Home » » MENJAGA HATI - MENGERTILAH INI TAK MUDAH

MENJAGA HATI - MENGERTILAH INI TAK MUDAH

Saat memutuskan menjalani jalan masing - masing, saat itu kitapun menyadari bahwa segala sesuatu yang pernah kita lakukan dalam memperjuangkan masa depan tidak mungkin bisa seperti dulu lagi.
Setiap pagi, siang dan malam menukar kabar, saling menyemangati satu sama lain, saling menghibur di kala sedih bahkan meluangkan waktu hanya untuk menumpahkan semua keluh kesah dalam hidup. Hanya duduk ditepi kolam saja sudah cukup dan membuat kita bahagia.

Tidak mungkin seperti itu lagi, tidak mungkin saling menggenggam tangan lalu menguatkan satu sama lain. Jalan yang kita tempuh sudah berbeda.

Saat pertama kamu yang memutuskan pergi dan tak lagi menemani dalam setiap perjuangan ini, saat itu pula kamu memutuskan bahwa semua akan berubah.

Meski... Kita tak pernah tahu hati kita masing - masing seperti apa sebenarnya, namun aku  merasakan ada sesuatu yang tulus saat bersama. Mungkin itu yang membuatku sulit untuk menerima dan melepaskan. Asal kamu tahu, detik - detik terahir saat hari besarmu itu. Aku sempat tak rela, batinku terluka. Tak mungkin aku sanggup dan mampu kehilangan begitu saja.

Tahukah kamu?? Aku pergi ke tempat jauh yang tak pernah aku lakukan seumur hidupku. Pergi ke tempat yang sama sekali aku tidak tahu dimana keberadaanmu saat itu.  Aku mencarimu dalam keputus asaan, hanya berharap melihat yang terahir kali dan mengatakan perasaan hati yang sebenarnya. Namun sayang, aku tidak tahu tepatnya dimana kamu berada. Sulit kuhubungi, dalam kebingungan dan keputus asaan tak sengaja aku bertemu kawan lama. Dia mencoba membantuku untuk mencarimu, tapi nihil!!! Dan aku putuskan pulang kembali saat itu bahwa mencari tempat kerjamu tidak semudah yang aku bayangkan dan hari mulai sore.

Lantas.... Aku pulang dengan tangan kosong. Tidak bertemu denganmu tidak bisa mengungkapkan semua kepedihan saat itu. Perjuangan yang sia - sia, menyadari perasaan hati di detik - detik terahir memang sudah tidak berguna lagi, setidaknya aku pernah berjuang. Tapi sudahlah aku mencoba ikhlas pasrah. Aku bisa apa?
Ketika Tuhan berkata, bahwa kamu memang bukan jalanku!

Setiap malam dalam doa ketika menyebut namamu, ku hanya berdoa semoga engkau bahagia. Dan aku berharap bisa sembuh dari lukaku,meski tangis tak pernah berhenti di kala doa dipanjatkan.

Aku berusaha untuk melupakan, menghapus semuanya. Bahkan meski kadang rindu aku mencoba mengabaikan. Apa pernah aku lupa? Tidak, kadang berharap aku bisa melupakan agar aku tidak melulu mengingat tentang masa lalu.

Hingga suatu ketika, kamu mengabariku kembali. Rasanya lega mendengar semuanya baik - baik saja.

Dan kini aku punya kehidupan yang tak sendiri lagi .Ada hati yang perlu kita jaga, meski memang kita tidak melakukan apa - apa.

Aku hanya takut, terlalu sering menukar kabar hanya akan menimbulkan luka untuk orang - orang yang disamping kita. Yang kita pilih untuk menjadi kawan hidup kita.
Bukankah dulu pernah terjadi, hanya karena keakraban kita, kita lupa pasangan kita. Hingga hubungan kita berdua kandas dengan pasangan masing - masing. Satu sama lain saling cemburu dan menuduh, untungnya dulu kita dengan pasangan kita belum terikat ikatan yang lebih jauh

Tapi kini??
Bukankah semua telah berubah, berbeda tak lagi sama. Kita memiliki pasangan yang kita pilih untuk menemani perjuangan hidup kita.

Sekarang kamu marah??
Karena aku tak pernah menanyakan kabarmu?
Apa yang terjadi jika kita begitu akrab, kita begitu asik saling komunikasi satu sama lain. Apa yang terjadi dengan orang yang berada disamping kita??

Tak mudah, menahan diri untuk tidak menghubungi. Berjuang mati - matian agar bisa menahan rindu yang tak pernah hilang, berusaha keras agar komunikasi tak terlalu sering. Itu semua untuk kebaikan kita.

Kadang setan menggodaku, dengan ilusi yang semakin liar. Mengingatmu, merindukanmu dan benar - benar ingin bertemu.

Tapi aku berusaha meyakinkan dalam hati, bahwa sahabatku bukanlah teman dalam maksiat. Dia sahabatku yang pernah membangunkan tidurku untuk bersujud di sepertiga malam, dia sahabatku yang selalu peduli dan penuh kasih dalam kebaikan,dia sahabatku yang pernah mengingatkanku tentang aurat.
Dia sahabatku di dunia yang mengingatkanku pada kebaikan, dan berharap dia juga sahabat terbaik hingga pada kehidupan yang abadi. Setiap hari berdoa, semoga Alloh menjaga hati kita, terlebih hatiku agar tidak tergoda dan merusak kehidupan satu sama lain.

Meski dulu sering sekali aku menyesal, karena terlalu lugu tak pernah memahami perasaanmu. Ketika kamu mengatakan " katakan saja, jika kau tak mengijinkanku untuk menikah maka aku tak kan menikah, dan aku akan menemanimu"

Namu aku menjawab tanpa berfikir " menikahlah dengan pilihan orang tuamu, jangan hiraukan aku. Jangan jadikan aku sebagai penghalangmu"

Beberapa hari sebelum kamu menikah kamu menghubungiku dan mengatakan " semua salahmu, aku meminta ijin kenapa kau ijinkan aku menikah, hingga semua berahir. Semua telah berahir! Aku sayang kamu"

Lantas membuatku benar - benar menyesal dan menangis hingga aku teringat, saat orang tuamu memintaku untuk mendampingi hidupmu. Dan itu yang membuatku untuk mencarimu, hanya ingin mengatakan maaf dan menyesal.

Saat itu aku berfikir, ini bukan keinginanmu ini keinginan orang tuamu. Aku berfikir seperti itu, dan bodohnya aku, aku membuat ibumu kecewa. Hingga ia berusaha keras mencari pendamping wanita yang mungkin kamu akan sulit untuk tidak mematuhi maunya.aku tidak berfikir bahwa apa yang diminta ibu saat itu adalah maumu.

Saat seperti ini, aku jadi ingat tentangmu!
Kau pernah menunggu hingga malam hanya karena aku kebagian jadwal malam saat sidang skripsi. Kamu rela mununggu lama hingga akhirnya mengantarkanku pulang.

Setiap pulang dari ibu kota, kamu langsung ke rumahku hanya untuk mengajakku main. Bukan kekasihmu yang kau datangi, tapi aku.

Saat aku di PHK kamu langsung pulang dari ibu kota, hanya untuk datang menghiburku dan membawakanku donat kesukaanku.

Menyimpan semua uangmu, kamu menitipkan semua uang mu di rekening pribadiku.

Saat aku butuh saat kuliah, dengan cepat kamu datang kerumahku.

Chat hingga aku tertidur.

Mengajakku main bersama teman - temanmu ke tempat yang baru.

Membelikanku baju lebaran di hari pertama puasa.
memberi uang jajan hanya untuk menonton d bioskop bersama teman - temanku.

Menyuruhku setiap minggu untuk mengunjungi orang tuamu.

 Dan cemburumu yang tak alasan hingga marah - marah

Itu semua kebodohanku, yang tak menyadari hatimu.

Maafkan aku yang bodoh tak memahami itu semua. Jika ingat itu membuatku sedih....
Tidak mudah berusaha untuk tidak tergoda dengan hadirmu saat ini, karena keadaan sudah berbeda.
Mengertilah bukan karena aku tidak menghubungimu atau aku tidak menanyakan kabarmu bukan berarti aku benar - benar lupa dan benci.

Itu semua aku lakukan hanya untuk menjaga hati kita masing-masing. Bahwa keadaan sudah berbeda....

Semoga engkau yang pernah mengisi hatiku dan mewarnai hariku mengerti bahwa caraku diam saat ini hanya untuk menjaga hati kita agar tidak tergoda. Meski hanya menukar kabar, tak sedikit dengan mendapatkan kabar aku selalu menyesal pada masa itu yang tidak pernah menyadari arti hadirmu. Hingga membuatku lama terdiam dan kembali merasakan perasaan yang tak seharusnya ada saat ini.

Mengertilah sahabat terbaikku.... Caraku saat ini hanya untuk menjaga hati

Percayalah, sulit melupakan semua kebaikan dan ketulusanmu. Terlebih dulu aku yang bodoh dan salah




/>

0 komentar:

.comment-content a {display: none;}