Hari ini, aku merasa lebih dekat lagi dengannya Tuhan, tapi
semakin aku merasa lebih dekat aku semakin takut bahwa waktu itu akan tiba.
Bahkan aku sadar akan suatu masa, dimana waktu akan mengahapus jejakku
dengannya. Aku bahagia memiliki sahabat yang begitu berarti, dia pernah
bertanya padaku “ jur, kenapa
kau tak pernah letih mendengar keluh kesahku? Bahkan aku selalu marah padamu?” aku tak lantas menjawabnya, aku masih
ingat dimana aku hidup dalam asa, dialah yang setia mendengar keluhanku, dialah
orang yang selalu membuat tawa, bahkan dia lah orang yang sabar menasehatiku.
Bahkan aku baru sadar mengapa aku pun melakukan hal yang sama, dia memberikan
pelajaran yang berharga bahwa sahabat selalu ada dalam keadaan susah ataupun
senang.
Aku masih ingat ketika dia pernah kecewa padaku dan berkata “ aku memiliki seorang sahabat, namun
dia telah berubah” aku selalu
ingat kata-kata itu. Bahkan aku merasa sedih, karena saat itu aku benar-benar
berbeda. Bukan aku tak menyayanginya ataupun melupakannya. Aku hanya bingung
apa yang harus aku lakukan. Aku ingat dia selalu menasehatiku, aku juga ingat
dia orang yang selalu mengatkan hal konyol hanya untuk membuatku tertawa.
Seumur hidup aku memang memiliki banyak teman dan sahabat satu gank di kelas.
Tapi seumur hidup aku baru ketemu orang yang benar-benar mampu bertahan menjadi
sahabatku. Tuhan, rasa nyaman ini tercipta seiring waktu kami bersama, terjalin
baik dalam komunikasi dan silaturahmi, bahkan aku sendiri benar-benar merasa
telah mengenalinya. Kadang jika aku bertemu dan saling bertukar cerita, waktu
terasa singkat rasanya tak ingin cepat berakhir. Tapi dia pernah berkata “ jika kamu sudah menikah, aku
tak tau harus cerita ke siapa lagi?” perkataan
seperti itu yang tak ingin aku dengar, karena saat dimana kami menemukan
pasangan masing-masing di saat itulah kami benar-benar akan berpisah. Aku
selalu berdoa, semoga ada jalan yang lebih baik tanpa harus berpisah. Tapi mau
tidak mau, bahkan aku sadar posisiku bisa saja melukai orang lain sebagai
sahabat. Tapi aku selalu berusaha mengerti, posisi sebagai sahabat hanya
melakukan waktu sebaik mungkin di waktu yang akan segera berakhir. Aku kenal
dia seperti burung beo, senang bercerita hingga waktu telah larut malam, tapi
aku menemui satu hal yang tak pernah aku ketahui. Ternyata di rumahnya dia
begitu dingin, aku baru saja tau. Dan aku merasa denganku dia bisa bercerita
apa saja dari a sampai z. Bahkan aku pun sama, bercerita dengannya terasa aman
tanpa beban tanpa harus menyembunyikan sifat jelek. Dia berbeda, dia selalu
ada. Bahkan aku tak tau apa hanya perasaanku saja yang takut kehilangan, seumur
hidup aku baru sadar bahwa tak setiap laki-laki dan perempuan bersama itu
adalah sepasang kekasih. Buktinya kami, bersama sejak lama seperti saudara
sendiri, tapi aku pribadi sadar, kadang aku merasa menjadi duri dalam
hubungannya. Karena aku tau pasti orang menyangka aku wanita apakah?? Merebut
atau apapun pandangan mereka. Tapi aku memang bersama dalam ikatan
persaudaraan. Dimana aku merasa nyaman merasa berharga dan ada ketika kami
bercerita atau bersama. Tapi aku sadar pada sebuah kenyataan, akan ada waktu
dimana kita benar-benar akan berpisah. Aku sedih mendengar dia sakit, aku juga
sedih medengar dia susah makan. Bagaimana jika dia kenapa-napa? Aku memang
crewet layaknya mak lampir, nyuruh ini dan itu. Masalahnya aku bukan marah, aku
hanya takut jika dia telat makan mungkin akan sakit. Di kota besar hidup
sendiri bagaimana jika tidak ada yang menengok nya??
Aku... apakah aku saja yang merasa nyaman seperti ini.
Menjadi pendengar yang terbaik, kadang aku berusaha untuk tidak bergantung
padanya tanpa harus meninggalkan dia seperti dulu, sering aku berfikir
bagaimana cara agar kami berpisah. Aku memang takut akan berpisah, tapi aku
lebih takut lagi jika aku kehilangannya tanpa kesiapan. Aku hanya belajar
menerima kenyataan bahwa nanti, ini semua akan berakhir dan berubah. Hmmmm....
selalu ada salah faham jika kita bersama. Dari pihak dia, atau dari pihak aku
sendiri.
Aku baru sadar bahwa sahabat lebih penting dari yang
namanya pacar, tapi masalahnya adalah...kenyataan bahwa kita tak akan bersama
lagi. Bahwa aku harus siap dengan keadaan itu, tapi saat ini aku merasa nyaman.
Meski kita jauh kenyamanan itu terasa sampai disini, kabar setiap hari mampu
menenangkan pikiran. Jika saja tak ada kabar rasanya was-was takut ada apa-apa.
sahabat, aku tau selama ini aku tak pernah menjadi yang terbaik. Kamu tahu? Aku
selalu berdoa disini, semoga tahun depan harapanmu untuk menikah terlaksana,
jangan pernah bilang tidak akan menikah karena takut kehilangan aku. Kalo di
pikir aku ini apa?? bukan yang terbaik untuk menjadi sahabatmu, bukankah aku
pernah berhianat ketika kamu datang untuk penuhi janji kita, aku tak datang.
Dengarkan aku, jangan perjuangkan aku atau kasihan aku akan sendiri, jangan
sedih meski sendiri disini aku yakin mampu, aku hanya ingin kamu bahagia.
Perjuangkan cintamu, kamu akan menikah dengan gadis yang kamu cinta selama ini.
Dengarkan aku, rasanya kehilangan cinta itu seperti separuh nyawa kita hilang,
sesaat seperti melayang berjalan tak menginjak bumi. Cukup aku yang gagal untuk
saat ini, dan rasanya gagal itu sakit. Aku pun tak mau jika kamu gagal, aku
hanya ingin kamu bahagia. Jangan hiraukan aku, aku meski jauh...dalam setiap
langkahmu aku titipkan pada Tuhan, semoga Dia senantiasa menjagamu dan
menyayangimu. Inginku tak banyak untukmu sahabat, aku ingin melihat kamu
bahagia dengan wanita yang kamu perjuangkan, kamu selalu bilang “aku butuh cinta, tapi aku juga
butuh sahabat” perkataanmu
selalu membuat hatiku berfikir sahabat, dengarkan aku. Aku disini adalah
sahabatmu, mengerti dan memahamu apapun yang terbaik untukmu. Aku akan selalu
ada meski tak seperti ini, doaku akan selalu menyertaimu. Banyak hal yang telah
kamu lakukan, hanya doa yang bisa aku berikan sahabat. Kadang aku sedih, jika
aku ingat kita benar-benar akan berpisah. Tapi aku tak ingin kamu salah faham
terus, kekasihmu mungkin cemburu. Tapi kamu tau? Aku tak ingin kamu jatuh dan
gagal seperti aku.
aku bahagia bisa mengenalmu, dan menjadi sahabatmu. Waktu
ini adalah waktu dimana aku berusaha melakukan yang terbaik agar kamu bahagia.
Maaf jika aku cerewet, aku hanya ingin kamu bisa makan secara teratur. Jaga
kesehatanmu, biarkan cerita kita menjadi kado terindah di masa muda kita.
Menikahlah dengannya, jangan takut! Jadikan dia istrimu menjadi sahabat
istimewa dalam hidupmu. Meski suatu saat aku yang terlupakan olehmu karena
waktu, aku ikhlas! Karena bahagiamu adalah yang utama, kejar bahagiamu. Aku
bukan hal yang pantas untuk kamu takutkan akan kehilangan sosok aku. Dengarkan
aku, aku tau hidup itu keras. Bertindaklah tegas dalam setiap permasalahan, aku
ingin dimana kita tak bersama kamu akan selalu menjadikan istrimu sebagai
tempat curahan hati. Karena itu yang penting, jika aku ada dalam hidupmu aku
akan menjadi penyebab kehancuran. Tapi aku sampai saat ini tak terbayang jika
masa itu benar-benar datang. Gak tau pasti kehilanganmu adalah kesedihan yang
luar biasa buat aku. Tapi aku akan ikut bahagia jika kamu tersenyum bahagia.
Aku mohon, jangan katakan “aku takut kehilanganmu” karena itu akan menjadi kesedihan buat
aku, dimana aku pun merasakan hal yang sama. Tapi ingat, aku sahabatmu mengerti
apa yang menjadi bahagiamu, jangan takut meski waktu mengehentikan kita karena
masa yang berbeda. Tapi waktu takan pernah merubah sejarah bahwa kita sahabat
selamanya. Meski jauh kamu selalu ada dalam tiap baitan doa-doaku. Aku bahagia
memiliki sahabat terbaik......
0 komentar:
Post a Comment