Siang itu aku buru-buru mandi siap-siap pergi ke pesta
pernikahan kakak dari sahabatku. Rasanya nelangsa bingung mau pergi dengan
siapa serasa bingung jika pergi ke suatu pesta seorang diri. Aku ajak saja
sodara sepupuku, untunglah dia mau. Siaplah aku berangkat pergi ke pesta
pernikahan itu. Berdua aku dengan sodara sepupuku.
Sesampainya di sana aku agak heran Abdul temanku sudah ada
di sana, memakai pakaian seragam keluarga, padahal sebelumnya aku kabari lewat
bbm, sms, fb gak di balas sama sekali. Hmmmm... tapi aku senang, aku sapa dia
kami mengobrol di sana. Ada yang membuatku penasaran dengan sebuah pertanyaan
tentang kabar Dra, Dra adalah sahabat abdul sahabat aku juga. Aku tanya
bagaimana kabar dra saat ini, masalahnya aku tak sempat menengok setelah aku
terakhir ke rumahnya. Abdul menjelaskan mungkin saja kabar dra saat ini semakin
buruk , pasalnya tak ada no. Hp yang bisa di hubungi, abdul mengatakan percuma
abdul datang ke rumahnya masalahnya setiap pendapat yang di berikan abdul tak
pernah di terima dengan baik oleh pihak keluarga dra” percuma aku datang,
setiap aku ke sana Dra gak pernah mandi, orang tuanya aneh cuek bebek dengan
keadaan dra yang semakin buruk”. Aku semakin sedih mendengar kabar itu, aku
berjanji di hari libur akan menjenguk dra, tapi aku belum sempat juga menengok
dra. Sejak sepulang dari pesta pernikahan itu, aku masih kepikiran bagaiamana
kabar dra saat ini, aku tahu masalahnya saat-saat sakit yang tidak bisa di
ketahui oleh ilmu kedokteran. Abdul bilang setan akan semakin betah di tubuh
dra karena dra gak pernah mandi, di biarkan sendiri oleh orag tuanya dan juga
pengobatan kampung yang di bilang jarang. Dra itu padahal manis idola
keponakanku, namanya anak kecil di kasih uang jajan pasti ingat itulah yang di
ingat keponakanku dan bilang “aku suka sama kakak dra dia baik aku ingin kakak
dra sering main ke rumah”, biasanya klo dra main ke rumah pasti dari pagi
pulang maghrib. Aku ingat kata-kata dra yang bilang dia bosan di rumah karena
sepi. Dia pernah bercerita bahwa ketika SD dia berprestasi, hanya saja setelah
kuliah dia merasa malas, karena dulu cita-cita nya bukan di keguruan tapi ingin
masuk akademi kepolisian. Dra, aku sedih melihat saat-saat ketika kamu lari dan
berkata “ tunggu aku ya, jika aku sembuh aku akan main ke rumahmu” sambil
melambaikan tangan dan senyuman khas nya. Oh Tuhan rasanya saat itu aku ingin
menangis kawan. Bukan saja idola keponakanku ternyata sodara sepupu yang aku
ajak dan mendengar kabar dari abdul tentang dra ikut sedih karena dra orang nya
wellcome, agustina sodara sepupuku masih ingat katanya dia pernah minjam hp dra
untuk main game. Ya ampun dra, kamu ko bisa kaya gini. Andai saja rumahnya gak
di hutan, terus dekat pasti aku akan sering main dan nengok. Masalahnya jadwal
kerja begitu padat. Tapi sebenarnya ada sabtu dan minggu aku libur. Tapi rumah
dra yang di tengah hutan itu membuat aku takut, dan jauh sekali. Bahkan
kadang-kadang aku lupa jalannya kemana.
Iya memang aku tau dra sakit dari husen, saat husen pulang
dari ibu kota husen mengajakku untuk maen k rumah dra. Saat itu sore, kami
beranjak pergi ke rumah dra. Sesampainya di sana ternyata dra hampir saja mau
pergi berobat ke rumah tetangganya. Untung kami keburu sampe dan ketemulah kami
dengan dra. Di sambut ibu dan ayahnya dengan baik. Kemudian ibunya menceritakan
keadaan dra “ neng, dra itu kondisi sebelumnya begitu menyedihkan dan
membingungkan. Dia sering ngobrol sendiri, seolah dia di bawa ke alam yang
berbeda. Bahkan anehnya, ketika dra sedang duduk di depan rumah dra menghampiri
anak kecil, dan anehnya anak kecil itu lari ketakutan. Kejadian bermula saat
dra pulang dari rumah abdul. Sekarang dra sering merasa takut. Menurut seorang
yang tahu dra ini di ikuti maksluk halus”. Ya tuhan aku benar-benar merinding
mendengar itu dan juga sedih melihat dra yang sering melongo dan gak konsen
dengan percakapan kita. Saat itu aku teringat sodaraku yang terkena guna-guna
dia kebetulan berjodoh dengan orang yang menyebuhkannya dia pak soleh tinggal
di pegunungan kapur dekat pantai. Saat itu husen begitu tertarik dan berniat
membawa dra ke pak soleh, aku pun setuju karena masih libur lebaran. Aku minta
ijin sama kedua orang tuanya untuk mengajak dra, awalnya mereka saat itu
setuju. Siip lah, kami rencanakan keesokan harinya berangkat dan siap membawa dra.
Husen berencana membawa mobil untuk menjemput dra, pagi itu kami berencana
untuk pergi ke rumah dra. Husen menjemputku tidak dengan mobil tapi dengan
motor. Husen bingung ke rumah dra yang medan nya seperti ninja hatori naik
gunung melewati lembah. Dan mencari jalan agar mobil bisa masuk, pergilah kami
menelusuri jalan rumah dra mencari jalan lain yang masuk mobil. Tapi kami tidak
mendapat jalan yang kami cari ujung-ujungnya masuk lagi ke jalan ninja hatori
itu pun dengan harapan lebih cepat kami ambil jalan tapi yang ada malah lebih
lama bahkan kami menyasar hampir satu jam. Uh,... untunglah kami sampai di
rumah dra dengan rasa kecewa karena ternyata tak ada jalan bagus yang bisa bawa
mobil agar sampai di tujuan. Saat itu kami tiba, husen penuh harap ingin sekali
membawa dra untuk berobat. Nanti dia akan kembali dan membawa mobil tapi
menunggu di ujung jalan, dan tentunya husen berniat pulang dulu dan menjemput
aku dan dra. Omg.... kami kecewa ternyata ayah dra tidak mengijinkan. Ini
berbeda dengan malam ketika aku dan husen ke rumahnya. Dra saat itu emang agak
loding, aku ajak ngobrol dia pelanga pelongo sedih memang melihat keadaanya
kadang kami terkoneksi dalam sebuah percakapan tapi tar loading lagi. Ayah dra
khawatir takut ada apa-apa dengan dra mengingat perjalanan yang jauh dan 4 jam
lebih perjalanan kami untuk menuju pegunungan kapur. Dra anak satu-satunya
harapan dari kedua orang tuanya, tapi aku gak ngerti biasanya yang sakit dengan
alasan mistis tentu tidak boleh di tinggalkan sendiri, harus sering di ajak
komunikasi dan lebih mendekatkan pada Allah SWT. Saat kami mendengar keputusan
ke dua orang tua dra benar-benar bingung rencana kami tidak lain hanya ingin
membantu dra, dra adalah sahabat terbaik kami. Apalagi pertemuan saat itu dra
ketika masih terkonek dengan percakapan kita dia mengatakan “na, aku ingat saat
itu kita pernah nyasar ya di kota kita sendiri sepulang bimbingan dari dosen
kita. Hahahha aku ingat dan itu membuat ku geli ya na”. Sontak aku senang dia
ingat itu, karena berarti dia konek dan aku menjawabnya dengan geli pula karena
ingat saat itu kita pulang sebelum nyasar kita di tilang polisi, apalagi saat
berangkat nya dra dengan gagahnya mengatakan “ na, mau siap ga 2 truk besar di
depan kita.?!!” Dengan senang hati saya pun mengiyakan. Wah bangganya kita bisa
menyusul ke dua truck besar itu. Yap kita merasa bangga, tapi setelah kita jauh
dari kedua truk itu aku masih ingat dra mengemudi ke pinggir jalan dan
menyuruhku turun karena bensin nya habis. Omg kebiasaan dra, klo gak ban
pecah ada aja dengan keadaan bensin abis. Aku suka ingat kita sering bimbingan
dan berangkat bareng, ngerjain tugas bareng-bareng tapi aku sedih meliat
kondisi dra yang seperti ini. Niat kami hanya ingin membantu dra, harapan kami
dra berjodoh dengan pengobatan pak soleh dari pegunungan kapur itu. Kami
bingung, berulang kali husen membujuk ke dua orang tuanya namun hasilnya selalu
nihil. Penolakan secara halus dan alasan kekhawatiran yang begitu besar dari
orang tua dra.
Sepulang dari rumah dra, husen berinisiatif untuk pergi
berdua saja. Penuh harap husen berniat meminta air dan menanyakan hal apa yang
harus di lakukan agar dra segera pulih. Inilah yang di sebut dengan pengobatan
kampung, karena memang medis menyatakan dra sehat dan normal, namun selain linglung
dra suka merasakan rasa terbakar di dada dan pinggang. Saat itu hari sudah
siang menuju sore, perjalanan jauh sekitar 4 jam lebih. Apa aku harus ikut atau
tidak? Karena aku yakin pulangnya akan pulang malam. Aku bingung kalo masalah
ijin orang tua ku pasti ngijinin karena orang tuaku tau kalo dra adalah
sahabatku, dan orang tua ku juga percaya husen bisa menjaga aku. Inilah saatnya
penentuan, semua tergantung aku jika aku mau kita langsung berangkat jika tidak
husen pun tak akan berangkat karena hanya aku yang tahu lokasi pak soleh,
karena dengan ijin Allah pengobatan pak soleh berhasil menyembuhkan sakit kakak
ku karena penyakit yang di luar nalar dan tak terditeksi oleh tim medis. Yah,
aku pikir aku mau karena dra adalah idola keponakanku juga sahabat terbaik aku,
aku belum pernah memberi apa-apa dan belum bisa membalas kebaikan dra.
Siang itu kami pun berangkat dengan menggunakan mobil
husen, kalo motor aku yakin aku gak kuat perjalanan sejauh itu apalagi pulang
pergi. Tapi aku mengajak sodara sepupuku yang kebetulan ingin berobat juga
takutnya ada hal-hal yang buruk dalam badannya karena di rasa ada sesuatu yang
janggal. Pergilah kami bertiga menuju pegunugan kapur, dan kami pun sampai di
tujuan hampir magrib saat itu setiba di rumahnya pemilik rumah malah tidak ada,
kami pun menunggu di teras luar rumah pak soleh. Singkat cerita, setelah pak
soleh ada di rumah beliau menjelaskan sakit yang tanpa alasan tak ada salahnya
mencoba menggunakan pengobatan kampung. Beliau mengatakan “ ini gejala yang
sering orang rasakan. Linglung gak konsentrasi, dan panas di bagian dada serasa
berdegup kencang. Dari gejalanya jika ade dra ini mau pergi kerja, kemungkinan
dia akan balik lagi ke rumah karena tiba-tiba sakit perut atau panas dada. Ini
masalah besar tapi belum menuju tahap tinggi baru tahap awal harus segara di
obatin”. Setelah panjang lebar penjelasan yang hampir memakan waktu, inti dari
semuanya dra memang di guna-guna pendapat pak soleh “ ade dra ini di nikahkan
dengan tunggul pohon yang telah mati atau lapuk. Lama-lama lapuk dan tunggul
itu hilang. Dan jiwa ade dra ini terjebak di dunia gaib dan pikiranya akan
ngawur orang liat seperti orang gila” itu yang di katakan pak soleh jika dra
tidak segera di tangani. Karena waktu yang hampir malam tepat pukul 9 malam
kurang, kami pun meminta air atau apapun yang bisa menjadi salah satu obat buat
dra. Kami di beri dua botol untuk diminum dan di mandikan. Kamipun berharap
suatu saat bisa membawa dra. Lalu kami bertiga pulang, naas malam itu kami
nyasar di jalan. Situasi yang gelap dan kisah masa lalu yang tiba-tiba
mengingatkan husen sama mantannya yang notabea lokasi rumah di jalan yang
sedang kami lewati memecahkan konsentrasi husen. Waduh untunglah husen
menanyakan arah pada warga yang belum tidur saat itu, untunglah ada manusia di
jam 12 malam yang lagi nongkrong di pos ronda. Pukul 1 kurang dikit kami pun
tiba di kota kami. Husen mengantarkan pulang, sebelum nya aku berharap husen
yang nganterin air ke rumah dra jika pagi telah tiba, tapi? Husen gak bisa,
karena husen harus menuju ibu kota lagi.
Pagi itu aku menanyakan kabar apakah air itu akan jadi di
antar atau tidak, tapi ternyata husen tak punya waktu. Aku merasa bertanggung
jawab untuk memberikan air itu dengan harapan ada manfaatnya air doa itu. Tapi
aku juga gak bisa masalahnya harus menunggu libur baru aku bisa ke rumah dra.
Setiap malam aku inget sama dra, inget saat-saat ngerjain tugas bareng, maen
bareng juga. Dia satu kelompok sama aku bahkan sering satu kelompok dalam tugas
mata kuliah hingga satu kelompok dalam bimbingan skripsi. Aku sedih sebagai
sahabat aku tak bisa bantu banyak. Sabtu telah tiba libur pun datang, aku
meminta rekan kerjaku mengantarkan aku ke rumah dra saat itu. Untunglah dia
mau, aku ke rumah husean di sana ada kakaknya mau mengambil air yang di
titipkan husen ke mba gantika. Kemudian meluncurlah aku ke rumah dra. Aku
bilang sama rekan kerjaku “ kamu jangan kaget ya, klo liat rumahnya yang kotor
dan bahkan di dalam rumah pun ada kotoran ayam. Awas kamu harus bersikap biasa
jangan ngeliatin kalo kamu enek dalam situasi rumah seperti itu”. Rekan kerjaku
tak percaya dengan apa yang aku katakan, aku memberitahu nya karena rekan
kerjaku orang yang apik dan bersih. Paling tidak suka melihat sesuatu yang
kotor. Sampailah kami di rumah dra dengan perjuangan aku mengingat setiap jalan
yang harus aku lewati karena memang menurut aku rumah dra itu di hutan
belantara, ninja hatori banget. Saat itu aku melihat dra rambutnya kumel
penampilan seperti biasa yang agak dekil dan kadang-kadang konek. Lalu aku
ceritakan semua pesan dari husen dan pak soleh, ayahnya menagis, aku di
sambut hangat dan aku bersyukur sekali saat itu orang tuanya tidak berfikiran
buruk tentang maksud kami. Ya singkat cerita gejala yang di ceritakan pak soleh
persis sama apa yang di alami dra. Suatu hari dra sudah rapih bahkan
mandi(sesuatu yang langka buat dra) dan berdandan rapih siap-siap pergi
mengajar ke sekolah, tiba –tiba di jalan perut dra sakit dada dra panas dan
sesak dra pulang lagi ke rumah tapi sesampai di rumah sakit itu hilang. Ya
ampun dra kenapa bisa begitu? Melihat keadaanmu benar-benar menyiksa batinku.
Sakit rasanya melihat idola keponakanku itu.
Malam tiba, tiba-tiba ada telpon masuk aku pikir dari siapa
aku senang itu suara dra” na, ini ma dra. Na kue kamu ketinggalan di rumah aku
ni. Gimana”. Aku pun menjawab “ bukan kue aku dra, itu buat kamu dra. Dra aku
harap kamu cepat sembuh ya dra. Aku mohon aktifin ya hp nya biar ada
komunikasi’. Percakapan dengan dra dan bundanya dra itulah terakhir aku
komunikasi dengan dra . sampai saat ini aku belum mendapat kabar lagi tentang
dra. Aku selalu ingat kata-kata dra” na, aku sehat ko. Aku gak sakit aku
benar-benar sehat, semua trasa sama”. Kata-kata itu aku selalu ingat betapa
tegarnya seorang dra. Dan aku bingung bagaimana caranya aku ke rumah dra, aku
gak sanggup sendiri ke sana. Aku selalu ingin ke sana, melihat printer di rumah
suka inget ama dra. Suatu hari di pagi hari dra ke rumah, mengeprint proposal
dan bimbingan bersama. Oh Tuhan ini amat berat buat dra. Orang tua yang
sebenarnya sayang tapi kesannya cuek banget. Usaha yang gak pol menurut abdul
membuat dra semakin buruk. Kami sahabat dra di sini selalu hawatir semoga dra
semakin sembuh dan lebih baik lagi. Doa kami selalu tercurah, aku di sini
menagih janjimu ...menunggu datang main seperti dulu bercerita banyak dari pagi
hingga magrib tiba ya dra. Kamu harus sembuh bayar janjimu main ke rumah ya
dra, salam rindu juga dari keponakanku yang selalu mengidolaknmu.Aku jadi gak
sabar ingin kamu sembuh, aku tunggu janjimu ya...kamu yang kalem gak banyak
omong dan juga malas mandi inilah kamu. Semoga kamu rajin mandi, abdul berpesan
rajinlah mandi. Kami sahabatmu menempuh jarak jauh kami ikhlas karena satu yang
kami mau, kamu kembali seperti dulu. Sehat dan juga hidup lebih baik...semoga
Allah memberi kesembuhan bagimu ya sahabat. Amin .....
0 komentar:
Post a Comment