Home » , » TENTANG HUJAN, RINDU DAN MEMORI DI MASA LALU

TENTANG HUJAN, RINDU DAN MEMORI DI MASA LALU

Ini tentang rindu yang masih tersimpan, ini tentang kenangan yang sulit terhapus, ini tentang rasa yang sulit terucap hingga kini. Aku memang masih menyimpan rindu dan harapan tentangnya, namun sulit bagiku untuk memulai dari awal lagi. Terkadang hati begitu merindukan kehadirannya, namun di sisi lain hati juga menolak tentang keberadaannya. Bagaimana tidak? Dia pergi tanpa memberikan kabar dan menghilang begitu saja, saat hati menjerit tak ada kabar pasti yang bisa menjelaskan tentang keputusannya pergi begitu saja. Aku tahu, betapa besar rasa cintanya untukku, aku bisa merasakannya, ketulusannya, kasih sayang nya dan juga perhatiannya saat itu, itulah mengapa hingga saat ini tak ada yang mampu menggantikannya. Namun aku tak bisa menerima alasan apapun ketika dia pergi berhari-hari tanpa kabar, aku menghubunginya berkali-kali namun dia menolaknya, mengirim pesan singkat tak ada balasan. Saat itu aku sedih sekali, hati ku terluka di tinggalkan tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba dia datang kembali pertama memang aku mencoba memahami sikapnya dan alasannya. Namun aku yang selalu berfikir dia mencintaiku tidak meungkin pergi tanpa alasan yang jelas. Saat itu aku memang tahu, betapa hatinya terluka karena dia tidak setuju ayahnya menikah lagi. Ibunya sudah meninggal sekitar 4 tahun yang lalu, dia merasa tertekan dan memang jika masalah mengahampirinya dia selalu pergi dari rumah hingga lupa bahwa ada aku yang selalu menunggu kabar darinya. Salahnya dia ketika di rundung masalah selalu melampiaskan amarahnya kepadaku, beberapa kali aku memahaminya beberapa kali aku menerimanya kembali. Tapi hubungan ini bukan tempat yang bisa ditinggalkan begitu saja, lalu datang kembali tanpa penyesalan. Setiap kali mengahadapi masalah imbasnya ujung-ujungnya hubungan ini yang terancam bubar. Dia seperti tak menganggap arti hadirku, dia tak pernah mau berbagi duka denganku, dia selalu pergi dan datang tanpa permisi. Setiap hubungan pasti memiliki tujuan untuk di bangun dan di jalani bersama. Jika sudah masuk pada pernikahan apa bisa dia berubah sikap dan lebih menghargai keberadaanku. Namun kecerobohannya selalu di ulang, dia benar-benar pergi hingga berbulan-bulan lalu dia datang lagi, menelpon ku tanpa henti dan mengirim pesan untukku. Tapi aku malas menanggapinya, dia selalu melakukan salah yang sama. Andai saja salahnya tak pernah di ulang, andai saja aku di anggapnya sebagai sahabat agar bisa berbagi, tapi?? Dia sepertinya tidak nyaman jika harus bercerita dengan ku, aku selalu berfikir apakah ini yang akan terjadi jika suatu saat kita menikah dan mengalami suatu masalah, apakah dia akan pergi meninggalkanku? Seribu Tanya hinggap menghampiriku dan enggan pergi, tapi aku pun bukan satu kali memberinya kesempatan agar tidak mengulang salah yang sama. Aku abaikan saja telpon darinya, aku mengirim pesan singkat bahwa hubungan kita memang sudah berakhir sejak dia pergi tanpa alasan yang jelas untuk kesekian kalinya. Sudah hampir 3 tahun perpisahan kami hingga saat ini. Namun terkadang aku masih mengingatnya dan sulit untuk menghapus bayangnya. Ingatanku kembali ke masa lalu saat aku pulang kerja, mengendarai motor sendiri, untuk pertama kalinya saat itu hujan turun setelah kemarau yang cukup panjang, di perjalanan tiba-tiba aku teringat sosok yang dulu pernah mengisi hidupku. Lalu aku berhenti sejenak untuk berteduh, melihat tetesan air hujan serasa membawa ku kembali ke masa lalu, di mana dulu jika hujan seperti ini kita sedang dalam perjalanan kita akan meneruskan perjalanan atau berhenti sejenak dan berteduh bersama. Semua terasa hangat, semua terasa indah meski takut dengan kilatan dan petir, kita berdiri di ruko-ruko dan kita melihat air hujan bersama. Tiba-tiba aku teringat itu semua, padahal perjalananku menuju rumah masih jauh, langit begitu mendung aku berteduh dan melihat tetesan air hujan, tapi aku tak mau diam dan larut dalam sedihku. Aku beranjak pergi, air membasahi wajahku hingga seluruh tubuhku tak ada yang tahu, dalam turunnya hujan aku meneteskan kerinduan di masa lalu. Aku selalu ingat saat dulu masih bersama, saat suasana sedang hangat jalan-jalan mengendarai motor menuju tempat-tempat wisata selalu berdua saat itu masih terasa indah, tapi kini tinggal kenangan. Beberapa hari kemudian, saat malam telah tiba. Suara hp ku berbunyi dan aku lihat ada undangan pertemanan baru, ternyata itu dia aku tersenyum dan menerimanya. Mungkin diapun teringat ke masa lalu, aku sendiri tak tahu dari mana dia tahu pin ku. Akhirnya kita berbincang-bincang suasana terasa hangat. Tapi?? Aku tahu sekarang dia sudah tidak sendiri, namun dia ingin kembali. Aku tak bisa, jika ada orang yang menemaninya tak mungkin bisa aku menyingkirkannya, aku menolaknya dan aku menghapusnya. Aku tak mampu lagi berandai-andai untuk kembali ke masa itu, karena aku tahu sikap dia tak pernah berubah yang datang dan pergi secara tiba-tiba. Tapi hujan selalu mengingatkanku pada kehangatan yang di balut oleh suara rintik air hujan, hujan itu tentang memori, rindu, harapan dan guyuran kenangan yang terpercik tiap tetes yang turun.

Ini tentang rinduku, ini tentang rasaku, tapi ini tentang kesunyian dalam hatiku tanpa hadirnya lagi. Kini aku melangkah dan berharap hujan mampu menghapus jejaknya dalam hidupku, karena kini aku tahu dia tak sendiri lagi, dan aku harus mampu berjalan melawan waktu melupakan masa lalu. Meski sulit aku menahan rindu, meski hati terselimuti sepi tapi aku yakin waktu dapat menyembuhkan luka ini dan kembali menatap kehidupan yang penuh dengan kepastian.


/>

0 komentar:

.comment-content a {display: none;}