Home » , » APA KABARMU DRA?

APA KABARMU DRA?

Siang itu aku buru-buru mandi siap-siap pergi ke pesta pernikahan kakak dari sahabatku. Rasanya nelangsa bingung mau pergi dengan siapa serasa bingung jika pergi ke suatu pesta seorang diri. Aku ajak saja sodara sepupuku, untunglah dia mau. Siaplah aku berangkat pergi ke pesta pernikahan itu. Berdua aku dengan sodara sepupuku.

Sesampainya di sana aku agak heran Abdul temanku sudah ada di sana, memakai pakaian seragam keluarga, padahal sebelumnya aku kabari lewat bbm, sms, fb gak di balas sama sekali. Hmmmm... tapi aku senang, aku sapa dia kami mengobrol di sana. Ada yang membuatku penasaran dengan sebuah pertanyaan tentang kabar Dra, Dra adalah sahabat abdul sahabat aku juga. Aku tanya bagaimana kabar dra saat ini, masalahnya aku tak sempat menengok setelah aku terakhir ke rumahnya. Abdul menjelaskan mungkin saja kabar dra saat ini semakin buruk , pasalnya tak ada no. Hp yang bisa di hubungi, abdul mengatakan percuma abdul datang ke rumahnya masalahnya setiap pendapat yang di berikan abdul tak pernah di terima dengan baik oleh pihak keluarga dra” percuma aku datang, setiap aku ke sana Dra gak pernah mandi, orang tuanya aneh cuek bebek dengan keadaan dra yang semakin buruk”. Aku semakin sedih mendengar kabar itu, aku berjanji di hari libur akan menjenguk dra, tapi aku belum sempat juga menengok dra. Sejak sepulang dari pesta pernikahan itu, aku masih kepikiran bagaiamana kabar dra saat ini, aku tahu masalahnya saat-saat sakit yang tidak bisa di ketahui oleh ilmu kedokteran. Abdul bilang setan akan semakin betah di tubuh dra karena dra gak pernah mandi, di biarkan sendiri oleh orag tuanya dan juga pengobatan kampung yang di bilang jarang. Dra itu padahal manis idola keponakanku, namanya anak kecil di kasih uang jajan pasti ingat itulah yang di ingat keponakanku dan bilang “aku suka sama kakak dra dia baik aku ingin kakak dra sering main ke rumah”, biasanya klo dra main ke rumah pasti dari pagi pulang maghrib. Aku ingat kata-kata dra yang bilang dia bosan di rumah karena sepi. Dia pernah bercerita bahwa ketika SD dia berprestasi, hanya saja setelah kuliah dia merasa malas, karena dulu cita-cita nya bukan di keguruan tapi ingin masuk akademi kepolisian. Dra, aku sedih melihat saat-saat ketika kamu lari dan berkata “ tunggu aku ya, jika aku sembuh aku akan main ke rumahmu” sambil melambaikan tangan dan senyuman khas nya. Oh Tuhan rasanya saat itu aku ingin menangis kawan. Bukan saja idola keponakanku ternyata sodara sepupu yang aku ajak dan mendengar kabar dari abdul tentang dra ikut sedih karena dra orang nya wellcome, agustina sodara sepupuku masih ingat katanya dia pernah minjam hp dra untuk main game. Ya ampun dra, kamu ko bisa kaya gini. Andai saja rumahnya gak di hutan, terus dekat pasti aku akan sering main dan nengok. Masalahnya jadwal kerja begitu padat. Tapi sebenarnya ada sabtu dan minggu aku libur. Tapi rumah dra yang di tengah hutan itu membuat aku takut, dan jauh sekali. Bahkan kadang-kadang aku lupa jalannya kemana.
Iya memang aku tau dra sakit dari husen, saat husen pulang dari ibu kota husen mengajakku untuk maen k rumah dra. Saat itu sore, kami beranjak pergi ke rumah dra. Sesampainya di sana ternyata dra hampir saja mau pergi berobat ke rumah tetangganya. Untung kami keburu sampe dan ketemulah kami dengan dra. Di sambut ibu dan ayahnya dengan baik. Kemudian ibunya menceritakan keadaan dra “ neng, dra itu kondisi sebelumnya begitu menyedihkan dan membingungkan. Dia sering ngobrol sendiri, seolah dia di bawa ke alam yang berbeda. Bahkan anehnya, ketika dra sedang duduk di depan rumah dra menghampiri anak kecil, dan anehnya anak kecil itu lari ketakutan. Kejadian bermula saat dra pulang dari rumah abdul. Sekarang dra sering merasa takut. Menurut seorang yang tahu dra ini di ikuti maksluk halus”. Ya tuhan aku benar-benar merinding mendengar itu dan juga sedih melihat dra yang sering melongo dan gak konsen dengan percakapan kita. Saat itu aku teringat sodaraku yang terkena guna-guna dia kebetulan berjodoh dengan orang yang menyebuhkannya dia pak soleh tinggal di pegunungan kapur dekat pantai. Saat itu husen begitu tertarik dan berniat membawa dra ke pak soleh, aku pun setuju karena masih libur lebaran. Aku minta ijin sama kedua orang tuanya untuk mengajak dra, awalnya mereka saat itu setuju. Siip lah, kami rencanakan keesokan harinya berangkat dan siap membawa dra. Husen berencana membawa mobil untuk menjemput dra, pagi itu kami berencana untuk pergi ke rumah dra. Husen menjemputku tidak dengan mobil tapi dengan motor. Husen bingung ke rumah dra yang medan nya seperti ninja hatori naik gunung melewati lembah. Dan mencari jalan agar mobil bisa masuk, pergilah kami menelusuri jalan rumah dra mencari jalan lain yang masuk mobil. Tapi kami tidak mendapat jalan yang kami cari ujung-ujungnya masuk lagi ke jalan ninja hatori itu pun dengan harapan lebih cepat kami ambil jalan tapi yang ada malah lebih lama bahkan kami menyasar hampir satu jam. Uh,... untunglah kami sampai di rumah dra dengan rasa kecewa karena ternyata tak ada jalan bagus yang bisa bawa mobil agar sampai di tujuan. Saat itu kami tiba, husen penuh harap ingin sekali membawa dra untuk berobat. Nanti dia akan kembali dan membawa mobil tapi menunggu di ujung jalan, dan tentunya husen berniat pulang dulu dan menjemput aku dan dra. Omg.... kami kecewa ternyata ayah dra tidak mengijinkan. Ini berbeda dengan malam ketika aku dan husen ke rumahnya. Dra saat itu emang agak loding, aku ajak ngobrol dia pelanga pelongo sedih memang melihat keadaanya kadang kami terkoneksi dalam sebuah percakapan tapi tar loading lagi. Ayah dra khawatir takut ada apa-apa dengan dra mengingat perjalanan yang jauh dan 4 jam lebih perjalanan kami untuk menuju pegunungan kapur. Dra anak satu-satunya harapan dari kedua orang tuanya, tapi aku gak ngerti biasanya yang sakit dengan alasan mistis tentu tidak boleh di tinggalkan sendiri, harus sering di ajak komunikasi dan lebih mendekatkan pada Allah SWT. Saat kami mendengar keputusan ke dua orang tua dra benar-benar bingung rencana kami tidak lain hanya ingin membantu dra, dra adalah sahabat terbaik kami. Apalagi pertemuan saat itu dra ketika masih terkonek dengan percakapan kita dia mengatakan “na, aku ingat saat itu kita pernah nyasar ya di kota kita sendiri sepulang bimbingan dari dosen kita. Hahahha aku ingat dan itu membuat ku geli ya na”. Sontak aku senang dia ingat itu, karena berarti dia konek dan aku menjawabnya dengan geli pula karena ingat saat itu kita pulang sebelum nyasar kita di tilang polisi, apalagi saat berangkat nya dra dengan gagahnya mengatakan “ na, mau siap ga 2 truk besar di depan kita.?!!” Dengan senang hati saya pun mengiyakan. Wah bangganya kita bisa menyusul ke dua truck besar itu. Yap kita merasa bangga, tapi setelah kita jauh dari kedua truk itu aku masih ingat dra mengemudi ke pinggir jalan dan menyuruhku turun karena  bensin nya habis. Omg kebiasaan dra, klo gak ban pecah ada aja dengan keadaan bensin abis. Aku suka ingat kita sering bimbingan dan berangkat bareng, ngerjain tugas bareng-bareng tapi aku sedih meliat kondisi dra yang seperti ini. Niat kami hanya ingin membantu dra, harapan kami dra berjodoh dengan pengobatan pak soleh dari pegunungan kapur itu. Kami bingung, berulang kali husen membujuk ke dua orang tuanya namun hasilnya selalu nihil. Penolakan secara halus dan alasan kekhawatiran yang begitu besar dari orang tua dra.
Sepulang dari rumah dra, husen berinisiatif untuk pergi berdua saja. Penuh harap husen berniat meminta air dan menanyakan hal apa yang harus di lakukan agar dra segera pulih. Inilah yang di sebut dengan pengobatan kampung, karena memang medis menyatakan dra sehat dan normal, namun selain linglung dra suka merasakan rasa terbakar di dada dan pinggang. Saat itu hari sudah siang menuju sore, perjalanan jauh sekitar 4 jam lebih. Apa aku harus ikut atau tidak? Karena aku yakin pulangnya akan pulang malam. Aku bingung kalo masalah ijin orang tua ku pasti ngijinin karena orang tuaku tau kalo dra adalah sahabatku, dan orang tua ku juga percaya husen bisa menjaga aku. Inilah saatnya penentuan, semua tergantung aku jika aku mau kita langsung berangkat jika tidak husen pun tak akan berangkat karena hanya aku yang tahu lokasi pak soleh, karena dengan ijin Allah pengobatan pak soleh berhasil menyembuhkan sakit kakak ku karena penyakit yang di luar nalar dan tak terditeksi oleh tim medis. Yah, aku pikir aku mau karena dra adalah idola keponakanku juga sahabat terbaik aku, aku belum pernah memberi apa-apa dan belum bisa membalas kebaikan dra.
Siang itu kami pun berangkat dengan menggunakan mobil husen, kalo motor aku yakin aku gak kuat perjalanan sejauh itu apalagi pulang pergi. Tapi aku mengajak sodara sepupuku yang kebetulan ingin berobat juga takutnya ada hal-hal yang buruk dalam badannya karena di rasa ada sesuatu yang janggal. Pergilah kami bertiga menuju pegunugan kapur, dan kami pun sampai di tujuan hampir magrib saat itu setiba di rumahnya pemilik rumah malah tidak ada, kami pun menunggu di teras luar rumah pak soleh. Singkat cerita, setelah pak soleh ada di rumah beliau menjelaskan sakit yang tanpa alasan tak ada salahnya mencoba menggunakan pengobatan kampung. Beliau mengatakan “ ini gejala yang sering orang rasakan. Linglung gak konsentrasi, dan panas di bagian dada serasa berdegup kencang. Dari gejalanya jika ade dra ini mau pergi kerja, kemungkinan dia akan balik lagi ke rumah karena tiba-tiba sakit perut atau panas dada. Ini masalah besar tapi belum menuju tahap tinggi baru tahap awal harus segara di obatin”. Setelah panjang lebar penjelasan yang hampir memakan waktu, inti dari semuanya dra memang di guna-guna pendapat pak soleh “ ade dra ini di nikahkan dengan tunggul pohon yang telah mati atau lapuk. Lama-lama lapuk dan tunggul itu hilang. Dan jiwa ade dra ini terjebak di dunia gaib dan pikiranya akan ngawur orang liat seperti orang gila” itu yang di katakan pak soleh jika dra tidak segera di tangani. Karena waktu yang hampir malam tepat pukul 9 malam kurang, kami pun meminta air atau apapun yang bisa menjadi salah satu obat buat dra. Kami di beri dua botol untuk diminum dan di mandikan. Kamipun berharap suatu saat bisa membawa dra. Lalu kami bertiga pulang, naas malam itu kami nyasar di jalan. Situasi yang gelap dan kisah masa lalu yang tiba-tiba mengingatkan husen sama mantannya yang notabea lokasi rumah di jalan yang sedang kami lewati memecahkan konsentrasi husen. Waduh untunglah husen menanyakan arah pada warga yang belum tidur saat itu, untunglah ada manusia di jam 12 malam yang lagi nongkrong di pos ronda. Pukul 1 kurang dikit kami pun tiba di kota kami. Husen mengantarkan pulang, sebelum nya aku berharap husen yang nganterin air ke rumah dra jika pagi telah tiba, tapi? Husen gak bisa, karena husen harus menuju ibu kota lagi.
Pagi itu aku menanyakan kabar apakah air itu akan jadi di antar atau tidak, tapi ternyata husen tak punya waktu. Aku merasa bertanggung jawab untuk memberikan air itu dengan harapan ada manfaatnya air doa itu. Tapi aku juga gak bisa masalahnya harus menunggu libur baru aku bisa ke rumah dra. Setiap malam aku inget sama dra, inget saat-saat ngerjain tugas bareng, maen bareng juga. Dia satu kelompok sama aku bahkan sering satu kelompok dalam tugas mata kuliah hingga satu kelompok dalam bimbingan skripsi. Aku sedih sebagai sahabat aku tak bisa bantu banyak. Sabtu telah tiba libur pun datang, aku meminta rekan kerjaku mengantarkan aku ke rumah dra saat itu. Untunglah dia mau, aku ke rumah husean di sana ada kakaknya mau mengambil air yang di titipkan husen ke mba gantika. Kemudian meluncurlah aku ke rumah dra. Aku bilang sama rekan kerjaku “ kamu jangan kaget ya, klo liat rumahnya yang kotor dan bahkan di dalam rumah pun ada kotoran ayam. Awas kamu harus bersikap biasa jangan ngeliatin kalo kamu enek dalam situasi rumah seperti itu”. Rekan kerjaku tak percaya dengan apa yang aku katakan, aku memberitahu nya karena rekan kerjaku orang yang apik dan bersih. Paling tidak suka melihat sesuatu yang kotor. Sampailah kami di rumah dra dengan perjuangan aku mengingat setiap jalan yang harus aku lewati karena memang menurut aku rumah dra itu di hutan belantara, ninja hatori banget. Saat itu aku melihat dra rambutnya kumel penampilan seperti biasa yang agak dekil dan kadang-kadang konek. Lalu aku ceritakan semua pesan dari husen dan pak soleh, ayahnya menagis,  aku di sambut hangat dan aku bersyukur sekali saat itu orang tuanya tidak berfikiran buruk tentang maksud kami. Ya singkat cerita gejala yang di ceritakan pak soleh persis sama apa yang di alami dra. Suatu hari dra sudah rapih bahkan mandi(sesuatu yang langka buat dra) dan berdandan rapih siap-siap pergi mengajar ke sekolah, tiba –tiba di jalan perut dra sakit dada dra panas dan sesak dra pulang lagi ke rumah tapi sesampai di rumah sakit itu hilang. Ya ampun dra kenapa bisa begitu? Melihat keadaanmu benar-benar menyiksa batinku. Sakit rasanya melihat idola keponakanku itu.

Malam tiba, tiba-tiba ada telpon masuk aku pikir dari siapa aku senang itu suara dra” na, ini ma dra. Na kue kamu ketinggalan di rumah aku ni. Gimana”. Aku pun menjawab “ bukan kue aku dra, itu buat kamu dra. Dra aku harap kamu cepat sembuh ya dra. Aku mohon aktifin ya hp nya biar ada komunikasi’. Percakapan dengan dra dan bundanya dra itulah terakhir aku komunikasi dengan dra . sampai saat ini aku belum mendapat kabar lagi tentang dra. Aku selalu ingat kata-kata dra” na, aku sehat ko. Aku gak sakit aku benar-benar sehat, semua trasa sama”. Kata-kata itu aku selalu ingat betapa tegarnya seorang dra. Dan aku bingung bagaimana caranya aku ke rumah dra, aku gak sanggup sendiri ke sana. Aku selalu ingin ke sana, melihat printer di rumah suka inget ama dra. Suatu hari di pagi hari dra ke rumah, mengeprint proposal dan bimbingan bersama. Oh Tuhan ini amat berat buat dra. Orang tua yang sebenarnya sayang tapi kesannya cuek banget. Usaha yang gak pol menurut abdul membuat dra semakin buruk. Kami sahabat dra di sini selalu hawatir semoga dra semakin sembuh dan lebih baik lagi. Doa kami selalu tercurah, aku di sini menagih janjimu ...menunggu datang main seperti dulu bercerita banyak dari pagi hingga magrib tiba ya dra. Kamu harus sembuh bayar janjimu main ke rumah ya dra, salam rindu juga dari keponakanku yang selalu mengidolaknmu.Aku jadi gak sabar ingin kamu sembuh, aku tunggu janjimu ya...kamu yang kalem gak banyak omong dan juga malas mandi inilah kamu. Semoga kamu rajin mandi, abdul berpesan rajinlah mandi. Kami sahabatmu menempuh jarak jauh kami ikhlas karena satu yang kami mau, kamu kembali seperti dulu. Sehat dan juga hidup lebih baik...semoga Allah memberi kesembuhan bagimu ya sahabat. Amin .....



/>

0 komentar:

.comment-content a {display: none;}