Hari ini entah kenapa emosi dan rasa kecewa ku seolah
meledak. Aku hanya kecewa dulu yang katanya sahabat baik buat aku tiba-tiba
banyak berubah. Ada kabar mengejutkan baru menikah satu tahun dia di kabarkan
selingkuh dengan pria beristri dan memiliki anak balita. Ya, kabar ini aku tau
dari rekan kerja, memang tak percaya awalnya, tapi setelah pasang DP di BBM
berdua barulah aku percaya. Timbul rasa kecewa dan sedih sebagai seorang
sahabat aku berfikir bagaimana dia tergoda? Bagaimana jika suaminya tahu lalu
berakibat buruk, dan bagaimana perasaan istri dari si pria selingkuhannya ini,
akan banyak yang terluka.
Lalu aku berfikir panjang, aku beranikan diri untuk
bertanya baik-baik
Aku : beb, apa kabar? Bagaimana hubunganmu dengan suamimu?
Dia : ya, kenapa tanyakan itu? Aku jadi penasaran ni
Aku : aku dengar kamu bercerai, ia kah itu?
Dia :hahhahah, lucu kamu ada-ada aja, kenapa memang?
Aku : gak, Cuma nanya aja. Beb aku mohon jangan tergoda
sama yang belum pasti ya?
Dia : maksud kamu?
Aku : aku tau ini udah lama, hanya saja sebagai seorang
sahabat saya hanya ingin mengingatkan saja, jangan seperti itu kasihan suamimu,
aku liat kamu dengan peria lain. Dia tukang jualan ya?
Dia : dari mana kamu tau? Aku mohon please jawab
Sesaat emosi masih terkontrol, tah kenapa dia marah bahkan
bilang ini dosa buat saya, ini amal saya dan saya tau resikonya. Kenapa kamu
urusin saya?
Sungguh aku hanya kasian saja, mengingatkan tak ada maksud
apa-apa. mengumbar kemesraan di media sosial, bukan sekedar kata, tapi berani
berpose berdua. Dia sampai bilang “ngerasa diri paling bener aja” niatku hanya mengingatkan saja,
hanya kasian tidak lebih. Bukan untuk megajak ribut. Aku pikir dia akan
bagaimana? Tapi ternyata ketakutannya membuat marah dan balik bertanya aku tau
dari mana? Aku tau selingkuhannya tukang jualan di pasar. Please deh aku kasian
juga tuh ama anak istrinya.
Banyak yang berubah, apa hanya dulu menikah dengan suaminya
hanya liat dari segi mapanya aja, kenapa dia tega? Hebat abis lulus kuliah dan
wisuda selingkuh, barangkali suaminya nanti akan di tendang. Aku tau sifat dia
ko, tapi aku pikir sebagai wanita harusnya dia tau bagaimana rasanya jika dia
dalam posisi suaminya di hianatin. Sudahlah bukan urusanku, aku masih ingat
saat dia menikah satu tahun silam, aku dan Mae berdua pergi ke resepsi
pernikahannya, kita yang konon katanya sahabat SMA serasa kaku bagai orang
asing, salaman pun dia tidak mau, hanya sekedar menyapa pun enggan. Entah lah, Mae
saat itu kecewa aku juga sama. Ngapain ngundang kita berdua salamun pun tak
mau, tah apa maksudnya coba. Banyak berubah dia, kuliah sambil ngohonor di
salah satu SMP swasta, tapi apa tak malu melakukan hal semacam itu. Aku sedih
juga, dia banyak berubah, sombong, dan agak sange aku bilang. Sange itu gatel
ama laki-laki. Mungkin dampak kali ya, dampak suaminya jauh, jadi ya kaya gitu
kesepian, tapi kenapa harus sama laki-laki beristri?
Rasanya di hianatin itu sakit, rasanya ketika kita memiliki
sesuatu kemudian di rebut dengan cara paksa itu penuh kecewa dan sakit.
Bagaimana jika suatu saat dia mengalami hal serupa. Penghianatan, di campakkan.
Apa sanggup?
Sayang sekali dia salah faham, pesan ku singkat. Tapi
amarahnya berjubel, nikmati saja saat ini barangkali ini masih menggelapkan
matamu, tapi jika kemudian hari matamu terbuka dan kau terluka kamu juga harus
mampu menikmati keadaan seperti mata dan hatimu tertutup.
Seorang wanita, harusnya mampu menjaga kehormatannya
sendiri. Menjaga amanah suami ketika jauh ataupun dekat. Tugas kita sebagai
sahabat hanya mengingatkan, tapi jika tidak di terima dan malah dianya
marah-marah kaya gorila abaikan saja. Itu diluar hak kita, hanya mengingatkan
tidak lebih.
Aku selalu berfikir, orang yang sudah menikah kemudian
selingkuh gak mikir apa kalo ada orang yang akan tersakiti. Takutnya hanya
sampai dimana ke dua belah pihak hancur, gak nyangka! Tapi ya sudahlah, wanita
perebut suami orang atau seorang istri yang menghianati suaminya gak keren ko.
Malah kamseupay bener-bener kamseupay. Sayang kan sekolah tinggi kalo Cuma buat
dapet gelar doank? Sayang juga mengajar dan menjadi pendidik kalo gak bisa
ngedidik diri.
Apa enaknya berhianat?
Hianat barangkali indah di jalaninya, tapi hasilnya akan
membuat anda seperti sampah gak ada gunanya. Kalo belum menikah barangkali
masih ada toleransi ya, kalo sudah menikah ya apa bisa di kata? Wanita
selingkuh itu terdengar tabu..seperti tak punya hati. Sayang sekali kita tak
pernah tahu hati mereka ketika berlakon menjadi seorang penghianat, tapi kita
akan lihat kesudahannya akan melahirkan penyesalan.
Jangan hianati istri atau suami anda, mereka jelas orang
yang tulus yang menumpahkan hidupnya hanya untuk mendampingi anda. tapi
selingkuhan?? Hanya ingin mencari kepuasan kalo udah puas ya di buang, jadinya
sampah!
Jaga kehormatan anda, gunakan akal anda....
Belajarlah setia seperti pasangan anda yang rela hidup di
samping anda, walaupun dia tahu kekurangan anda tapi dia rela dan tulus setia
untuk anda!
0 komentar:
Post a Comment