Saat itu tiba-tiba aku
teringat pada seseorang yang telah mengisi hidupku selama kurang lebih 5tahun,
rasa rindu hadir saat dimana aku mengingatnya. Semakin hari rasa rindu itu pun
semakin kuat. Saat malam tiba, rindu semakin besar tak tahu apa yang harus aku
lakukan, akhirnya aku memutuskan untuk berdoa agar tetap tenang. Dalam doa aku
berharap banyak, agar Tuhan memberikanku kesempatan satu kali lagi, agar aku
bisa bertemu dengan nya meski hanya beberapa menit saja. Dalam doa yang penuh
harap, aku juga berharap bisa mengobrol dengannya menanyakan kabar apa yang
telah terjadi selama kita tak bersama. Hari demi hari telah berlalu, tepat
tengah malam, aku semakin sulit untuk memejamkan mata. Lalu tiba-tiba telepon
genggam ku berbunyi, aku lihat dan aku mulai tersenyum. Orang yang selama ini
aku rindukan tiba-tiba ada dan meminta undangan pertemanan di salah satu medsos
akun milikku.
Aku menerimanya,
rasanya ingin memulai obrolan namun
semua serasa kaku. Akhirnya aku hanya melihat-lihat statusnya. Aku pikir
sudahlah, tak perlu aku yang memulai. Tapi selang beberapa menit kemudian dia
memulai obrolan, dia berkata bahwa dia masih menyimpan rasa, dan selalu ingat
namun bingung untuk memulai. Obrolan semakin hangat, lalu dia meminta agar kita
bisa bertemu langsung dan meminta kesempatan untuk memulai semuanya dari 0
kembali. Tanpa berfikir panjang aku pun mengiyakannya, aku ingin bertemu dan
ingin banyak bertanya tentang semuanya, aku selalu merasa hubungan ini tak ada
kata yang terucap secara pasti hingga kita benar-benar berpisah. Kami
memutuskan akan bertemu di dekat tempat kerja aku, aku sudah tak sabar menunggu
waktu itu. Tiba-tiba aku teringat semua yang telah terjadi, aku ingin sekali
jika dia memang serius dan memulai semuanya dia mampu membuktikan dengan niat
yang serius dengan membawa orang tua nya ke rumah ini. Aku teringat saat dimana
hubungan kami memasuki usia ke-4 saat itu, ayahku menanyakan bagaimana tentang
kelanjutan hubungan kami, lalu tiba-tiba selama hampir dua minggu dia
menghilang tak ada kabar, dan datang kembali serta memberikan alasan yang saat
itu aku masih mau menerimanya dia tak berani datang ke rumah dan sempat
menghilang, memasuki usia hunbungan kami yang ke-5 semua terasa sia-sia dan
sulit, apa yang aku perjuangkan dan aku pertahankan serasa sia-sia. Bagaimana
tidak, hubungan ini serasa hambar, dingin dan tak ada tujuan yang pasti. Bahkan
dia terkesan cuek. Aku jadi teringat saat hubungan kita memasuki usia ke-3 dia
pernah selingkuh, dia pernah pergi saat aku banyak tugas kuliah dan banyak
masalah. Dengan seenaknya dia pergi hampir berbulan-bulan, hingga aku anggap
saat itu kita telah berpisah. Lalu tiba-tiba dia datang lagi, bahkan Dia
meminta maaf dan berjanji tak akan mengulang salah yang sama. Aku
bertahun-tahun yakin bahwa dia akan berubah dan aku selalu menunggunya, tapi???
tahun ke-5 adalah tahun yang amat sangat berat. Dimana hubungan ini seharusnya
memiliki arah dan tujuan, setiap aku menanyakan rencana pernikahan dia selalu menghindar. Tibalah saat aku di
uji Tuhan dengan masalah yang hebat dengan segudang masalah dan keadaan yang
sangat sulit yang harus aku hadapi, janji akan berubah pun hanya omong belaka.
Untuk ke dua kalinya dia pergi meninggalkanku saat aku susah. Rasanya sakit
sekali, saat masalah tiba ingin rasanya orang yang kita sayang memberikan kita
semangat agar bisa menjalaninya. Saat itu hidup serasa sulit, aku harus hadapi
sendiri, sangat sakit hati ini, serasa tak berarti lagi. Namun mata mulai
terbuka saat itu, aku yang begitu mencintainya dan mengharapkannya tiba-tiba
mati rasa dan dingin, aku tak perduli lagi. Cukup tau, jika memang dia adalah
orang yang menyayangi kita dia tak akan tega meninggalkan kita dengan masalah
yang kita hadapi, bukan nya menolong malah pergi dengan enaknya. Aku selalu
bertahan dalam kondisi dan apapun meski dia susah sekalipun, tapi ini balasan
yang ia berikan. Aku mulai sadar bahwa dia tidak benar-benar mencintai aku. Aku
teringat semuanya dengan kejadian di masa itu. Aku mulai berfikir kembali
jangan sampai aku bodoh dan jatuh dalam ke salahan yang sama, menjalani hidup
tak pasti dengan orang yang hanya datang di saat dia butuh. Lalu aku bertanya,
kenapa orang ini setelah dua tahun hubungan ini berakhir datang tanpa merasa
bersalah dan meminta memulai kembali dari awal. Aku bingung, aku yakin dia akan
melakukan salah yang sama. Aku mencari aman, lalu aku bertanya tentang
pekerjaannya. Dia bilang saat ini masih menunggu panggilan kerja, setelah habis
kontrak. Dalam hati aku mulai berkata “ oh pantas dia menganggur makanya dia datang
lagi, saat dia kerja apa dia ingat sama aku ?”. lalu akupun tak ingin ambil
resiko seperti dulu lagi, aku yang menunggunya saat dia belum lulus dan belum
kerja jika di pikir aku hanya menghabiskan waktu dan materiku. Jika aku ingat
kembali, aku tak pernah berani meminta sepeserpun uang darinya. Tapi dengan
tanpa malu dia sering memintaku dengan cara halus untuk ingin beli ini dan itu.
Aku mikir lagi, jangan sampai materi dan waktuku terbuang percuma untuk orang
yang datang pada kita saat butuhnya saja dan meninggalkan kita saat kita
mendapat masalah. Akhirnya aku putuskan untuk tidak bertemu, janji kami untuk
bertemu pun batal, karena aku sudah mencium hal buruk yang dulu pernah terjadi
akan terulang lagi. Lalu aku katakan padanya, datanglah bersama orang tua mu ke
rumahku. Jika niatmu adalah baik, maka kita akan meresmikan hubungan kita
setidaknya orang tua kita tahu, jika niatmu benar maka kamu akan datang ke
rumah, jika memang kamu datang maka aku akan menunggumu. Dan alhasil dia pun
mundur dan megatakan maaf untuk datang ke rumah tidak bisa. Aku terpikir bahwa
hubungan yang di jalin oleh dua orang, bukan hanya menyatukan hubungan di
antara mereka saja. Namun menghubungkan dua keluarga. Sayangnya lagi ke dua
orang tua ku juga tak berharap orang itu datang lagi dalam hidupku. Aku sadar
dia tak akan berubah, entah apa yang membuat aku mencintainya. Saat teringat
semua tentang apa yang ia lakukan, aku rasa aku tak akan bisa untuk memulai
hubungan lagi dengannya. Ini adalah hal bodoh, tindakan bodoh dan juga
perlakuan bodoh yang pernah saya alami. Akhirnya, aku menghapus pertemanan dan
aku merasa lebih tenang setidaknya aku tahu, bahwa dia tidak pantas untuk di
tunggu. Jika laki-laki yang benar saat di tantang untuk datang ke rumah dia
pasti akan datang, tapi ini? Banyak omongan dan alasan tak jelas. Dulu aku
memang wanita yang teramat bodoh, tapi aku tak mau di bodohi lagi. Orang yang
telah di berikan kesempatan berkali kali dan membuat kesalahan yang sama dan
berkali kali juga, tak pantas untuk di percaya lagi. Karena aku seorang wanita,
butuh kepastian dalam sebuah hubungan, butuh laki-laki yang menjadi rekan dan
teman hidup yang baik, bertahan dalam keadaan susah dan senang. Bukan pergi
saat salah satu pasangan tertimpa musibah, dan datang saat butuhnya saja.
Hmmmmm…. Bodoh jika aku mengharapkannya lagi. Benar-benar bodoh, untuk doa ku
terjawab sudah, setidaknya aku tahu dia tidak pantas untuk di harapkan.
0 komentar:
Post a Comment