Malam dingin, dalam kegelapan telah
terbiasa dilalui dodo, seorang anak berusia 8 tahun yang sudah memikul
kehidupan yang teramat berat. Tidur di kolong jembatan yang hanya diterasi
dengan kardus dan berselimutkan kain yang kotor dan robek. Dodo adalah anak
yang berprestasi ketika duduk di kelas 1 dan 2 SD. Tapi sekolahnya pun terputus
setelah ayah nya meninggalkan dodo dan ibu nya. Ibu dodo bukan melindungi dodo
dan berusaha memberi layaknya kehidupan yang harus diterima dodo. Karena faktor
ekonomi dan keterbatasan keterampilan sang ibu yang memaksa dodo menjadi
seorang pengemis jalanan. Ibu dodo stres dia menjadi pemarah dan terkadang ibu
dodo pun tidak menemani dodo di kolong jembatan, karena ibu dodo pun menjual
dirinya ke pria hidung belang. Malang sekali nasib dodo, makan pagi kadang ia
temui, ibu dodo pecandu alkohol dan perokok berat. Pernah suatu hari dodo pergi
untuk mngemis di jalanan, terik matahari yang menyengat membuat tubuh dodo
semakin tidak fit, perut yang kosong, dan jiwa yang
terguncang dari kelakuan
sang ayah yang tega meninggalkan dan sang ibu yang kerap menyiksa dodo,
tiba-tiba di emperan toko dodo istirahat sebentar, dodo pun tergulai lemas dan
jatuh pingsan yang kebetulan sang ibu pun tidak jauh dari lokasi dodo pingsan,
karena memang dari pagi sampai sore menjelang ibu dodo diam mengawasi anak nya
yang mengemis, malang memang nasib dodo. Seketika ibu dodo yang melihat dodo
pingsan menggendong dodo, tiba di tempat tinggalnya di bawah kolong jembatan
sang ibu malah menyiram muka dodo, dodo pun terbangun dan berkata “ bu, dodo lapar!!!” sang ibu yang sedang merokok pun
marah dan menyalahkan dodo atas kejadian itu lalu ibu dodo membawa
sepotong roti dan melemparkannya ke muka dodo dan berkata “ gara-gara bapakmu ya kita jadi
miskin kaya gini, sana pergi ke bapakmu...cari dia ada dimana??? Lu gak bakal
kere kaya gini kalo bapak lu ga kabur” dodo
terdiam dan menangis, malang benar nasib dodo di saat anak-anak seusianya
menikmati kasih sayang dari orang tuanya dan belajar untuk menjadi anak bangsa
yang cerdas, tapi nasib dodo sungguh malang. Dia hidup di jalanan dan memikul
beban yang teramat berat, hari itu dodo dan sang ibu tidak makan siang. Stres
menghadapi situasi yang hanya mengandalkan sang anak mengemis dan ada perasaan
berdosa membiarkan anak hingga jatuh pingsan, sang ibu pun lantas pergi
meninggalkan dodo di malam yang dingin itu, dodo yang sedang tertidur pun
terbangun “ bu mau kemana??
Jangan tinggalin dodo, dodo gak mau kehilangan ibu. Dodo sayang ibu” lalu ibu nya menegaskan bahwa dia
tidak akan kemana-mana dia hanya ingin mencari makan untuk dodo dan dirinya,
lalu dodo pun tersenyum dan mengatakan “bu,
terimakasih udah sayang ama dodo, dodo sayang banget sama ibu” sang ibu pun lantas pergi ke luar .
Malam gelap gulita sang ibu bingung harus berbuat apa?? Dengan penampilan yang
acak-acakn dia bisa apa?? Tapi dia berfikir menjual diri adalah jalan yang
peraktis, dia pun duduk di pinggir jalan. Dan malam itu kebetulan ada seorang
preman di sana, menegosiasi berapa uang yang harus dibayar setelah melakukan
hubungan hina itu, ternyata ibu dodo sanggup di bayar 50rb dan melakukan hal
hina itu di bangunan kosong yang sudah rusak, sang ibu berfikir masih aman. Ada
perasaan menyesal di benak sang ibu, tak tega melihat sang anak yang pingsan karena
kelaparan, tapi sang ibu saat itu jiwanya terguncang uang yang dia dapat untuk
memberi makan sang anak malah dia belikan alkohol untuk meminum-minuman keras
sang ibu pun mabuk berat, dan tiba di kolong jembatan tempat dodo tidur, sang
ibu teriak-teriak histerys sambil menangis sesekali tertawa sesekali menangis,
dodo pun yang tertidur lelap terbangun dan kaget, malang memang nasib dodo saat
itu , sang ibu kehilangan kendali wajah sang anak mengingatkan pada suami yang
telah kabur meninggalkannya. Dodo pun disiksa nya hingga dodo kesakitan , dodo
menjerit dan menangis “ bu
jangan bu, apa salah dodo bu??? Bu dodo sakit bu, tolong bu dodo sakit” terdengar teriakan itu pak gunadi yang
tidak jauh tinggal disana( penghuni kolong jembatan) mendengar triakan dodo,
pak gunadi lari bersama sang istri, pak gunadi menahan ibu dodo yang sedang
menyiksa dodo dan istri pak gunadi merangkul dodo dan menggendongnya. Apa yang
terjadi karena dalam keadaan mabuk ibu dodo malah tertawa terbahak-bahak, dan
mengancaam akan membunuh siapa saja yang menghalangi dirinya menyiksa dodo.
Istri pak gunadi ketakutan dan ia lari sambil menggendong dodo, sang ibupun di
ikat tali oleh pak gunadi, karena pak gunadi khawatir dia akan membawa dodo dan
menyiksa nya lagi.
Tragis memang dodo luka lebam sambil menangis menahan
sakit, istri pak gunadi tak tega dan menangis “terlalu
dia, dia hampir saja membunuh dodo, ini tindakan kriminal aku harus laporis
kepolisi” istri pak gunadi
terus bergerutu sambil mengobati dodo, dodo yang ketika itu mendengar perkataan
isti pak gunadi tiba-tiba bersujud dan berkata “ jangan penjarakan ibu, dodo
mohon. Ibu gak salah mungkin dodo nakal karena dodo tadi ngemis gak dapat uang.
Besok-besok dodo janji gak buat ibu marah, tapi aku mohon jangan penjarakan
ibu. Dodo nanti sama siapa?? Dodo gak punya ayah!” istri pak gunadi menangis dan
meninggalkan dodo, dia berdiri di depan pintu dan heran kenapa ibu dodo tega
menyiksa anak sebaik dodo, dan berfikir bahwa dirinya malah sebaliknya
mengharapkan kehadiran seorang anak seperti dodo. Dan dia kembali
mengahampiri dodo, “ dodo sayang, bibi janji gak bakaln masukin ibu
kepenjara, tapi dodo janji kalo laper dodo mampir ya ke rumah bibi?? Dan inget
kalo ibu dodo mabuk lagi dodo lari ke bibi ya, do bibi sedih liat kamu” dodo pun menganggukkan kepalanya.
Matahari telah kembali menghangatkan bumi, ibu dodo pun
terbangun dia masih dalam ikatan, tak sedikit pun ia ingat yang telah ia
lakukan terhadap dodo, ketika sang ibu masih berusaha membuka tali dodo pun
datang, dan melepaskan ikatan dan mengambil sebungkus nasi yang di berikan oleh
istri pak gunadi “ bu,
ibu lapar ya?? Dodo membawa nasi buat ibu, ibu makan dulu ya?” sang ibu yang masih pusing sedikit
hanya bisa mengangguk. Dodo yang pagi itu bersemangat mengemis, dia pamit
kepada sang ibu. Dalam pikiran dodo jika saja dodo mengahsilkan uang yang
banyak ibu dodo gak akan menyiksa lagi, dodo takut sekali jika hasil uangnya
sedikit. Maka dodo pun meski lelah, menahan sakit dodo tetap bersemangat.
Justru orang iba melihat wajah dodo yang penuh dengan luka lebam, sang ibu yang
ketika itu mau melihat anaknya mengemis di jalan bertemu dengan istrinya pak
gunadi, “ lu berani nyiksa si
dodo gue laporin lu ke polisi, lu setan kali ya??” ibu dodo ketika itu masih
bingung dan ia hanya diam tidak menjawab gertakan istri pak gunadi, dia pun
hanya mengingat peristiwa malam itu yang malang bagi dodo. Sang ibu melihat
sang anak yang mengemis di jalanan. Bukan maen alangkah senangnya hati dodo,
dodo mendapatkan uang banyak...dodo pun melihat sang ibu yang sedang
mengawasinya dan lari “ ibu, ibu dodo dapat banyak bu” sang ibu lalu mengajaknya
pulang, dan melihat luka lebam yang ada di dodo, hatinya teriris pilu atas apa
yang sudah dilakukannya, tapi sang ibu menepis kesalahanya dan bilang “bagus
do, kalo kamu dapat uang banyak ibu gak bakal mukul kamu lagi, makan yu!” dodo pun tersenyum dan berjanji
akan mngemis lagi dan dapat uang yang banyak agar sang ibu tidak melukainya.
Keesokan harinya dodo duduk di pinggir jalan dan memperhatikan yang lewat.
Malang benar nasib dodo, seketika dia memperhatikan seorang anak yang memakai
seragam SD, dodo pun sedih dodo tidak bisa sekolah seperti anak yang lain, dodo
mengikuti anak tersebut hingga di gerbang dodo duduk terdiam dan berandai-andai
kalo dia bisa sekolah lagi. Dodo memperhatikan setiap anak yag menuju sekolah
tersebut. Dodo melihat ada seorang anak yang di antarkan oleh ibu nya dan
melihat anak tersebut dicium keningnya oleh sang ibu, dodo pun menangis karena
ibu nya sudah lama tidak mencium keningnya. Dodo pun pergi ke jalan dia heran
mengapa dodo harus mengalami ini ”bapak
pergi ibu sering mukul dodo, mungkin dodo anak nakal. Makanya gak ada yang
sayang sama dodo” dodo
memang pandai membaca dodo menemukan potonga koran, dan dodo pun membacanya dia
senang sekali bisa membaca lagi. Dodo pun bersemangat lagi pagi itu untuk
mengemis, dodo yang sedang berjalan melihat sang ibu sedang berpeluk mesra di
gedung tua yang sudah rusak itu, dodo diam-diam mengahmpiri sang ibu. Tapi dodo
gak berani masuk ke dalam , sang ibu tah apa yang dilakukan di dalam, karena
takut sang ibu keluar dodo pun pergi meninggalkan gedung itu. Dodo anak yang
malang seharian mengemis, ketika tiba di tempat tinggal nya sang ibu pun belum
pulang. Jam 10 malam sang ibu pun tiba, dodo takut untuk bertanya dan terus
memperhatikan ibu nya, ibunya merokok terus dan terus hingga dodo batuk pun
sang ibu masih tidak peduli dengan suara batuk dodo, “ ngapain lu batuk-batuk tidur
aja lu” sang ibu malam itu
dalam keadaan mabuk memang mabuk ringan tapi ini awal dari bencana besar untuk
dodo yang malang. “ bu, ibu
sayang tidak sama dodo? Bu kenapa ibu merokok terus bu?” sang ibu menampar dodo, dan dodo
pun terdiam sambil menangis menahan rasa sakit .” lu jangan ngomong,
nanya-nanya urusan gue diem kalo gak gue bunuh” dodo menagis dalam pilu dalam hati
dodo berkata “ ya Allah
mungkin jika dodo mati, ibu gak akan marah-marah lagi sama dodo. Dodo harus
pergi dari sini, dodo sakit ya Alloh. Gak ada yang sayang sama dodo” jelas Allah menitipkan seoarng
anak terhadap orang tuanya agar di perlakukan dengan penuh kasih sayang, tapi
orang tua dodo malah menyia-nyiakan dodo. Hari mulai terang dodo seperti biasa
pamit, dia pergi mengemis sang ibu masih tertidur, dodo yang saat itu mendapat
5rb rupiah hasil mengemis pergi ke sebuah warung membeli bolpoint dan selembar
kertas polio. Duduk di antara tumpukan sampah dodo menangis dan
menyendiri, sambil menangis dia menulis sepucuk surat untuk sang ibu tercinta.
Untuk ibu tercinta,
bu dodo pamit. Ibu bilang ibu mau membunuh dodo, dodo
nakal ya bu? Gak bisa dapat uang yang banyak. Bapak juga pergi ninggalin dodo,
bu dodo ingin sekali ibu cium dodo, ibu peluk dodo membacakan dongeng buat dodo,
dan nyuapin dodo. Ibuku sayang jika dodo mati mungkin ibu gak akan marah-marah
lagi. Dah ibu dodo mau mati ya bu, nanti tolong cium dodo sebelum dodo di
makamkan ya bu,
salam ibuku sayang
dodo tau sang ibu tidak ada di rumah siang itu, karena dodo
tau sang ibu pasti main ke gedung tua itu lagi dengan om preman. Dodo menyimpan
surat itu tepat di atas tempat tidur, dodo lari dan terus berlari sambil
menangis “ya Allah aku
tau bunuh diri dosa, kata pak ustdz jangan. Tapi dodo mau mati biar ibu gak
marah-marah lagi maaf ya ya Allah. Jaga ibu ya!”
naas hari itu, dodo berdiri di atas rel dan keretapun yang
sedang melaju kencang seketika menabrak anak yang malang itu, jasad dodo
rusak dan tidak dikenali lagi. Badannya terseret hingga puluahan meter, dan darahnya
mewarnai sepanjang rel. Naas dan tragis, sang bocah yang tidak memahani sebuah
kehidupan harus menanggung hidup yang berat.
Beritapun tersiar dimana-mana , sang ibu yang sedang asik
mesum di gudang tua itu, tidak mengetahui bahwa sang anak telah tewas. Sang
anak pun di bawa ke rumah sakit untuk di otopsi, wajahnya tak dikenali lagi,
dan beritapun diamana-mana memberitahukan siapa saja yang kehilangan anak usia
8 tahun harap lapor ke pihak yang berwajib. Sang ibu tiba di tempat tinggal
nya. “do dodo, dimana lu?” dalam keadaan mabuk dia
menghampiri tempat tinggal pak gunadi dan menuduh pak gunadi menyembunyikan
dodo. Istri pak gunadi pun bilang “
kemana dodo jam segini belum pulang?, dia pasti kejar setoran gara-gara takut
disiksa sama lu” seperti
biasa pak gunadi membawa tali lagi, untuk mengikat ibu dodo. Berontak menjerit
dan tertawa itulah yang dilakukan ibu dodo. Istri pak gunadi mencari dodo, dan
masuk ke gubuk dodo. “ dodo
sayang ini bibi nak? Dodo kemana ya jam segini belum pulang??” istri pak gunadi duduk di tempat tidur
dodo sambil menangis dan menemukan sepucuk surat. Karena gubuk dodo agak
remang-remang istri pak gunadi pun keluar untuk membaca. Kaget tak terkira,
diam seketika. Dia lari ke kepolisian. Barang kali anak yang bunuh diri tadi itu
adalah dodo, istri pak gunadi menyerahkan sepucuk surat ke polisi, dan bergegas
lari ke rumah sakit untuk melihat korban, histeris menjerit dia sedih sekali
melihat jasad dodo yang sudah hancur, hanya baju dan warna baju yang ia kenal.
Istri pak gunadi pun melaporkan perkara ini ada kaitan nya dengan penyiksaan
sang ibu, yang kerap memukulnya. Hingga dodo bunuh diri. Istri pak gunadi
pulang dan membawa polisi, sang suami heran . istri pak gunadi menyerahkan ibu
dodo ke kepolisian, sang ibu pun di bawa. Istri pak gunadi menjelaskan tentang
surat yang di temukannya, dan menjelaskan korban yang bunuh diri seorang anak
di rell yang begitu gencar pemberitaanya. Sang ibu pun mendekap di sel tahanan,
sungguh sakit sekali hatinya mengetahui anaknya bunuh diri, di tambah lagi
dengan sepucuk surat dari dodo. Hari sedang berduka, dodo pun di makam kan di
pemakan umun, sang ibu yang di borgolpun menyaksikan pemakaman dodo, istri pak
gunadi terus mencaci ibu dodo. “
wanita iblis, pembunuh, anak bukannya di sayang malah di siksa, setan lu biadab”
Memang, bukankah seorang anak adalah anugerah dan titipan,
kenapa masih banyak orang yang memperbudak anaknya, tidakkah malu memakan hasil
keringat anak yang harus nya di berikan perlindungan dan kasih sayang.
Bagi siapapun jagalah anak anda, sebelum anak anda di ambil
oleh pemilikNYA
0 komentar:
Post a Comment