Ini
tentang rindu yang masih tersimpan, ini tentang kenangan yang sulit terhapus,
ini tentang rasa yang sulit terucap hingga kini. Aku memang masih menyimpan
rindu dan harapan tentangnya, namun sulit bagiku untuk memulai dari awal lagi.
Terkadang hati begitu merindukan kehadirannya, namun di sisi lain hati juga
menolak tentang keberadaannya. Bagaimana tidak? Dia pergi tanpa memberikan
kabar dan menghilang begitu saja, saat hati menjerit tak ada kabar pasti yang
bisa menjelaskan tentang keputusannya pergi begitu saja. Aku tahu, betapa besar
rasa cintanya untukku, aku bisa merasakannya, ketulusannya, kasih sayang nya
dan juga perhatiannya saat itu, itulah mengapa hingga saat ini tak ada yang
mampu menggantikannya. Namun aku tak bisa menerima alasan apapun ketika dia
pergi berhari-hari tanpa kabar, aku menghubunginya berkali-kali namun dia
menolaknya, mengirim pesan singkat tak ada balasan. Saat itu aku sedih sekali,
hati ku terluka di tinggalkan tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba dia datang
kembali pertama memang aku mencoba memahami sikapnya dan alasannya. Namun aku
yang selalu berfikir dia mencintaiku tidak meungkin pergi tanpa alasan yang
jelas. Saat itu aku memang tahu, betapa hatinya terluka karena dia tidak setuju
ayahnya menikah lagi. Ibunya sudah meninggal sekitar 4 tahun yang lalu, dia
merasa tertekan dan memang jika masalah mengahampirinya dia selalu pergi dari
rumah hingga lupa bahwa ada aku yang selalu menunggu kabar darinya. Salahnya
dia ketika di rundung masalah selalu melampiaskan amarahnya kepadaku, beberapa
kali aku memahaminya beberapa kali aku menerimanya kembali. Tapi hubungan ini
bukan tempat yang bisa ditinggalkan begitu saja, lalu datang kembali tanpa
penyesalan. Setiap kali mengahadapi masalah imbasnya ujung-ujungnya hubungan ini
yang terancam bubar. Dia seperti tak menganggap arti hadirku, dia tak pernah
mau berbagi duka denganku, dia selalu pergi dan datang tanpa permisi. Setiap
hubungan pasti memiliki tujuan untuk di bangun dan di jalani bersama. Jika
sudah masuk pada pernikahan apa bisa dia berubah sikap dan lebih menghargai
keberadaanku. Namun kecerobohannya selalu di ulang, dia benar-benar pergi
hingga berbulan-bulan lalu dia datang lagi, menelpon ku tanpa henti dan
mengirim pesan untukku. Tapi aku malas menanggapinya, dia selalu melakukan
salah yang sama. Andai saja salahnya tak pernah di ulang, andai saja aku di
anggapnya sebagai sahabat agar bisa berbagi, tapi?? Dia sepertinya tidak nyaman
jika harus bercerita dengan ku, aku selalu berfikir apakah ini yang akan
terjadi jika suatu saat kita menikah dan mengalami suatu masalah, apakah dia
akan pergi meninggalkanku? Seribu Tanya hinggap menghampiriku dan enggan pergi,
tapi aku pun bukan satu kali memberinya kesempatan agar tidak mengulang salah yang
sama. Aku abaikan saja telpon darinya, aku mengirim pesan singkat bahwa
hubungan kita memang sudah berakhir sejak dia pergi tanpa alasan yang jelas
untuk kesekian kalinya. Sudah hampir 3 tahun perpisahan kami hingga saat ini.
Namun terkadang aku masih mengingatnya dan sulit untuk menghapus bayangnya.
Ingatanku kembali ke masa lalu saat aku pulang kerja, mengendarai motor
sendiri, untuk pertama kalinya saat itu hujan turun setelah kemarau yang cukup
panjang, di perjalanan tiba-tiba aku teringat sosok yang dulu pernah mengisi
hidupku. Lalu aku berhenti sejenak untuk berteduh, melihat tetesan air hujan
serasa membawa ku kembali ke masa lalu, di mana dulu jika hujan seperti ini
kita sedang dalam perjalanan kita akan meneruskan perjalanan atau berhenti
sejenak dan berteduh bersama. Semua terasa hangat, semua terasa indah meski
takut dengan kilatan dan petir, kita berdiri di ruko-ruko dan kita melihat air
hujan bersama. Tiba-tiba aku teringat itu semua, padahal perjalananku menuju
rumah masih jauh, langit begitu mendung aku berteduh dan melihat tetesan air
hujan, tapi aku tak mau diam dan larut dalam sedihku. Aku beranjak pergi, air
membasahi wajahku hingga seluruh tubuhku tak ada yang tahu, dalam turunnya
hujan aku meneteskan kerinduan di masa lalu. Aku selalu ingat saat dulu masih
bersama, saat suasana sedang hangat jalan-jalan mengendarai motor menuju
tempat-tempat wisata selalu berdua saat itu masih terasa indah, tapi kini
tinggal kenangan. Beberapa hari kemudian, saat malam telah tiba. Suara hp ku
berbunyi dan aku lihat ada undangan pertemanan baru, ternyata itu dia aku
tersenyum dan menerimanya. Mungkin diapun teringat ke masa lalu, aku sendiri
tak tahu dari mana dia tahu pin ku. Akhirnya kita berbincang-bincang suasana
terasa hangat. Tapi?? Aku tahu sekarang dia sudah tidak sendiri, namun dia
ingin kembali. Aku tak bisa, jika ada orang yang menemaninya tak mungkin bisa
aku menyingkirkannya, aku menolaknya dan aku menghapusnya. Aku tak mampu lagi
berandai-andai untuk kembali ke masa itu, karena aku tahu sikap dia tak pernah
berubah yang datang dan pergi secara tiba-tiba. Tapi hujan selalu mengingatkanku pada kehangatan yang di balut oleh suara
rintik air hujan, hujan itu tentang memori, rindu, harapan dan guyuran kenangan
yang terpercik tiap tetes yang turun.
Ini
tentang rinduku, ini tentang rasaku, tapi ini tentang kesunyian dalam hatiku
tanpa hadirnya lagi. Kini aku melangkah dan berharap hujan mampu menghapus
jejaknya dalam hidupku, karena kini aku tahu dia tak sendiri lagi, dan aku
harus mampu berjalan melawan waktu melupakan masa lalu. Meski sulit aku menahan
rindu, meski hati terselimuti sepi tapi aku yakin waktu dapat menyembuhkan luka
ini dan kembali menatap kehidupan yang penuh dengan kepastian.
0 komentar:
Post a Comment