Home » , » KISAH KETULUSAN SEORANG SUAMI

KISAH KETULUSAN SEORANG SUAMI

Hari ini saya ingin berbagi dengan anda tentang sebuah kisah yang terjadi di antara kehidupan kita. Tentang kasih yang tulus dari seorang suami untuk istrinya. Ini menarik untuk di bagikan, dari cerita ini kita bisa menyimpulkan dan mendapat hikmah di balik cerita ini.
Dia adalah sosok yang sederhana sebut saja namanya Pak Ucih, Pak Ucih ini terkenal soleh dan tekun beribadah. Beliau bekerja serabutan, pengembala, petani dan juga guru ngaji. Beliau terkenal tegas dalam mengajar mengaji, saya salah satu muridnya. Beliau begitu apik dalam lapal pembacaan setiap ayat dalam al Quran, setiap hurupnya begitu detail dan juga hukum tanda bacanya harus jelas.
Beliau orang yang hebat, suami yang sayang terhadap istrinya memiliki 4 anak laki-laki yang juga soleh. Beliau memiliki istri yang sudah lama mengalami lumpuh. Tangan dan kaki bertahun-tahun sudah tak dapat di gerakan. Beliau sebagai seorang laki-laki normal tentunya mungkin dari sebagian laki-laki membutuhkan kebutuhan biologis. Namun beliau tidak melakukan tindakan kejam yang seperti laki-laki kebanyakan, meninggalkan dan membuangnya. Namun sebaliknya beliau merawatnya dengan tekun, silih berganti dengan anaknya. Beliau dalam berkata begitu santun dan lembut. Beliau ini hebat dengan segudang aktifitas untuk memenuhi kebutuhan keluarga mengurus anak dan istrinya. Waktu demi waktu berganti tahun dan hari. Hingga suatu ketika beliau jatuh sakit, di sini yang merawat mereka berdua adalah anak-anak mereka yang mereka didik dan tumbuh menjadi pribadi yang soleh. Suatu ketika , ketika beliau agak sehat beliau pergi ke mesjid untuk menunggu adzan maghrib dengan sholawat kepada Nabi di mesjid. Saat itu pukul 06.00 kurang sedikit, saat itu terdengar suara Pak Ucih yang khas dan merdu. Beliau menangis, tiba-tiba suara sholawat saat itu begitu membuatku menagis pula. Rasanya terharu, saat itu sholawat terdengar begitu khidmat. Dan setelah 2 minggu kemudian pak Ucih menginggal dunia. Kembali kepada Allah SWT lebih cepat. Meninggalkan istri dan ke 4 anaknya. Beliau memiliki anak yang masih sekolah saat itu, dan memang rezeqi untuk keluarga Pak Ucih selalu mengalir. Istrinya begitu terpukul kehilangan suami yang begitu sabar dalam mengurus dirinya. Beberapa bulan istri beliau memang di rawat dengan baik oleh anak-anaknya. Naas saat itu tiba, istri beliau menyusul mengahap Allah SWT. Duka bagi anak-anakt tentunya berlipat-lipat. Hanya selang beberapa bulan mereka kehilangan seorang ibu. Pak Ucih berhasil mendidik anak-anak mereka. Kini mereka tumbuh menjadi anak-anak yang soleh. 2 di antara anaknya sekarang sudah menjadi Ustadz. Dan 2 lagi berusaha dagang dan telah menikah.

Di sini, kita dapat melihat peran seorang pemimpin yang berdampak kepada angggotanya. Bukan hanya mengajar beliau juga memperaktekan ilmu kepada kami muridnya dan mereka anak istrinya, meski beliau sudah tiada namun jasa nya tepat menempel dalam ingatan. Kesungguhan menjadi seorang pemimpin, kesabaran dalam menjalankan kewajiban dan kelembutan serta kesantunannya dapat membuat pribadi anaknya menjadi anak yang mandiri dan soleh. Betapa bahagia istri beliau. Meski dalam keadaan sulit Pak Ucih tak pernah meninggalkannya, bahkan dengan kesabaran dan kelembutan hatinya bertahan dan merawatnya, inilah yang harus nya dilakukan oleh seorang pemimpin. Menjaga merawat dan memelihara. Meski meninggalkam anak-anaknya, tapi pribadi beliau adalah guru dan teladan bagi anak-anaknya. Semoga kita bisa belajar bertanggung jawab dan bersikap sabar.



/>

0 komentar:

.comment-content a {display: none;}