Home » , » CINTA YANG HILANG KARENA PENGHIANATAN

CINTA YANG HILANG KARENA PENGHIANATAN


Hari ini langit mendung, tiba-tiba Indah menangis pilu mengingat sosok Peri yang masih terbayang. Peri adalah kekasih Indah dia meninggal dalam keadaan yang sangat tragis.
Mendungpun mengantarkan Indah pada kenangan masa lalu, dahulu sewaktu mereka duduk di bangku kuliah, Peri dan Indah adalah pasangan kekasih yang paling romantic, saling menguatkan dan saling mengasihi. Ke duanya adalah mahasiswa yang berprestasi, seiring waktu berjalan mengantarkan ke duanya pada kelulusan dan meraih gelar sarjana, dengan nilai terbaik.
Peri mencari kerja ke ibu kota, sedangkan Indah bekerja di dalam kota saja. Peri berhasil dan sukses mendapatkan pekerjaan yang baik, begitu pula dengan Indah. Saat itu, ke duanya merencanakan bahwa setahun setelah mereka kerja atau mengumpulkan uang keduanya berniat untuk menikah. Tapi karena komunikasi dan jarak yang tak selancar saat bersama, maka Indah tergoda oleh laki-laki lain yang memiliki pekerjaan yang lebih bagus daripada Peri. Namun Indah tetap menjalin hubungan dengan Peri. Awalnya hubungan Indah dengan Widodo (selingkuhan Indah ) tergolong lancar, hingga suatu ketika Widodo melihat kenyataan pahit bahwa Indah sebenarnya telah memiiki kekasih. Widodo pura-pura tidak tahu dan bersikap lebih manis sebagai pembalasan terhadap Indah, namun di balik sikap manis Widodo terismpan rencana jahat.
Suatu ketika Peri pulang ke kampung halaman, Indah yang padai berbohong berhasil mengelabui Peri, dan pertemun itupun berjalan lancar, tanpa di ketahui Indah bawah Widodo mengikuti ke duanya dari kejauhan.
Tanggal pernikahan semakin dekat, Widodo nekat pergi ke Ibu kota dan menceritakan semuanya kepada Peri. Peri marah dan tidak menerima karena Peri sangat percaya terhadap Indah. Betapa kagetnya Peri saat melihat poto-poto mesra Indah dan Widodo. Peri terpukul, dan sangat terpuruk. Widodo akhirnya kembali, dan berniat bertemu dengan Indah. Saat bertemu dengan Indah, Widodo yang memiliki niat busuk karena sakit hati akhirnya melancarkan niat jahatnya. Widodo menodai Indah, setalah melakukannya Widodo masih bersikap biasa. Indah yang masih kaget dan tak terima dengan perlakuan Widodo akhirnya menangis, namun Widodo meyakinkan akan bertanggung jawab. Indah bingung, akhirnya Indah mengabari Peri bahwa dirimya tidak bisa melanjutkan hubungan dan memutuskan secara sepihak. Sehari telah berlalu, pikiran Peri semakin semeraut, sementara Widodo menjauh dan pergi meningglakan Indah, Widodo mengatakan pada Indah bahwa dia tidak ingin bertemu dengan seorang pendusta. Widodo menceritakan apa yang dia tahu, akhirnya Indah semakin terpukul, harus kehilangan Peri dan Widodo pergi meninggalkannya. Malam telah tiba, langit begitu mendung dan hujan pun turun saat itu Peri yang masih pikirannya semeraut, ingin mendengar kata-kata Indah secara langsung. Dia berangkat dari ibu kota menuju kampung halamannya menggunakan sepeda motor dengan jarak waktu yang cukup lama sekitar 5 jam. Karena malam semakin pekat, tak sadar Peri bahwa bahaya sedang mengintainya. Penjahat yang menginginkan motor Peri (atau serang begal )meneb*s punggung Peri hingga peri terjatuh dan terluka, punggungnya berdarah akibat luka. Akhirnya Peri di larikan ke rumah sakit, pukul 01.00 dini hari Peri menghembuskan nafas terakhirnya. Peri meninggal pihak ke polisian mengabarkan pada keluarganya dan sampailah kabar itu pada Indah. Indah merasa bersalah dan sangat terpukul, ia merasa ini adalah kesalahannya, andai saja dia tidak melakukan penghinatan itu Peri tidak mungkin pulang dalam keadaan larut malam. Naas bagi Peri meninggal dalam keadaan hati yang terluka, dan kini Indah harus menanggung perbuatannya, ternodai dan harus kehilangan orang yang terbaik yang tulus mencintainya.

Seperti itulah, kadang cinta yang di sertai nafsu terlihat indah namun hanya sementara, namun cinta sejati tak akan pernah mati meskipun raga tak bernyawa. Kejadian dalam kehidupan kita, selalu mencari yang lebih baik dan membandingkan padahal kenyataannya apakah kita sudah menjadi yang terbaik? Dan apakah kita sudah cukup pantas untun mendampingi orang yang terbaik? Jika memang cinta, waktu dan jarak bukanlah pemisah keduanya, namun waktu dan jarak akan mewarnainya dengan kerinduan. Sikap saling mengerti dan memahamilah yang akan menguatkannnya. Jika salah satunya tak mengerti, hancurlah cinta dan perasaan yang telah lama di bangun.


/>

0 komentar:

.comment-content a {display: none;}