Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam Jabatan *Angkatan 4* Tahun 2020 Universitas Negeri Makassar (UNM) yang telah ditetapkan, wajib mengisi biodata sebelum mengikuti PPG dalam Jabatan sebagai lapor diri. Tujuan pengisian biodata ini, untuk memastikan bahwa mahasiswa PPG dalam Jabatan *Angkatan 4* Tahun 2020, terkonfirmasi di Sistem Informasi Akademik (SIA) UNM, selanjutnya tervalidasi pada Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Mahasiswa yang tidak melakukan pengisian biodata sampai batas waktu yang ditentukan berakhir, dianggap tidak melakukan lapor diri dan tidak terdaftar sebagai mahasiswa PPG Universitas Negeri Makassar.
Sebelum memulai pengisian biodata, sebaiknya mahasiswa mempersiapkan antara lain:
1. File scan dokumen Format A1 yang sudah di cetak dan diisi dari AP4G-Konfirmasi
2. File scan dokumen Pakta Integritas yang sudah dicetak, diisi dan sebelumnya sudah dibubuhi materai 6000
3. File scan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
4. File foto berwarna, Foto terbaru dengan jas berwarna gelap (laki-laki berdasi) dan latar belakang warna merah, wanita berjilbab tidak usah menggunakan dasi
5. File scan ijazah dan trasnkrip S1 (hal yang sama untuk ijazah, transkrip S2 dan S3 jika ada)
6. File scan foto kopi SK terakhir yang telah disahkan
7. File scan surat pernyataan izin dari kepala sekolah format dapat di download di ( http://ppg.unm.ac.id/download ), yang telah dibubuhi materai 6000
8. File scan NPWP bagi yang memiliki
Form biodata sebagai bukti lapor diri dalam mengikuti PPG dalam Jabatan Tahun 2020 *angkatan 4*, terkonfirmasi paling lambat *02 September 2020.*
format seperti ini:
1. Scan Format A1 (pdf)
2. Scan Pakta Iintegritas (pdf)
3. Scan KTP (jpg)
4. File foto berwarna (jpg)
5. Scan Ijazah+Transkrip S1 (pdf)
6. File Scan Foto kopi SK Terakhir (pdf)
7. Scan Surat ijin KS (pdf)
8. Scan NPWP (jpg)
Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan mengenai beberapa hal, kami sampaikan penjelasan atau jawaban mengenai hal berikut ini:
1.Isian data yang kosong atau salah pada format A1 dan Pakta integritas. Perlu diketahui bahwa isian data tersebut langsung dari Pusat bukan dari LPTK. Isian data yang kosong dapat ditambahkan secara manual. Isian data yang salah dapat dibetulkan dengan cara dicoret, diparaf lalu dibetulkan agat tetap terlihat data sebelumnya
2.Nomor peserta PPG dapat dilihat pada format A1 yang dapat diunduh pada laman sergur.id
3.SK Kepegawaian terakhir bagi guru honorer adalah SK dari Bupati/Provinsi dapat ditambah dengan SK pembagian tugas sekolah terakhir. Bagi guru PNS atau Guru Tetap Yayasan (GTY) sudah Jelas
4.Izin Kepala Sekolah bagi guru yang sudah pindah sekolah/mutasi (dengan syarat masih dalam lingkungan kemdikbud) dimintakan kepada Kepala Sekolah yang baru dengan pembetulan data seperti di atas.
jika ada guru yang pindah mengajar di sekolah naungan *kemenag (madrasah), ybs tidak dapat melanjutkan* PPG dalam Jabatan dibiayai APBN
Sumber Berita : Bpk. Andi Muhammad Irfan ( pihak UNM )
HASIL PEMBELAJARAN DENGAN PENERAPAN
TEKNOLOGI MENGGUNAKAN MODEL GUIDED
INQUIRY LEARNING
Dina
Suci Wahyuni, S.Pd
SMP
NEGERI 4 SODONGHILIR
JL.
RADEN IHROOM DANAATMAJA KECAMATAN SODONGHILIR
KABUPATEN
TASIKMALAYA
46473
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penelitisampaikan kehadirat Allah Swt, karena
limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penelitidapat menyelesaikan PenelitianTindakan Kelasyang berjudul “HASIL
PEMBELAJARAN DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI MENGGUNAKAN MODEL GUIDED INQUIRY LEARNING”.
Penelitian tindakan kelas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas sebagai Guru Penggerak Sekolah Inovasi Digital. Penelitian ini juga dimaksudkan sebagai satuansistem pembelajaran peneliti supaya lebih
baik lagi dalam penerapan teknologi saat pembelajaran.
Dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini penelitibanyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu Peneliti mengucapkan terima kasih dengan tulus dan
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga
Penelitian ini selesai.Oleh karena itu pada kesempatan ini penelitiingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.Dra. Hj. Toto Toyibah,M.Si sebagai
Kepala SMP Negeri 4 Sodonghilir,
2.Bapak Budi Wahono, S.Pd sebagai
pembimbing Guru Penggerak Sekolah Inovasi Digital,
3.Peserta didik kelas IX SMP Negeri4 Sodonghilir,
4.Kedua orang tua, dan suami tercintayang telah banyak memberikan inspirasi,
motivasi dan berbagai bantuan lainnya.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada Peneliti mendapatkan
balasan yang selayaknya dari Tuhan Yang Maha Esa.
Akhirnya Peneliti berharap semoga apa yang disajikan
dalam penyusunan penelitian tindakan kelas ini memberikan manfaat kepada
berbagai pihak pada umumnya dan Peneliti khususnya.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………..i
LEMBAR
PENGESAHAN............................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................... iii
RESUME…………………………………………………………..iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................... 1
A.Latar Belakang .............................................................................. 1
BAB
II LANDASAN TEORI........................................................ 3
BAB
III HASIL DAN
PEMBASAHAN....................................... 6
A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.............................................. 6
B. Implementasi Pembelajaran.......................................................... 6
C. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran................................................... 6
D. Pembahasan.................................................................................. 7
BAB
IV HASIL SIMPULAN
DAN REKOMENDASI.............. 8
A. Simpulan....................................................................................... 8
B. Rekomendasi................................................................................ 8
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………..9
LAMPIRAN I……………………………………………………..10
Kata Kunci:Pembelajaran,
Teknlogi, Guided Inquiry Learning
RESUME
Dina Suci Wahyuni. 2020. HASIL PEMBELAJARAN DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI
MENGGUNAKAN MODEL GUIDED INQUIRY LEARNING
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, peneliti menemukan beberapa faktor yang menjadi kendala laindalam pembelajaran
dengan penerapan teknologi yaiturendahnya
pemahaman siswa terhadap penggunaan aplikasi berbasis web dalam pembelajaran
jarak jauh ( PJJ )
Maka dari itu peneliti mencoba
menggunakan aplikasi yang ramah dan mudah digunakan peserta didik agar minat
peserta didik dalam belajar semakin meningkat. Peneliti juga menggunakan salah satu model pembelajaran yang tepat dan dapat
menumbuhkan minat
peserta didik yaitu Guided Inquiry
Learning.
Pembelajaran
dengan menerapkan teknologi dan menggunakan model Guided Inquiry Learningpeneliti mendapatkan adanya antusias pada
peserta didik saat pembelajaran, dan minat belajar meningkat meski kegiatan
pembelajaran dilaksanakan dengan jarak jauh ( PJJ). Persentasi peserta didik yang mengikuti
pembelajaran jarak jauh dengan penerapan teknologi menggunakan model Guided Inquiry Learning adalah 96,77%.
Artinya dari 31 peserta didik yang mengikuti pembelajaran adalah 30 orang, ini
meningkat dari kegiatan sebelumnya, dimana hanya sekitar 21 peserta didik ( 70%
) yang mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh saat sebelum menggunakan
aplikasi berbasis web, belum ada kolaborasi aplikasi Antara Whatsapp dengan
aplikasi lainnya yaitu M-Edukasi ( aplikasi pembelajaran ), Zoho ( absensi
dgital ), Zoom meeting ( Vicon / tatap muka online ). Dengan kolaborasi
berbagai aplikasi maka dapat menumbuhkan minat siswa karena ada rasa tertarik
dengan hal baru yang membuat peserta didik perlu dan ingin mencoba pembelajaran
jarak jauh yang menyenangkan dan bervariasi. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat
berjalan dengan semestiny
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penerapan teknologi dalam
pembelajaran di sekolah sangat
penting dan bermanfaat bagi peserta didik karena dapat menstimulus otak
sehingga peserta didik mampu berfikir kreatif dan simpatik terhadap lingkungan
disekitarnya. Namun dalam kenyataannya, banyak peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam penggunaannya. Mereka menganggap bahwa kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan teknologi adalah
kegiatan yang sulit seperti yang terjadi di SMP Negeri 4
Sodonghilir
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, penelitijuga menemukan masih ada beberapa faktor yang menjadi kendala antara
laindalam penerapan
teknologi saat pembelajaran
yaitusulitnya penggunaan
aplikasi berbasis web membuat peserta didik kesulitan dan enggan untuk belajar. Pendidik mencoba menjelaskan materi dengan menggunakan
beberapa aplikasi berbasis web yang bisa di akses di android/tab. Namun akibatnya peserta didik mengalami
kesulitan saat pembelajaran karena kurangnya pemahaman saat menggunakan
aplikasi berbasis web tersebut.
Sejalan dengan keadaan itu, bahwa kemampuan peserta didik dalam
menggunakan teknologi yaitu penerapan sebuah aplikasi saat pembelajaran
mendapatkan hasil yang kurang maksimal.Oleh karena itu
peneliti menerapkan aplikasi berbasis web yang ramah dan mudah digunakan oleh
peserta didik yaitu M-EDUKASI dengan model pembelajaran yang tepat dan dapat menumbuhkan minat peserta didik
dalam kegiatan
pembelajaran terutama pembelajaran jarak jauh ( PJJ ) karena COVID -19 yaitu Guided Inquiry Learning. Model pembelajaran Guided
Inquiry Learningdimaksudkan
untuk memberikan pemahaman kepada perserta didik dalam mengenal, memahami
penggunaan teknologi saat pembelajaran. Tujuan utama dari model pembelajaran Guided
Inquiry Learningadalah untuk meningkatkan daya pikir,
membangun motivasi dari dalam dan luar, belajar caranya menemukan, dan
mengembangkan pemikiran.
Model Guided
Inquiry Learning menekankan
pada keaktifan Peserta didik proses belajar mengajar yang selama ini pasif
berubah menjadi aktif dan kreatif.
B. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan
masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui peningkatan belajar dengan menggunakan teknologi dan modelGuided Inquiry Learningpada pesertadidik pada mata pelajaran IPA dengan materi Sistem Reproduksi Pada
Manusia di kelasIXSMP
Negeri 4Sodonghilir tahun pelajaran 2020/2021
C.
Manfaat Penelitian
1. Secara teoretis
Menemukan teori pengetahuan baru tentang penggunaan
teknologi saat pembelajaran dengan model Guided
Inquiry Learning
2. Secara
praktis
Memberikan
gambaran pada pendidik tentang penerapan teknologi saat
pembelajaran dengan model Guided Inquiry
Learning.
BAB II
Landasan Teori
A. Kajian Teoretis
1. Sistem Reproduksi
Reproduksi
pada manusia terjadi secara seksual, artinya terbentuknya individu baru diawali
dengan bersatunya sel kelamin laki-laki (sperma) dan sel kelamin wanita (sel
telur). Sistem reproduksi manusia dibedakan menjadi alat reproduksi
laki-laki dan perempuan.
a. Alat reproduksi laki-laki
Alat reproduksi laki-laki terdiri
dari alat kelamin bagian luar dan alat kelamin bagian dalam. Perhatikan gambar
di bawah. Alat kelamin bagian luar terdiri dari penis dan skrotum. Sedangkan
alat kelamin bagian dalam terdiri dari testis, epididimis, vas deferens,
prostat, vesika seminalis, dan kelenjar bulbouretral.
b. Alat reproduksi wanita
Saat dilahirkan seorang anak wanita
telah mempunyai alat reproduksi yang lengkap, tetapi belum berfungsi
sepenuhnya. Alat reproduksi ini akan berfungsi sepenuhnya saat seorang wanita
telah memasuki masa pubertas. Alat reproduksi wanita juga terdiri dari alat
kelamin dalam dan alat kelamin luar. Alat kelamin bagian luar terdiri dari
lubang vagina, labia mayora, labia minora, mons pubis dan klitoris. Sedangkan
pada alat kelamin bagian dalam terdapat ovarium, tuba falopii (oviduk), dan
uterus (rahim).
2. Pengertian Teknologi
Menurut Wikipedia Teknologi adalah
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Pada dasarnya,
teknologi diciptakan untuk dapat memudahkan pekerjaan manusia. Saat ini
teknologi telah menjadi kebutuhan utama manusia. Bahkan teknologi pun pun
digunakan di seluruh aspek kehidupan manusia, seperti dalam bidang kedokteran,
komunikasi, militer, transportasi dan pendidikan. Dari berbagai bidang
tersebut, penerapan teknologi di bidang pendidikan masih sangat terbatas.
Padahal, penerapan teknologi ini lebih banyak digunakan di bidang hiburan.
Pemanfaatan ini justru akan menimbulkan banyak masalah seperti penyalahgunaan
dan bahaya kesehatan. Kendati demikian, jika diimplementasikan di bidang
pendidikan, teknologi dapat membantu dan mempercepat tujuan pendidikan.
Penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi di dalam dunia pendidikan terus berkembang dalam
berbagai strategi dan pola, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam
sistem e-Learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan perangkat
elektronik dan media digital, maupun mobile learning (m-learning) sebagai
bentuk pembelajaran yang khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi
bergerak. Tingkat perkembangan perangkat bergerak yang sangat tinggi, tingkat
penggunaan yang relatif mudah, dan harga perangkat yang semakin terjangkau,
dibanding perangkat komputer personal, merupakan faktor pendorong yang semakin
memperluas kesempatan penggunaan atau penerapan mobile learning sebagai sebuah
kecenderungan baru dalam belajar, yang membentuk paradigma pembelajaran yang
dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
3. Pengertian M-Edukasi
M-Edukasi merupakan
nama khas mobile learning yang pada dasarnya merupakan bentuk khusus model dari
nama generic mobile learning pada umumnya. Sebagai suatu produk pengembangan
sistem, M-Edukasi yang dikembangkan oleh Balai Pengembangan Multimedia (BPM)
menggunakan format dan model khusus. M-Edukasi ini memiliki slogan “belajar
cepat tanpa sekat”. Slogan ini mengambarkan suatu misi bahwa dengan adanya M-Edukasi
ini maka pengguna bisa belajar secara cepat di manapun dan kapanpun tanpa
dibatasi oleh waktu dan tempat belajar.
4. Model pembelajaran Guided
Inquiry Learning
Kuhlthau & Todd (2007)
menyatakan inquiry terbimbing adalah pembelajaran inquiry yang
direncanakan, diawasi, diintervensi. Sund & Trowbridge (1973:67-68)
menyarankan penggunaan inquiry terbimbing, sebagai bentuk
pelaksanaan yang menyediakan bimbingan dan petunjuk yang luas, diberikan pada
peserta didik yang belum berpengalaman dengan pendekatan inquiry.
Menurut Jauhar (2011: 64), pembelajaran inquiry terbimbing
ada beberapa ciri utama model pembelajaran inquiry yaitu:
a.Menekankan kepada aktivitas siswa
secara maksimal untuk mencari dan menemukan artinya menempatkan siswa sebagai
subjek belajar.
b.Seluruh aktivitas siswa diarahkan
untuk mencari dan menemukan suatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self-belief), artinya dimana guru hanya
sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa, yang dilakukan dengan proses
tanya jawab.
c.Mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, artinya siswa tidak
hanya dituntut untuk menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat
menggunakan potensi yang dimilikinya.
d.
Langkah-langkah model inquiry terbimbing
Sutikno. (2014: 83) mengemukakan
langkah-langkah model pembelajar inquiry terbimbing sebagai
berikut:
1.Orientasi.
Merupakan langkah untuk membuat peserta didik menjadi peka terhadap masalah dan
dapat merumuskan masalah yang menjadi fokus penelitian.
2.Rumusan
hipotesis. Digunakan sebagai pembimbing atau pedoman di dalam melakukan penelitian.
3.Definisi.
Merupakan penjelasan dan pendefinisian istilah yang ada di dalam hipotesis.
4.Eksplorasi.
Dilakukan dalam rangka menguji hipotesis dalam kerangka validasi dan pengujian
konsistensi internal sebagai dasar proses pengujian.
5.Pembuktian.
Dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang bersangkut paut dengan esensi
hipotesis.
6.Perumusan
generalisasi. Yaitu menyusun pernyataan yang benar-benar terbaik dalam
pemecahan masalah.
Secara sederhana implementasi pembelajaran dapat
diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan dalam pembelajaran. Secara garis
besar , implementasi pembelajaran merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan
dari sebuah rencana yang disusun secara matang dan terperinci dalam melakukan proses
pembelajaran.
Implementasi yang dimaksud adalah pelaksanaan
penerapan teknologi dalam pembelajaran dengan model Guided Inquiry Learning di SMP Negeri 4 Sodonghilir.
C.
Hasil Pelaksanaan Pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan di
kelas IXSMP Negeri 4Sodonghilirtanggal 15 Juli 2020 tahun
pelajaran 2020/2021semester
ganjil (1).peserta didik di kelas IX SMP Negeri 4 Sodonghilir ini berjumlah 31orang.
Terdiri atas laki-laki 12
orang dan perempuan 19 orang.
Berikut ini adalah hasil dari penelitian penerapan teknologi dalam
pembelajaran dengan model Guided Inquiry
Learning:
1.Proses pembelajaran IPA yang dilakukan dengan penerapan
teknologi menggunakan model Guided Inqury
Learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktip merespon penugasan melalui
aplikasi berbasis web yaitu M-Edukasi. Aktifitas pembelajaran dirancang sesuai
sintak Guided Inquiry Learning mengharuskan siswa aktif saat pembelajaran
2.Pembelajaran IPAyang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Guided Inquiry
Learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakuakn transfer knowledge. Setelah kegiatan pembelajaran tersebut siswa
tidak hanya memahami teori materi tersebut, tapi bagaimana mengamalkan dalam
kegiatan sehari – hari yang berhubungan dengan materi dan manfaatnya dalam
kehidupan nyata. Pemahaman ini menjadi dasar siswa dalam pembelajaran IPA
tentang: “ materi Sistem Reproduksi pada Manusia kelas IX SMP Negeri 4
Sodonghilir”
3.Penerapan teknologi ( M-Edukasi ) dalam pembelajaran
dengan model Guided Inquiry Learning
meningkatkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari
tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas
dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan peneliti tanpa
menggunakan aplikasi berbasis web ( M-Edukasi ) dan tanpa model Guided Inquiry Learning kelas cenderung
pasif karena tidak ada variasi pembelajaran dalam penggunaan aplikasi belajar.
D. Pembahasan
Setelah peneliti menyelesaikan penelitian ini, peneliti
merasa perlu membahas hasil penelitian supaya lebih tergambarkan
keberhasilannya.
Yang peneliti laksanakan sudahcukup memuaskan. Keberhasilan penelitian ini dibuktikan
dengan adanya antusias pada peserta didik saat pembelajaran, dan
minat belajar meningkat meski kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan jarak
jauh ( PJJ). Persentasi peserta didik
yang mengikuti pembelajaran jarak jauh dengan penerapan teknologi menggunakan
model Guided Inquiry Learning adalah
96,77%. Artinya dari 31 peserta didik yang mengikuti pembelajaran adalah 30
orang, ini meningkat dari kegiatan sebelumnya, dimana hanya sekitar 21 peserta
didik ( 70% ) yang mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh saat sebelum
menggunakan aplikasi berbasis web, belum ada kolaborasi aplikasi Antara
Whatsapp dengan aplikasi lainnya yaitu M-Edukasi ( aplikasi pembelajaran ),
Zoho ( absensi dgital ), Zoom meeting ( Vicon / tatap muka online ). Dengan
kolaborasi berbagai aplikasi maka dapat menumbuhkan minat siswa karena ada rasa
tertarik dengan hal yang baru yang membuat peserta didik perlu dan ingin
mencoba pembelajaran jarak jauh yang menyenangkan dan bervariasi.
BAB
IV
Simpulan
dan Rekomendasi
A.Simpulan
Berdasarkan
uraian diatas dapat ditasrik kesimpulan sebagai berikut:
1.Pembelajaran IPA dengan penerapan
teknologi dalam pembelajaran dengan menggunakan model Guided Inquiry Learning layak digunakan saat pembelajaran jarak
jauh ( PJJ ) karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam transfer
pengetahuan , berfikir kritis, dan pemecahan masalah.
2.Dengan penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran ( RPP ) secara sistematis dan cermat, pembelajaran IPA dengan
model Guided Inquiry Learning
dilaksanakan tidak hanya saat belajar tatap muka tetapi juga dapat digunakan
saat pembelajaran jarak jauh ( PJJ ) karena dapat mengintegrasikanPPK, literasi, dan kecakapan abda 21 dalam
penggunaan teknologi saat pembelajaran.
B.Rekomendasi
Berdasarkan
penelitian saat pembelajarana IPA dengan model Guided Inquiry Learning berikut disampaikan rekomendasi yang
relevan:
1.Guru seharusnya tidak hanya mengajar
dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru yang disediakan, tetapi berani
melakukan inovasi pembelajaran IPA yang kontekstual sesuai dengan latar
belakang peserta didik dan situasi di sekolahnya. Hal ini membuat pembelajaran
lebih bermakna
2.Siswa diharapakan dapat menerapkan dan
menggunakan teknologi dalam belajar. Kemampuan belajar dengan cara ini akan
membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan tahan lebih lama (
tidak mudah lupa )
3.Sekolah, terutama Kepala Sekolah dapat
mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan
teknologi. Dukungan sekolah seperti penyediaan sarana dan prasarana yang
memadai dan kesempatan bagi peneliti untuk mendesiminasikan penelitian ini dan
menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran yang menerapkan teknologi
DAFTAR
PUSTAKA
Zubaidah, Sity dkk. ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IX.Jakarta. Kementrian Pnedidikan dan
Kebudayaan