Home » , » CERITA TENTANG SAHABAT

CERITA TENTANG SAHABAT

Hari ini, aku merasa lebih dekat lagi dengannya Tuhan, tapi semakin aku merasa lebih dekat aku semakin takut bahwa waktu itu akan tiba. Bahkan aku sadar akan suatu masa, dimana waktu akan mengahapus jejakku dengannya. Aku bahagia memiliki sahabat yang begitu berarti, dia pernah bertanya padaku “ jur, kenapa kau tak pernah letih mendengar keluh kesahku? Bahkan aku selalu marah padamu?” aku tak lantas menjawabnya, aku masih ingat dimana aku hidup dalam asa, dialah yang setia mendengar keluhanku, dialah orang yang selalu membuat tawa, bahkan dia lah orang yang sabar menasehatiku. Bahkan aku baru sadar mengapa aku pun melakukan hal yang sama, dia memberikan pelajaran yang berharga bahwa sahabat selalu ada dalam keadaan susah ataupun senang.
Aku masih ingat ketika dia pernah kecewa padaku dan berkata “ aku memiliki seorang sahabat, namun dia telah berubah” aku selalu ingat kata-kata itu. Bahkan aku merasa sedih, karena saat itu aku benar-benar berbeda. Bukan aku tak menyayanginya ataupun melupakannya. Aku hanya bingung apa yang harus aku lakukan. Aku ingat dia selalu menasehatiku, aku juga ingat dia orang yang selalu mengatkan hal konyol hanya untuk membuatku tertawa. Seumur hidup aku memang memiliki banyak teman dan sahabat satu gank di kelas. Tapi seumur hidup aku baru ketemu orang yang benar-benar mampu bertahan menjadi sahabatku. Tuhan, rasa nyaman ini tercipta seiring waktu kami bersama, terjalin baik dalam komunikasi dan silaturahmi, bahkan aku sendiri benar-benar merasa telah mengenalinya. Kadang jika aku bertemu dan saling bertukar cerita, waktu terasa singkat rasanya tak ingin cepat berakhir. Tapi dia pernah berkata “ jika kamu sudah menikah, aku tak tau harus cerita ke siapa lagi?” perkataan seperti itu yang tak ingin aku dengar, karena saat dimana kami menemukan pasangan masing-masing di saat itulah kami benar-benar akan berpisah. Aku selalu berdoa, semoga ada jalan yang lebih baik tanpa harus berpisah. Tapi mau tidak mau, bahkan aku sadar posisiku bisa saja melukai orang lain sebagai sahabat. Tapi aku selalu berusaha mengerti, posisi sebagai sahabat hanya melakukan waktu sebaik mungkin di waktu yang akan segera berakhir. Aku kenal dia seperti burung beo, senang bercerita hingga waktu telah larut malam, tapi aku menemui satu hal yang tak pernah aku ketahui. Ternyata di rumahnya dia begitu dingin, aku baru saja tau. Dan aku merasa denganku dia bisa bercerita apa saja dari a sampai z. Bahkan aku pun sama, bercerita dengannya terasa aman tanpa beban tanpa harus menyembunyikan sifat jelek. Dia berbeda, dia selalu ada. Bahkan aku tak tau apa hanya perasaanku saja yang takut kehilangan, seumur hidup aku baru sadar bahwa tak setiap laki-laki dan perempuan bersama itu adalah sepasang kekasih. Buktinya kami, bersama sejak lama seperti saudara sendiri, tapi aku pribadi sadar, kadang aku merasa menjadi duri dalam hubungannya. Karena aku tau pasti orang menyangka aku wanita apakah?? Merebut atau apapun pandangan mereka. Tapi aku memang bersama dalam ikatan persaudaraan. Dimana aku merasa nyaman merasa berharga dan ada ketika kami bercerita atau bersama. Tapi aku sadar pada sebuah kenyataan, akan ada waktu dimana kita benar-benar akan berpisah. Aku sedih mendengar dia sakit, aku juga sedih medengar dia susah makan. Bagaimana jika dia kenapa-napa? Aku memang crewet layaknya mak lampir, nyuruh ini dan itu. Masalahnya aku bukan marah, aku hanya takut jika dia telat makan mungkin akan sakit. Di kota besar hidup sendiri bagaimana jika tidak ada yang menengok nya??
Aku... apakah aku saja yang merasa nyaman seperti ini. Menjadi pendengar yang terbaik, kadang aku berusaha untuk tidak bergantung padanya tanpa harus meninggalkan dia seperti dulu, sering aku berfikir bagaimana cara agar kami berpisah. Aku memang takut akan berpisah, tapi aku lebih takut lagi jika aku kehilangannya tanpa kesiapan. Aku hanya belajar menerima kenyataan bahwa nanti, ini semua akan berakhir dan berubah. Hmmmm.... selalu ada salah faham jika kita bersama. Dari pihak dia, atau dari pihak aku sendiri.
Aku baru sadar bahwa sahabat lebih penting dari yang namanya pacar, tapi masalahnya adalah...kenyataan bahwa kita tak akan bersama lagi. Bahwa aku harus siap dengan keadaan itu, tapi saat ini aku merasa nyaman. Meski kita jauh kenyamanan itu terasa sampai disini, kabar setiap hari mampu menenangkan pikiran. Jika saja tak ada kabar rasanya was-was takut ada apa-apa. sahabat, aku tau selama ini aku tak pernah menjadi yang terbaik. Kamu tahu? Aku selalu berdoa disini, semoga tahun depan harapanmu untuk menikah terlaksana, jangan pernah bilang tidak akan menikah karena takut kehilangan aku. Kalo di pikir aku ini apa?? bukan yang terbaik untuk menjadi sahabatmu, bukankah aku pernah berhianat ketika kamu datang untuk penuhi janji kita, aku tak datang. Dengarkan aku, jangan perjuangkan aku atau kasihan aku akan sendiri, jangan sedih meski sendiri disini aku yakin mampu, aku hanya ingin kamu bahagia. Perjuangkan cintamu, kamu akan menikah dengan gadis yang kamu cinta selama ini. Dengarkan aku, rasanya kehilangan cinta itu seperti separuh nyawa kita hilang, sesaat seperti melayang berjalan tak menginjak bumi. Cukup aku yang gagal untuk saat ini, dan rasanya gagal itu sakit. Aku pun tak mau jika kamu gagal, aku hanya ingin kamu bahagia. Jangan hiraukan aku, aku meski jauh...dalam setiap langkahmu aku titipkan pada Tuhan, semoga Dia senantiasa menjagamu dan menyayangimu. Inginku tak banyak untukmu sahabat, aku ingin melihat kamu bahagia dengan wanita yang kamu perjuangkan, kamu selalu bilang “aku butuh cinta, tapi aku juga butuh sahabat” perkataanmu selalu membuat hatiku berfikir sahabat, dengarkan aku. Aku disini adalah sahabatmu, mengerti dan memahamu apapun yang terbaik untukmu. Aku akan selalu ada meski tak seperti ini, doaku akan selalu menyertaimu. Banyak hal yang telah kamu lakukan, hanya doa yang bisa aku berikan sahabat. Kadang aku sedih, jika aku ingat kita benar-benar akan berpisah. Tapi aku tak ingin kamu salah faham terus, kekasihmu mungkin cemburu. Tapi kamu tau? Aku tak ingin kamu jatuh dan gagal seperti aku.
aku bahagia bisa mengenalmu, dan menjadi sahabatmu. Waktu ini adalah waktu dimana aku berusaha melakukan yang terbaik agar kamu bahagia. Maaf jika aku cerewet, aku hanya ingin kamu bisa makan secara teratur. Jaga kesehatanmu, biarkan cerita kita menjadi kado terindah di masa muda kita. Menikahlah dengannya, jangan takut! Jadikan dia istrimu menjadi sahabat istimewa dalam hidupmu. Meski suatu saat aku yang terlupakan olehmu karena waktu, aku ikhlas! Karena bahagiamu adalah yang utama, kejar bahagiamu. Aku bukan hal yang pantas untuk kamu takutkan akan kehilangan sosok aku. Dengarkan aku, aku tau hidup itu keras. Bertindaklah tegas dalam setiap permasalahan, aku ingin dimana kita tak bersama kamu akan selalu menjadikan istrimu sebagai tempat curahan hati. Karena itu yang penting, jika aku ada dalam hidupmu aku akan menjadi penyebab kehancuran. Tapi aku sampai saat ini tak terbayang jika masa itu benar-benar datang. Gak tau pasti kehilanganmu adalah kesedihan yang luar biasa buat aku. Tapi aku akan ikut bahagia jika kamu tersenyum bahagia. Aku mohon, jangan katakan “aku takut kehilanganmu” karena itu akan menjadi kesedihan buat aku, dimana aku pun merasakan hal yang sama. Tapi ingat, aku sahabatmu mengerti apa yang menjadi bahagiamu, jangan takut meski waktu mengehentikan kita karena masa yang berbeda. Tapi waktu takan pernah merubah sejarah bahwa kita sahabat selamanya. Meski jauh kamu selalu ada dalam tiap baitan doa-doaku. Aku bahagia memiliki sahabat terbaik......



/>

0 komentar:

.comment-content a {display: none;}