Dalam diam bukan berarti mulut terbungkam, meski tubuh ini
kaku dan terbaring namun jiwa ini melayang jauh dan jiwa ini merintih dalam
tangisan, duka di sini di dalam dada sulit untuk di sembuhkan.
Waktu kian berlalu, hari demi hari kian terlewati. Namun
bayang masa lalu jelas masih terasa serasa masa kini serasa masih baru dan
serasa baru saja kemarin. Di sini jiwa yang lemah merintih dalam pedih dan luka.
Mencari sebuah alasan dari ketidakfahaman yang telah terjadi. Terkadang aku
diam dan berfikir, mulutku terkunci dan mata ku terpejam dalam hati aku berkata “apakah tak ada artinya aku di mata
kamu? Apakah perjuangan kita berdua selama ini tak ada artinya? Beri aku alasan
kenapa kamu pergi tinggalkan aku?!” dan
sampai saat ini pedih ini masih terasa begitu sakit.