Home » , » TUGAS KB 3 - MODUL PENGUATAN INTEGRITAS

TUGAS KB 3 - MODUL PENGUATAN INTEGRITAS

 

KB 3 PENGUATAN INTEGRITAS

1. Laporan Singkat

Upaya yang dapat dilakukan untuk membangun komitemen berintegritas dalam kehidupan di rumah, di sekolah atau dimanapun yaitu dengan mengenalkan nilai-nilai integritas serta memberi contoh penerapannya dalam kehidupan sehari hari, juga nilai-nilai tersebut dijadikan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari beberapan nilai integritas yang harus dijadikan pembiasaan diantaranya

a.    Kejujuran
Ajari anak untuk tidak mengambil kepunyaan orang lain, biasakan meminta ijin sebelum meminjam. Tidak mencontek, tumbuhkan kebanggaan saat ia berhasil dengan upaya sendiri. Dapat pula kita tekankan untuk berkata jujur dengan membiasakan anak bercerita secara terbuka, ajari mengakui kesalahannya, dan selalu tepati janji pada anak.

b.    Kesederhanaan
Ajarkan anak merasa cukup dengan apa yang dimiliki, setiap anak ingin membeli sesuatu ingatkan bahwa ia sudah punya di rumah. Biasakan membeli yang baru jika membutuhkan bukan menginginkan. Tekankan bahwa yang penting bukan baru atau bagusnya tapi fungsi dan manfaatnya.

c.    Kegigihan
Kalau menghadapi masalah jangan langsung dibantu, beri kepercayaan dan dukungan bahwa ia mampu menghadapi masalahnya sendiri. Misalnya belajar mengikat tali sepatu, naik sepeda, dll. Biasakan pula anak tidak selalu memilih jalan pintas, misalnya kalau ingin nilai bagus harus belajar bukan mencontek.

d.   Keberanian
Keberanian dan kepercayaan diri dapat dibangun dengan membiarkan anak berekplorasi dan belajar dari kesalahannya. Tanamkan nilai-nilai moral sejak kecil dan ajak anak melakukan apa yang diyakininya sebagai sesuatu yang benar. Misalnya membela teman yang diejek, berani menegur teman yang membuang sampah sembarangan, dan lan-lain.

e.    Rasa Tanggung Jawab
Ajari anak tentang konsekuensi, misalnya jika menumpahkan air maka harus dilap, jika merusak mainan temannya maka mencoba memperbaiki, berani mengakui kesalahan.
Dukung anak menyelesaikan tugasnya. Misalnya membereskan tempat tidur, mengerjakan PR, memberi makan hewan peliharaan, dan sebagainya.

f.     Kedisiplinan
Tumbuhkan disiplin dengan contoh, bukan paksaan, karena kita ingin datang dari dirinya sendiri. Kebiasaan tepat waktu, membuang sampah pada tempatnya, mengikuti peraturan di rumah atau di sekolah adalah beberapa bentuk disiplin yang bisa ditanamkan sejak kecil. Kuncinya adalah contoh dan konsistensi.

g.    Keadilan
Ajarkan konsep adil sesuai usianya, dan ajari anak berbagi.Tanamkan pula nilai bahwa setiap orang punya hak dan kewajiban yang sama dan harus diperlakukan dengan setara. Kita bisa menjadi contoh saat berinteraksi dengan bibi dan tukang kebun di rumah, dengan keluarga, maupun dengan rekan kerja, semua diperlakukan dengan sama.

h.    Kepedulian
Tumbuhkan empati sejak kecil, ajari anak tentang emosi, dan tunjukkan bagaimana caranya menunjukkan kepedulian dengan cara sederhana, misalnya menghibur teman yang sedih, berbagi makanan kepada teman yang tidak membawa bekal, menolong kucing yang sakit.

i.      Kerjasama
Berikan contoh saat di rumah atau di sekolah, bisa bekerjasama saat bermain atau menyelesaikan project, saat merapikan mainan, dan sebagainya. Perlihatkan pada anak bahwa dengan kerjasama pekerjaan kita lebih cepat selesai dan hasilnya lebih bagus.

Satu hal yang menjadi kendala saat ini dalam komitmen berintegritas yaitu kurangnya contoh atau teladan /orang yang memotivasi untuk selalu berintegrasi dimanapun dan kapanpun termasuk orang tua di rumah atau bahkan lingkungan sekitarnya banyak yang tidak komit terhadap nilai nilai integritas ini, sehingga anak meniru orangtua atau lingkungannya, dengan demikian ketidak konsistenan ini menjadi penghambat utama berdirinya integritas. Adapun untuk mengantisipasihal  tersebut yaitu harus adanya kekompakan setiap orangtua, setiap warga masyarakat, guru, untuk sama sama komitmen menjaga nilai nilai integritas menanamkan dalam diri dimanapun dan kapanpun, karena nilai integritas ini sebaiknya ditanamkan sedini mungkin agar anak menjadikannya sebagai kebiasaan dan pandangan hidup. Selain baik untuk membangun karakter anak, tentu menjadi upaya kita juga untuk mencegah dan akhirnya mengurangi tindak korupsi di sekitar kita.

Berikut daftar persoalan yang dihadapi dan cara menanggulanginya:

No

Persoalan yang dihadapi

Langkah Menanggulangi

1

Peserta didik tidak berkata jujur

Menjlaskan tentang pentingnya berkata jujur dalam lingkungan sekolah, rumah ( keluarga ) dan masyarakat serta manfaat karena memiliki sifat terpercaya, dan menjelaskan dampak negative tentang berkata bohong. Setiap hari terus diingatkan kembali dan mencontohkan suri taulada yang baik dalam setiap menasehati peserta didik tentang pentingnya berkata jujur.

2

Peserta didik berkata kasar

Menjelaskan pentingnya menjaga etika saat berbicara dan menjelaskan cerminan manusia yang bertika yang diterima dilingkungan masyarakat karena tutur kata yang sangat baik. Serta terus menerus memberi contoh tentang cara berbiacara yang baik dan sopan

3

Peserta didik tidak disiplin waktu

Masih ditemukannya siswa yang kesiangan merupakan persoalan yang selalu dihadapi bahkan selalu saja ada siswa yang seeprti itu, maka dari itu setiap masuk jam pertama maka pengabsenan sangat dibutuhkan, untuk menanggulamgi hal tersebut maka diadakan dialog bersama peserta didik alasan mengapa kesiangan apakah alasannya masuk akal atau hanya kemalasan saja. Jika memang malas, maka diberikan arahan betapa pentingnya menghargai waktu dan disipilin waktu, guna meraih masa depan yang gemilang dengan menggunakan sebaik mungkin. Mengingatkan akan pentingnya disiplin yang terus di ingatkan dan diberikan oleh Pendidik semoga mendapat hasil yang diharapkan

4

Peserta didik menyontek saat ulangan

Menyontek dalam dunia pendidikan merupakan sifat cikal bakal korupsi. Maka ini harus segera ditangani agar tidak terjadi hingga peserta didik tumbuh dewasa. Maka dari itu peserta didik diingatkan akan pentingnya hidup bertanggug jawab, jujur dan percaya diri

5

Peserta didik membuang sampah sembarangan

Setiap hari peserta didik diajarkan untuk tetap menjaga kebersihan, Karena kebersihan bagian dari iman dan pangkal dari kesehatan. Maka dari itu setiap hari selalu diingatkan tentang pentingnya menjaga lingkungan untuk hidup yang lebih sehat dan lebih baik

6

Peserta didik tidak mengerjakan tugas

Kurangnya tanggung jawab dari peserta didik adalah bentuk kurangnya integritas dari dalam peserta didik maka dari itu dalam setiap kesempatan saat masuk kelas selalu diingatkan bahwa menegrjakan tugas adalah bentuk tanggung jawab yang harus di pupuk dari sekarang, agar peserta didik sadar betapa menjadi manusia yang bertanggung jawab lebih mudah hidup ditengah masyarakat kini dan nanti

7

Peserta didik tidur di kelas

Dengan adanya teknologi yang semakin meningkat, maka peserta didik lebih asik dengan bermain game hingga lupa waktu. Maka dari itu Pendidik membentuk grup orang tua peserta didik untuk bekerja sama memonitot anaknya , agar istirahat tepat waktu dan tidak melulu memainkan gadget nya

 

2.   Langkah langkah perbaikan jangka pendek yaitu dengan cara mensosialisasikan kepada semua pihak mengenai nilai nilai integrasi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dimanapun dan kapanpun, serta mengajak orang tua agar berperan aktip bersama Pendidik mengontrol peserta didik dan mengingatkan dengan cara yang bijak, dan tetap menjadikan Pendidik dan orang tua peserta didik menunjukan sikap yang berintegritas menjadi manusia yang memiliki nilai luhur, agar peserta didik dapat meniru dan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.

 

 

 

3. Rancangan  Aktivitas  Penguatan Integrasi

Pelaksanaan Penguatan Integrasi disesuaikan dengan kurikulum pada satuan pendidikan masing-masing dan dapat dilakukan melalui tiga cara,
yaitu:

a.    Mengintegrasikan Pada Mata Pelajaran

pengintegrasian yang ada di dalam struktur kurikulum dan mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Sebagai kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler, setiap guru menyusun dokumen perencanaan
pembelajaran berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai mata pelajarannya masing-masing. Nilai-nilai iintegrasi ke dalam mata pelajaran sesuai topik utama nilai integrasi yang akan dikembangkan/dikuatkan pada sesi pembelajaran tersebut dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing. Misalnya,mata pelajaran IPA untuk SMP mengintegrasikan nilai nasionalisme dengan mendukung konservasi energi pada materi tentang energi.

b.    Mengimplementasikan Nilai Nilai Integrasi Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler

Implementasi kegiatan ekstra kurikuler yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Pada kegiatan ekstrakurikuler, satuan pendidikan melakukan penguatan kembali nilai-nilai karakter melalui berbagai kegiatan. Kegiatan ekskul dapat dilakukan melalui kolaborasi dengan masyarakat dan pihak lain/lembaga yang relevan

c.    Kegiatan Pembiasaan Melalui Budaya Sekolah

Dengan dibentuk dalam proses kegiatan rutin, spontan, pengkondisian, dan keteladanan warga sekolah. Kegiatan-kegiatan dilakukan di luar jam pembelajaran untuk memperkuat pembentukan karakter sesuai dengan situasi, kondisi, ketersediaan sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan.

d.   Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

Mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi kurikulum dalam mata pelajaran, baik itu secara tematik maupun terintegrasi dalam mata pelajaran.Memperkuat manajemen kelas, pilihan metodologi, dan evaluasi pengajaran.Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah.

e.    Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah

Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian sekolah. Menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan pendidikan. Melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah.

Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap potensi siswa melalui kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler. Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah. Mempertimbangkan norma, peraturan, dan tradisi sekolah.

f.     Penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat.

Memperkuat peranan Komite Sekolah dan orang tua sebagai pemangku kepentingan utama pendidikan. Melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai sumber pembelajaran seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri. Mensinergikan implementasi PPK dengan berbagai program yang ada dalam lingkup akademisi, pegiat pendidikan, dan LSM. Mensinkronkan program dan kegiatan melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, kementerian dan lembaga pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya.

 

 


/>

0 komentar:

.comment-content a {display: none;}