Kg/m3)
m = massa zat (kg)
V = volume zat (m3)
p = massa jenis zat (Kg/m3)
m = massa zat (kg)
V = volume zat (m3)
Perbandingan antara massa zat dengan
volume zat disebut massa jenis. Massa jenis menunjukkan kerapatan suatu
zat.
Berikut beberapa hal tentang massa
jenis suatu zat.
1. Satuan Massa Jenis
Satuan massa jenis dalam SI adalah
kg/m3 yang dapat pula dikonversikan ke satuan yang lain misalnya g/cm3.
2. Menentukan Massa Jenis Zat Padat
a.
Bentuknya teratur
Langkah yang harus dilakukan adalah
mengukur massa zat dengan menggunakan neraca atau timbangan. Volume zat
dapat dihitung menggunakan rumus berdasarkan bentuknya
misalnya, kubus, balok. Langkah terakhir menentukan massa jenis zat
dengan membagi massa zat dengan volume zat.
b.
Bentuknya tidak teratur
Misalnya yang hendak kamu ketahui
adalah massa jenis batu. Langkah yang harus kamu lakukan sebagai berikut :
1) Timbanglah batu dengan
menggunakan neraca untuk mengetahui massa batu. Catat hasil pengukuranmu!
2) Sediakan gelas ukur dan tuangkan
air ke dalam gelas ukur tersebut. Catat volumenya, misal V1 = 50 ml.
3) Masukkan batu yang hendak kamu
ketahui volumenya ke dalam gelas ukur yang berisi air. Catat kenaikan
volume airnya, misalnya V2 = 70 ml.
4) Volume batu = V2 – V1
5) Massa jenis zat merupakan hasil
bagi massa zat dengan volume zat.
3. Menentukan Massa Jenis Zat Cair
Massa jenis zat cair dapat diukur
langsung dengan menggunakan hidrometer. Hidrometer memiliki skala massa
jenis dan pemberat yang dapat mengakibatkan posisi hidrometer vertikal.
Cara mengetahui massa jenis zat cair adalah dengan memasukkan hidrometer
ke dalam zat cair tersebut. Hasil pengukuran dapat diperoleh dengan
acuan semakin dalam hidrometer tercelup, menyatakan massa jenis zat
cair yang diukur semakin kecil.
4. Massa Jenis Zat Berguna untuk
Menentukan Jenis Zat
Pernahkah kamu menjumpai suatu zat
yang tidak dapat disebutkan jenisnya? Kamu dapat menentukan jenis suatu
zat dengan cara mengukur massa zat dan volumenya, selanjutnya mencari
massa jenis zat tersebut dengan cara membagi massa zat dengan volume zat.
Hasil yang diperoleh dikonfirmasikan dalam tabel massa jenis berbagai zat.
5. Manfaat Mengetahui Massa Jenis
Mengapa aluminium digunakan untuk
bahan pembuatan pesawat terbang? Mengapa polystyrene digunakan sebagai
bahan mebeleir? Tahukah kamu alasannya? Aluminium bersifat kuat dan
memiliki massa yang kecil sehingga ringan tidak seperti logam-logam
lainnya misalnya, besi. Polystyrene memiliki massa yang cukup rendah dan
massa jenis rendah. Hal ini mengandung makna polystyrene digunakan sebagai
bahan mebeleir yang menempati ruangan luas tetapi massanya cukup rendah.
Penggunaan Konsep Massa Jenis
dalam Kehidupan Sehari-Hari
1. Kapal Selam
Tahukah kamu mengapa es dapat
terapung di air, sedangkan batu tenggelam dalam air? Es memiliki massa
jenis lebih kecil dari air, sehingga es dapat terapung dalam air. Batu
tenggelam dalam air karena memiliki massa jenis lebih besar daripada
air. Tahukah kamu mengapa kapal selam dapat terapung dan tenggelam di
air? Ketika terapung massa jenis total kapal selam lebih kecil dari air
laut dan sewaktu tenggelam massa jenis total kapal selam lebih besar dari
air laut. Kapal selam memiliki tangki pemberat yang berisi air dan udara.
Tangki tersebut terletak di antara lambung kapal sebelah dalam dan luar.
Tangki dapat berfungsi membesar atau memperkecil massa jenis total kapal
selam. Ketika air laut dipompa masuk ke dalam tangki pemberat, massa jenis
kapal selam lebih besar dan sebaliknya agar massa jenis total kapal selam
menjadi kecil, air laut dipompa keluar.
2. Balon Gas
Pernahkah kamu melihat balon udara?
Tahukah kamu, gas apa yang terdapat di dalamnya? Balon gas berisi gas
helium. Gas helium memiliki massa jenis yang lebih kecil dari udara,
sehingga balon gas bisa naik ke atas.
3. Air Minum Dingin di Dalam Lemari
Es
Suatu ketika kamu mungkin pernah melihat
dalam botol air minum dingin yang berasal dari lemari es terdapat endapan
kapur. Kenapa hal itu dapat terjadi? Air yang jernih dapat juga mengandung
kapur, namun apabila dilihat langsung dengan mata tidak kelihatan.
Ketika air dingin massa jenis air lebih kecil dan terpisah dari kapur
sehingga kapur yang memiliki massa jenis lebih besar akan turun ke
bawah dan mengendap.
PENGUKURAN - MATERI IPA UNTUK SMP KELAS VII
Alat Ukur
Panjang
a. Mistar
- Ketelitian
: 1 mm
- Posisi
mata harus tegak ketika membaca skala mistar.
b. Jangka
Sorong
- Ketelitian
:
- -Rahang
Tetap : 0,1 cm = 1 mm
- -Rahang
Geser dan Skala Nonius : 1 mm
c.
Mikrometer Sekrup
- Ketelitian
:
- -Skala
Utama : 0,1 mm
- -Skala
Nonius : 0,01 mm
Alat Ukur
Massa
a. Neraca Pasar atau Timbangan
b. Neraca Kimia
c. Neraca Elektronik
d. Neraca Lengan
3. Alat
Ukur Waktu
a. Zaman dahulu :
Jam Matahari,
Jam
Pasir.
b. Zaman sekarang : Jam Analog, Jam
Digital, Stopwatch.
SUHU - MATERI IPA UNTUK SMP KELAS VII
SUHU
Ukuran derajat panas dan dingin suatu benda
tersebut dinyatakan dengan besaran suhu. Jadi, suhu adalah suatu besaran untuk
menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda.
Termometer sebagai Alat Ukur Suhu
Termometer sebagai Alat Ukur Suhu
Termometer yang menggunakan alkohol
Termometer yang menggunakan air raksa
Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk untuk mengukur besarnya suhu suatu benda adalah termometer. Termometer yang umum digunakan adalah termometer zat cair dengan pengisi pipa kapilernya adalah raksa atau alkohol. Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler termometer adalah sebagai berikut:
- raksa tidak membasahi dinding
kaca,
- raksa merupakan penghantar
panas yang baik,
- kalor jenis raksa rendah
akibatnya dengan perubahan panas yang kecil cukup dapat mengubah suhunya,
- jangkauan ukur raksa lebar
karena titik bekunya -39 ºC dan titik didihnya 357ºC.
Pengukuran suhu
yang sangat rendah biasanya menggunakan termometer alkohol. Alkohol memiliki
titik beku yang sangat rendah, yaitu -114ºC. Namun demikian, termometer alkohol
tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu benda yang tinggi sebab titik
didihnya hanya 78ºC. Pada pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik
tetap atas dan titik tetap bawah. Titik tetap termometer tersebut diukur pada
tekanan 1 atmosfer. Di antara kedua titik tetap tersebut dibuat skala suhu.
Penetapan titik tetap bawah adalah suhu ketika es melebur dan penetapan titik
tetap atas adalah suhu saat air mendidih.
Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.
Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.
- Termometer Celcius.
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 100.
Diantara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 100 skala.
- Termometer Reaumur.
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 80. Di
antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.
- Termometer Fahrenheit.
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi angka 212.
Suhu es yang dicampur dengan garam ditetapkan sebagai 0ºF. Di antara titik
tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 180 skala.
- Termometer Kelvin.
Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini disebut
suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang dimiliki benda ketika energi total
partikel benda tersebut nol. Kelvin menetapkan suhu es melebur dengan
angka 273 dan suhu air mendidih dengan angka 373. Rentang titik tetap
bawah dan titik tetap atas termometer Kelvin dibagi 100 skala.
Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer Reaumur, dan termometer Fahrenheit adalah:
C : R : F
= 100 : 80 : 180
C : R : F = 5 : 4 : 9
C : R : F = 5 : 4 : 9
Rumus
Suhu
Celcius ke Fahrenheit = (9/5 x C) + 32
Celcius ke Reamur =
4/5 x C
Fahrenheit ke Celsius = 5/9
x (F - 32)
Fahrenheit ke Reamur =
4/9 x (F - 32)
Reamur ke Fahrenheit =
(9/4 x R) + 32
Reamur ke Celsius =
5/4 x R
RUMUS UMUM SUHU:
T = t + 273 derajat
T= suhu dalam Kelvin
t = suhu dalam Celcius